Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Flip Chart-based Nutrition Education to Improve Knowledge and Attitude towards Stunting among Adolescent Girls in Sleman Regency Handayani, Lina; Eka Saputri , Melly; Trisnowati, Heni; Nisa Novianti, Tria; Fitriani, Isah; Suryana, Aufatcha Ayutya; Vergawita , Tania; Jumaedi Nasir, Ardiansyah; Aisyahrani , Asa Ismia Bunga
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 7 No. 12: DESEMBER 2024 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v7i12.6381

Abstract

Background: Adolescence is a critical stage requiring adequate nutrition for long-term health. Adolescent girls are particularly vulnerable to iron deficiency, which increases the risk of anemia and stunting. Enhancing adolescent girls' knowledge of nutrition through health education, which can be delivered using tools such as flipcharts, can prevent and address stunting. Method: This quasi-experimental study involved 541 adolescent girls aged 12–18 years, with a purposive sample of 91 participants divided into an intervention group and a control group. The intervention group received flip chart-based education, while the control group did not. The study was conducted in Kalurahan Triharjo and Pandowoharjo, Sleman, DI Yogyakarta. Data were collected using validated pre- and post-intervention questionnaires and analyzed with Wilcoxon and paired t-tests. Result: The intervention group showed significant improvements in knowledge and attitudes about nutrition. Knowledge scores increased from 14.42 ± 2.388 at pretest to 19.36 ± 0.883 at posttest (mean difference: 4.94, p = 0.001). Attitude scores rose from 59.04 ± 8.512 to 75.31 ± 2.410 (mean difference: 16.27, p = 0.001). In the control group, smaller increases were observed for both knowledge (mean difference: 0.73, p = 0.001) and attitudes (mean difference: 4.13, p = 0.036). Conclusion: Flip chart-based education effectively improves adolescents’ knowledge and attitudes about nutrition for stunting prevention. However, external exposure to nutrition information in the control group was a limitation. Future research should minimize such exposure by limiting information to basic content for control groups.
INTERVENSI PROMOSI KESEHATAN UNTUK PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO LEPTOSPIROSIS DI PEDUKUHAN DAWUNG, SLEMAN YOGYAKARTA Andriyani Pratamawati, Diana; Trisnowati, Heni; Jumaedi Nasir, Ardiansyah; Nur Fadhilah, Aulia; Syawitri, Nadya; Nur Djanah, Sitti; Emilia, Emilia
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 11 (2024): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v7i11.4553-4564

Abstract

Latar belakang: Pada tahun 2023, D.I. Yogyakarta termasuk 15 provinsi yang melaporkan adanya kasus leptospirosis. Data Dinas Kabupaten Sleman tahun 2023 ada 60 warga Sleman yang dinyatakan positif terjangkit leptospirosis. Desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman menghadapi masalah kesehatan serius karena terdapat kasus leptospirosis yang meninggal dunia pada bulan Februari 2024 di Pedukuhan Dawung. Kondisi ini memerlukan perhatian yang serius terkait pencegahan dan pengendalian kasus leptospirosis di wilayah ini.  Tujuan: melakukan intervensi kegiatan edukasi dan FGD (Focus Group Discussion) untuk mencegah penularan leptospirosis dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang faktor risiko. Metode: Pengabdian masyarakat dalam bentuk Praktek Kerja Lapangan (PKL) dengan metode edukasi dan FGD dilanjutkan penandatanganan komitmen bersama dan evaluasi program promosi kesehatan. Hasil: Program promosi kesehatan  edukasi tentang pencegahan dan pengendalian faktor risiko Leptospirosis yang disampaikan melalui pertemuan yang dilaksanakan di Rumah Bapak Dukuh Dawung. Penyampaian Informasi dilakukan secara interaktif yaitu melalui media PPT dan diskusi tanya jawab. FGD yang dilaksanakan dalam program ini melibatkan masyarakat, Dukuh, perangkat RT dan Kader Kesehatan yang ada di Pedukuhan Dawung. Akhir FGD, masyarakat melakukan ikrar pencegahan leptospirosis yang dilanjutkan dengan penandatanganan komitmen bersama. Hasil evaluasi program promosi kesehatan menunjukkan adanya perbedaan sebelum dan sesudah intervensi. Meski ada peningkatan nilai namun secara statistik perbedaannya belum signifikan. Kesimpulan: Kegiatan penyuluhan edukasi pengendalian faktor risiko leptospirosis di Pedukuhan Dawung telah berhasil meningkatkan pengetahuan dan mempengaruhi sikap dan perilakunya meski tidak signifikan secara statistik. Rekomendasi, sebaiknya edukasi tidak dilakukan hanya sekali, namun berkali-kali hingga dapat membentuk perilaku, meningkatkan pengetahuan dan sikap dalam upaya mencegah penyakit leptospirosis secara signifikan.
Edukasi Pencegahan Demam Berdarah Dengue (Dbd) Untuk Meningkatkan Pengetahuan Jumantik Cilik Di Kelurahan Ambarketawang Handayani, Lina; Sulistyawati, Sulistyawati; Nisa Novianti, Tria; Fitriani, Isah; Jumaedi Nasir, Ardiansyah; Wahyuni Sukesi, Tri; Nafiati, Lu’lu’; Asti Mulasari, Surahma; Yuliansyah, Herman; Tentama, Fatwa
Humanism : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 6 No 1 (2025): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang sulit dideteksi karena dapat tidak menunjukkan gejala sama sekali dan juga bisa menunjukkan gejala yang sangat parah. Di Indonesia, kasus DBD terus meningkat karena mobilitas, kepadatan penduduk, dan perubahan iklim. Kabupaten Sleman, khususnya Kelurahan Ambarketawang, memiliki tingkat kasus DBD yang tinggi pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kader jumantik cilik mengenai pencegahan DBD. Kegiatan ini dilaksanakan melalui metode edukasi kesehatan dan evaluasi. Edukasi kepada 117 kader jumantik cilik dilakukan menggunakan media video animasi dan PowerPoint. Media ini merupakan sebuah pendekatan edukasi yang interaktif dan menarik. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan anak-anak tentang DBD dan memotivasi masyarakat untuk menjaga lingkungan agar bebas dari sarang nyamuk. Pengetahuan diukur menggunakan kuesioner pretest dan posttest. Hasil Uji Wilcoxon menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan kader jumantik cilik secara signifikan (p-value 0,000). Edukasi pencegahan DBD dengan media video animasi dan PowerPoint berhasil meningkatkan pengetahuan kader jumantik cilik. Edukasi mengenai pencegahan DBD sejak usia dini akan menciptakan kebiasaan positif yang berkelanjutan, sehingga dapat mengurangi kasus DBD di masa mendatang.
INTERVENSI PROMOSI KESEHATAN UNTUK PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO LEPTOSPIROSIS DI PEDUKUHAN DAWUNG, SLEMAN YOGYAKARTA Andriyani Pratamawati, Diana; Trisnowati, Heni; Jumaedi Nasir, Ardiansyah; Nur Fadhilah, Aulia; Syawitri, Nadya; Nur Djanah, Sitti; Emilia, Emilia
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 11 (2024): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v7i11.4553-4564

Abstract

Latar belakang: Pada tahun 2023, D.I. Yogyakarta termasuk 15 provinsi yang melaporkan adanya kasus leptospirosis. Data Dinas Kabupaten Sleman tahun 2023 ada 60 warga Sleman yang dinyatakan positif terjangkit leptospirosis. Desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman menghadapi masalah kesehatan serius karena terdapat kasus leptospirosis yang meninggal dunia pada bulan Februari 2024 di Pedukuhan Dawung. Kondisi ini memerlukan perhatian yang serius terkait pencegahan dan pengendalian kasus leptospirosis di wilayah ini.  Tujuan: melakukan intervensi kegiatan edukasi dan FGD (Focus Group Discussion) untuk mencegah penularan leptospirosis dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang faktor risiko. Metode: Pengabdian masyarakat dalam bentuk Praktek Kerja Lapangan (PKL) dengan metode edukasi dan FGD dilanjutkan penandatanganan komitmen bersama dan evaluasi program promosi kesehatan. Hasil: Program promosi kesehatan  edukasi tentang pencegahan dan pengendalian faktor risiko Leptospirosis yang disampaikan melalui pertemuan yang dilaksanakan di Rumah Bapak Dukuh Dawung. Penyampaian Informasi dilakukan secara interaktif yaitu melalui media PPT dan diskusi tanya jawab. FGD yang dilaksanakan dalam program ini melibatkan masyarakat, Dukuh, perangkat RT dan Kader Kesehatan yang ada di Pedukuhan Dawung. Akhir FGD, masyarakat melakukan ikrar pencegahan leptospirosis yang dilanjutkan dengan penandatanganan komitmen bersama. Hasil evaluasi program promosi kesehatan menunjukkan adanya perbedaan sebelum dan sesudah intervensi. Meski ada peningkatan nilai namun secara statistik perbedaannya belum signifikan. Kesimpulan: Kegiatan penyuluhan edukasi pengendalian faktor risiko leptospirosis di Pedukuhan Dawung telah berhasil meningkatkan pengetahuan dan mempengaruhi sikap dan perilakunya meski tidak signifikan secara statistik. Rekomendasi, sebaiknya edukasi tidak dilakukan hanya sekali, namun berkali-kali hingga dapat membentuk perilaku, meningkatkan pengetahuan dan sikap dalam upaya mencegah penyakit leptospirosis secara signifikan.