Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Potret Penyakit Hipertensi dan Diabetes Melitus pada Usia Lanjut: Studi Potong Lintang di Kota Yogyakarta: Portrait of Hypertension and Diabetes Mellitus Diseases in the Elderly: A Cross-Sectional Study in Yogyakarta City Trisnowati, Heni; Gustina, Erni; Aziizah, Aabidah Ummu; Naini, Rohmatus; Andriyani Pratamawati, Diana; Utami Kartika
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol. 16 No. 2 (2024): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v16i2.552

Abstract

The number of elderly people in Yogyakarta continues to increase but the problems of old age are increasingly complex such as increasing chronic diseases, decreased physical, mental, and cognitive functions. Comprehensive elderly health care is increasingly needed. The purpose of this study was to determine the description of hypertension and diabetes mellitus and their risk factors in the elderly. This study uses quantitative methods with a cross sectional design. The research sample was representatives of the elderly in Yogyakarta City who were members of the Muhammadiyah Branch Leadership of Yogyakarta City.  The sampling technique was done purposively and obtained 21 people. Risk factors for hypertension and diabetes mellitus were measured using a structured questionnaire. Height, weight, blood pressure, blood sugar levels were measured directly by the nurse.  Respondents who had a history of hypertension were 47.6% and respondents who had diabetes millitus were 14.3%. Men have a higher percentage of hypertension and diabetes mellitus than women. Physical activity, BMI, and smoking behavior have almost the same percentage to experience hypertension and DM. Fruit and vegetable eating patterns of respondents who were < 3 times had a higher percentage to experience hypertension and diabetes mellitus. Men have a higher percentage of hypertension and diabetes mellitus than women. Health promotion efforts on behavior change in the community need to be done so that risk factors change into protective factors.   ABSTRAK Jumlah usia lanjut di Yogyakarta terus mengalami peningkatan namun permasalahan usia lanjut semakin komplek seperti meningkatnya penyakit kronis, penurunan fungsi fisik, mental, dan kognitif. Perawatan kesehatan kesehatan lansia yang bersifat komprehensif semakin diperlukan. Penelitian ini untuk mengetahui gambaran penyakit hipertensi dan diabetes melitus serta faktor risikonya pada lansia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah perwakilan lansia di Kota Yogyakarta yang tergabung dalam Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kota Yogyakarta.  Teknik sampling dilakukan secara purposive dan diperoleh 21 orang. Faktor risiko penyakit hipertensi dan diabetes melitus diukur menggunakan kuesioner terstruktur. Tinggi badang, berat badan, tekanan darah, kadar gula darah dilakukan pengukuran langsung oleh perawat.  Responden yang memiliki riwayat hipertensi sebesar 47,6% dan responden yang memiliki diabetes millitus sebesar 14,3%. Laki-laki memiliki persentase lebih tinggi untuk mengalami hipertensi dan diabetes melitus dibandingkan perempuan. Aktivitas fisik, IMT, dan perilaku merokok memiliki persentase yang hampir sama untuk mengalami hipertensi dan DM. Pola makan buah dan sayur responden yang < 3 kali memiliki persentasae lebih tinggi untuk mengalami hipertensi dan diabetes melitus. Laki-laki memiliki persentase lebih tinggi untuk mengalami hipertensi dan diabetes melitus dibandingkan perempuan. Upaya promosi kesehatan tentang perubahan perilaku dimasyarakat perlu dilakukan agar faktor risiko berubah menjadi faktor protektif.
INTERVENSI PROMOSI KESEHATAN UNTUK PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO LEPTOSPIROSIS DI PEDUKUHAN DAWUNG, SLEMAN YOGYAKARTA Andriyani Pratamawati, Diana; Trisnowati, Heni; Jumaedi Nasir, Ardiansyah; Nur Fadhilah, Aulia; Syawitri, Nadya; Nur Djanah, Sitti; Emilia, Emilia
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 11 (2024): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v7i11.4553-4564

Abstract

Latar belakang: Pada tahun 2023, D.I. Yogyakarta termasuk 15 provinsi yang melaporkan adanya kasus leptospirosis. Data Dinas Kabupaten Sleman tahun 2023 ada 60 warga Sleman yang dinyatakan positif terjangkit leptospirosis. Desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman menghadapi masalah kesehatan serius karena terdapat kasus leptospirosis yang meninggal dunia pada bulan Februari 2024 di Pedukuhan Dawung. Kondisi ini memerlukan perhatian yang serius terkait pencegahan dan pengendalian kasus leptospirosis di wilayah ini.  Tujuan: melakukan intervensi kegiatan edukasi dan FGD (Focus Group Discussion) untuk mencegah penularan leptospirosis dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang faktor risiko. Metode: Pengabdian masyarakat dalam bentuk Praktek Kerja Lapangan (PKL) dengan metode edukasi dan FGD dilanjutkan penandatanganan komitmen bersama dan evaluasi program promosi kesehatan. Hasil: Program promosi kesehatan  edukasi tentang pencegahan dan pengendalian faktor risiko Leptospirosis yang disampaikan melalui pertemuan yang dilaksanakan di Rumah Bapak Dukuh Dawung. Penyampaian Informasi dilakukan secara interaktif yaitu melalui media PPT dan diskusi tanya jawab. FGD yang dilaksanakan dalam program ini melibatkan masyarakat, Dukuh, perangkat RT dan Kader Kesehatan yang ada di Pedukuhan Dawung. Akhir FGD, masyarakat melakukan ikrar pencegahan leptospirosis yang dilanjutkan dengan penandatanganan komitmen bersama. Hasil evaluasi program promosi kesehatan menunjukkan adanya perbedaan sebelum dan sesudah intervensi. Meski ada peningkatan nilai namun secara statistik perbedaannya belum signifikan. Kesimpulan: Kegiatan penyuluhan edukasi pengendalian faktor risiko leptospirosis di Pedukuhan Dawung telah berhasil meningkatkan pengetahuan dan mempengaruhi sikap dan perilakunya meski tidak signifikan secara statistik. Rekomendasi, sebaiknya edukasi tidak dilakukan hanya sekali, namun berkali-kali hingga dapat membentuk perilaku, meningkatkan pengetahuan dan sikap dalam upaya mencegah penyakit leptospirosis secara signifikan.