Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Effects of Ginger Brown Sugar Decoction on Reducing Primary Dysmenorrhea Pain with Yang Deficiency Syndrome Setiyawati, Erna; Nando, Aryaprana; Khuril R, Muslihatin; Anwar, Laode Muhamad; Xaverius , Franciscus
Eduvest - Journal of Universal Studies Vol. 5 No. 8 (2025): Eduvest - Journal of Universal Studies
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/eduvest.v5i8.52072

Abstract

Menstrual pain (dysmenorrhea) affects approximately 45–95% of women of reproductive age in Indonesia and may interfere with daily activities. Dysmenorrhea is a gynecological disorder caused by an imbalance of progesterone in the blood, leading to pain. In Traditional Chinese Medicine (TCM), dysmenorrhea is referred to as tongjing and is often associated with yang deficiency syndrome. Ginger and palm sugar decoction has natural warming, anti-inflammatory, and analgesic effects, making it suitable for treating cold-type menstrual pain based on TCM principles. Objective: To determine the effect of ginger and palm sugar decoction on reducing primary dysmenorrhea in adolescents with yang deficiency syndrome. Methods: A quantitative study using a single-group pretest-posttest design without a control group. A total of 20 adolescent girls aged 10–18 were given the decoction three times a day for two days. The study was conducted at Mitshaqul Ummah Islamic Boarding School, Cianjur Regency. Results: The average pain score decreased from 4.10 to 1.75 after intervention. The Paired Sample T-Test showed a t-value of 14.104 (df = 19) with a significance level of p < 0.001, indicating a statistically significant reduction in pain. A 50% decrease was also found in seven key indicators of yang deficiency symptoms, based on a TCM physical constitution questionnaire. Conclusion: Ginger and palm sugar decoction significantly reduces the severity of primary dysmenorrhea and alleviates symptoms of yang deficiency. These findings are consistent with TCM principles, which emphasize warming the body and strengthening yang energy to relieve pain.
Pengaruh Konsumsi Ziziphus Jujuba Terhadap Kelelahan Akut Pada Remaja Dengan Sindrom Defesiensi Qi di Ponpes Mitsaqul Ummah Supangkat, Embang; Nando, Aryaprana; Khuril R, Muslihatin; Anwar, Laode Muhamad; Xaverius, Franciscus
Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO) Vol. 7 No. 2 (2025): Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)
Publisher : CV. Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelelahan akut pada remaja merupakan permasalahan yang kian meningkat, terutama pada lingkungan berasrama seperti pondok pesantren yang memiliki aktivitas padat. Dalam perspektif Pengobatan Tradisional Tiongkok (PTT), kondisi ini banyak dikaitkan dengan sindrom defisiensi Qi, yakni ketidakseimbangan energi vital tubuh. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh konsumsi Ziziphus jujuba (Angco) terhadap kelelahan akut pada remaja dengan sindrom defisiensi Qi di Pondok Pesantren Mitsaqul Ummah, Cianjur, serta menganalisis perubahan tingkat kelelahan dan efektivitasnya dalam konteks kehidupan pesantren.. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain quasi experimental tipe one group pre-post test. Subjek penelitian berjumlah 20 remaja yang memenuhi kriteria sindrom defisiensi Qi. Intervensi berupa konsumsi Angco dalam bentuk seduhan sebanyak tiga kali sehari sebelum makan selama enam hari berturut-turut. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner skala konstitusi tubuh TCM. Teknik analisis data meliputi uji statistik deskriptif, uji normalitas (Shapiro-Wilk), uji homogenitas (Levene), serta uji hipotesis menggunakan paired sample t-test dan Wilcoxon Signed Rank Test untuk membandingkan tingkat kelelahan sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan yang signifikan pada tingkat kelelahan setelah intervensi konsumsi Angco. Berdasarkan uji paired t-test, terdapat perbedaan yang bermakna antara skor pre-test dan post-test (p < 0.05), yang didukung pula oleh hasil uji Wilcoxon. Temuan ini menyimpulkan bahwa konsumsi  Ziziphus jujuba  efektif dalam mengurangi kelelahan akut pada remaja dengan sindrom defisiensi Qi. Oleh karena itu, Angco dapat dijadikan sebagai alternatif terapi herbal berbasis bukti yang aman, alami, dan sesuai dengan pendekatan PTT dalam konteks pendidikan berasrama.
Pengaruh Terapi TUI NA Terhadap Kembung Di Ulu Hati (Epigastrium) Akibat Sindrom Stagnasi QI Hati Herman, Herman; Nando, Aryaprana; Khuril R, Muslihatin; Ningrum, Anis Lupita
Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO) Vol. 7 No. 2 (2025): Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)
Publisher : CV. Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Kembung merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan adanya perasaan penuh, rasa tekanan, atau rasa tidak nyaman di perut yang bisa dikarenakan penumpukan gas dalam saluran pencernaan. Data dari World Gastroenterology Organisation (WGO) menunjukkan bahwa sekitar 16-30% populasi dunia mengalami gejala kembung secara teratur. Di Indonesia, survei kesehatan rumah tangga yang dilakukan pada tahun 2022 mencatat bahwa 20% responden mengeluhkan gejala kembung setidaknya satu kali dalam sebulan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi Tui Na terhadap perubahan Kembung Di Ulu Hati (Epigastrium) Akibat Sindrom Stagnasi Qi Hati. Metode: Penelitian menggunakan kuasi-eksperimen dengan desain pre-eksperimental, one group pre-post test design, teknik purposive sampling sebanyak 20 subjek penelitian dari bulan mei-juni 2025 di Living Clinic, Kota Medan, Sumatera Utara. Sampel berusia 20-60 tahun dengan terapi Tui Na 3 kali seminggu dengan jeda sehari selama 2 minggu. Tingkat kembung di ulu hati akan dievaluasi sebelum dan setelah di lakukan terapi. Hasil: Berdasarkan uji analisis data menggunakan uji Wilcoxon didapatkan nilai p value adalah 0,000. Karena nilai p-value < 0,05, maka Ha diterima dan H0 ditolak, sehingga kesimpulannya adalah ada pengaruh terapi Tui Na terhadap perubahan kembung di ulu hati (epigastrium) akibat sindrom stagnasi qi hati. Kesimpulan: Terapi Tui Na memberikan pengaruh terhadap kadar Kembung di Ulu Hati (Epigastrium) Akibat Sindrom Stagnasi Qi Hati Di Living Clinic.