Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

MAKNA SEPUNDU BAGI MASYARAKAT AGAMA HINDU KAHARINGAN DALAM UPACARA TIWAH DI DESA TUMBANG MANJUL KECAMATAN SERUYAN HULU KABUPATEN SERUYAN Norhalisa; Eddy Lion; Dotrimensi
Jurnal Paris Langkis Vol 1 No 1 (2020): Vol 1 No.1 Edisi Agustus 2020
Publisher : PPKn, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.264 KB) | DOI: 10.37304/paris.v1i1.1666

Abstract

The issues discussed are the Meaning of Sapundu for Hindu Kaharingan Religion in the Tiwah Ceremony for the Community in Tumbang Manjul Village, Seruyan Hulu District, Seruyan District. Seruyan The object of this research is all the people involved in the research. The research method used is the Qualitative Inductive method. The instruments of this research include: observation sheet, interview to find out the meaning of Sapundu for Hindu Kaharingan Religion in Tiwah Ceremony for the Community in Tumbang Manjul Village, Seruyan Hulu District, Seruyan District. Data analysis techniques, the authors use descriptive analysis as follows: data collection, data reduction, presentation data or data display then drawing conclusions or data verification. The results of this study are the meaning of sapundu for the kaharingan religious community is a place to bind animal victims as an intermediary bodyguard for spirits that died to go to lewu tatau or heaven. Sapundu statue has a function that is as education, especially in Hindu education from Tattwa, Susila and the third ceremony. This is the basic framework of Hinduism. The value of Tattwa education can be seen from the attributes of God, Social can be assessed from human behavior during his lifetime described with the sapundu statue. The religious function in the Sapundu Statue for the Hindu Kaharingan community interprets sacred and sacred acts and symbols that are profane with symbolic interactions Adapun permasalahan yang dibahas yaitu Makna Sapundu Bagi Agama Hindu Kaharingan Dalam Upacara Tiwah Bagi Masyarakat Di Desa Tumbang Manjul Kecamatan Seruyan Hulu Kabupaten Seruyan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Makna Sapundu Bagi Agama Hindiu Kaharingan Dalam Upacara Tiwah Bagi Masyarakat Di Desa Tumbang Manjul Kecamatan Seruyan Hulu Kabupaten Seruyan Objek dalam penelitian ini adalah semua masyarakat yang terlibat dalam penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Induktif Kualitatif. Instrumen penelitian ini meliputi : lembar observasi, wawancara untuk mengetahui Makna Sapundu Bagi Agama Hindu Kaharingan Dalam Upacara Tiwah Bagi Masyarakat Di Desa Tumbang Manjul Kecamatan Seruyan Hulu Kabupaten Seruyan.Teknik analisis data, penulis menggunakan analisis deskriptif Sebagai Berikut: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data atau display data kemudian penarikan kesimpulan atau verifikasi data. Hasil penelitian ini adalah Makna sapundu bagi masyarakat agama kaharingan adalah tempat mengikat hewan korban sebagai perantara pengawal bagi roh yang meningal untuk menuju lewu tatau atau surga. Patung Sapundu mempunyai fungsi yaitu sebagai pendidikan, terutama dalam pendidikan Agama Hindu dari Tattwa, Susila dan Upacara ketiga hal ini merupakan kerangka dasar Agama Hindu.Nilai pendidikan Tattwa dapat dilihat dari sifat-sifat Tuhan, Sosial dapat dinilai dari tingkah laku manusia pada masa hidupnya digambarkan dengan patung sapundu.Fungsi religius dalam Patung Sapundu bagi masyarakat Hindu Kaharingan menginterpretasikan tindakan dan simbol-simbol yang bersifat sakral dan mensakralkan yang bersifat profan dengan interaksi simbolik
PENDIDIKAN HUKUM SERTA KODE ETIK BIJAK DAN CERDAS BERMEDIA SOSIAL PADA SISWA-SISWI SMKN 2 PALANGKA RAYA Firman; Triyani; Dotrimensi; Suryadi
Jurnal Paris Langkis Vol 4 No 2 (2024): Edisi Maret 2024
Publisher : PPKn, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/paris.v4i2.14888

Abstract

Tujuan penelitian ini yakni untuk memberkan gambaran dan analisis terkait pentingnya pendidikan hukum serta pemahaman terkait kode etik dalam bermedia sosial. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Hukum Empiris yang langsung turun kelapangan dimana menggunakan fakta-fakta empiris yang diambil dari perilaku manusia, baik perilaku verbal yang didapat ataupun dari wawancara atau survei yang bersumber pada perilaku nyata dilakukan secara pengamatan langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bijak dan cerdas bermedia sosial sangat perlu dilakukan oleh siswa-siswi sekarang ini supaya tidak terjurumus pada penyimpangan-penyimpangan yang mengarah pada hal yang negatif. Siswa-siswi adalah generasi muda yang akan menjadi agen perubahan dalam memajukan bangsa dan negara. Maka dengan adanya pendidikan hukum, kesadaran hukum, larangan pelanggaran media sosial berdasarkan UU ITE, kode etik bermedia sosial, dan tindakan preventif dan refresif penyimpangan bermedia sosial. Hal ini yang akan menjadikan siswa-siswi terarah dan bisa memanfaatkan media sosial sebagai literasi belajar dan menjauhi pebuatan yang melanggar hukum. Peraturan perundang-undangan mengenai aturan bermedia sosial sudah ada akan tetapi perlunya juga petunjuk teknis atau pedoman berupa kode etik bermedia sosial yang akan melengkapi aturan dan menjadikan terciptanya kepastian hukum.
Empowerment Community: Gerakan Literasi Digital dalam Mendukung Taman Harati sebagai Edutourism di Desa Bukit Liti, Kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau Ali Sunarno; Triyani, Triyani; Dotrimensi; Yuana Ledy Prilia; Muhammad Darwin; Andes Cintia Nungrum
Jurnal Pengabdian Kampus Vol 12 No 2 (2025): Jurnal Pengabdian Kampus
Publisher : LPPM Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52850/jpm-upr.v12i2.22839

Abstract

Villages hold a strategic position in national development, particularly in Indonesia. The tourism sector is an effective way to develop villages and improve community welfare. Village tourism development often utilizes a community empowerment approach. Edutourism, or tourism integrated with education, is a promising approach to developing the tourism sector in Indonesia. Digital transformation has become a crucial instrument in accelerating village development, particularly in the education-based tourism sector. Therefore, the development of a digital literacy movement is a crucial factor in developing Harati Park as an edutourism destination in Bukit Liti Village. To achieve this, several programs were implemented, including Socialization and Field Orientation, Photography and Promotional Content Training, Videography and Promotional Content Training, and Promotional Content Editing Training. Evaluation results revealed that participants gained increased knowledge, skills, and insight in creating photography, videography, and content editing. This serves as a foundation for developing Harati Park as an edutourism destination in Bukit Liti Village.
PENDEKATAN PEMBELAJARAN SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELEGENCY (SAVI) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PADA MATERI DINAMIKA PENERAPAN PANCASILA DARI MASA KE MASA DI KELAS IX Lana, Davi; Karliani, Eli; Dotrimensi
Jurnal Paris Langkis Vol 1 No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : PPKn, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.573 KB) | DOI: 10.37304/paris.v1i2.2284

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk media pembelajaran berbentuk video pada mata pelajaran PPkn pada materi dinamika penerapan pancasila dari masa ke masa. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatam SAVI adalah pendekatan ini dapat diterapkan dalam pembelajaran yang ada dikelas dan merupakan suatu alternatif dalam meningkatkan pemahaman dan kreativitas siswa dalam pembelajaran. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) . Hasil dari penelitian ini adalah. 1) Langkah – langkah pengembangan media video dengan SAVI pada materi Dinamika Penerapan Pancasila Dari Masa Ke Masa. a) tahap pengumpulan informasi, yakni : Studi literatur, studi pustaka dan kisi-kisi instrument pengumpulan data b) tahap perencanaan, yakni : membuat scrip, registrasi powton,editing animasi,voice over, filmora, penggabungan video animasi dan export. c) tahap pengembangan, yakni : story board dan layout. d) tahap validasi. Yakni : Ahli materi dan Ahli media. 2) Hasil Uji Kelayakan Media Video Dengan SAVI Pada Materi Dinamika Penerapan Pancasila Dari Masa Ke Masa. a) validasi ahli materi dan ahli media, dapat diketahui hasil validasi ahli materi sebesar 3,75 dan jika dikonversikan ke dalam bentuk persentase adalah sebesar 75%, b) hasil validasi ahli media sebesar 3,87 , dan jika dikonversikan ke dalam bentuk persentase adalah sebesar 88%. Pendekatan SAVI berpangkal pada empat komponen yaitu Somatic, Audiotory, Visual, Intelegency. Somatic mengutamakan aspek jasmaniah, audiotory pada segi pemanfaatan suara (audio), visual pada penggunaan media video atau lainnya yang dapat dilihat, sedangkan intelegency penekanan pada kegiatan berpikir untuk memecahkan masalah.
KARUNGUT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN NILAI-NILAI PANCASILA PADA MATERI MEMPERKUAT KOMITMEN KEBANGSAAN AGEL, PEPE RUSMITHA; Dotrimensi; Tardimanto, Yuyuk; Mustika, Maryam
Jurnal Paris Langkis Vol 3 No 1 (2022): Edisi Agustus 2022
Publisher : PPKn, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/paris.v3i1.5201

Abstract

Adapun permasalah yang dibahas yaitu bagaimana penggunaan lagu Karungut sebagai media pembelajaran nilai-nilai pancasila pada mmateri memperkuat komitmen kebangsaan kelas VIII SMP dan bagaimana kelayakan lagu Karungut sebagai media pemblejaran nilai-nilai pancasiala pada materi memperkuat komitmen kebangsaan kelas VIII SMP. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media Karungut sebagai media pembelajaran nilai-nilai pancasila pada materi memperkuat kimitmen kebangsaan kelas viii smp serta untuk mengetahui bagaimana respon peserta didik ada Karungut sebagai media pembelajaran nilai-nilai pancasila pada materi memperkuat komitmmen kebangsaan kelas VIII SMP Metode penelitian yang digunakan adalah R&D sederhana. Menurut Sugiyono dalam Haryati ( 2012) berpendapat bahwa, metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu. Instrumen adlah suatu alat yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan, instrument penelitian ini meliputi: wawncara studi literature, dokumentasi, dan validasi. Teknik analisis data, penulis menggunakan: analisi kualitatif dan analisi validasi kemudian penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengembangan media dengan memuat lagu Karungut dalam media pembelajaran memperkuat komitmen kebangsaan pada mata pelajaran PPKn kelas VIII semester 2 dapat dikatakan berhasil dan efektif untuk pembelajaran. Serta dari hasil wawancara guru dan melihat respon peserta didik secara langsung media yang dikembangkan sudah cukup baik dan layak untuk digunakan oleh guru dan peserta didik. Kata kunci : karungut; media pembelajaran; memperkuat komitmen kebangsaan; nilai-nilai pancasila