Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

TERAPI PEMBERIAN MADU UNTUK MENURUNKAN FREKUENSI DIARE PADA ANAK BALITA Wulandari, Yanti; Milindasari, Praty
Jurnal Keperawatan Bunda Delima Vol 5 No 2 (2023): EDISI AGUSTUS
Publisher : Akademi Keperawatan Bunda Delima Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59030/jkbd.v5i2.80

Abstract

Latar Belakang : Diare adalah suatu keadaan di mana konsistensi feces lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih dari biasanya, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari, diare biasanya merupakan gejala infeksi di saluran pencernaan, yang dapat disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan parasite. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatsi diare adalah dengan terapi komplementer berupa terapi madu. Hasil studi laboratorium dan uji klinis menunjukkan bahwa madu murni memiliki aktivitas bakterisidal yang dapat melawan beberapa organisme enteropathogenic, termasuk di antaranya spesies dari E.Coli. Metode: Desain yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi literature review, dengan krtiteria madu dapat mempengaruhi penurunan frekuensi diare balita. Hasil : Sebanyak 5 artikel yang terpilih digunakan dalam penulisan literatur. Dan dari kelima jurnal tersebut mendapatkan hasil akhir yang seragam bahwasanya terapi pemberian madu mempengaruhi dalan penurunan frekuensi diare pada balita. Analisis : Jurnal 1,2,3,4 dan 5 menggunakan metode kuantitatif analtik dengan design pra eksperimen dan quasi eksperimen dengan pendekatan pretest dan posttest dengan kelompok kontrol. Diskusi : Pemberian terapi madu dapat mempengaruhi penurunan frekuensi diare pada balita karena madu memiliki aktivitas bakterisidal yang dsapat melawan beberapa orgaganisme enteropathogenic, termasuk di antaranya spesies dari E.Coli. Kata Kunci : madu, balita, diare.
Hubungan Pemberian MP-ASI Dini Dengan Kejadian Diare Pada Bayi Usia 0-6 Bulan : Literature Review: The Relationship Between Early Breastfeeding And The Incidence Of Diarrhea In Infants Aged 0-6 Months: Literature Review Juniah; Milindasari, Praty
Jurnal Keperawatan Bunda Delima Vol 6 No 1 (2024): EDISI FEBRUARI
Publisher : Akademi Keperawatan Bunda Delima Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59030/jkbd.v6i1.97

Abstract

Pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu dini atau sebelum usia 6 bulan akan mempermudah masuknya berbagai jenis kuman pada tubuh bayi terutama jika makanan tersebut tidak disajikan secara higienis. Hal ini dikarenakan sistem imun yang kurang sempurna pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan. Sehingga sering terjadi gangguan pada sistem pencernaan dan menyebabkan resiko terjadinya diare lebih besar dibandingkan dengan bayi yang menerima makanan pendamping ASI (MP-ASI) setelah usia 6 bulan. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan pemberian MP-ASI dini dengan kejadian dire pada bayi usia 0-6 bulan berdasarkan literature review. Desain penelitian yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah studi literature revie. Hasil literatur review ini menunjukkan bahwa dari 5 jurnal menunjukkan bahwa terdapat hubungan pemberian MP-ASI dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan. Jurnal 1 menggunakan uji Chi-square, jurnal 2 menggunakan uji Spearman, jurnal 3 menggunakan uji regresi linier sederhana, jurnal 4 menggunakan uji Chi-square, jurnal 5 menggunakan uji Chi-square. Kesimpulan yang diperoleh adalah adanya hubungan antara pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dini dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan.
PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU DALAM DETEKSI DINI KEHAMILAN RISIKO TINGGI DENGAN SKRINING KARTU SKOR POEDJI ROCHJATI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SATELIT KOTA BANDAR LAMPUNG Yanti, Fitri; Milindasari, Praty
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bunda Delima Vol 2 No 2 (2023): EDISI AGUSTUS
Publisher : Akademi Keperawatan Bunda Delima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59030/jpmbd.v2i2.29

Abstract

The maternal mortality rate (MMR) during pregnancy is still quite high, estimated at 115 per 100,000 live births by 2020. The cause of the high maternal mortality rate may be due to inadequate quality of health care services for pregnant women and childbirth, poor health status of pregnant women such as anemia. , pregnant women with diabetes, hypertension, tuberculosis, HIV, hepatitis B. and four more. One of the efforts to reduce maternal mortality (MMR) is to increase the use of community health facilities, starting with antenatal care by recognizing the presence of pregnant women at risk. high chance through screening or early detection, one of which can be done by posyandu officer. The purpose of this service is to increase managers' knowledge about early detection of high-risk pregnancies using the Poedji Rochjati Scorecard Screening. This service approach includes counseling for early detection of high-risk pregnancies. The results of this activity show that, the average test score before the submission of documents is 75, while after the submission of documents and training, the average value increases to 86. Based on the results of the table, the value of knowledge has increased to 16%. Keyword : MMR, Early detection, Cadre
Gambaran Pengetahuan Masyarakat Terhadap Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung Khomsah, Ida Yatun; Milindasari, Praty; Nurani, Rahmawati Dian
Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung Vol 13 No 1 (2025): JKPBL Vol 13 No 1 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panca Bhakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47218/jkpbl.v13i1.372

Abstract

Demam Berdarah Dengue penyakit menular yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Masyarakat yang tinggal di daerah tropis dan sub tropis memiliki risiko terkena Demam Berdarah Dengue hampir lebih dari 2,8 milyar manusia dan 50 juta orang diperkirakan terinfeksi Demam Berdarah Dengue setiap tahunnya. Demam Berdarah Dengue penyakit yang berasal dari lingkungan, maka pengendaliannya tidak akan berhasil dengan baik jika tidak melibatkan peran masyarakat. Kunci keberhasilan upaya pengendalian Demam Berdarah Dengue salah satunya adalah dengan cara meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan peran aktif masyarakat tentang bahaya Demam Berdarah Dengue. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat tentang pencegahan Demam Berdarah Dengue di Pulau Pasaran Kelurahan Kota Karang Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 95. Instrument dalam penelitian ini kuesioner yang berisi 7 item pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tentang pencegahan Demam Berdarah Dengue mayoritas Cukup sebanyak 56 orang (58,9%). Pengetahuan masyarakat tentang pencegahan Demam Berdarah Dengue di Pulau Pasaran Kelurahan Kota Karang Bandar lampung cukup baik. Dalam upaya meningkatkan kesehatan baiknya ditingkatkan karena semakin baik pengetahuan maka akan memberikan pengaruh yang sangat baik untuk kesehatan, khususnya pengetahuan masyarakat tentang pencegahan Demam Berdarah Dengue.
Promosi Kesehatan Pencegahan Dan Perawatan Iritasi Kulit Pada Dermatitis Vulva Bagi Ibu – Ibu Di Kelurahan Tanjung Raya Bandar Lampung Arianti, Merry; Milindasari, Praty; Juniah, Juniah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 3 No. 5 (2025): Juli
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v3i5.2782

Abstract

Dermatitis vulva adalah kondisi yang sering terjadi di mana terjadi iritasi dan peradangan vulva sehingga menyebabkan rasa gatal, nyeri, dan kemerahan. Rasa gatal (pruritus) terus – menerus menyebabkan garukan dan gesekan yang dapat merusak kulit, menimbulkan luka iritasi yang terasa nyeri seperti terbakar. Ketidaknyamanan karena keluhan berulang tentunya berdampak terhadap kualitas hidup secara fisik dan psikologik. Penanganan dermatitis memerlukan pendekatan multimoda yang melibatkan modifikasi perilaku, perawatan kulit, praktik kebersihan yang tepat, penanganan infeksi, pengendalian pruritus, dan terapi medik. Tujuan pengabdian masyarakat  adalah memberikan pengetahuan agar masyarakat  mampu  memahami dan mengaplikasikan tindakan sederhana di rumah  untuk pencegahan dan perawatan iritasi kulit pada dermatitis vulva. Metode berupa penyuluhan kesehatan tentang pencegahan dan perawatan iritasi kulit pada dermatitis vulva. Hasil pretes didapatkan 90% peserta pernah memiliki keluhan gatal  - gatal di kemaluan dan 10% sering untuk keluhan yang sama dan 63% peserta memberikan jawaban yang benar sedangkan hasil posttes menunjukkan peningkatan di mana 90,5% peserta memberikan jawaban yang benar. Ada peningkatan jumlah peserta dengan jawaban yang benar.
Pengetahuan dan pencegahan kekambuhan pasien asma Khomsah, Ida Yatun; Milindasari, Praty
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 7 (2025): Volume 19 Nomor 7
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i7.1555

Abstract

Background: Asthma is a respiratory condition marked by the swelling and constriction of the air passages. Asthma exacerbation is a condition that can present with no symptoms or with mild to severe symptoms, and can be life-threatening. Asthma relapses are caused by improper treatment, and the environment can also trigger asthma attacks. Factors that influence asthma recurrence are excessive activity, stress, allergens such as pet dander, cold air, air pollution, and dust. Patient knowledge about asthma determines the extent of efforts made to prevent relapses. Purpose: To describe the knowledge of asthma patients in Kemiling regarding relapse prevention. Method: This research is a descriptive survey study using the Asthma General Knowledge Questionnaire as the instrument. The sample consisted of 44 respondents. Results: A total of 5 respondents (11.4%) had good knowledge, 27 respondents (61.4%) had sufficient knowledge, and 12 respondents (27.2%) had poor knowledge. Conclusion: Lack of knowledge may cause patients to pay insufficient attention to the risk factors that can trigger asthma relapse. Enhancing knowledge through accurate information plays an important role in efforts to prevent asthma relapse.   Keywords: Asthma; Knowledge; Prevention of Relapse.   Pendahuluan: Asma merupakan penyakit saluran pernapasan dimana adanya peradangan dan penyempitan saluran napas. Kekambuhan asma adalah kondisi yang tidak menunjukkan gejala maupun dengan gejala mulai dari ringan hingga berat dan berpotensi mengancam jiwa. Kekambuhan asma disebabkan oleh pengobatan yang tidak tepat dan lingkungan juga dapat menyebabkan kambuhnya asma. Faktor-faktor yang memengaruhi kekambuhan asma adalah aktivitas berlebihan, stres, alergen seperti bulu hewan peliharaan, udara dingin, polusi udara, dan debu. Pengetahuan pasien tentang asma  menentukan tindakan yang diambil untuk mencegah kekambuhan berulang. Tujuan: Untuk menggambarkan pengetahuan pencegahan kekambuhan pasien asma di Kemiling. Metode: Penelitian ini menggunakan desain survei deskriptif dengan instrumen kuesioner Asthma General Knowledge Questionnaire. Jumlah sampel adalah 44 responden. Hasil: Sebanyak 5 responden (11.4%) memiliki pengetahuan baik, 27 responden (61.4%) memiliki pengetahuan cukup, dan 12 responden (27.2%) memiliki pengetahuan kurang. Simpulan: Kurangnya pengetahuan pasien dapat menyebabkan mereka tidak memperhatikan faktor risiko yang memicu kekambuhan asma. Peningkatan pengetahuan melalui informasi yang tepat berperan penting dalam upaya pencegahan kekambuhan asma.   Kata Kunci: Asma; Pencegahan Kekambuhan; Pengetahuan.
Gambaran tingkat pengetahuan remaja putri usia 10-19 tahun tentang personal hygiene saat menstruasi Pangesti, Dimas Ning; Milindasari, Praty
JOURNAL OF Tropical Medicine Issues Vol. 2 No. 1 (2024): Edisi Desember 2024
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/tmi.v2i1.1232

Abstract

Background: Knowledge is the result of knowing and this occurs after people have sensed a certain object. Menstruation is a natural process that occurs in women. Menstruation is regular bleeding from the uterus as a sign that the uterine organs have matured. Personal hygiene is an action taken to maintain the cleanliness and health of a person for physical and psychological well-being. Purpose: To identifying the level of knowledge of adolescent girls aged 10-19 years about personal hygiene during menstruation. Method: A descriptive. The respondents used in this study were 30 respondents. The sampling used was accidental sampling. Results: Conducted on 30 respondents showed the level of knowledge of adolescents aged 10-19 years about personal hygiene in RT 15, the results showed that the level of knowledge was good in adolescents as many as 12 (40%) respondents, the level of knowledge was sufficient as many as 15 (50%) respondents, and the level of knowledge was sufficient for 15 (50%) respondents. lack of knowledge as many as 3 (10%) respondents. The average level of good knowledge in adolescents is 12 (40%) namely from high school education, sufficient knowledge level is 15 (50%), namely high school education 3 respondents, junior high school 7 respondents and elementary school 5 respondents. The level of knowledge is less than 3 (10%) elementary education. Conclusion: Based on the age of 10-19 years, the average number of respondents aged 14-19 years was 22 (73%). The average education of the respondents is SMA 15%. The average occupation of the respondent's parents is 15 (50%) self-employed. Keyword: Adolescents; Knowledge Level; Menstruation; Personal Hygiene. Pendahuluan: Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan. Menstruasi merupakan perdarahan teratur dari uterus sebagai tanda bahwa organ kandungan telah berfungsi matang. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Tujuan: Untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan remaja putri usia 10-19 tahun tentang personal hygiene saat menstruasi. Metode: Deskriptif. Responden yang digunakan pada peneitian ini sebanyak 30 responden. Sampling yang digunakan yaitu accidentalsampling,. Hasil: Pada 30 responden menunjukkan tingkat pengetahuan remaja usia 10-19 tahun tentang personal hygiene di RT 15 didapatkan hasil tingkat pengetahuan baik pada remaja sebanyak 12 (40% ) responden, tingkat pengetahuan cukup sebanyak 15 (50%) responden, dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 3 (10%) responden. Rata-rata tingkat pengetahuan baik pada remaja sebanyak 12 (40% ) yaitu dari pendidikan SMA, tingkat pengetahuan cukup sebanyak 15 (50%) yaitu pendidikan SMA 3 responden, SMP sejumlah 7 responden dan SD sejumlah 5 responden. Tingkat pengetahuan kurang sejumlah 3 (10%) pendidikan SD. Simpulan: Karakteristik responden berdasarkan usia 10-19 tahun, rata-rata responden yaitu berusia 14-19 tahun sejumlah 22 (73%). Rata-rata pendidikan responden yaitu SMA 15%. Rata-rata pekerjaan orang tua responden yaitu wiraswasta sejumah 15 (50%). Kata Kunci: Menstruasi; Personal Hygiene; Remaja; Tingkat Pengetahuan.