Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Optimalisasi Produktivitas Amma Pabalu Dalam Program ASI Ekslusif Terintegrasi Nilai-Nilai Ekonomi dan Budaya S, Sartika; Elis, Andi; Badawi, Badriani
Jurnal Ners Vol. 9 No. 1 (2025): JANUARI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i1.35273

Abstract

Pada era global sekarang ini Perempuan semakin menguatkan perannya sebagai pelaku ekonomi dan seorang ibu. Salah satunya Amma Pabalu (Ibu Penjual) di Pasar Tradisional Kota Makassar. Permasalahan yang muncul terkait produktivitas Amma Pabalu sebagai ibu yang memiliki bayi dan memberikan ASI eksklusif dalam menjalankan usahanya. Kondisi Pasar yang ramai dengan para pembeli dan penjual menyebabkan kurangnya Bonding Atteachment pada ibu dan bayinya. Juga kurangnya pengetahuan tentang ASI Ekslusif yang membuat Amma Pabalu mengesampingkan permasalahan tersebut. Sehingga sangat penting untuk mendukung Program ASI Eksklusif yang terintegrasi dengan budaya lokal. Tujuan Penelitian ini untuk Mengidentifikasi dan menilai Produktivitas Amma Pabalu sebelum dan sesudah mengimplementasikan program ASI Eksklusif terintegrasi nilai-nilai ekonomi dan budaya dengan menggunakan metode Quasy Eksperiment yang terdiri dari kelompok perlakuan dan kontrol kontrol. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa statistik dengan mann-whitney diketahui bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,22 lebih besar dari > nilai probabilitas 0,05. Dengan demikian menunjukkan bahwa ada perbedaan uji coba antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen yang signifikan dengan penerapan media edukasi poster dan flipchart. Dengan adanya sikap positif ini, intervensi yang direncanakan dapat memiliki potensi yang besar untuk diterima dan dijalankan di lingkungan pasar tradisional Kota Makassar.
PELATIHAN KEMANDIRIAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA IBU HAMIL DI POSYANDU Mustari, Rohani; Hafidah, Andi; Badawi, Badriani
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 6 (2024): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i6.26993

Abstract

Abstrak: Sebagian besar wanita usia subur di desa ini tidak bekerja dan hanya menjadi ibu rumah tangga. Sayangnya, pelayanan posyandu yang seharusnya berlangsung sebulan sekali hanya dapat terlaksana dua bulan sekali karena kurangnya informasi mengenai kesehatan reproduksi, pelayanan kesehatan serta fasilitas yang tidak optimal. Tujuan pengabdian ini adalah memberikan penyuluhan dan pelatihan kemandirian kesehatan reproduksi kepada ibu hamil, meningkatkan pengetahuan, praktik perawatan kesehatan. Metode Ceramah, Interaksi tanya jawab serta demontrasi. Peserta 22 orang yaitu 15 orang ibu hamil dan 7 orang bidan dan kader. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kuisioner dengan 20 pertanyaan yang melalui pretest dan posttest sebelum dan sesudah penyuluhan. Pada hasil Kegiatan terdapat peningkatan pengetahuan mitra akan kesehatan reproduksi dan pengelolaan tabulin dengan hasil pretest sebesar 17,5% dan postest sebesar 86,7%. Kegiatan ini memberikan harapan baru bagi kesehatan ibu dan anak, mendorong partisipasi aktif ibu hamil dalam menjaga kesehatan reproduksi, persiapan pemeliharaan tabungan ibu hamil, dan diharapkan dapat memperkuat ikatan antara bidan, kader, dan ibu hamil dalam memberikan pelayanan kesehatan berkelanjutan.Abstract: Most women of childbearing age in this village do not work and are only housewives. Unfortunately, posyandu services which should take place once a month can only be carried out once every two months due to a lack of information regarding reproductive health, health services and facilities that are not optimal. The aim of this service is to provide reproductive health education and independence training to pregnant women, increase knowledge and health care practices. Lecture method, question and answer interaction and demonstration. There were 22 participants, namely 15 pregnant women and 7 midwives and cadres. Evaluation was carried out using a questionnaire with 20 questions through pretest and posttest before and after counseling. In the results of the activity, there was an increase in partners' knowledge of reproductive health and tabulin management with pretest results of 17.5% and posttest of 86.7%. This activity provides new hope for maternal and child health, encourages active participation of pregnant women in maintaining reproductive health, preparation for maintaining savings for pregnant women, and is expected to strengthen ties between midwives, cadres and pregnant women in providing sustainable health services.
PENYULUHAN CEGAH STUNTING PADA BALITA DEMI TERCIPTANYA ANAK SEHAT KELUARGA BAHAGIA badawi, badriani; Marlina
Jurnal Abdimas Resoku Vol 1 No 2 (2023)
Publisher : Jurnal Abdimas Resoku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58191/jares.v1i2.213

Abstract

Demi terwujudnya Indonesia Maju 2045, maka permasalahan yang dihadapi oleh bangsa kita menjadi tanggungjawab bersama. Stunting adalah salah satu permasalah yang menjadi prioritas utama bagi Indonesia tidak tanggung-tanggung pemerintah telah menganggarkan Rp.30,4 trilium pada tahun 2023 untuk percepatan penurunan stunting. Di Indonesia, berdasarkan data Asian Development Bank, pada tahun 2022 persentase Prevalence of Stunting Among Children Under 5 Year of Age sebesar 31,8 persen. Jumlah itu menjadikan Indonesia pada urutan ke sepuluh di Wilayah Asia Tenggara. Sedangkan, tahun 2022, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan angka stunting di Indonesia berhasil turun menjdai 21,6 persen. Tujuan penyuluhan kepada masyarakat ini untuk meningkatkan kesadaran ibu akan pentingnya cegah stunting pada balita demi terciptanya anak sehat keluarga bahagia. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah dengan peserta sebanyak 15 ibu beserta balitanya. Dalam penyuluhan dilakukan diskusi antara pemateri dengan peserta yang juga melibatkan kader untuk berbagi pengalaman terkait stunting dan cara pencegahannya. Hasilnya peserta mendapat pengetahuan baru serta termotivasi untuk melakukan inovasi dalam pemberian makanan tambahan berbahan pangan lokal yang tentunya diperlukan tindak lanjut dari pengabdian kepada masyarakat ini dengan perlu adanya pendampingan pengelolaan makanan berbahan pangan lokal sebagai upaya pemenuhan gizi balita untuk cegah terjadinya stunting.
Community Education on Clean and Healthy Living Behavior (CHLB) Due to Urinary Tract Infections (UTIs) in Pregnant Women Nurlina Subair; Haris, Risma; Badawi, Badriani; Marlina
International Journal of Integrative Sciences Vol. 3 No. 9 (2024): September 2024
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/ijis.v3i9.10973

Abstract

The implementation of Clean and Healthy Living Behavior (CHLB) plays a crucial role in maintaining the health of pregnant women, particularly in preventing Urinary Tract Infections (UTIs), which can become a serious issue during pregnancy. UTIs may increase the risk of complications such as preterm labor or low birth weight. Data collected from pre-test and post-test assessments indicate a significant increase in knowledge, with initial scores at just 20%, rising to 68% after intervention. Therefore, the implementation of CHLB is essential, encompassing simple habits like regular hand washing with soap, maintaining genital hygiene, and consuming sufficient water to increase urine volume, thereby reducing the risk of UTIs. Additionally, it is important for pregnant women to avoid contracting sexually transmitted infections (STIs), which can increase the risk of UTIs. By effectively practicing CHLB, pregnant women can lower the likelihood of developing UTIs, maintain their own health as well as that of their unborn child, and ensure a smooth pregnancy and delivery process
Efektivitas storytelling digital berbasis kearifan lokal meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja terhadap triad reproduksi Marlina, Marlina; Elis, Andi; Darwin, Devi; Haris, Risma; Irma, Irma; Badawi, Badriani
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 9 (2025): Volume 19 Nomor 9
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i9.1637

Abstract

Background: Challenges in adolescent reproductive health, particularly the adolescent reproductive health triad (sexuality, HIV/AIDS, and substance abuse), are a global health concern. Traditional health education approaches are unable to address the learning preferences of Generation Z, who are digital natives. This requires culturally responsive and technology-based interventions. Purpose: To evaluate the effectiveness of local wisdom-based digital storytelling in improving adolescents' knowledge and attitudes towards the reproductive triad. Method: A quasi-experimental pre-test and post-test design with a mixed-methods approach was used in this study. Adolescent girls were randomly assigned to either an experimental group (digital storytelling integrating Sipakatau-Sipakainge values) or a control group (conventional lecture and discussion). The study was conducted from August to September 2025 at two schools: SMP Negeri 3 Makassar and SD Pabundukan, Gowa Regency. Knowledge, attitudes, and behaviors related to the reproductive health triad were measured using a validated questionnaire. Qualitative data was collected through focus group discussions and in-depth interviews. Data analysis included descriptive and inferential statistics, with N-Gain scores calculated for effectiveness comparisons. Results: Digital storytelling demonstrated superior effectiveness with high N-Gain scores for HIV knowledge (0.71) and substance abuse (1.00) compared to conventional methods, which showed moderate to low scores (0.30 and 0.25). Sexuality knowledge achieved a moderate increase (0.50 vs. 0.33). Qualitative findings revealed a 76% preference for visual and interactive learning modalities. The digital approach demonstrated consistent effectiveness across all domains with no low scores, while conventional methods showed deficits in substance abuse education. Conclusion: Digital storytelling based on local wisdom significantly outperformed conventional health education in addressing adolescent reproductive health challenges among Generation Z learners.   Keywords: Adolescents; Attitudes; Digital Storytelling; Knowledge; Local Wisdom; Reproductive Health.   Pendahluan: Tantangan kesehatan reproduksi remaja, khususnya triad kesehatan reproduksi remaja (masalah seksualitas, HIV/AIDS, dan penyalahgunaan zat), menjadi perhatian kesehatan global. Pendekatan edukasi kesehatan tradisional tidak mampu mengatasi preferensi belajar generasi Z yang merupakan digital natives. Hal ini memerlukan intervensi yang responsif secara budaya dan berbasis teknologi. Tujuan: Untuk mengevaluasi efektivitas storytelling digital berbasis kearifan lokal meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja terhadap triad reproduksi. Metode: Desain kuasi-eksperimental pre-test; post-test dengan pendekatan mixed-methods digunakan dalam penelitian ini. Remaja putri dibagi secara acak ke dalam kelompok eksperimen (storytelling digital yang mengintegrasikan nilai Sipakatau-Sipakainge) atau kelompok kontrol (ceramah-diskusi konvensional). Penelitian dilakukan pada buluan Agustus-September 2025 di dua sekolah yaitu SMP Neger 3 Makassar dan SD Pabundukan Kabupatan Gowa. Pengetahuan, sikap, dan perilaku terkait triad kesehatan reproduksi diukur menggunakan kuesioner tervalidasi. Data kualitatif dikumpulkan melalui diskusi kelompok terpumpun dan wawancara mendalam. Analisis data meliputi statistik deskriptif dan inferensial dengan menghitung skor N-Gain untuk perbandingan efektivitas. Hasil: Storytelling digital menunjukkan efektivitas superior dengan skor N-Gain kategori tinggi untuk pengetahuan HIV (0.71) dan penyalahgunaan zat (1.00) dibandingkan metode konvensional yang menunjukkan kategori sedang hingga rendah (0.30 dan 0.25). Pengetahuan seksualitas mencapai peningkatan sedang (0.50 vs 0.33). Temuan kualitatif mengungkapkan 76% preferensi terhadap modalitas pembelajaran visual dan interaktif. Pendekatan digital menunjukkan efektivitas konsisten di semua domain tanpa aspek berkategori rendah, sementara metode konvensional menunjukkan defisit dalam edukasi penyalahgunaan zat. Simpulan: Storytelling digital berbasis kearifan lokal secara signifikan lebih unggul dibandingkan edukasi kesehatan konvensional dalam mengatasi tantangan kesehatan reproduksi remaja pada pembelajar Generasi Z.   Kata Kunci: Kearifan Lokal; Kesehatan Reproduksi; Pengetahuan; Remaja; Sikap; Storytelling Digital.