Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Efek Segera Jamu X terhadap Kadar Asam Urat Darah Relawan Hiperurisemia Harmanto, Ning; Nando, Aryaprana; Tjahjadi, Vivi Kurniati
Cermin Dunia Kedokteran Vol 46, No 2 (2019): Penyakit Dalam
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.677 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v46i2.516

Abstract

Tujuan: Mengetahui efek segera jamu X terhadap kadar asam urat darah subjek hiperurisemia. Metode: Subjek merupakan pasien klinikpengobatan tradisional di Jakarta. Kadar asam urat darah sewaktu diperiksa sebelum dan satu jam sesudah pemberian jamu X per oral. Perbedaan kadar asam urat darah diuji dengan Wilcoxon Rank Sum Test. Hasil: Subjek sejumlah 9 orang, 7 pria dan 2 wanita, usia rata-rata 28,78±14,27 tahun. Kadar asam urat darah sewaktu sebelum pemberian 7,42±0,90 mg/dL, dan sesudahnya 6,03±0,96 mg/dL (p<0,05). Simpulan: Jamu X menurunkan kadar asam urat darah secara bermakna pada subjek dengan kadar asam urat darah di atas normal.Aim: To observe the immediate effect of Indonesian herbal liquid X on blood uric acid level among high blood uric acid subjects. Methods:Subjects were patients in a traditional medicine clinic in Jakarta who agreed to be tested. Their random blood uric acid level were measuredbefore and one hour post ingestion of two spoonful of herbal liquid X. Data was analyzed with Wilcoxon Rank Sum Test. Results: The test wasdone on 9 subjects, 7 males and 2 females, with average 28.78±14.27 years old. The average random blood uric acid level before treatment was7.42±0.90 mg/dL, and after treatment was 6.03±0.96 mg/dL (p<0.05). Conclusion: The herbal liquid X was significantly lowered random blooduric acid levels among those with raised blood uric acid level.
Efek Segera Jamu J terhadap Kadar Kolesterol Subjek Normo dan Hiperkolesterolemi Harmanto, Ning; -, Jumaroh; Nando, Aryaprana; Japaries, Willie
Cermin Dunia Kedokteran Vol 42, No 6 (2015): Malaria
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.121 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v42i6.1000

Abstract

Tujuan: Analisis deskriptif terhadap data kadar kolesterol darah subjek sebelum dan sesudah diberi jamu J. Metodologi: Subjek terdiri atas pasien yang diberi jamu J. Sebelum dan satu jam sesudah diberi J peroral, pada subjek diperiksa kadar kolesterol total darah sewaktu. Dilakukan tes-t dua ekor untuk menguji perbedaan antara kadar kolesterol darah pasca pemberian dibandingkan pra pemberian J. Hasil: Subjek sejumlah 41 orang, 21 wanita dan 20 pria, usia rata-rata 45,66±14,03 tahun. Kadar kolesterol darah sewaktu rata-rata sebelum diberi jamu J adalah 232,98±37,02 mg/dl, dan sesudahnya adalah 194,12±34,85 mg/dl. (P<0,01). Perubahan kadar kolesterol darah pada subkelompok subjek dengan kadar kolesterol darah pra-pemberian J kurang dari 200mg/dl (N=8), tidak signifikan (P>0,05). Simpulan: Jamu J berefek menurunkan kolesterol darah sangat signifikan (P<0,01), khususnya subjek dengan kadar kolesterol total di atas 200mg/dl. Pada subjek dengan kadar kolesterol darah 200mg/dl atau kurang, J perubahan kadar kolesterol darah tidak signifikan (P>0,05).Aim: This study was to describe the immediate effect of Indonesian herbal liquid J on total blood cholesterol level among normo and hypercholesterolemic subjects. Materials and methods: Subjects were clients/patients of a traditional medicine clinic in Jakarta who had agreed to be tested. Their random blood cholesterol levels were measured before and one hour post ingestion of two spoonful of herbal liquid J. The pre and post ingestion data were analyzed with paired t test. Results: There were 41 subjects, 21 females and 20 males, with average 45,66±14,03 years old. Their average random blood total cholesterol level before treatment was 232,98±37,02 mg/dl, and after treatment was 194,12±34,85 mg/dl. The difference was highly significant (P<0.01). In subgroup with initial blood total cholesterol levels below 200mg/dl there was no significant change of blood total cholesterol (P>0,05) after ingestion of J. Conclusion: The herbal liquid J was significantly decrease random blood total cholesterol levels (P<0,01), especially among those with initial level of 200mg/dl and above. Among subjects with initial blood total cholesterol levels below 200mg/dl, the change was not significant (P>0.05).
Terapi Makanan dan Akupunktur Berbasis Traditional Chinese Medicine untuk Kasus Obstipasi Kronis Refrakter Nando, Aryaprana; Sisilia Indradjaja, Cinderella; Sukaputra, Wijono Agussalim; Japaries, Willie
Cermin Dunia Kedokteran Vol 48, No 7 (2021): Infeksi - [Covid - 19]
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.063 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v48i7.1456

Abstract

Latar belakang: Sembelit merupakan gangguan buang air besar yang cukup banyak diderita masyarakat. Tujuan: Analisis kasus obstipasi kronis refrakter yang diterapi dengan metode pengobatan tradisional Tiongkok (TCM). Kasus. Wanita 26 tahun, menderita obstipasi selama 8 tahun, telah makan banyak pepaya, berobat ke beberapa dokter, diberi terapi pelunak feses dan laksatif, namun kurang berhasil. Dengan metode TCM didiagnosis sebagai sindrom Qi jantung lemah.Terapi akupunktur dan mengonsumsi daun singkong. Setelah diterapi 7 kali dalam sekitar satu bulan, obstipasi teratasi. Simpulan: Kasus obstipasi kronis refrakter yang kurang berhasil diterapi dengan pelunak feses dan laksatif serta konsumsi buah, berhasil diatasi dengan terapi akupunktur dan konsumsi daun singkong berdasarkan diagnosis TCM.Background: Obstipation or difficulty in defecation is frequently found in practice. Aim: Analysis on a case of chronic refractory obstipation treated by traditional chinese medicine (TCM) approaches. Case: A woman aged 26 years suffering from eight years of refractory obstipation. Consumption of papaya and prescribed fecal softener and laxative were unsatisfactory. TCM diagnosis is cardiac Qi weakness. After treated with acupuncture and consuming cassava leaves seven times in more than a month, her obstipation was relieved. Conclusion: A case of chronic refractory obstipation unsuccesfully treated conventionally with papaya, fecal softener and laxative, relieved by TCM approach using acupuncture and cassava leaves. 
Effects of Ginger Brown Sugar Decoction on Reducing Primary Dysmenorrhea Pain with Yang Deficiency Syndrome Setiyawati, Erna; Nando, Aryaprana; Khuril R, Muslihatin; Anwar, Laode Muhamad; Xaverius , Franciscus
Eduvest - Journal of Universal Studies Vol. 5 No. 8 (2025): Eduvest - Journal of Universal Studies
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/eduvest.v5i8.52072

Abstract

Menstrual pain (dysmenorrhea) affects approximately 45–95% of women of reproductive age in Indonesia and may interfere with daily activities. Dysmenorrhea is a gynecological disorder caused by an imbalance of progesterone in the blood, leading to pain. In Traditional Chinese Medicine (TCM), dysmenorrhea is referred to as tongjing and is often associated with yang deficiency syndrome. Ginger and palm sugar decoction has natural warming, anti-inflammatory, and analgesic effects, making it suitable for treating cold-type menstrual pain based on TCM principles. Objective: To determine the effect of ginger and palm sugar decoction on reducing primary dysmenorrhea in adolescents with yang deficiency syndrome. Methods: A quantitative study using a single-group pretest-posttest design without a control group. A total of 20 adolescent girls aged 10–18 were given the decoction three times a day for two days. The study was conducted at Mitshaqul Ummah Islamic Boarding School, Cianjur Regency. Results: The average pain score decreased from 4.10 to 1.75 after intervention. The Paired Sample T-Test showed a t-value of 14.104 (df = 19) with a significance level of p < 0.001, indicating a statistically significant reduction in pain. A 50% decrease was also found in seven key indicators of yang deficiency symptoms, based on a TCM physical constitution questionnaire. Conclusion: Ginger and palm sugar decoction significantly reduces the severity of primary dysmenorrhea and alleviates symptoms of yang deficiency. These findings are consistent with TCM principles, which emphasize warming the body and strengthening yang energy to relieve pain.
Pengaruh Konsumsi Ziziphus Jujuba Terhadap Kelelahan Akut Pada Remaja Dengan Sindrom Defesiensi Qi di Ponpes Mitsaqul Ummah Supangkat, Embang; Nando, Aryaprana; Khuril R, Muslihatin; Anwar, Laode Muhamad; Xaverius, Franciscus
Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO) Vol. 7 No. 2 (2025): Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)
Publisher : CV. Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelelahan akut pada remaja merupakan permasalahan yang kian meningkat, terutama pada lingkungan berasrama seperti pondok pesantren yang memiliki aktivitas padat. Dalam perspektif Pengobatan Tradisional Tiongkok (PTT), kondisi ini banyak dikaitkan dengan sindrom defisiensi Qi, yakni ketidakseimbangan energi vital tubuh. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh konsumsi Ziziphus jujuba (Angco) terhadap kelelahan akut pada remaja dengan sindrom defisiensi Qi di Pondok Pesantren Mitsaqul Ummah, Cianjur, serta menganalisis perubahan tingkat kelelahan dan efektivitasnya dalam konteks kehidupan pesantren.. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain quasi experimental tipe one group pre-post test. Subjek penelitian berjumlah 20 remaja yang memenuhi kriteria sindrom defisiensi Qi. Intervensi berupa konsumsi Angco dalam bentuk seduhan sebanyak tiga kali sehari sebelum makan selama enam hari berturut-turut. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner skala konstitusi tubuh TCM. Teknik analisis data meliputi uji statistik deskriptif, uji normalitas (Shapiro-Wilk), uji homogenitas (Levene), serta uji hipotesis menggunakan paired sample t-test dan Wilcoxon Signed Rank Test untuk membandingkan tingkat kelelahan sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan yang signifikan pada tingkat kelelahan setelah intervensi konsumsi Angco. Berdasarkan uji paired t-test, terdapat perbedaan yang bermakna antara skor pre-test dan post-test (p < 0.05), yang didukung pula oleh hasil uji Wilcoxon. Temuan ini menyimpulkan bahwa konsumsi  Ziziphus jujuba  efektif dalam mengurangi kelelahan akut pada remaja dengan sindrom defisiensi Qi. Oleh karena itu, Angco dapat dijadikan sebagai alternatif terapi herbal berbasis bukti yang aman, alami, dan sesuai dengan pendekatan PTT dalam konteks pendidikan berasrama.
Pengaruh Terapi TUI NA Terhadap Kembung Di Ulu Hati (Epigastrium) Akibat Sindrom Stagnasi QI Hati Herman, Herman; Nando, Aryaprana; Khuril R, Muslihatin; Ningrum, Anis Lupita
Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO) Vol. 7 No. 2 (2025): Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)
Publisher : CV. Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Kembung merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan adanya perasaan penuh, rasa tekanan, atau rasa tidak nyaman di perut yang bisa dikarenakan penumpukan gas dalam saluran pencernaan. Data dari World Gastroenterology Organisation (WGO) menunjukkan bahwa sekitar 16-30% populasi dunia mengalami gejala kembung secara teratur. Di Indonesia, survei kesehatan rumah tangga yang dilakukan pada tahun 2022 mencatat bahwa 20% responden mengeluhkan gejala kembung setidaknya satu kali dalam sebulan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi Tui Na terhadap perubahan Kembung Di Ulu Hati (Epigastrium) Akibat Sindrom Stagnasi Qi Hati. Metode: Penelitian menggunakan kuasi-eksperimen dengan desain pre-eksperimental, one group pre-post test design, teknik purposive sampling sebanyak 20 subjek penelitian dari bulan mei-juni 2025 di Living Clinic, Kota Medan, Sumatera Utara. Sampel berusia 20-60 tahun dengan terapi Tui Na 3 kali seminggu dengan jeda sehari selama 2 minggu. Tingkat kembung di ulu hati akan dievaluasi sebelum dan setelah di lakukan terapi. Hasil: Berdasarkan uji analisis data menggunakan uji Wilcoxon didapatkan nilai p value adalah 0,000. Karena nilai p-value < 0,05, maka Ha diterima dan H0 ditolak, sehingga kesimpulannya adalah ada pengaruh terapi Tui Na terhadap perubahan kembung di ulu hati (epigastrium) akibat sindrom stagnasi qi hati. Kesimpulan: Terapi Tui Na memberikan pengaruh terhadap kadar Kembung di Ulu Hati (Epigastrium) Akibat Sindrom Stagnasi Qi Hati Di Living Clinic.
Kolaborasi Interprofesi dalam Peningkatan Kapasitas Lansia dan Keluarga untuk Pencegahan Stroke melalui Edukasi dan Manajemen Koping Sehat Ismoyowati, Tri Wahyuni; Rahardjo, Wylianty; Suharso, Eddy; Nando, Aryaprana; Kang , Hari Iskandar
NuCSJo : Nusantara Community Service Journal Vol. 2 No. 1 (2025)
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70437/s0c75d19

Abstract

Stroke merupakan penyebab utama kecacatan dan kematian di Indonesia, dengan prevalensi tertinggi pada kelompok lansia. Faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, dislipidemia, obesitas, dan stres kronis dapat dikendalikan melalui intervensi promotif dan preventif berbasis komunitas. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan meningkatkan kapasitas lansia dan keluarganya dalam pencegahan stroke melalui kolaborasi interprofesi antara dosen keperawatan dan kedokteran. Kegiatan dilaksanakan di Kelurahan Tambelang, Kabupaten Bekasi, melibatkan 30 lansia berisiko stroke dan 30 anggota keluarga. Pendekatan kolaboratif dilakukan melalui empat tahap kegiatan: skrining kesehatan medis oleh tim dokter, edukasi perilaku hidup sehat oleh dosen keperawatan, pelatihan manajemen stres, dan pendampingan keluarga dalam pengawasan faktor risiko. Evaluasi dilakukan menggunakan pre–post test terhadap pengetahuan dan perilaku pencegahan stroke. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan pada pengetahuan peserta (p = 0,001) serta perubahan perilaku menuju gaya hidup sehat sebesar 62%. Lansia melaporkan peningkatan kemampuan koping dan penurunan keluhan stres setelah mengikuti pelatihan. Kolaborasi dosen keperawatan dan kedokteran terbukti efektif meningkatkan literasi kesehatan, deteksi dini, dan kemandirian lansia dalam pencegahan stroke. Kegiatan ini menunjukkan bahwa pendekatan interprofesi dapat menjadi model pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan, serta memperkuat peran akademisi kesehatan dalam pengendalian penyakit tidak menular berbasis komunitas.
Pengaruh Terapi Akupuntur Terhadap Nyeri Epigastrium Pada Penderita Gerd Sindrom Disharmoni Hati Dan Lambung Rofiqi, Akhmad; Nando, Aryaprana; Rosyida, Muslihatin Khuril; Ningrum, Anis Lupita; Xaverius, Franciscus
Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO) Vol. 7 No. 2 (2025): Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)
Publisher : CV. Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada era modern ini kejadian Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) atau penyakit refluks asam lambung terus meningkat. Prevalensi GERD di dunia sebesar 8-33%. Prevalensi GERD di Indonesia bervariasi berada disekitaran 9,35%. Studi pada kelompok penderita dispesia yang melakukan pemeriksaan endoskopi menunjukan peningkatan prevalensi GERD 53%. GERD merupakan kondisi di mana asam lambung secara berulang naik ke esofagus, sehingga memunculkan gejala seperti rasa terbakar di dada (heartburn), regurgitasi, dan nyeri uluhati. Kondisi ini bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti stres dan pola makan. Penelitan ini bertujuan untunk mengetahui pengaruh terapi akupuntur terhadap nyeri epigastrium pada penderita GERD sindrom disharmoni hati dan lambung. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain eksperimen semu. Peneliti menggunakan Desain pre-test dan post-test serta intervensi tanpa terdapat kelompok pembanding dan efektiitas perlakuan diukur dengan membandingkan hasil post-test dengan pre-test. penelitian ini dilaksanakan sejak Mei 2025 hingga Juni 2025 dengan partisipan dengan keluhan nyeri epigastrium pada penderita sindrom disharmoni hati dan lambung di klinik P, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Intervensi terapi dengan penusukan jarum akupuntur selama 6 hari berturut-turut. Rata-rata usia partisipan 33,8 tahun. Dengan status yang bekerja mayoritas sebanyak 23 orang, sedangkan yang tidak bekerja sebanyak 2 orang. Rata-rata skor skala nyeri sebelum terapi sebesar 7,96 dan rata-rata skor skala nyeri setelah terapi sebesar 2,2. Hasil uji Wilcoxon menunjukan p value 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Uji ukuran dampak dengan r sebesar -0,887 sehingga lebih mendekati -1 memeliki makna efek yang kuat. Pengaruh terapi akupuntur terhadap nyeri epigastrium pada penderita GERD sindrom disharmoni hati dan lambung menunjukan efek yang besar.