This study compares the 2013 Curriculum and the Merdeka Curriculum in Arabic language learning in Madrasah, particularly at the senior secondary level (Madrasah Aliyah). The 2013 Curriculum systematically develops language skills through communicative, functional, and contextual approaches, while the Merdeka Curriculum is more flexible, emphasizing global communication and understanding of Islam from authentic sources. This qualitative research is through the analysis of official curriculum policy documents from Madrasahs. The findings show that the Merdeka Curriculum provides greater freedom to students in diverse communication contexts, while the 2013 Curriculum is more structured in building basic competencies. The text-based approach in the Merdeka Curriculum improves students' critical and analytical thinking skills, but its implementation requires well-prepared teachers and adequate learning materials. This research highlights the need for flexible teaching strategies that are tailored to the needs of students and reinforces the use of skills-based assessments for more comprehensive evaluation. Further research is recommended on the effectiveness of text-based learning, teachers' readiness to adopt these methods, and the integration of technology in Arabic language education to improve student learning outcomes. Abstrak: Penelitian ini membandingkan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran bahasa Arab di Madrasah, khususnya pada jenjang sekolah menengah atas (Madrasah Aliyah). Kurikulum 2013 secara sistematis mengembangkan keterampilan berbahasa melalui pendekatan komunikatif, fungsional, dan kontekstual, sedangkan Kurikulum Merdeka lebih fleksibel, menekankan komunikasi global dan pemahaman Islam dari sumber-sumber otentik. Penelitian kualitatif ini melalui analisis dokumen kebijakan kurikulum resmi dari Madrasah. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan yang lebih besar kepada peserta didik dalam konteks komunikasi yang beragam, sedangkan Kurikulum 2013 lebih terstruktur dalam membangun kompetensi dasar. Pendekatan berbasis teks dalam Kurikulum Merdeka meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan analitis peserta didik, tetapi implementasinya membutuhkan guru yang siap dan materi pembelajaran yang memadai. Penelitian ini menyoroti perlunya strategi pengajaran yang fleksibel yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan memperkuat penggunaan penilaian berbasis keterampilan untuk evaluasi yang lebih komprehensif. Penelitian lebih lanjut direkomendasikan mengenai efektivitas pembelajaran berbasis teks, kesiapan guru untuk mengadopsi metode ini, dan integrasi teknologi dalam pendidikan bahasa Arab untuk meningkatkan hasil belajar siswa.