Arief Alamsyah
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

EMPATI DOKTER DI LAYANAN PRIMER: PENGUKURAN MENGGUNAKAN KUESIONERCONSULTATION AND RELATIONAL EMPATHY (CARE) VERSI INDONESIA Alamsyah, Arief; Raksanagara, Ardini Saptaningsih; Desy, Insi Farisa
Majalah Kesehatan FKUB Vol 4, No 2 (2017): MAJALAH KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.294 KB) | DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.2017.004.02.3

Abstract

Empati merupakan dasar dari hubungan terapetik antara dokter dan pasien. Pengukuran empati berdasarkan persepsi pasien menggunakan kuesioner The Consultation and Relational Empathy (CARE) telah digunakan secara luas dan telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa di dunia. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji psikometri dari kuesioner CARE versi bahasa Indonesia, mengukur rerata empati dokter dan menguji perbedaan nilai rerata empati antara kategori usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, penghasilan, jumlah keluhan, penyakit kronis, jenis kelamin dokter dan lokasi fasilitas kesehatan primer.Data dikumpulkan dari 336 pasien yang memeriksakan diri ke 21 dokter di 6 fasilitas kesehatan primer. Lokasi penelitian berada di kota dan kabupaten Malang. Validitas konstruk kuesioner diperiksa dengan korelasi Pearson sedangkan reliabilitas kuesioner diukur dengan metode Cronbach’s alpha. Uji beda rerata nilai empati per karakteristik pasien, dokter dan lokasi  fasilitas kesehatan primer diukur menggunakan independent t test dan ANOVA. Analisis data terhadap validitas kuesioner CARE berbahasa Indonesia menunjukkan nilai corrected item-total score correlations dalam rentang 0,623-0,694 dengan nilai Cronbach’s alpha = 0,902. Rerata empati dokter bervariasi diantara rentang 27 hingga 50 dengan rerata total 40,69. Studi ini menyimpulkan bahwa kuesioner CARE versi bahasa Indonesia dapat digunakan untuk mengukur empati dokter di layanan primer karena memiliki validitas dan  reliabilitas yang baik. Nilai rerata empati dokter secara keseluruhan berada pada rentang rata-rata (average). Tidak terdapat perbedaan nilai empati pada hampir semua karakteristik pasien, kecuali pada parameter penghasilan dan lokasi fasilitas kesehatan primer.Kata Kunci: empati, Malang, kuesioner CARE, reliabilitas, pelayanan primer
PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP DOKTER DAN PERAWAT TERHADAP KESIAPAN BERUBAH DALAM MENERAPKAN CLINICAL PATHWAY Balbeid, Merlya; Rachmi, Asih Tri; Alamsyah, Arief
E-Prodenta Journal of Dentistry Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi UB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.946 KB) | DOI: 10.21776/ub.eprodenta.2018.002.01.1

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya dampak era globalisasi di bidang kesehatan dan keluhan pasien terhadap variasi rawat inap di rumah sakit, sehingga diperlukan konsep pelayanan kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yaitu clinical pathway (CP). Tujuan: untuk mengetahui pengaruh baik secara simultan maupun parsial dari pengetahuan dan sikap dokter dan perawat terhadap kesiapan untuk berubah dalam menerapkan CP di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang. Manfaat CP antara lain cost effective dan membangun kolaborasi antara klinisi, manajemen kasus, perawat, farmasi dan profesi kesehatan lain. Untuk menerapkan CP dengan benar diperlukan perubahan perilaku baik individu (dokter dan perawat) maupun grup. Metode: Desain penelitian ini adalah cross sectional. Sampel dalam penelitian ini diambil keseluruhan populasi atau sensus, yaitu sebanyak 119 responden, 44 responden dari kelompok dokter dan 75 responden dari kelompok perawat, dan menggunakan kuesioner tertutup. Hasil: Secara simultan pada kelompok perawat pengetahuan dan sikap berpengaruh signifikan terhadap kesiapan berubah dalam menerapkan CP, sedangkan pada kelompok dokter tidak berpengaruh. Secara parsial, pada kelompok dokter yang berpengaruh signifikan terhadap kesiapan untuk berubah adalah sikap, sedangkan pada kelompok perawat  pengetahuan. Kesimpulan: Kelompok dokter yang berpengaruh dominan adalah sikap terhadap CP, sedangkan kelompok perawat adalah pengetahuan. Kata Kunci : Clinical Pathway, Pengetahuan, Sikap, Kesiapan untuk berubah.ABSTRACT This research was based on impact of globalization era in health and complain from inpatient in hospital for variation of cost with same disease and the same class, for those reason  it is needed a concept in health service for improving quality of health service, that called clinical pathway (CP). Objectives: To know the influence partially or simultanly of knowledge and attitude of phycisian and nurse to readiness to change for implementing clinical pathway in General Hospital Region ”Kanjuruhan” Kepanjen  Malang. The benefit of CP are cost effective and to build collaboration between clinician, case management, pharmacy, and health proffesion. It is needed behavior change individually or group to implementation CP in proper way. Knowledge and attitude of physician and nurse are needeed to improve readiness to change for implementing CP in hospital. Methode: Research’s design is cross sectional study. The correspondence of this study is total population, 119 correspondence. There are two group of them, physician group (44 correspondence) and nurse group (75 correspondence), with closed quetionnaire. Result: Simultaneously in nurse group, knowledge and attitude are significant influence readiness to change, but in physician group is not significant. Knowledge is partially influence readiness to change in physician group, attitude is partially influence in nurse group. Conclusion: The most influenced variable to readiness to change is attitude in physician group and knowledge  in nurse group. Keywords: Clinical pathway, Knowledge, Attitude, Readiness to change 
PELAKSANAAN PROGRAM MANAJEMEN PASIEN DENGAN RISIKO JATUH DI RUMAH SAKIT Budiono, Sugeng; Sarwiyata, Tri Wahyu; Alamsyah, Arief
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 28, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2014.028.01.28

Abstract

Manajemen pasien dengan risiko jatuh merupakan salah satu tujuan keselamatan pasien, dan pada Rumah Sakit Islam Unisma Malang, masih menempati urutan ke empat dari seluruh kejadian yang tidak di inginkan (KTD). Sejak dimulainya program patient safety bulan Januari 2013 belum ada suatu kebijakan atau program manajemen pasien risiko jatuh termasuk Standar Prosedur Operasional (SPO). Penelitian ini merupakan bentuk kaji tindak manajemen risiko pasien jatuh di Rumah Sakit Islam Unisma Malang. Kajian diawali dengan analisis akar masalah, penetapan solusi terpilih dan uji program. Uji program dilakukan terhadap penerapan screening pasien dengan risiko jatuh. Instrumen menggunakan  observasi  dan form screening pasien jatuh. Hasil menunjukkan sebagian besar petugas atau perawat telah melaksanakan dengan baik program manajemen pasien jatuh yang meliputi: screening, pemasangan gelang identitas risiko jatuh, edukasi pasien dan keluarga tentang menggunakan leaflet edukasi, pengelolaan pasien risiko jatuh, penanganan pasien jatuh dan pelaporan insiden. Penetapan kebijakan dan impementasi prosedur yang diikuti supervisi dan monitoring lebih menjamin keterlaksanaan program.Kata Kunci: Kejadian tidak diinginkan (KTD), manajemen risiko pasien jatuh, patient safety
Metode Skrining Gizi di Rumah Sakit dengan MST Lebih Efektif dibandingkan SGA Herawati, Herawati; Sarwiyata, Triwahyu; Alamsyah, Arief
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 28, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.944 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2014.028.01.26

Abstract

Pelayanan asuhan gizi rawat inap adalah serangkaian kegiatan terorganisir atau terstruktur yang memungkinkan untuk identifikasi kebutuhan dan penyediaan asuhan gizi guna memenuhi kebutuhan pasien. Pelayanan asuhan gizi rawat inap meliputi skrining gizi dan PAGT (Proses Asuhan Gizi Terstandar). Ketepatan pemilihan, kemudahan penggunaan metode skrining gizi dan penerapan PAGT sangat diperlukan guna menunjang pelaksanaan asuhan gizi rawat inap yang lebih berkualitas. Penelitian ini bertujuan memilih metode skrining gizi dan form PAGT yang diterapkan di  RSI Unisma Malang yang lebih efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan gizi yang optimal sesuai dengan Pedoman Gizi Rumah Sakit (PGRS) Tahun 2013. Dilakukan uji coba penerapan metode skrining gizi dan form PAGT di ruang rawat inap RSI Unisma Malang serta dilakukan evaluasi efektifitas, efisiensi dari penerapan metode skrining gizi dan form PAGT tersebut. Hasilnya adalah peningkatan cakupan jumlah pasien yang terskrining menggunakan metode MST sebesar 34,4% dibandingkan dengan penggunaan metode SGA. Peningkatan cakupan jumlah pasien yang dilakukan PAGT sebesar 100% dari pasien yang beresiko tinggi malnutrisi dari yang dilakukan skrining awal. Metode skrining MST dinilai lebih cepat, sederhana, efektif, efisien dan aplikatif. Format PAGT lebih sederhana dan mudah dilakukan di RSI Unisma Malang.Kata Kunci: MST, PAGT, skrining gizi
PERBEDAAN FUNGSI KOGNITIF DAN KORTISOL PADA RESIDEN KEDOKTERAN EMERGENSI DENGAN POLA KERJA SIF Nagara, Aurick Yudha; Triyuliarto, Dwiwardoyo; Alamsyah, Arief
Majalah Kesehatan FKUB Vol 6, No 3 (2019): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.311 KB) | DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.2019.006.03.4

Abstract

Kerja sif yang dilakukan pada malam hari atau dengan sistem kerja yang berubah-ubah dapat mengganggu fungsi kognitif dan irama sirkadian. Dokter yang menjalani kerja sif lebih dari 24 jam memiliki risiko lebih tinggi melakukan kesalahan medis akibat penurunan fungsi kognitif. Irama sikardian dapat diketahui dari pola sekresi kortisol. Untuk mengetahui perbedaan pola kerja sif dengan gangguan fungsi kognitif dan kadar kortisol saliva pada residen Kedokteran  Emergensi, maka dilakukan penelitian di IGD RSUD Dr. Saiful Anwar Malang pada kurun waktu Juni hingga Juli 2016. Desain penelitian adalah observasional dengan pendekatan potong lintang. Sebanyak tiga puluh residen Kedokteran Emergensi memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok kerja sif 12 jam dan kerja sif lebih dari 24 jam. Skala MoCA-Ina digunakan untuk menilai gangguan fungsi kognitif. Cortisol Awakening Response (CAR), total kortisol dan laju penuruan kortisol saliva digunakan untuk mengetahui pola sekresi kortisol. Uji T tidak berpasangan dan Uji Mann Whitney digunakan untuk membedakan kedua kelompok. Didapatkan hasil berupa perbedaan bermakna nilai MoCA-INA antara kelompok kerja sif 12 jam dan kerja sif lebih dari 24 jam ((26,87±1,69 vs 24,20±1,61, p = 0,00, IK = 2,67 (1,43–3,90)). Perbedaan bermakna CAR pada kelompok kerja sif 12 jam dan kerja sif labih dari 24 jam ((14,36 (9,88–30,42) vs 5,58 (1,12–11,15), p = 0,00)). Maka, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara pola kerja sif dengan fungsi kognitif dan kadar kortisol. Kerja sif lebih dari 24 jam dapat menyebabkan gangguan fungsi kognitif dan kadar CAR yang rendah.  
GAMBARAN PROSES KOMUNIKASI DOKTER UGD DALAM TIMBANG TERIMA PERGANTIAN JAM DINAS DI RUMAH SAKIT A Dwi Harjayanti, Nofita; Winarni, Indah; Alamsyah, Arief
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 28, No 4 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2015.028.04.18

Abstract

Komunikasi dalam proses timbang terima saat pergantian jam dinas dokter di Unit Gawat Darurat (UGD) merupakan periode kritis terhadap kontinuitas perawatan pasien.Walaupun telah diketahui bahwa komunikasi tersebutberperan penting dalam pencapaian keselamatan pasien, namun penelitian tentang proses tersebut, terutama di UGD masih sangat sedikit. Penelitian di salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Malang (yang selanjutnya disebut RS A)dilakukan pada kurun waktu Mei 2014 sampai dengan Juni 2014 untuk mendapatkan gambaran komunikasi dokter jaga UGD dalam proses timbang terima, permasalahan yang muncul dari komunikasi tersebut terkait tercapainya keselamatan pasien, serta solusi terhadap permasalahan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan melakukan pengamatan terhadap 6 proses timbang terima, wawancara terhadap 7 orang dokter jaga UGD, mempelajari dokumen yang terkait dengan timbang terima, serta diskusi dengan kelompok dokter jaga UGD RS A. Hasil penelitian menunjukkan bahwaproses komunikasi dokter jaga UGD di RS A saat timbang terima masih sangat beragam, tergantung dari dokter yang melakukan komunikasi. Ketidakseragaman bentuk komunikasi tersebut  dapat menyebabkan kebingungan dokter akan rencana tindak lanjut pasien, sehingga berdampak pada terjadinya kesalahan medis. Diskusi dengan kelompok dokter jaga UGD didapatkan 3 penghalang pelaksanaan komunikasi efektif tersebut, yaitu: tidak ada standar yang digunakan dalam komunikasi timbang terima, tidak ada peraturan tentang timbang terima, dan perbedaan cara dokter berkomunikasi. Solusi awal yang dapat diberikan adalah dengan membuat lembar timbang terima dokter Jaga UGD RS A.Kata Kunci: Keselamatan pasien, komunikasi, timbang terima, Unit Gawat Darurat
Peningkatan Pengetahuan tentang Komunikasi Efektif melalui Pelatihan bagi Pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar, Malang Dhelya Widasmara; Mochammad Bachtiar Budianto; Syaifullah Asmiragani; Helmi Herawati; Arief Alamsyah
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES 2023
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf14nk302

Abstract

Health workers need good communication in carrying out their duties, because in an integrated work team, the quality of communication determines the quality of service. The purpose of this study was to determine the effect of communication training on employees' knowledge of effective communication. The research design was one group pretest-posttest, which involved 37 employees from all work units at Dr. Saiful Anwar, Malang. Before and after the communication training, employee knowledge was measured. Then an analysis of differences in employee knowledge between before and after training was carried out, using a paired sample t-test. The p-value of the results of the analysis was 0.000, so it could be interpreted that there was a significant difference in employee knowledge between before and after training, in which case, the level of post-training knowledge was higher than before. It could be concluded that communication training succeeded in increasing employee knowledge about effective communication in hospitals.Keywords: hospital staff; effective communication; training; knowledge ABSTRAK Tenaga kesehatan memerlukan komunikasi yang baik dalam menjalankan tugasnya, karena dalam tim kerja yang terintegrasi, kualitas komunikasi sangat menentukan kualitas layanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan komunikasi terhadap pengetahuan pegawai tentang komunikasi efektif. Rancangan penelitian ini adalah one group pretest-posttest, yang melibatkan 37 pegawai dari seluruh unit kerja di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar, Malang. Sebelum dan sesudah pelatihan komunikasi dilakukan pengukuran pengetahuan pegawai. Selanjutnya dilakukan analisis perbedaan pengetahuan pegawai antara sebelum dan sesudah pelatihan, menggunakan paired sample t-test. Nilai p dari hasil analisi adalah 0,000, sehingga dapat ditafsirkan bahwa ada perbedaan pengetahuan pegawai secara signifikan antara sebelum dan sesudah pelatihan, yang dalam hal ini, tingkat pengetahuan pasca pelatihan lebih tinggi daripada sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa pelatihan komunikasi berhasil meningkatkan pengetahuan pegawai tentang komunikasi efektif di rumah sakit.Kata kunci: pegawai rumah sakit; komunikasi efektif; pelatihan; pengetahuan
Pengaruh Kompensasi dan Kepuasan Kerja terhadap Komitmen Organisasional Perawat dan Bidan Kontrak di RS Bhayangkara Hasta Brata Batu Malang Prabowo, Akhmadi; Alamsyah, Arief; Noermijati, Noermijati
Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 14 No. 1 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.167 KB) | DOI: 10.18202/jam23026332.14.1.07

Abstract

This study aims to determine the effect of compensation and job satisfaction ofnurses and midwives to organizational commitment in Hasta Brata Bhayangkara Hospital Batu Malang. This study uses a quantitative approach using descriptive analytic survey with cross sectional study, with 37 respondents contract nurses and midwives in the Bhayangkara Hospital Hasta Brata Batu. The research instrument uses PSQ (Pay Satisfaction Questionnaire) on variable compensation, MSQ (Minnesota Satisfaction Questionare) on job satisfaction variables, and OCS (Organizational Commitment Scale) on the variable organizational commitment. Data analysis is using path analysis. The results show that compensation has siqnifikan effet either directly or indirectly through job satisfaction on organizational commitment of nurses and midwives in hospitals Bhayangkara Hasta Brata Batu Malang.
Pengaruh Spiritualitas di Tempat Kerja terhadap Turnover Intention Perawat melalui Komitmen Organisasional di Rumah Sakit Islam Unisma Malang Budiono, Sugeng; Noermijati, .; Alamsyah, Arief
Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 12 No. 4 (2014)
Publisher : Universitas Brawijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/

Abstract

 The aim of this study was to examine the influence of spirituality in the workplace against the turnover intention of nurses through organizational commitment. This study used an explanatory research design with cross sectional approach. The sample was nurses who have been working for over a year in the Islamic Hospital Unisma Malang with total 89 nurses. The sampling method used the total population (census). The results of hypothesis testing using path analysis showed that spirituality in the workplace has a positive effect on organizational commitment to perform, organizational commitment negatively affect turnover intention, spirituality in the workplace negatively affect the turnover intention of nurses and spirituality in the workplace indirect effect on turnover intention of nurses through a commitment organizational.
Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Komitmen Organisasional dan Kinerja Karyawan di Rumah Sakit Suarningsih, Ni Luh Putu; Alamsyah, Arief; Thoyib, Armanu
Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 11 No. 2 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/

Abstract

This study aimed to determine the relationship among organizational climate, organizational commitment and employees'performance in hospital. The study design was descriptive analytical survey using cross-sectional study. The respondents were 81 employees at Lawang Medika Hospital who represented both medical staffs and medical-support staffs. Organizational climate was measured by using amodified Organizational Climate Questionnaire (OCQ). Organizational commitment was measured by using a modified Organizational Commitment Questionnaire (OCQ). Performance was measured using by Hariono's questionnaire. All questionnaires used five scale of Likert. Data was analyzed using path analysis to find the relationship between organizational climate, organizational commitment and employeeperformance, which is organized by using Office Excel 2010 and SPSS for Windows 19.0 software. The results showed that organizational climate influenced both organizational commitment and employees'performance positively. Organizational commitment itself also influenced employees'performance positively. Organizational climate influenced employees' performance indirectly through organizational commitment.