Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

UJI DAYA ANTIMIKROBA KAPANG ENDOFIT DARI TANAMAN GAHARU (AQUILARIA MALACCENSIS LAMK) Hartianty, Eka Pebi
UG Journal Vol 15, No 10 (2021)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan tanaman dalam bidang pengobatan merupakan sesuatu yang menjanjikan dalam upaya penemuan senyawa kimia yang memiliki khasiat tertentu. Salah satunya adalah senyawa yang memiliki khasiat sebagai antimikroba. Suatu metode dalam menghasilkan senyawa aktif dalam waktu yang lebih singkat tanpa harus merusak habitat tanaman obat, adalah pemanfaatan mikroba endofit. Salah satu mikroba endofit penghasil antibiotika yang sedang banyak dibicarakan sekarang adalah kapang endofit. Tumbuhan yang memiliki sejarah etnobotani yang menjanjikan untuk diteliti adalah Aquilaria malaccensis Lamk., yang sejak lama digunakan sebagai antimikroba. Isolasi kapang endofit dilakukan dengan cara tanam langsung pada media CMM, kemudian dipindahkan ke media PDA untuk peremajaannya. Lima isolat kapang endofit yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda, di skrining untuk memperoleh isolat kapang endofit yang berpotensi sebagai antimikroba. Fermentasi dalam media cair PDY, kemudian diekstraksi dengan etil asetat dan n-butanol. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak n-butanol kapang endofit kode AM-EK3 memiliki aktivitas antimikroba yang paling baik terhadap bakteri uji Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Fraksinasi dilakukan secara kromatografi kolom dan menghasilkan 5 fraksi, yang mana fraksi F3 dan F5 memiliki aktivitas antimikroba yang paling baik. Hasil pemurnian dengan KLT preparatif untuk F3 (F3-1, F3-2) dan F5 (F5-1, F5-2, F5-3, F5-4) dan uji antimikroba diperoleh bahwa fraksi F5-3 mempunyai aktivitas antimikroba spektrum luas.
ISOLASI KAPANG ENDOFIT DARI TANAMAN GAHARU (AQUILARIA MALACCENSIS LAMK) Hartianty, Eka Pebi
UG Journal Vol 15, No 11 (2021)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemampuan mikroba endofit memproduksi senyawa metabolit sekunder sesuai dengan tanaman inangnya merupakan peluang yang sangat besar dan dapat diandalkan untuk memproduksi metabolit sekunder dari mikroba endofit yang diisolasi dari tanaman inangnya tersebut. Pemanfaatan mikroba endofit sebagai sumber molekul acuan baru perlu didasari pada pemilihan jenis tumbuhan inang yang tepat. Pilihan tersebut akan mempengaruhi keunikan dan aktivitas biologis produk yang dihasilkan dari mikroba endofit. Tumbuhan yang memiliki sejarah etnobotani yang menjanjikan untuk diteliti adalah Aquilaria malaccensis Lamk., yang sejak lama digunakan sebagai antimikroba. Hasil isolasi kapang dari cabang ke-4 ranting ke-2 tanaman Aquilaria malaccensis Lamk. yang diambil dari Kebun Raya Bogor, diperoleh 5 isolat kapang endofit. Masing-masing isolat kapang memiliki karakteristik morfologi yang berbeda, begitu pula dengan adanya perbedaan diameter isolat kapang yang diukur pada hari yang sama
ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF BACANG MANGO (Mangifera foetida L.) LEAVES ETHANOL EXTRACT IN GEL FORMULATION AS ANTI-ACNE Aditya, Aditya; Jannati, Zahra Shaumi Jasmin; Hartianty, Eka Pebi; Tsurayya, Nadya
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vol 15, No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
Publisher : Faculty of Mathematic and Natural Science, Garut University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jifb.v15i2.3071

Abstract

Acne was a chronic skin disorder that was most often found in adolescents, so it frequently caused psychological effects that made the acne fighters look for ways to treat it quickly. Although topical antibiotics effectively treat acne, excessive long-term use can cause resistance. This has led to an interest in natural antimicrobials as an alternative treatment for acne. The natural antibacterial activity of the ethanol extract of bacang mango (Mangifera foetida L.) leaves has previously been reported to have antibacterial effects against Propionibacterium acnes, but only in the form of extracts not formulated into pharmaceutical preparations. Therefore, this study aimed to re-test the antibacterial activity of this extract, which has now been formulated into a gel preparation against the same bacteria. The gelling agent used in the gel formulation was Na-CMC with three different concentrations: 3%, 4%, and 5%. The Agar stab technique tests the antibacterial activity for three different extract concentrations. Those were 10%, 15%, and 20% for optimization of inhibitory activity before being formulated. Based on the results of testing the antibacterial activity of the ethanol extract of bacang mango (Mangifera foetida L.) leaves, an extract concentration of 20% had a more potent inhibitory activity than the others so that this concentration was chosen to be formulated into a gel preparation. After the formulation of the extracted gel, Na-CMC with a concentration of 5% produced a better gel base than other formulations. In addition, the three formulations provided the same inhibitory activity of 10 mm, so it can be concluded that the differences in gelling agent concentrations did not affect the antibacterial activity of the extracts in the preparations. However, a 3 mm decrease in inhibition occurred in the extract after it was formulated into a gel preparation. Even so, the extract gel preparation still has antibacterial activity against Propionibacterium acnes with antimicrobial inhibition zone activity, which is in the moderate category.
Formulasi dan Evaluasi Granul Mukoadhesif Amoksisilin trihidrat dengan Polimer Kitosan Rosmawati; Hartianty, Eka Pebi; Ashfar Kurnia; Siti Mardiyanti
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol. 15 No. 2 (2023): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35617/jfionline.v15i2.157

Abstract

Acute respiratory infection (ARI) is a respiratory infection that causes disruption of normal respiratory activities. Amoxicillin is the antibiotic of first choice that is generally given to patients with ARI. Compliance in the use of antibiotics for less than five days will determine the success of therapy so that the frequency of drug use also affects patient compliance in taking medication. Granule mucoadhesive amoxicillin trihydrate formula is designed with the addition of chitosan polymer is expected to keep the granule in the stomach longer, so as to reduce the frequency of taking the drug. Granule mucoadhesive amoxicillin trihydrate formula with the addition of chitosan polymer is formulated by wet granulation method. The evaluation results showed an increase in the concentration of chitosan in the formula indicating a longer drug release profile, in formula 6 with 40% chitosan concentration, it could maintain drug release by 41% for 6 hours of testing. Drug release kinetics from formulas 1, 3, 4, and 5 followed higuchi release kinetics, formula 2 followed zero-order release kinetics and formula 6 followed first-order release kinetics.
Formulasi Masker Gel Peel-Off Kombinasi Ekstrak Jahe Merah Dan Bengkuang Serta Uji Aktivitas Antibakteri Terhadap Propionibacterium acnes Andresya, Novia; Hartianty, Eka Pebi
Jurnal Farmasi dan Farmakoinformatika Vol 2, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jff.2024.v2i2.11093

Abstract

Jahe merah dan bengkuang masing-masing mengandung senyawa aktif seperti alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan triterpenoid yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Salah satu bakteri penyebab jerawat yaitu bakteri Propionibacterium acnes. Masker gel peel-off merupakan sediaan masker yang dapat merawat kulit wajah dan memiliki keunggulan mudah dan praktis digunakan karena dapat langsung dilepas setelah mengering pada lapisan kulit. Uji aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acnes menggunakan metode sumuran. Sediaan masker gel peel-off menggunakan PVA sebagai pembentuk film.  Pembuatan formula sediaan masker gel peel-off kombinasi ekstrak jahe merah dan bengkuang pada konsentrasi 20% dengan menggunakan variasi konsentrasi PVA 10%, 12%, dan 14% sebagai gelling agent. Uji sediaan meliputi parameter organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, waktu pengeringan sediaan, uji iritasi, uji hedonik, uji stabilitas, dan uji aktivitas antibakteri. Hasil penelitan menunjukkan bahwa formulasi masker gel peel-off kombinasi ekstrak jahe merah dan bengkuang dengan konsentrasi PVA 12% merupakan sediaan yang memiliki karakteristik paling baik dibandingkan dengan formulasi dengan konsentrasi PVA 10% dan 14%.
Analisis Penerapan Penyimpanan Obat High Alert dan Potensi Kejadian Medication Errors Pada Penyimpanan Obat High Alert di Rumah Sakit Bhayangkara Brimob Melina, Citra; Hartianty, Eka Pebi; Wijayanti, Rahayu
Jurnal Farmasi dan Farmakoinformatika Vol 3, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jff.2025.v3i1.12942

Abstract

Penyimpanan merupakan suatu langkah menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan sediaan farmasi yang dinilai aman dari pencurian dan gangguan fisik yang bisa merusak mutu obat sehingga penyimpanan obat harus dilakukan dengan baik dan benar, khususnya obat high alert jika terjadi kesalahan dalam pengelolaannya maka berpotensi menimbulkan medication error. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan penyimpanan obat high alert dan potensi kejadian medication error pada penyimpanan obat high alert. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan rancangan penelitian observasional secara langsung, jenis obat yang diteliti yaitu obat high alert dengan lokasi penelitian di gudang obat, instalasi farmasi rawat inap dan rawat jalan. Hasil yang diperoleh pada kategori LASA nama obat sama kekuatan berbeda sebesar 70,98% di gudang obat, 71,54% di instalasi rawat inap dan 71,12% di instalasi rawat jalan. Kategori obat LASA nama obat mirip (sound alike) sebesar 71,74% di gudang obat, 71,74% di instalasi rawat inap dan 74,64% di instalasi rawat jalan. Kategori obat LASA kemasan obat mirip (look alike) sebesar 71,43% di gudang obat, 72,62% di instalasi rawat inap dan 76,19% di instalasi rawat jalan. Kategori elektrolit konsentrat sebesar 100% di gudang obat dan instalasi rawat inap. Kategori risiko tinggi sebesar 73% di gudang obat, 76% di instalasi rawat inap dan 70% di instalasi rawat jalan. Kategori narkotika sebesar 100% di gudang obat, instalasi rawat inap dan instalasi rawat jalan. Dapat disimpulkan bahwa potensi medication error pada penyimpanan obat high alert terdapat pada kategori LASA dan risiko tinggi, sedangkan pada kategori elektrolit konsentrat dan narkotika tidak berpotensi adanya medication error.
ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF BACANG MANGO (Mangifera foetida L.) LEAVES ETHANOL EXTRACT IN GEL FORMULATION AS ANTI-ACNE Aditya, Aditya; Jannati, Zahra Shaumi Jasmin; Hartianty, Eka Pebi; Tsurayya, Nadya
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vol 15 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
Publisher : Faculty of Mathematic and Natural Science, Garut University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jifb.v15i2.3071

Abstract

Acne was a chronic skin disorder that was most often found in adolescents, so it frequently caused psychological effects that made the acne fighters look for ways to treat it quickly. Although topical antibiotics effectively treat acne, excessive long-term use can cause resistance. This has led to an interest in natural antimicrobials as an alternative treatment for acne. The natural antibacterial activity of the ethanol extract of bacang mango (Mangifera foetida L.) leaves has previously been reported to have antibacterial effects against Propionibacterium acnes, but only in the form of extracts not formulated into pharmaceutical preparations. Therefore, this study aimed to re-test the antibacterial activity of this extract, which has now been formulated into a gel preparation against the same bacteria. The gelling agent used in the gel formulation was Na-CMC with three different concentrations: 3%, 4%, and 5%. The Agar stab technique tests the antibacterial activity for three different extract concentrations. Those were 10%, 15%, and 20% for optimization of inhibitory activity before being formulated. Based on the results of testing the antibacterial activity of the ethanol extract of bacang mango (Mangifera foetida L.) leaves, an extract concentration of 20% had a more potent inhibitory activity than the others so that this concentration was chosen to be formulated into a gel preparation. After the formulation of the extracted gel, Na-CMC with a concentration of 5% produced a better gel base than other formulations. In addition, the three formulations provided the same inhibitory activity of 10 mm, so it can be concluded that the differences in gelling agent concentrations did not affect the antibacterial activity of the extracts in the preparations. However, a 3 mm decrease in inhibition occurred in the extract after it was formulated into a gel preparation. Even so, the extract gel preparation still has antibacterial activity against Propionibacterium acnes with antimicrobial inhibition zone activity, which is in the moderate category.