Latar belakang: Pembatasan asupan cairan merupakan regimen paling sulit diikuti oleh Pasien Hemodialiasa (HD), sehingga menyebabkan peningkatan Interdialytic Weight Gain (IDWG) dengan berbagai komplikasi. Self-efficacy mejadi faktor utama yang mempengaruhi perilaku perawatan diri (self-care behavior) pasien penyakit kronik dan prediktor utama kepatuhan pembatasan cairan pasien HD. Dengan menilai dan mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap self-efficacy perawat akan terbantu dalam memprediksi serta menjadi dasar untuk memodifikasi perilaku pasien terkait regimen pengobatan maupun pembatasan cairan. Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan self-efficacy pembatasan cairan pada pasien HD. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2019 di ruang HD RSUD M. Yunus Bengkulu dengan melibatkan 80 responden yang direkrut menggunakan tekhnik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah Indonesian Fluid Intake Appraisal Inventory (I-FAI). Analisa data dilakukan dengan uji Independent T-test. Hasil: Dari 80 responden, 38,8% berusia 46-55 tahun, 51,3% berjenis kelamin perempuan, 35% berpendidikan menengah, 50% tidak bekerja, 95% telah menikah, dan 63% disertai penyakit hipertensi, 43,8% sudah menjalani HD selama 13 bulan-5 tahun, 60,0% mengalami anuria, 51,3% menjalankan ibadah puasa ramadhan, skor rata-rata self-efficacy pembatasan cairan adalah 218 dengan rentang nilai 164 hingga 276. Terdapat hubungan bermakna antara puasa ramadhan dengan self-efficacy pembatasan cairan pasien hemodialisa (p=0,006), dan tidak ada hubungan bermakna antara lama hemodialisa dan daly urine output dengan self-efficacy pembatasan cairan pasien HD. Saran: Tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan edukasi dengan guideline puasa ramadhan pada pasien HD karena puasa merupakan faktor yang signifikan berhubungan dengan self-efficacy pembatasan cairan. Kata Kunci: Self-efficacy, Pembatasan Cairan, Hemodialisa.