Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Studi Experimen Jus Mentimun Terhadap Penurunan Tekanan Darah Penderita Hipertensi Wanto Sinaga; Ayus Arianti
JURNAL FENOMENA KESEHATAN Vol 4 No 2 (2021): Jurnal Fenomena Kesehatan
Publisher : JURNAL FENOMENA KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipertensi adalah kondisi medis yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg, dan tekanan darah diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg. Hipertensi merupakan salah satu faktor yang kuat mengakibatkan terjadinya beberapa penyakit seperti infark miokard, gagal jantung, stroke dan gagal ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Buntu Torpedo Kecamatan Sabbang. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen dengan teknik desain one group pre-test dan post-test. Jumlah sampel penelitian adalah sebanyak 25 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan kuesioner, sedangkan analisis data menggunakan uji Wilcoxon Signed Test. Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian terapi jus mentimun pada penderita hipertensi di Desa Buntu Torpedo Kecamatan Sabbang. Pengujian Wilcoxon Ranks Test diperoleh mean rank tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah perlakuan sebesar 13,00 dan mean rank tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah perlakuan sebesar 0,00 dengan p-value sebesar 0,000 (p < 0,05). Hal ini memperlihatkan pada tingkat signifikan 5%, terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolic sebelum dan setelah intervensi. Kesimpulan, bahwa pemberian jus mentimun pada klien berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada klien dengan hipertensi. Maka jus mentimun dapat dijadikan sebagai alternatif pengobatan non-farmakologis untuk menurunkan tekanan darah.
Progressive Muscle Relaxation Techniques Reduces Anxiety in Fracture Recovery Patients at Haji Adam Malik General Hospital Henrianto Karolus Siregar; Wanto Sinaga; Khairunnisa Batubara; Ivana Aprilia Pehopu; Fendy Yesayas
Media Keperawatan Indonesia Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (20.822 KB) | DOI: 10.26714/mki.5.2.2022.131-138

Abstract

Fracture is a disorder of the musculoskeletal system caused by damage to bone tissue. The progressive muscle relaxation technique is a deep muscle therapy that does not require imagination, persistence, and even suggestion that can be used by stretching and then relaxing the muscles. Progressive muscle relaxation techniques can help a person relax more when experiencing anxiety. The study aimed to identify the effect of progressive muscle relaxation techniques on anxiety in fracture recovery patients of research is a quantitative descriptive study with quasi-experimental research with a two-group pretest and post-test design approach. The treatment group was given a progressive muscle relaxation technique with as many as 15 movements starting from the facial muscles to the leg muscles for 20-40 minutes every day and carried out for 1 week. The results showed a positive effect of giving muscle progressive techniques to anxiety before and before intervention p-value = 0.000 (p <0.05). Based on the results of this study, it can be said that progressive muscle relaxation is effective in reducing anxiety scores of patients with fracture recovery.
PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD ANDI DJEMMA MASAMBA Wanto Sinaga; Muhammad Useng; Fendy Yesayas
NURSING UPDATE : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN : 2085-5931 e-ISSN : 2623-2871 Vol 14 No 1 (2023): MARET
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wound healing is an important physiological process to maintain skin integrity as a mechanical barrier after trauma. In general, it can be divided into hemostatic, inflammatory, proliferative, and remodeling phases. Early mobilization is carried out to reduce the risk of postoperative complications, accelerate the recovery of functional walking capacity, have a positive impact on some of the outcomes reported by patients and reduce the length of hospital stay, thereby reducing treatment costs. This study aims to determine the effect of early mobilization on the wound healing process in postoperative Sectio Caesarea patients at Andi Djemma Masamba Hospital.This study uses a pre-experimental type of research with a one shot case study approach (one group pretest and post test design). The population in this study were all patients with sectio caesarea surgery in July as many as 72 people. The number of samples in this study was 42 people. This study uses observation sheets and SOPs for early mobilization. The data analysis test used was the Wilcoxon test because the data were not normally distributed.The results of the analysis test found that there was an effect of early mobilization on the wound healing process in postoperative Sectio Caesarea patients at Andi Djemma Masamba Hospital with a p value of 0.000 which was smaller than the value of 0.05.Suggest for hospital management to make early mobilization a mandatory intervention that must be carried out by post Sectio Caesarea patients..
THE EFFECT OF EARLY MOBILIZATION ON WOUND HEALING PROCESS OF POST OPERATING SECTIO CAESAREA PATIENTS AT ANDI DJEMMA MASAMBA HOSPITAL Wanto Sinaga; Muhammad Useng
NURSING UPDATE : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN : 2085-5931 e-ISSN : 2623-2871 Vol 14 No 2 (2023): JUNI
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/nu.v14i2.1126

Abstract

Wound healing is an important physiological process to maintain skin integrity as a mechanical barrier after trauma. In general, it can be divided into hemostatic, inflammatory, proliferative, and remodeling phases. Early mobilization is carried out to reduce the risk of postoperative complications, accelerate the recovery of functional walking capacity, have a positive impact on some of the outcomes reported by patients and reduce the length of hospital stay, thereby reducing treatment costs. This study aims to determine the effect of early mobilization on the wound healing process in postoperative Sectio Caesarea patients at Andi Djemma Masamba Hospital. This study uses a pre-experimental type of research with a one shot case study approach (one group pretest and post test design). The population in this study were all patients with sectio caesarea surgery in July as many as 72 people. The number of samples in this study was 42 people. This study uses observation sheets and SOPs for early mobilization. The data analysis test used was the Wilcoxon test because the data were not normally distributed. The results of the analysis test found that there was an effect of early mobilization on the wound healing process in postoperative Sectio Caesarea patients at Andi Djemma Masamba Hospital with a p value of 0.000 which was smaller than the value of 0.05. Suggest for hospital management to make early mobilization a mandatory intervention that must be carried out by post Sectio Caesarea patients..
Pendampingan Pelatihan Literasi Digital Dalam Penyusunan Artikel Ilmiah Bagi Mahasiswa Di STIKES Mayapada Bustamin, Syamsumar; Sinaga, Wanto; Sufiani, Andi
Jurnal IPMAS Vol. 4 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : Pustaka Digital Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54065/ipmas.4.1.2024.488

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat ini berfokus pada implementasi pelatihan literasi digital untuk penulisan ilmiah di kalangan mahasiswa STIKES Mayapada. Menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR), kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam menyusun artikel ilmiah melalui pemanfaatan teknologi digital secara efektif. Pelatihan mencakup berbagai aspek, termasuk pencarian literatur digital, manajemen referensi, dan persiapan naskah untuk publikasi di jurnal nasional. Metode yang digunakan meliputi klinik pembinaan, di mana mahasiswa menerima bimbingan tentang aspek teknis dan substantif penulisan ilmiah, serta instruksi tentang penggunaan alat digital untuk penulisan akademik. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa meskipun mahasiswa memiliki minat tinggi, pemahaman awal mereka tentang penulisan ilmiah dan literasi digital masih terbatas. Namun, program ini berhasil meningkatkan pemahaman dan antusiasme mahasiswa, menghasilkan 10 draf artikel yang siap untuk proses publikasi selanjutnya. Tantangan yang dihadapi selama kegiatan termasuk kurangnya kepercayaan diri mahasiswa, pengetahuan metodologi penelitian yang terbatas, dan kesulitan dalam mengakses serta menerapkan prinsip-prinsip penulisan ilmiah. Kesimpulan dari pengabdian ini menekankan pentingnya pelatihan literasi digital yang berkelanjutan dan pembentukan forum ilmiah mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan penulisan ilmiah yang berkelanjutan di era digital
Optimalisasi Kompetensi Tenaga Kesehatan Melalui Video Edukasi Klinis dan Manajemen Gangguan Respirasi pada Pasien Sufiani, Andi; Sinaga, Wanto; Bustamin, Syamsumar
Jurnal IPMAS Vol. 4 No. 3 (2024): Desember 2024
Publisher : Pustaka Digital Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54065/ipmas.4.3.2024.498

Abstract

Optimalisasi kompetensi tenaga kesehatan dalam manajemen gangguan respirasi sangat penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan medis, terutama mengingat tingginya prevalensi kasus seperti Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), pneumonia, dan COPD. Namun, banyak tenaga kesehatan menghadapi keterbatasan pelatihan berkelanjutan yang relevan dan berbasis teknologi. Mitra Pada Kegiatan PKM ini adalah Puskesmas Maroangin di Kecamatan Telluwanua, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, dengan 30 tenaga kesehatan. Fokus permasalahan Mitra yaitu minimnya akses terhadap media pembelajaran interaktif, seperti video edukasi klinis, serta penerapan protokol manajemen respirasi yang belum terstandar, turut menjadi kendala. Masalah ini sering kali berdampak pada tingginya tingkat kesalahan prosedural dan kurangnya kepercayaan diri dalam menangani kasus-kasus kompleks. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, program ini dilaksanakan dalam tiga kegiatan utama: seminar kasus gangguan respirasi, pelatihan dan pendampingan pengembangan video edukasi klinis, serta pendampingan manajemen gangguan respirasi pada pasien. Seminar kasus difokuskan pada pemberian pemahaman teoretis dan diskusi interaktif berbasis kasus nyata. Pelatihan video edukasi klinis bertujuan untuk membekali tenaga kesehatan dengan keterampilan teknis dalam membuat video pembelajaran berbasis prosedur medis. Pendampingan manajemen gangguan respirasi berfokus pada penerapan protokol berbasis bukti, penggunaan alat bantu medis modern, dan evaluasi kasus nyata. Hasil pelaksanaan menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan di Puskesmas Maroangin. Peserta seminar melaporkan kepercayaan diri yang lebih tinggi dalam menangani gangguan respirasi, didukung dengan pengetahuan protokol terbaru. Pelatihan video edukasi menghasilkan media pembelajaran berkualitas yang dapat digunakan secara mandiri. Sementara itu, pendampingan manajemen respirasi berhasil mengurangi kesalahan prosedural dan meningkatkan hasil klinis pasien. Program ini memberikan solusi komprehensif untuk meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan di fasilitas dengan keterbatasan sumber daya, melalui pendekatan berbasis teknologi dan intervensi langsung.
Edukasi Bantuan Hidup Dasar (BHD) terhadap Siswa SMK Al- Hidayah Lestari Jakarta berbasis Teknologi Informasi Sinaga, Wanto; Sufiani, Andi
Jurnal IPMAS Vol. 4 No. 3 (2024): Desember 2024
Publisher : Pustaka Digital Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54065/ipmas.4.3.2024.499

Abstract

Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Edukasi Bantuan Hidup Dasar (BHD) dilaksanakan di SMK Al-Hidayah Lestari Jakarta Selatan dengan melibatkan 125 siswa sebagai sasaran. Program ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pengetahuan siswa tentang Bantuan Hidup Dasar, terbatasnya akses dan pemanfaatan teknologi informasi dalam edukasi BHD, serta rendahnya dukungan lingkungan terhadap pengembangan keterampilan penyelamatan nyawa. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai teknik BHD dan menciptakan individu yang tanggap dalam situasi darurat medis. Program dilaksanakan melalui tiga kegiatan utama: edukasi teori, implementasi modul interaktif, dan simulasi praktik. Edukasi mencakup resusitasi jantung paru (RJP), pengenalan tanda darurat medis, penanganan luka, dan komunikasi dalam situasi darurat. Modul interaktif berbasis visualisasi dan skenario realistis dirancang untuk memperdalam pemahaman, sedangkan simulasi memberikan pengalaman langsung menerapkan teori dalam situasi darurat. Hasil menunjukkan peningkatan pemahaman siswa pada empat indikator utama: teknik RJP (30%), pengenalan tanda kegawatdaruratan (33%), keselamatan dan prosedur pertolongan (38%), serta keterampilan komunikasi darurat (35%), dengan rata-rata peningkatan sebesar 34%. Temuan ini menunjukkan efektivitas program dalam meningkatkan keterampilan siswa menghadapi situasi darurat, menciptakan lingkungan yang lebih responsif, dan memberikan potensi jangka panjang dalam menyelamatkan nyawa di masyarakat.
PENDIDIKAN KESEHATAN PENYAKIT GERD PADA SISWA SISWI SMK WIDURI DI LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN Moody, Artharini; Sinaga, Wanto; Pallupi, Adelia Azahra; Sitinjak , Agnes Ananta Yosefin; Syafitri5, Ajeng Dwy; Andareza , Anas; Septiya, Erika Ade; Indriyani, Erlinda Retha; Rahma, Galuh A'isy Audya; Shabirah, Intan; Riwa, Klariska Keita; Nugraha, Pandu Prayoga; Suci, Sheptialani Mutiara; Pangestu, Singgih
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.41047

Abstract

GERD adalah suatu kondisi dimana asam lambung naik kembali ke kerongkongan sehingga menimbulkan rasa panas di dada, yang terjadi ketika otot cincin esofagus bagian bawah tidak menutup dengan baik sehingga menyebabkan asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan. Penyakit GERD ditemukan terjadi pada remaja usia 12-21 tahun. Secara umum pemahaman remaja mengenai pencegahan GERD masih rendah sehingga mudah memicu penyakit tersebut yang dapat diakibatkan karena aktivitas pembelajaran yang padat sehingga kebiasaan remaja kurang memperhatikan pola makan, dan jenis makanan. Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan sampel sebanyak 35 orang, simple random sampling, Metode edukasi, responden akan diberikan pre-Test dan post-Test penyakit GERD dengan quesinoer. Hasil penelitian meliputi: a). Distribusi berdasarkan gender; GERD banyak dialami oleh wanita b).  Gejala yang sering dialami : 1) Mual setelah makan (28,5%), 2). Sakit dada (23%), 3). Naiknya makanan atau asam lambung ke dalam mulut (17,2%). 4). Orang sering bersendawa (14,3%). 5). Bau Mulut (8,5%).  c) Sebaran penyebab GERD: 1) konsumsi makanan pedas sebanyak 15 orang (43%), 2). Obesitas sebanyak 10 orang (28,5%), 3) Perokok aktif sebanyak 5 orang (14,3%), 4). Makan dalam porsi besar sebanyak 3 orang (8,5%), 5). 2 orang (5,7%) mengonsumsi makanan bersoda. Metode penilaian menggunakan Pre-Test & Post-Test pada awal dan akhir kegiatan. Kesimpulannya melalui hasil pre-test dan post-test menunjukkan bahwa peserta dapat memperoleh pengetahuan tentang GERD, dan menerapkan teknik relaksasi dengan baik.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN DONOR DARAH DI LINGKUNGAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAYAPADA JAKARTA SELATAN Simatupang, Erna Juliana; Babo, Djimmy Heru Purnomo; Sinaga, Wanto; Bage, Veronika Papo
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.42757

Abstract

Peningkatan kebutuhan darah pada kasus kasus kegawatdaruratan di Indonesia teruatama di kota besar terus meningkat tidak disertai dengan peningkatan orang yang bersedia mendonorkan darahnya, sementara secara ilmiah tindakan donor darah tidak merugikan namun dapat turut meningkatkan kesehatan seseroang, namun sampai saat ini masih banyak orang yang belum mau melakukan donor darah. Metode penelitian adalah metode kuantitaf dengan desain cross-sectional menggunakan uji chi-squre. Populasi dalam penelitian ini adalah semua civitas akademika (mahasiswa dan dosen) STIKes Mayapada dan Karyawan Mayapada Hospital Jakarta Selatan yang mendaftar pada kegiatan donor darah STIKes Mayapada dalam rangka kegiatan perayaan 17 Agustus 2024 STIKes Mayapada yang dirangkaikan dengan kegiatan lomba dan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan kesehatan dan donor darah. Sampel dari penelitian ini adalah semua yang mendaftar di undangan donor darah perayaan 17 Agustus 2024 STIKes Mayapada melalui link yang diedarkan dan datang ke lokasi donor darah di Kampus STIKes Mayapada (Total sampling=42 responden). Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat. Dari hasil penelitian diperoleh karekateristik responden mayoritas perempuan (61,9%), mayoritas dengan tingkat pendidikan SMA/SMK (57,1%), mayoritas pada kelompok usia 16-23 (50%). Dari hasil uji statistik diketahui terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan motivasi responden dalam melakukan donor darah dengan nilai p 0,000. Semakin baik pengetahuan seseorang tentang donor darah dan semakin tinggi motivasi seseorang untuk melakukan donor darah maka semakin tinggi pula kemauan untuk melakukan donor darah.
Health Education Regarding Gerd in Students of Widuri Vocational School, Lebak Bulus, South Jakarta Sinaga, Wanto; Artharini, Moody
PROMOTOR Vol. 8 No. 4 (2025): AGUSTUS
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/pro.v8i4.1324

Abstract

GERD is a condition where stomach acid rises back into the esophagus, causing a burning sensation in the chest, which occurs when the lower esophageal ring muscle does not close properly causing stomach acid to flow back into the esophagus. PKM was carried out in the Widuri Lebak Bulus Vocational School classroom, with 35 participants which began with a presentation covering: the meaning of GERD, causes, symptoms, as well as appropriate prevention and treatment methods. The participants were given leaflets about GERD, as well as a demonstration of relaxation techniques, ending with a discussion. Activity results based on data distribution from highest to lowest include: a). Gender distribution; GERD is experienced by many women b). Symptoms frequently experienced: 1) Nausea after eating (28.5%), 2). HeartBurn (23 %), 3). Rising food or stomach acid into the mouth (17.2%). 4). People often burp (14.3%). 5). Bad Breath (8.5 %). c) Distribution of causes of GERD: 1) consumption of spicy food by 15 people (43%), 2). Obesity was 10 people (28.5%), 3) Active smokers were 5 people (14.3%), 4). Eat large portions as many as 3 people (8.5%), 5). 2 people (5.7%) consumed fizzy foods. The assessment method uses Pre-Test & Post-Test at the beginning and end of the activity. Based on the results of the pre-test and post-test, it shows that participants can receive knowledge about GERD, and apply relaxation techniques, with a percentage of 100%. Through PKM, it is hoped that young students can apply the knowledge gained to prevent and manage GERD symptoms well.