Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PELATIHAN SERVICE EXCELLENT GUNA MENINGKATKAN KOMPETENSI SOSIAL GURU DAN LAYANAN PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH DI KECAMATAN TEMPEL Kusumaningtyas, Dian Artha; Fitrianawati, Meita; ishafit
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract The lack of optimal service skills, especially educational services in the Tempel Muhammadiyah Branch, made the community service team and partners agree to organize service excellence training for teachers and education personnel in Muhammadiyah schools. The partner in this activity is the Muhammadiyah Branch Leadership of Tempel District. This activity aims to (1) provide insight into the components of service excellence that must be known, understood and mastered by teachers and educators - (2) practically realize the ability to provide excellent service. The methods used in this community service are coordination with community service partners and the Foundation that oversees them, training activities and workshops, training on communication skills in education, learning strategies to improve services, service techniques, training implementation and mentoring, and evaluation of activities. The result of this community service activity is the realization of excellent service patterns by teachers and education personnel. Another result is that there is an increase in excellent service in schools Abstrak Kurangnya optimalnya keterampilan pelayanan khususnya pelayanan pendidikan di lingkungan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tempel membuat tim pengabdian masyarakat dan mitra sepakat untuk menyelenggarakan pelatihan service excellence kepada guru dan tenaga pendidikan di sekolah muhammadiyah. Mitra dalam kegiatan ini adalah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kecamatan Tempel. Kegiatan ini bertujuan (1) memberi wawasan mengenai komponen service excellent yang harus diketahui, dipahami dan dikuasai oleh pada guru dan tenaga pendidik- (2) secara praktis mewujudkan kemampuan dalam memberikan pelayanan yang prima. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini yaitu koordinasi dengan mitra pengabdian masyarakat dan Yayasan yang menaungi, aktivitas pelatihan dan workshop, pelatihan tentang keterampilan komunikasi di dunia pendidikan, strategi pembelajaran untuk meningkatkan layanan, Teknik pelayanan, implementasi pelatihan serta pendampingan, dan evaluasi kegiatan.Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah terwujudnya pola pelayanan prima oleh para guru dan tenaga kependidikan. Hasil lainnya adalah terdapat peningkatan pelayanan prima di sekolah.
Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Metode Eksperimen Virtual PhET pada Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Radianti, Ita; Ishafit
Jurnal Genesis Indonesia Vol. 4 No. 01 (2025): Jurnal Genesis Indonesia
Publisher : The Indonesian Institute of Science and Technology Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56741/jgi.v4i01.818

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains peserta didik menggunakan model inkuiri terbimbing berbantuan PhET pada materi teori kinetic gas dan efektivitas penerapan model pembelajaran inkuiri termbimbing dengan metode eksperimen virtual PhET. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Sukadana. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pemberian pretest dan posttest control group design. Adapun subjek penelitian ini adalah seluruh peserta didik peserta didik kelas XI IPA 1 sebagai kelompok eksperimen dan XI IPA 2 sebagai kelompok kontrol, masing-masing kelas terdapat 25 orang. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan instrumen tes keterampilan proses sains. rata-rata keterampilan proses sains peserta didik pada saat pretes pada kelompok eksperimen adalah 21,92 dan pada kelompok kontrol 22,23, setelah diberikan perlakuan, rata-rata keterampilan proses sains peserta didik mengalami peningkatan menjadi pada kelompok eksperimen hasil tes keterampilan proses sains 31,76 dan kelompok kontrol 24,44. Peningkatan ini dibuktikan juga dengan hasil N-gain 0,6 termasuk dalam kategori sedang di kelompok eksperimen dan 0,1 dalam kategori rendah di kelompok kontrol, untuk ektifitas pembelajaran dengan model inquiri terbimbing dengan PhET pada kelompok eksperimen di peroleh sebesar 88% dengan kategori tinggi dan 72% pada kelompok kontrol dengan kategori sedang. Sehingga model pembelajaran model inkuiri terbimbing dengan metode eksperimen virtual PhET lebih efektif digunakan dalam meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik.
SUBJECTIVE EXPERIENCE AND OBJECTIVE MEASUREMENT: INTEGRATING NEWTON'S LAWS AND SMARTPHONE SENSORS IN PHYSICS LEARNING Nurul Fitria; Ishafit; Okimustava; Fida Afifah; Sri Wahyuni; Ermelinda; Zellius Ragiliawan
Multidiciplinary Output Research For Actual and International Issue (MORFAI) Vol. 5 No. 2 (2025): Multidiciplinary Output Research For Actual and International Issue
Publisher : RADJA PUBLIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54443/morfai.v5i2.3851

Abstract

In today’s digital era, physics education demands more contextual and technology-integrated approaches to bridge abstract concepts with real-world experiences. This study aims to develop an innovative approach in physics learning by utilizing smartphone sensors to analyze the vertical motion dynamics of an elevator based on Newton’s Laws. The experiment was conducted in a five-story elevator at BRIDA Surakarta using the Phyphox application, which employs the smartphone’s built-in accelerometer and barometer. The modes "acceleration without g" and "elevator" were used to record real-time data of acceleration, velocity, and altitude. Data was collected through ten trials—five upward and five downward motion cycles. The recorded data revealed maximum acceleration values of ±8 m/s², aligning with the typical operational range of elevators (6–10 m/s²), while the altitude change was approximately ±18 meters, corresponding to the actual height of the building. The elevator’s motion was clearly segmented into three phases: initial acceleration, constant velocity, and deceleration. In each phase, passengers experienced distinct physical sensations—from feeling pressed down, to normal, to weightless—which closely correlated with the recorded acceleration data. These findings strongly validate the application of Newton’s Laws in non-inertial systems and the alignment between subjective sensations and quantitative measurements. Beyond reinforcing conceptual understanding through firsthand experience, this approach encourages active student engagement and enables experimentation without reliance on conventional physics laboratories. The study affirms that smartphone-based technologies hold great potential in democratizing access to scientific instrumentation and enhancing the quality of STEM education in a contextual, inclusive, and applicable manner.