Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Ecological Intelligence in Local Wisdom of The Tengger Tribe as Learning Sources of Social Studies Ali Sunarno; Nana Supriatna
PAEDAGOGIA Vol 26, No 1 (2023): PAEDAGOGIA Jilid 26 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/paedagogia.v26i1.71215

Abstract

The Tengger tribe has local wisdom as a form of ecological intelligence in minimizing natural damage. Local wisdom is important to be bequeathed to the next generation, but the current globalization hampers the process of inheriting these values. Education, in this case, Social Studies subjects, is heavily responsible for internalizing these noble values. This article was written based on the results of a qualitative descriptive study that explored the potential of the local wisdom of the Tengger people related to ecological intelligence. Based on the research results, the people of the Tengger Tribe have wisdom in managing land, forests/trees, and water. Local wisdom, a form of ecological intelligence, can be adopted as a Social Studies learning resource in junior high schools in the Merdeka Curriculum. The research results are expected to be used as a reference in developing Social Studies learning based on local culture.
INTEGRASI NILAI-NILAI KEBANGSAAN: SUATU METODE PEMBELAJARAN DALAM MENANGKAL RADIKALISME Asep Ikbal; Ali Sunarno; Firman
Jurnal Paris Langkis Vol 3 No 2 (2023): Edisi Maret 2023
Publisher : PPKn, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/paris.v3i2.8470

Abstract

Penelitian ini dilakukan terhadap para guru dan dosen alumni Training of Trainer Nilai-nilai Kebangsaan Lemhannas RI yang berada di Jawa Barat. Kewajiban untuk menyebarluaskan nilai-nilai kebangsaan menjadi kewajiban setiap warga negara terutama para guru dan dosen. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi deskriptif dengan analisis mendalam terhadap berbagai metode yang digunakan oleh guru dan dosen dalam mengingternalisasikan nilai-nilai kebangsaan kepada para siswa dan mahasiswa. Adapun hasil yang didapatkan dari penelitian ini antara lain; 1) nilai-nilai kebangsaan yang terdiri dari empat belas nilai dikembangkan oleh Lemhannas RI yang bersumber dari empat consensus dasar bangsa; 2) keempat nilai yang dikembangkan oleh Lemhannas RI diinternalisasikan oleh para guru dan dosen kepada mata pelajaran masing-masing; 3) Para siswa dan mahasiswa yang mendapatkan nilai-nilai kebangsaan melalui pembelajaran yang diterima menunjukan indikator peningkatan rasa nasionalisme. Kata Kunci: Dosen, Guru, Pembelajaran, Radikalisme, Internalisasi
PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP IKLAN YANG MENYESATKAN DARI PERSPEKTIF HUKUM PERDATA DAN KODE ETIK PERIKLANAN INDONESIA Firman; Ali Sunarno; Asep Ikbal
Jurnal Paris Langkis Vol 3 No 2 (2023): Edisi Maret 2023
Publisher : PPKn, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/paris.v3i2.8675

Abstract

Adanya iklan menyesatkan yang tidak sesuai dengan kebenarannya berakibat pada hak dari konsumen yang dirugikan, sehingga menimbulkan permasalahan antara pihak konsumen dengan pihak pelaku usaha dan pihak yang mengiklankan produk tersebut. Sehingga yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah menentukan standarisasi penentuan informasi iklan yang menyesatkan, bentuk perlindungan hukum perdata dan kode etik periklanan Indonesia, serta tanggung jawab perusahaan pemasang iklan menyesatkan yang telah melakukan perbuatan melawan hukum. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif, mengkaji dengan menggunakan pendekatan peraturan per’undang-undangan dan pendapat para ahli hukum sebagai dasar dalam penulisan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan adanya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan Kode Etik Periklanan di Indonesia dapat menentukan apakah iklan itu menyesatkan atau tidak sesuai dengan tindakan kecurangan, ada unsur berbohong, dan ada unsur perbuatan mengelabui sesuai dengan ketentuan yang ada, serta terdapat perlindungan hukum bagi konsumen yang dirugikan oleh pelaku usaha atas iklan yang menyesatkan dari kecurangan pelaku usaha dan pihak pengiklan yang mendapatkan keuntungan. Serta pelaku usaha periklanan harus bertanggung jawab dengan akibat dari iklan yang menyesatkan sesuai dengan Pasal 1365 KUH Perdata dan Pasal 20 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
UPAYA MEMINIMALISIR KASUS INTOLERANSI DALAM PENDIRIAN TEMPAT IBADAH DEMI TERCIPTANYA KOHESI SOSIAL PADA MASYARAKAT MULTIKULTURAL DI KALIMANTAN TENGAH Ali Sunarno; Firman; Asep Ikbal; Lala Indrawati
Jurnal Paris Langkis Vol 3 No 2 (2023): Edisi Maret 2023
Publisher : PPKn, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/paris.v3i2.8719

Abstract

Abstrak Maraknya kasus intoleransi dalam mendirikan tempat ibadah masih sering terjadi di Indonesia. Sikap toleransi sangat diperlukan untuk meminimalisir adanya “nafsu intoleransi” dalam pluralisme dan multikulturalisme Indonesia. Artikel ini membahas tentang peranti “kohesi sosial” untuk meminimalisir terjadinya kasus intoleransi dalam pendirian tempat ibadah. Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui kasus intoleransi dalam mendirikan tempat ibadah serta upaya untuk meminimalisir kasus tersebut. Tulisan ini merupakan hasil penelitian kualitatif inkuiri filosofis (philosophical inquiry) yang melibatkan penggunaan mekanisme analisis intelektual untuk memperjelas makna, membuat nilai menjadi nyata, mengidentifikasi toleransi, dan studi tentang hakikat toleransi. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa faktor penyebab terjadinya kasus intoleransi dalam mendirikan tempat ibadah yaitu: masih bertumpu pada pemahaman distingtif, sikap fanatisme yang berlebihan, rumitnya prosedur perizinan pendirian tempat ibadah bagi kelompok minoritas, serta minimnya kesadaran akan sikap toleransi. Perlunya kolaborasi peran antara pihak pemerintah, masyarakat, dan akademisi dalam upaya meminimalisir permasalahan ini. Kata Kunci: Intoleransi, tempat ibadah, kohesi sosial.
Multicultural Education in the Cultural Arts Festival at Sahabat Alam Palangka Raya School Ali Sunarno; Cyndi Hutagalung; Dandi Ansa Faulus; Fitri; I Wayan Wahyu Andriana; Lala Indrawati; Melin; Nor Hapipah; Syukur Setia Zai
Jurnal Ijtihad Vol 7 No 1 (2023): PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/multikultural.v7i1.18820

Abstract

This research is motivate by one fact that cannot be denied for Indonesia, namely a multicultural society. A multicultural society has the potential to become a capital for the nation’s progress, but it does not rule out the possibility that it will become a gap and an opportunity for turmoil to arise, such as social conflict, intolerance, and even division. Providing education in the form of instilling the value of multicultural education from an early age is a form of strategic alternative efforts to suppress and prevent destructive social conflicts. Multicultural education is an attempt to build a person’s mindset to appreaciate diversity within a framework of equality in order to develop social skills. One of the formal education that implements and internalizes multicultural education through special programs in order to realize student’s understanding of the urgency of multicultural education is Sekolah Sahabat Alam. Sekolah Sahabat Alam holds an arts and culture festival at the end of each semester. The cultural festival functions as a concept to provide understanding to students so that they live with mutual respect, appreciation, and tolerance. The problem formulation of this research is how to apply multicultural education in cultural festivals at Sekolah Sahabat Alam in Palangka Raya. This research method was used descriptive research intended to describe the context of multicultural education in the cultural arts festival at Sekolah Sahabat Alam in Palangka Raya. Multicultural education is used as a concrete first step planting good things, this planting can be seen from several activities implemented by Sekolah Sahabat Alam; 1) Cultural festivals as tool for cultural encounters and seeds for seeding multicultural awareness 2) Multicultural education in the creativity of cultural festivals. Keywords: Multicultural Education, Cultural Arts Festival, Sekolah Sahabat Alam
EKSISTENSI UANG JUJURAN DALAM PERNIKAHAN ADAT BANJAR: Perspektif Tokoh Agama Dan Generasi Muda Ali Sunarno; Anisa Dewi; Debi Rumenta Sitorus; Erni Supriyani; Mia Handriani
Jurnal Ilmiah Muqoddimah: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hummaniora Vol 7, No 2 (2023): Agustus 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jim.v7i2.2023.414-419

Abstract

AbstrakSalah satu adat Banjar terkait dengan perkawinan adalah pemberian uang jujuran yang merupakan kewajiban dari pihak keluarga laki-laki kepada pihak keluarga perempuan. Namun demikian, teknologi dan zaman yang berkembang dapat mempengaruhi eksistensi budaya dan budaya lokal dengan kekecewaan terhadap kejujuran uang. Penelitian ini bertujuan untuk menyelediki keberadaan uang jujuran pada pernikahan adat Banjar terutama dalam perspektif tokoh agama dan generasi muda. Penelitian menggunakan metode deskriptif deskriptif dengan mewawancarai 7 informan yang terdiri dari tokoh agama dan anak muda. Penelitian juga dilakukan melalui observasi dan dokumentasi terhadap adat pernikahan Banjar di Banjarmasin dan Martapura Kalimantan Selatan. Hasil penelitian menunjukkanbahwa:(1) Uang jujuran dianggap oleh masyarakat menjadi kewajiban sebelum melangsungkan pernikahan yang nantinya uang tersebut digunakan untuk keperluan resepsi dan modal awal berumah tangga. (2) Besaran uang jujuran tergantung pada beberapa faktor antara lain: kebiasaan setempat (jumlah pasar), kedudukan sosial, tingkat pendidikan, dan kecantikan calon pengantin perempuan. Meskipun demikian jumlah uang jujuran tidak bersifat mutlak dan kembali pada kesepakatan kedua belah pihak. (3) Secara agama uang jujuran bukan kewajiban karena tidak menjadi syarat sahnya pernikahan.Uang jujuran diperbolehkan menurut agama kecuali jika memberatkan pihak laki-laki sehingga berpotensi membatalkan pernikahan, besaran uang jujuran menjadi bahan kesombongan dan menaikkan status sosial, serta menjadi ajang gengsi di masyarakat. (4) Perspektif anak muda terhadap uang jujuran diklasifikasikan menjadi dua pandangan yaitu perspektif pihak-laki yang memberi dan pihak perempuan laki-laki yang menerima uang jujuran. Pihak laki - laki sebenarnya sedikit menolak adanya uang jujuran karena dianggap memberatkan, namun karena sudah menjadi adat maka jujuran sudah dianggap lumrah dan wajib. Di sisi lain pihak perempuan menganggap bahwa kejujuran uang merupakan kewajiban laki-laki dan menjadi bukti keseriusan untuk diikat serta penggunaannya untuk kepentingan bersama. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, menarik untuk dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pro dan kontra pemberian uang jujuran pada pernikahan adat Banjar. Pihak laki - laki sebenarnya sedikit menolak adanya uang jujuran karena dianggap memberatkan, namun karena sudah menjadi adat maka jujuran sudah dianggap lumrah dan wajib. Di sisi lain pihak perempuan menganggap bahwa kejujuran uang merupakan kewajiban laki-laki dan menjadi bukti keseriusan untuk diikat serta penggunaannya untuk kepentingan bersama. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, menarik untuk dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pro dan kontra pemberian uang jujuran pada pernikahan adat Banjar. Pihak laki - laki sebenarnya sedikit menolak adanya uang jujuran karena dianggap memberatkan, namun karena sudah menjadi adat maka jujuran sudah dianggap lumrah dan wajib. Di sisi lain pihak perempuan menganggap bahwa kejujuran uang merupakan kewajiban laki-laki dan menjadi bukti keseriusan untuk dingin serta penggunaannya untuk kepentingan bersama. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, menarik untuk dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pro dan kontra pemberian uang jujuran pada pernikahan adat Banjar.Kata Kunci : Uang Jujur, Pernikahan, Adat Banjar
MENGULIK SEJARAH MUSEUM WASAKA DAN KONTRIBUSINYA BAGI KOTA BANJARMASIN Suryadi Suryadi; Priska Fitria Dewi; Ali Sunarno; Lili Desy; Etnisa Dayana; Veronicha Rut Cristia
Jambura History and Culture Journal Vol 6, No 1 (2024): Januari
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jhcj.v6i1.21235

Abstract

The Wasaka Museum in Banjarmasin plays a pivotal role in enhancing historical awareness and knowledge of local culture. This research, employing historical and qualitative methods, gathered data through interviews, observations, and documentation to analyze the museum's contribution to the city's development. With collections including traditional weapons, ceremonial attire, paintings, and significant documents, the museum not only preserves artifacts but also serves as a cultural learning center. It aids in uncovering hidden cultural values and promotes the history and cultural beauty of Banjarmasin, significantly contributing to the formation of Indonesian society and urban development, with a vision to become a center for the preservation of historical values.
The environmental awareness character of elementary school students in the Kahayan River basin: Comparative study in rural and urban areas Sunarno, Ali; Suryadi, Suryadi; Karliani, Eli; Sangalang, Ronald Hadibowo
Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS Vol. 9, No. 2
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um022v9i12024p102

Abstract

This study compares the environmental awareness character of elementary school students in the Kahayan River Basin, Central Kalimantan Province, who live in rural and urban areas. It is a quantitative study using survey data collection methods. The survey was conducted on 60 students: 30 students from SDN Bukit Rawi 1, located in a rural area, and 30 students from SDN Percobaan Palangka Raya, in an urban area. The survey used a questionnaire containing 20 statements with five answer options, using a Likert scale. The collected data is then analyzed using descriptive percentage analysis. The results showed that students living in rural areas of the Kahayan River Basin had better environmental awareness than those living in urban areas. The majority, 70 percent of rural students, demonstrated "Very Good" ecological awareness, while the majority, 73 percent, of urban students, showed "Good" environmental awareness (one level below "Very Good"). Furthermore, rural students had an average score of 90.59 (Very Good), compared to urban students with an average score of 84.30 (Good). The researchers suggest further studies on the factors influencing students' environmental awareness and the development of products/programs to enhance environmental awareness among students in the Kahayan River Basin.
PENGARUH PENGGUNAAN SMARTPHONE TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR SISWA PADA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 PALANGKA RAYA Soma, Putu Artha; Ikhsan , Ibnu; Dotrimensi, Dotrimensi; Sunarno, Ali
SOCIAL : Jurnal Inovasi Pendidikan IPS Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/social.v5i1.4573

Abstract

Smartphones have become an inseparable part of adolescent life, including in the educational environment. This study aims to analyze the effect of smartphone usage duration on the concentration of learning of class XI students at SMA Negeri 1 Palangka Raya. The research method used is a quantitative approach with data collection techniques through a Likert scale-based questionnaire. The research sample consisted of 40 students selected using purposive sampling techniques. Validity and reliability tests showed that the research instrument had good quality. The results showed that there was a significant relationship between smartphone usage and students' concentration of learning. Based on a simple linear regression analysis, a regression equation was obtained (Y = 1.570 + 0.753X), which showed that every increase in smartphone usage had an impact on decreasing concentration of learning. In addition, the Wilcoxon Signed-Ranks Test with a significance value (p <0.001) showed a significant difference in concentration of learning before and after smartphone use. This study has limitations in sample coverage and has not considered other external factors that can affect concentration of learning. Therefore, further research is recommended to use a wider sample and consider other aspects such as learning motivation and educational environment. ABSTRAKSmartphone telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan remaja, termasuk dalam lingkungan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh durasi penggunaan smartphone terhadap konsentrasi belajar siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Palangka Raya. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui kuesioner berbasis skala Likert. Sampel penelitian terdiri dari 40 siswa yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Uji validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen penelitian memiliki kualitas yang baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan smartphone dan konsentrasi belajar siswa. Berdasarkan analisis regresi linear sederhana, diperoleh persamaan regresi (Y = 1,570 + 0,753X ), yang menunjukkan bahwa setiap peningkatan dalam penggunaan smartphone berdampak pada penurunan konsentrasi belajar. Selain itu, uji Wilcoxon Signed-Ranks Test dengan nilai signifikansi (p<0,001) menunjukkan adanya perbedaan signifikan dalam konsentrasi belajar sebelum dan sesudah penggunaan smartphone. Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam cakupan sampel dan belum mempertimbangkan faktor eksternal lain yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan sampel yang lebih luas dan mempertimbangkan aspek lain seperti motivasi belajar dan lingkungan pendidikan. 
ETIKA DALAM PEMANFAATAN KECERDASAN BUATAN DI KELAS IX SMP Ibnu Ikhsan; Putu Artasoma; Eli Karliani; Ali Sunarno
SCIENCE : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/science.v5i1.4518

Abstract

The aim of this study is to analyze the impact of artificial intelligence (AI) usage on student learning behavior and academic integrity at SMP Negeri 8 Palangka Raya. This research employs a descriptive qualitative approach with data collection techniques through observations and structured interviews. Observations were made to understand how students use AI to complete tasks and the role of teachers in guiding ethical technology use. The findings show that AI facilitates task completion, but its misuse may undermine academic honesty and students' critical thinking skills. Teachers play a crucial role in teaching the ethics of technology use and maintaining academic integrity. One effective method found is asking students to explain their work and cross-check it with AI platforms to detect plagiarism. Research recommendations include improving digital ethics education for students and teachers, establishing clear policies on AI use in learning, and providing training for teachers. Future research is recommended to examine the long-term effects of AI on student development. ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah menganalisis dampak penggunaan kecerdasan buatan terhadap perilaku belajar dan integritas akademik siswa di SMP Negeri 8 Palangka Raya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara terstruktur. Observasi dilakukan untuk memahami bagaimana kecerdasan buatan digunakan siswa dalam menyelesaikan tugas, serta peran guru dalam mengarahkan penggunaan teknologi secara etis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kecerdasan buatan mempermudah penyelesaian tugas, namun penggunaannya yang tidak bijak berpotensi menurunkan kejujuran akademik dan kemampuan berpikir kritis siswa. Guru berperan penting dalam mengajarkan etika penggunaan teknologi dan menjaga integritas akademik. Salah satu metode efektif yang ditemukan adalah meminta siswa menjelaskan kembali tulisan mereka dan mencocokkannya dengan platform kecerdasan buatan untuk mendeteksi plagiarisme. Rekomendasi penelitian mencakup peningkatan pendidikan etika digital bagi siswa dan guru, penyusunan kebijakan penggunaan kecerdasan buatan dalam pembelajaran, serta pelatihan bagi guru. Peneliti lanjutan disarankan untuk mengkaji dampak jangka panjang kecerdasan buatan pada perkembangan siswa.