Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

KONDISI PERAIRAN DAN POTENSI KEPITING BAKAU (Scylla sp) DI KECAMATAN ALUH-ALUH KALIMANTAN SELATAN Junius Akbar
EnviroScienteae Vol 7, No 3 (2011): EnviroScienteae Volume 7 Nomor 3, November 2011
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/es.v7i3.522

Abstract

The purpose of the research was to give information condition and potention of mud crab. This research used survey method which are a). observation, b). direct interview c). in situ treatment and d). sampling.  Research location at Sungai Musang Village, Aluh-Aluh, Banjar Regency, South Kalimantan Province. Parameters observe were mud crab species, water quality (water temperature, salinity, water pH, NO2-N, NO3-N, NH3-N, DO, and transfarance), and biology (plankton dan mud crab larvae). The results founded that 3 mud crab species 1). Scylla serrata 2). S. transquebarica and  3) S. oceanica. The range of water temperature was (30-340C), Salinity (0-1%o), water pH (7,80-8), NO2-N (0,36 mg/L), NO3-N (2,01 mg/L), NH3-N (0,46-2,5 mg/L), DO (1,65-4,20 ppm), transparance (32 cm), diversity index of phytoplankton (0,89), and  zooplankton (1,58).  Ecology and biology, showed that water quality was suitable to mud crab culture. Mud crab larvae was trap zoae and megalopa stadia with density of 20 ind/L. Little number of mud crab trapped, was assumed due todisfunction condition of  mangrove forest. 
Protein Aeromonas Hydrophila Sebagai Vaksin untuk Pengendalian Mas (Motile Aeromonas Septicemia) pada Jambal Siam (Pangasius hypophthalamus) Olga Olga; Ririen Kartika Rini; Junius Akbar; Alim Isnansetyo; Langkah Sembiring
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 9, No 1 (2007)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfs.59

Abstract

Objectives of this study were to find out the protein of Aeromonas hydrophila for vaccine, and to evaluate the efficacy of the protein to control Motile Aeromonas Septicemia (MAS) in catfish (Pangasius hypophthalamus). A. hydrophila was isolated from the kidney of diseased catfish. The isolate was cultured, sonicated and sentrifuged into cell-free extract and debris. The protein in the cell-free extract was precipitated with ammonium sulphate, dialized, then fractionated by gel filtration column chromatography on Sephadex G150.The concentration of protein were estimated by spectrophotometer at 280 nm. Fractions obtained from the gel filtration with high concentration of protein were analized by sodium dodocyl sulphate-polyachrylamide gel electrophoresis (SDS-PAGE). The protein bands obtained from SDS-PAGE with molecular weight more than 10 kDa were tested for immunogenicity to mice. Futhermore, the most immunogenic protein was used for fish vaccination. The vaccinated and unvaccinated fishes were chalenged with A. hydrophila.The results indicated that vaccination with the protein significantly increased (P<0.01) the antibody titer either in mice or catfish. Relative Percent Survival of catfish vaccinated with the protein at 5; 7.5; and 10 µg/fish were 61.54%, 80.77% and 76.92%, respectively. The optimum dose of vaccine was 8.33 µg/fish with maximum RPS of 82.05%.
PENINGKATAN MUTU DAN PRODUKSI IKAN GABUS (Channa striata) DI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN HARAPAN KITA DESA JEJANGKIT MUARA Junius Akbar; Eka Iriadenta
Jurnal Abdi Insani Vol 8 No 1 (2021): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v8i1.360

Abstract

ABSTRAK Desa Jejangkit Muara salah satu desa yang terletak di kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan merupakan daerah pengembangan kawasan budi daya terpadu berbasis agribisnis yang dikembangkan oleh Kabupaten Barito Kuala. Berdasarkan letak geografis, desa ini dilintasi sungai Martapura dan rawa banjiran. Mata pencaharian penduduk sebagian besar petani, peternak, dan pembudidaya ikan, khususnya pembesaran ikan gabus (Channa striata) di kolam tanah. Di desa Jejangkit Muara sudah terbentuk kelompok pembudidaya ikan Harapan Kita. Kelompok pembudidaya ikan ini masih mengalami permasalahan dalam budi daya ikan gabus. Kendala utamanya adalah ketersediaan benih ikan gabus secara kontinyu baik kualitas maupun kuantitas. Salah satu penyebabnya adalah tingginya tingkat kematian benih ikan gabus berukuran 1-3 cm. Permasalahan lain penggunaan pakan ikan rucah berupa ikan sepat rawa. Penggunaan ikan rucah sepat rawa menyebabkan biaya pakan tinggi, kandungan nutrisi berubah-ubah, dan berdampak pada lingkungan. Tujuan kegiatan PKM memperkenalkan teknologi double hapa sebagai inkubator benih, pemeliharaan dalam hapa 2x3 m, dan penggunaan pakan pellet sebagai pengganti pakan ikan rucah sepat rawa. Tahapan yang dilaksanakan dengan metode difusi ipteks dan substitusi ipteks, melalui penyuluhan, demonstrasi, dan evaluasi. Hasil evaluasi pengetahuan diperoleh t hit = 9,17 dan tingkat keterampilan t hit = 6,21 > t tab (0,05) = 2,228 dan t tab (0,01) = 3,169. Hal ini berarti terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan setelah dilakukan penyuluhan dan demonstrasi. Hasil evaluasi sikap mitra keseriusan-serius, minat-sangat berminat, dan ambisi-cukup berambisi.
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK BAWANG DAYAK (Eleutherine palmifolia Merr) TERHADAP PENYEMBUHAN INFEKSI JAMUR Saprolegnia sp, PADA IKAN NILA Junius Akbar
Fish Scientiae Vol 1 No 1 (2011): Issue June-Fish Scientiae Journal
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Resources of Lambung Mangkurat University-South Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (45.723 KB)

Abstract

The purpose of this research was to know the effect Bawang Dayak(Eleutherine palmifolia Merr) in Saprolegnia sp infection of nile tilapia (Oreochromissp) with smear method. This research used Completely Randomized Desin consistedone factors with three treatments and three replicates (A: 10 ppt/ind), (B: 20 ppt/ind),and (C: control). The research using aquarium and nile tilapia (5-8 cm body length)with density of 2 ind/aquarium. Parameters observe were inhibitory test, recoverytime, survival rate, and water quality. The result showed that optimal consentrationBawang Dayak (Eleutherine palmifolia Merr) is 20 ppt.
PENGARUH PERBEDAAN TINGKAT PROTEIN DAN RASIO PROTEIN PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN SEPAT (Trichogaster pectoralis) Syachradjad Fran; Junius Akbar
Fish Scientiae Vol 3 No 1 (2013): Issue June-Fish Scientiae Journal
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Resources of Lambung Mangkurat University-South Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.1 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat protein dan energi pakanterbaik pada ikan sepat. Manfaat penelitian ini untuk dapat dijadikan informasi dasar mengenai tingkat protein dan energi yang sesuai bagi kebutuhan konsumsi pakan danpertumbuhan benih ikan sepat. Ikan uji yang digunakan ikan sepat (Trichogasterpectoralis) dengan bobot individu berkisar antara 5±2 gram dan panjang baku berkisar5±3 cm. Penelitian dilakukan secara eksperimen, menggunakan Rancangan AcakLengkap (RAL) dengan 6 macam perlakuan dan masing-masing diulang sebanyak 3kali. Perlakuan yang diberikan terdiri atas tingkat energi protein yang berbeda, yaitu perlakuan A (2800 kkal/35%), perlakuan B (3150 kkal/35%), perlakuan C (3150kkal/40%), perlakuan D (3600 kkal/ 40%), perlakuan E (3600 kkal/45%), dan perlakuan F (4050 kkal/45%). Parameter yang diamati meliputi pertumbuhan mutlak,laju pertumbuhan relatif, konversi pakan, efisiensi pakan, kelangsungan hidup, dankualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pakan dengan tingkat protein 40%dan energi 3150 kkal/kg menghasilkan pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan relatif,konversi pakan, dan efisiensi pemberian pakan yang terbaik dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Kelangsungan hidup ikan sepat berkisar antar 96,67-100%. Kualitas air (suhu, pH, DO, NH3, dan CO2) pada tiap perlakuan masih memenuhi standar untuk kehidupan ikan sepat.
PEMBENTUKAN KELAMIN JANTAN IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus) DENGAN NON STEROID AKRIFLAVIN SEBAGAI UPAYA UNTUK MENGATASI KELANGKAAN INDUK JANTAN Junius Akbar
Bioscientiae Vol 9, No 1 (2012): BIOSCIENTIAE VOLUME 9 NO 1
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.15 KB) | DOI: 10.20527/b.v9i1.2584

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dosis akriflavin yang sangat efektif untuk pembalikan kelamin jantan ikan baung secara oral (melalui pakan) dan kelangsungan hidup ikan baung. Penelitian ini dilaksanakan selama enam minggu, dilaksanakan di Laboratorium Manajemen Kesehatan Ikan dan Lingkungan, Fakultas Perikanan, Unlam. Wadah yang digunakan baskom sebanyak 16 buah. Benih ikan baung yang digunakan berumur sepuluh hari setelah pembuahan dengan kepadatan penebaran pada setiap perlakuan 100 ekor. Percobaan ini terdiri atas 4 perlakuan dan 4 kali ulangan, yaitu parlakuan A (15 mg/kg pakan), B (25 mg/kg pakan), C (35 mg/kg pakan), dan kontrol (tanpa akriflavin). Dari data yang diperoleh terlihat bahwa ketiga perlakuan memberikan hasil yang cukup baik dalam pembalikan jenis kelamin ikan baung. Persentase rerata ikanyang berkelamin jantan dengan menggunakan akriflavin tertinggi (78,75%) diperoleh dari pemberian dosis 35 mg/kg pakan dengan tingkat kelangsungan hidup di atas 85%.
IDENTIFIKASI PARASIT PADA IKAN BETOK (Anabas testudieus) Junius Akbar
Bioscientiae Vol 8, No 2 (2011): Bioscientiae Volume 8 No 2
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.051 KB) | DOI: 10.20527/b.v8i2.195

Abstract

Research on identification of parasitic organism in climbing perch (Anabas testudineus) was carried out.  The purpose of the research was to identified parasitic organism which infecting climbing perch including parasitic intensity,  prevalency, and coefisien of corelation.  The result showed that several organs such as gills and intestine, infected parasitic organism. The parasitic organism are Nematoda,  Dactylogyrus sp, and Trichodina sp.
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BETOK (Anabas testudineus) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS BERBEDA Junius Akbar
Bioscientiae Vol 9, No 2 (2012): Bioscientiae Volume 9 No 2
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.331 KB) | DOI: 10.20527/b.v9i2.3805

Abstract

Peningkatan permintaan ikan betok dan ketersediaan perairan payau telahmeningkatkan kesempatan untuk mengembangkan ikan betok untuk dibudidayakan diperairan tersebut. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk melakukan evaluasi toleransisalinitas ikan betok. Ikan uji yang digunakan ikan betok dengan bobot awal berkisar 15-20 g/ekor. Ikan uji ditempatkan dalam bak plastik 45 L sebanyak 10 ekor per bak plastik.Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Desain percobaan yang digunakanadalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan salinitas yang berbeda 0%o,10%o, dan 20%o dan masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Hasil yang diperolehmemperlihatkan bahwa pertumbuhan mutlak dan pertumbuhan relatif individu tertinggiterjadi pada media salinitas 0%o masing-masing sebesar 13,13 dan 73,12%. Sedangkanrerata tingkat kelangsungan hidup tertinggi pada perlakuan salinitas 20%o sebesar 90%.
Sintasan dan Pertumbuhan Larva Ikan Gabus (Channa striata) Diberi Artemia yang Diperkaya Vitamin A Junius Akbar
Wahana-Bio: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya Vol 14, No 2 (2022): Wahana-Bio Edisi November 2022
Publisher : Program of Biology Education, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/wb.v14i2.14274

Abstract

The survival rate of snakehead fish (Channa striata) is low. Provision of natural food during the survival phase and growth of snakehead fish larvae is very important. Artemia is a natural food for freshwater and marine fish larvae which has high nutritional value, but lacks vitamin A. Enrichment techniques are needed to increase the nutritional value of Artemia. The aim of this study was to compare survival rates, growth rates of snakehead fish larvae fed Artemia feed enriched with vitamin A. Snakehead fish were reared for 16 days and given Artemia enriched with vitamin A (with 1,000 IU/L, 2,000 IU/L, and 3,000 IU/l. The results showed that treatment had no significant effect on survival rate (58.33-98.33%), but had a significant effect (P>0.05) on total weight growth and feed conversion ratio (1.062-4.23 gram and 3.581- 5.100 grams), and had a very significant effect (P>0.01) on total length growth (1.036-1.256 cm). The best dose for maintenance of snakehead fish larvae is Artemia enriched with vitamin A with 3,000 IU/L.
Efek pemberian dosis akriflavin dan lama perendaman yang berbeda terhadap rasio pembentukan kelamin jantan ikan baung (Hemibagrus nemurus) Junius Akbar; Agussyarif Hanafie
Depik Vol 2, No 1 (2013): April 2013
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.278 KB) | DOI: 10.13170/depik.2.1.285

Abstract

Abstract. The purpose of this study was to examine the Acriflavine doses and immersion time on the sex ratio and survival rate of Bagrid catfish (Hemibagrus nemurus. The completely randomized design of factorial was applied in this research (4x2) with 3 replications. The tested doses were 0 mg/L, 2.5 mg/L, 5 mg/L, and 7.5 mg/L and immersion times were 6 hours and 12 hours.  The Anova test showed that Acriflavine doses and immersion times were not influence significantly on survival rate and sex ratio of Hemibagrus nemurus. However, the highest male sex ratio was found 5 mg/L dose and 12 hours immersion time.Keywords : Bagrid catfish, Hemibagrus nemurus, acriflavine, masculinization  Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dosis akriflavin dan lama perendaman terhadap keberhasilan pembentukan kelamin jantan dan sintasan benih ikan baung yang terbaik. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial (4x2) dengan tiga kali ulangan. Variabel bebas yang diukur adalah kombinasi antara dosis akriflavin (0 mg/L, 2,5 mg/L, 5 mg/L, dan 7,5 mg/L) pada lama perendaman (6 jam dan 12 jam. Hasil uji Anova menunjukkan bahwa perlakuan dosis akriflavin dan lama perendaman tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap sintasan dan rasio kelamin ikan baung. Namun demikian hasil terbaik diperoleh pada perlakuan dosis 5 mg/L akriflavin dengan lama perendaman 12 jam, yakni 61,83%. Kata kunci : Baung, Hemibagrus nemurus, akriflavin, jantanisasi