Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Jurnal Pendidikan Dasar

Pelestarian Cerita Rakyat Kabupaten Melawi dan Relevansinya dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Mastiah, Mastiah; Albar, Joni
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Vol 12, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : STKIP Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46368/jpd.v12i1.2569

Abstract

Abstract: Melawi Regency, West Kalimantan, possesses a rich cultural heritage with local wisdom reflected in its folklore. However, with the passage of time, this folklore is at risk of extinction due to the lack of attention from the younger generation. This study aims to explore the preservation of folklore in Melawi Regency and its relevance to Indonesian language learning in elementary schools. A descriptive qualitative method with an inventory model approach was used to collect and document folklore from various villages in Melawi. A total of 11 folk tales were identified and analyzed for integration into the curriculum. The results of the study show that folklore contains important moral, ethical, and social values that are crucial for character education. Additionally, folklore also helps to strengthen both local and national cultural identities. By integrating folklore into Indonesian language learning in elementary schools, cultural preservation can be effectively achieved, while simultaneously enhancing students' learning experiences.Keywords: folklore preservation, local wisdom, Indonesian language learning.Abstrak: Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, memiliki warisan budaya yang kaya dengan kearifan lokal yang tercermin dalam cerita rakyat. Namun, dengan perkembangan zaman, cerita rakyat ini terancam punah karena kurangnya perhatian dari generasi muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pelestarian cerita rakyat di Kabupaten Melawi dan relevansinya dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan model inventarisasi digunakan untuk mengumpulkan dan mendokumentasikan cerita rakyat dari berbagai desa di Melawi. Sebanyak 11 cerita rakyat berhasil diidentifikasi dan dianalisis untuk diintegrasikan dalam kurikulum pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerita rakyat memiliki nilai moral, etika, dan sosial yang penting untuk pendidikan karakter siswa. Selain itu, cerita rakyat juga membantu memperkuat identitas budaya lokal dan nasional. Dengan mengintegrasikan cerita rakyat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar, pelestarian budaya dapat dilakukan secara efektif, sekaligus meningkatkan pengalaman belajar siswa.Kata Kunci: pelestarian cerita rakyat, kearifan lokal, pembelajaran Bahasa Indonesia.
PELAKSANAAN P5 DIMENSI BERNALAR KRITIS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DALAM KURIKULUM MERDEKA KELAS IV SEKOLAH DASAR Waridah, Waridah; Dari, Intan Wulan; Albar, Joni
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Vol 12, No 2 (2024): Desember 2024
Publisher : STKIP Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46368/jpd.v12i2.3035

Abstract

Tujuan penelitian mendeskripsikan pelaksanaan P5 dimensi bernalar kritis pada pembelajaran matematika dalam kurikulum merdeka di kelas IV Sekolah Dasar. Metode penelitian menggunakan kualititatif dan jenis penelitian deskriptif. Subjek penelitian guru dan siswa kelas IV. Objek penelitian pelaksanaan P5 dimensi bernalar kritis pembelajaran matematika dalam kurikulum merdeka. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian diperoleh bahwa siswa memperoleh dan memproses informasi dan gagasan yakni mengajukan pertanyaan yang relevan, melakukan identifikasi dan mengklarifikasi gagasan dan informasi, serta mampu mengolah informasi dalam pelajaran matematika. Menganalisis penalaran yakni melakukan analisis terhadap soal dan menyampaikan pendapat yang ditemukan serta memberikan kesimpulan saat menyelesaikan soal. Mengevaluasi penalaran yakni guru dan siswa bersama-sama membahas kesalahan siswa dalam mengerjakan soal, kemudian siswa menjelaskan kembali apa yang ditemukan dalam melakukan evaluasi. Merefleksi pemikiran dan proses berfikir di akhir pembelajaran, sehingga guru dapat memahami apa saja kelemahan dan kekurangan dari sebuah pembelajaran yang telah dipresentasikan di kelas.
ANALISIS KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MERANCANG ASESMEN DIAGNOSTIK NON-AKADEMIK SISWA SEKOLAH DASAR Albar, Joni
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Vol 13, No 1 (2025): Juni 2025
Publisher : STKIP Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46368/jpd.v13i1.3736

Abstract

Abstract: The ability of prospective elementary school teachers to design non-academic diagnostic assessments is a crucial aspect of supporting a holistic learning process in primary education. This study aims to describe and analyze the competence of students from the Primary School Teacher Education (PGSD) Study Program at STKIP Melawi in understanding and applying the principles of non-academic assessment through the development of appropriate assessment instruments. Non-academic assessments encompass the identification of students' psychosocial aspects, emotional states, motivation, and learning environmentareas often overlooked in traditional classroom practices. Using a quantitative descriptive approach, this research examined five key aspects of student competence: conceptual understanding, formulation of assessment indicators, selection of assessment types and techniques, structural quality and completeness of the instrument, and the students ability to reflect and justify their assessment design. The results revealed that most students demonstrated a good level of conceptual understanding (60%), yet faced challenges in technical skills such as indicator formulation (43% categorized as adequate) and appropriate technique selection (47% categorized as adequate). Moreover, several students struggled to structure their assessment tools comprehensively and to provide contextual justifications based on real student conditions. These findings suggest that while students theoretical knowledge is developing, there remains a need for strengthening practical and reflective competencies.Keywords: Diagnostic Assessment, Non-Academic, Student Competence, PGSD,Abstrak: Kemampuan mahasiswa calon guru dalam merancang asesmen diagnostik non-akademik menjadi aspek penting dalam mendukung proses pembelajaran yang holistik di sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis sejauh mana mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) STKIP Melawi mampu memahami dan mengimplementasikan prinsip-prinsip asesmen non-akademik dalam bentuk rancangan instrumen asesmen. Asesmen non-akademik sendiri mencakup identifikasi aspek psikososial, emosi, motivasi, hingga kondisi lingkungan belajar siswa, yang kerap kali diabaikan dalam praktik pembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan teknik analisis data melalui tabulasi frekuensi dan persentase terhadap lima aspek kemampuan, yaitu: pemahaman konsep, perumusan indikator, pemilihan bentuk dan teknik asesmen, kualitas struktur instrumen, serta refleksi dan justifikasi desain. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki pemahaman konsep yang baik (60%), namun mengalami tantangan dalam aspek teknis seperti merumuskan indikator (kategori cukup 43%) dan memilih teknik asesmen yang tepat (kategori cukup 47%). Selain itu, masih terdapat keterbatasan dalam menyusun struktur asesmen yang lengkap dan memberikan justifikasi yang berbasis pada kondisi nyata siswa.Kata Kunci: Asesmen Diagnostik Non-Akademik, Kemampuan Mahasiswa, PGSD, Instrumen Asesmen
Pelestarian Cerita Rakyat Kabupaten Melawi dan Relevansinya dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Mastiah, Mastiah; Albar, Joni
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Vol. 12 No. 1 (2024): Juni 2024
Publisher : STKIP Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46368/jpd.v12i1.2569

Abstract

Abstract: Melawi Regency, West Kalimantan, possesses a rich cultural heritage with local wisdom reflected in its folklore. However, with the passage of time, this folklore is at risk of extinction due to the lack of attention from the younger generation. This study aims to explore the preservation of folklore in Melawi Regency and its relevance to Indonesian language learning in elementary schools. A descriptive qualitative method with an inventory model approach was used to collect and document folklore from various villages in Melawi. A total of 11 folk tales were identified and analyzed for integration into the curriculum. The results of the study show that folklore contains important moral, ethical, and social values that are crucial for character education. Additionally, folklore also helps to strengthen both local and national cultural identities. By integrating folklore into Indonesian language learning in elementary schools, cultural preservation can be effectively achieved, while simultaneously enhancing students' learning experiences.Keywords: folklore preservation, local wisdom, Indonesian language learning.Abstrak: Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, memiliki warisan budaya yang kaya dengan kearifan lokal yang tercermin dalam cerita rakyat. Namun, dengan perkembangan zaman, cerita rakyat ini terancam punah karena kurangnya perhatian dari generasi muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pelestarian cerita rakyat di Kabupaten Melawi dan relevansinya dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan model inventarisasi digunakan untuk mengumpulkan dan mendokumentasikan cerita rakyat dari berbagai desa di Melawi. Sebanyak 11 cerita rakyat berhasil diidentifikasi dan dianalisis untuk diintegrasikan dalam kurikulum pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerita rakyat memiliki nilai moral, etika, dan sosial yang penting untuk pendidikan karakter siswa. Selain itu, cerita rakyat juga membantu memperkuat identitas budaya lokal dan nasional. Dengan mengintegrasikan cerita rakyat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar, pelestarian budaya dapat dilakukan secara efektif, sekaligus meningkatkan pengalaman belajar siswa.Kata Kunci: pelestarian cerita rakyat, kearifan lokal, pembelajaran Bahasa Indonesia.
PELAKSANAAN P5 DIMENSI BERNALAR KRITIS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DALAM KURIKULUM MERDEKA KELAS IV SEKOLAH DASAR Waridah, Waridah; Dari, Intan Wulan; Albar, Joni
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Vol. 12 No. 2 (2024): Desember 2024
Publisher : STKIP Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46368/jpd.v12i2.3035

Abstract

Tujuan penelitian mendeskripsikan pelaksanaan P5 dimensi bernalar kritis pada pembelajaran matematika dalam kurikulum merdeka di kelas IV Sekolah Dasar. Metode penelitian menggunakan kualititatif dan jenis penelitian deskriptif. Subjek penelitian guru dan siswa kelas IV. Objek penelitian pelaksanaan P5 dimensi bernalar kritis pembelajaran matematika dalam kurikulum merdeka. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian diperoleh bahwa siswa memperoleh dan memproses informasi dan gagasan yakni mengajukan pertanyaan yang relevan, melakukan identifikasi dan mengklarifikasi gagasan dan informasi, serta mampu mengolah informasi dalam pelajaran matematika. Menganalisis penalaran yakni melakukan analisis terhadap soal dan menyampaikan pendapat yang ditemukan serta memberikan kesimpulan saat menyelesaikan soal. Mengevaluasi penalaran yakni guru dan siswa bersama-sama membahas kesalahan siswa dalam mengerjakan soal, kemudian siswa menjelaskan kembali apa yang ditemukan dalam melakukan evaluasi. Merefleksi pemikiran dan proses berfikir di akhir pembelajaran, sehingga guru dapat memahami apa saja kelemahan dan kekurangan dari sebuah pembelajaran yang telah dipresentasikan di kelas.
ANALISIS KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MERANCANG ASESMEN DIAGNOSTIK NON-AKADEMIK SISWA SEKOLAH DASAR Albar, Joni
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Vol. 13 No. 1 (2025): Juni 2025
Publisher : STKIP Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46368/jpd.v13i1.3736

Abstract

Abstract: The ability of prospective elementary school teachers to design non-academic diagnostic assessments is a crucial aspect of supporting a holistic learning process in primary education. This study aims to describe and analyze the competence of students from the Primary School Teacher Education (PGSD) Study Program at STKIP Melawi in understanding and applying the principles of non-academic assessment through the development of appropriate assessment instruments. Non-academic assessments encompass the identification of students' psychosocial aspects, emotional states, motivation, and learning environment—areas often overlooked in traditional classroom practices. Using a quantitative descriptive approach, this research examined five key aspects of student competence: conceptual understanding, formulation of assessment indicators, selection of assessment types and techniques, structural quality and completeness of the instrument, and the students’ ability to reflect and justify their assessment design. The results revealed that most students demonstrated a good level of conceptual understanding (60%), yet faced challenges in technical skills such as indicator formulation (43% categorized as adequate) and appropriate technique selection (47% categorized as adequate). Moreover, several students struggled to structure their assessment tools comprehensively and to provide contextual justifications based on real student conditions. These findings suggest that while students’ theoretical knowledge is developing, there remains a need for strengthening practical and reflective competencies. Keywords: Diagnostic Assessment, Non-Academic, Student Competence, PGSD, Abstrak: Kemampuan mahasiswa calon guru dalam merancang asesmen diagnostik non-akademik menjadi aspek penting dalam mendukung proses pembelajaran yang holistik di sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis sejauh mana mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) STKIP Melawi mampu memahami dan mengimplementasikan prinsip-prinsip asesmen non-akademik dalam bentuk rancangan instrumen asesmen. Asesmen non-akademik sendiri mencakup identifikasi aspek psikososial, emosi, motivasi, hingga kondisi lingkungan belajar siswa, yang kerap kali diabaikan dalam praktik pembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan teknik analisis data melalui tabulasi frekuensi dan persentase terhadap lima aspek kemampuan, yaitu: pemahaman konsep, perumusan indikator, pemilihan bentuk dan teknik asesmen, kualitas struktur instrumen, serta refleksi dan justifikasi desain. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki pemahaman konsep yang baik (60%), namun mengalami tantangan dalam aspek teknis seperti merumuskan indikator (kategori cukup 43%) dan memilih teknik asesmen yang tepat (kategori cukup 47%). Selain itu, masih terdapat keterbatasan dalam menyusun struktur asesmen yang lengkap dan memberikan justifikasi yang berbasis pada kondisi nyata siswa. Kata Kunci: Asesmen Diagnostik Non-Akademik, Kemampuan Mahasiswa, PGSD, Instrumen Asesmen