Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perkawinan Dibawah Umur Dan Dampaknya Terhadap Keluarga Di Desa Aik Dewa Lombok Timur Surayya, Ita; Israfil, Israfil; Haeratun, Haeratun; Salat, Musakir
Jurnal Risalah Kenotariatan Vol. 2 No. 2 (2021): Jurnal Risalah Kenotariatan
Publisher : Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.275 KB) | DOI: 10.29303/risalahkenotariatan.v2i2.28

Abstract

Perkawinan di bawah umur memang menarik untuk diteliti karna adanya pro dan kontra yang tidak dapat dihindari. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apa saja fackor yang menyebabkan terjadinya perkawinan dibawah umur dan dampak yang ditimbulkan. Masih banyaknya masyarakat yang melakukan pernikahan dibawah umur dikarenakan masyarakat tidak sadar dampak dari perkawinan di bawah umur yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Aikdewa Lombok Timur. Dalam Undang-undang yang berlaku di Indonesia perkawinan dianggap sah dicatatkan oleh Negara jika sesuai dengan Undang-undang No1 tahun 1974 tentang perkawinan. adalah satu hal yang perlu diperhatikan oleh suami isteri adalah salah satu prinsip yang dianut dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yaitu mengenai kematangan atau kedewasaan usia kawin. Hal ini berarti bahwa calon mempelai harus sudah matang jiwa dan raganya sebelum perkawinan berlangsung, sehingga diharapkan dapat mewujudkan rumah tangga yang bahagia dan kekal tanpa berakhir dengan perceraian dan dampak lain yang lebih luas seperti meningkatnya angka kematian ibu saat hamil atau melahirkan lantaran usia masih belia. Perkawinan yang dilakukan atas dasar kesiapan mental, lahir dan batin oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dijadikan barometer akan sempurnanya sebuah cita-cita antara suami istri dalam membangun mahligai rumah tangga.
Heritage and its Distribution in Practice in Religious Courts Haeratun, Haeratun; Surayya, Ita; Fatahullah, Fatahullah; Jamaluddin, Jamaluddin
Jurnal Pengabdian Pancasila (JPP) Vol. 3 No. 3 (2024): September 2024
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/jpp.v3i3.11241

Abstract

Trust for wealth, if not implemented properly, can become a source of disharmony in human life in society. Interactions between poor community members can escalate into hostile attitudes and eventually disputes can occur. Islamic sharia has stipulated the rules of inheritance as best as possible with the rules of wealth clearly and fairly. This is because Islam recognizes a person's ownership of property, both male and female, through a path that is justified by the Shari'a, just as Islam recognizes the transfer of something that a person owns during his life to his heirs after death, whether the heirs are male or female, without distinguishing between children and adults. The noble Qur'an has explained the laws of inheritance, the circumstances of each heir with a sufficient explanation, whereby no one among mankind is exempt from the share or limitation of inheritance. For the Qur'an is its basis in determining the law and its part. And very few are set on the basis of Sunnah and Ijma'. And not found in the Shari'a, the laws explained by the Qur'an are as clear and detailed as these inheritance laws. Indeed, Islam's attention to the matter of inheritance is an extraordinary concern, so the noble Qur'an privileges its explanation with the clearest explanation and not vague.