Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

CONTEXTUALIZATION OF THE HADITH OF SAYING SALAM AGAINST NON MUSLIMS (APPLICATION OF FAZLUR RAHMAN'S DOUBLE MOVEMENT THEORY): CONTEXTUALIZATION OF THE HADITH OF SAYING SALAM AGAINST NON MUSLIMS (APPLICATION OF FAZLUR RAHMAN'S DOUBLE MOVEMENT THEORY) Vanesa; Hasanah, Uswatun; Nadhiran, Hedhri
Taqrib : Journal of Islamic Studies and Education Vol. 1 No. 2 (2023): Taqrib : Journal of Islamic Studies and Education
Publisher : CV. Doki Course and Training

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61994/taqrib.v1i2.367

Abstract

Abstract The research entitled “Contextualiazation of Hadith Saying Greeting to No Muslims (Aplication of Fazlur Rahman’s Double Movement Theory)” is motivated by the existence of modern associations that trigger social phenomena, namely phenomena and responding to greetings from non-Muslims. This phenomena occurs because of doubts and habit or tradition of the community in greeting norms, giving rise to various perspectives. While in religion it has been clearly explained that there is a barrier in the context between Muslims and Non Muslims. The existence of these problems raises the questions of how the understanding of the hadith regarding how to greet non Muslims? And how is the contextualization of the hadith in the present?. This seeks to determine how perceptions of hadiths greets non Muslim and I contextualized through Fazlur Rahman’s Double Movement theory, using Library Research method. In addition to collecting data obtained from documentation or literature and interview as supporting data in this study.
Penerapan Algoritma C4.5 terhadap Pengaruh VSTOCK.ID pada Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19 Michael Sitorus; Vanesa
Journal of Informatics and Advanced Computing (JIAC) Vol 2 No 2 (2021): Journal of Informatics and Advanced Computing
Publisher : Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/jiac.v2i2.3264

Abstract

The Covid-19 Pandemic Outbreak, is an international disaster that has shaken all aspects of life, including the business world. With the Covid-19 outbreak, automatically there will be no face-to-face meetings to avoid the spread of Covid-19, or at least minimizing meetings. Vstock.id's business problems that arise in society are the way Vstock.id conducts activities to disseminate information to its consumers, because many consumers have doubts about the original brand of a product and service or facility made by Vstock.id and the level of consumer satisfaction during the Covid-19 period. The main goal in establishing Vstock.id is to provide an average price without setting a high price but in accordance with proportional quality such as high quality, original, branded and can be purchased by all groups even though branded products, so that all people can feel the fashion bar brands in the future. now. Vstock.id's business concept is with quality clothing trends, trend brands, quality materials, original brands, and prices that are much cheaper than market store prices. This business conclusion shows that the order of attributes that have the highest level of importance in Vstock.id business development is clothing trends, quality of materials, brand trends, original or original brands and the last is price. The advice that can be given is the development of fashion trends that exist in the following year or now which must be based on the formation of a brand, quality and price to make Vstock.id's business as well as the product ideal. Where the ideal products and businesses that match consumer preferences for the development of Vstock.id are branded or branded goods with original quality such as buying from a store but below the market store selling price with quality control check Product selling price starts from IDR. 80,000 - 300,000.
MODIFIKASI GAMBAR KARAKTER CERITA RAKYAT FABEL NUSANTARA UNTUK PEKAN MEMBACA DI SEKOLAH DASAR Ismanto, Adi; Felix, Vincentius; Hung, Jennifer; Vanesa
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 8 No. 2 (2025): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v8i2.34465

Abstract

Cerita rakyat fabel terdapat di semua negara dunia, begitu juga dengan Indonesia dan menjadi salah satu cerita yang menarik perhatian anak untuk mempelajari karakter atau sifat baik dan buruk perilaku manusia dengan perumpamaan dari karakter hewan. Melalui cerita fabel, anak dapat mengembangkan imajinasi dan meningkatkan literasi terutama di tingkatan Sekolah Dasar. Modifikasi cerita dan bentuk visualisasi karakter dari cerita fabel melalui media gambar dapat menjadi salah satu solusi untuk memudahkan penyampaian pesan, moral, mempermudah imajinasi dan memperkuat daya ingat anak terhadap makna dan inti dari cerita tersebut. Sekolah Dasar Tara Salvia melalui program edukasi non formal selalu mengadakan kegiatan pekan membaca (Book Week) di akhir pembelajaran formal berkolaborasi dengan orang tua dan pihak lain. Metoda modifikasi gambar karakter cerita fabel ini akan dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu diawali dengan pemahaman cerita fabel nusantara Sura dan Baya yang diarahkan oleh pihak sekolah. Kemudian, kegiatan akan dilanjutkan dengan metode eksplorasi kualitatif berupa referensi dan ide gambar berupa sketsa-sketsa ide visualisasi karakter serta menambahkan beberapa visual gambar kekinian untuk membuat cerita menjadi menarik. Eksplorasi ini diimplementasikan sebagai bentuk gambar karakter hewan dari cerita rakyat fabel Nusantara Sura dan Baya dipadukan dengan cerita superhero yang anak-anak ketahui, sehingga menampilkan karya yang menarik, interaktif dan unik untuk bercerita. Setelah itu dilanjutkan dengan bercerita menggunakan media modifikasi gambar karakter cerita fabel Nusantara di sekolah. Berdasarkan umpan balik kuesioner, dapat disimpulkan bahwa seluruh siswa tertarik untuk mendengarkan, serta memilih perlengkapan fase “Endgame” (50%), dilanjutkan karakter fabel Baya (33,3%) dan Sura (12,5%) sebagai perlengkapan yang paling bagus dan menarik.
KEGIATAN MERAJUT DARI HOBI MENJADI PELUANG USAHA PADA UNIT USAHA KULTURA Fivanda; Hung, Jennifer; Vanesa
Jurnal Serina Abdimas Vol 2 No 3 (2024): Jurnal Serina Abdimas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jsa.v2i3.32025

Abstract

In recent years, knitting has become a popular activity in the community. Knitting can be used as an activity to relieve stress, reduce anxiety and increase concentration focus. Thus, knitting is considered a hobby in spare time. Knitting has developed into several knitting communities and the knitted products can be sold to the public. The PKM team was invited to collaborate with Unit Usaha Kultura Jakarta in knitting training for productive age 20-65 years as debriefing participants. Unit Usaha Kultura which was established in 2022 is a creative business that combines art and design to create unique experiences for the community. Kultura is a unit that emphasizes creativity and innovation. Provides various creative training or workshops. The PKM team and partners have similar ideas. Partners need knitting training to produce innovative knitted products and develop creative entrepreneurship. The purpose of the PKM activity is to develop skills and creativity in the field of handicraft knitting. The method of this activity is carried out with three stages, namely the preparation stage, the implementation stage and the evaluation stage. Beginning with the distribution of materials and equipment. The implementation was carried out offline by starting with finger flexing activities, providing material, introducing tools and knitting techniques for making crochet wallet products. The final stage crochet workshop was completed. All participants were 100% enthusiastic about the knitting training. Knitting training at a productive age can produce business opportunities with selling power to the community. In fact, it can provide communities and jobs for people in need, especially in the field of handicraft arts ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir ini kegiatan merajut sedang digandrungi oleh masyarakat. Merajut dapat dijadikan kegiatan untuk penghilang stress, mengurangi kecemasan dan menambah fokus konsentrasi. Sehingga, merajut dianggap sebagai hobi di waktu luang. Pada perkembangannya merajut berkembang menjadi beberapa komunitas rajut dan hasil rajutannya dapat dijual ke masyarakat. Maka, pada tahun 2024, tim PKM diajak bekerjasama dengan mitra Unit Usaha Kultura Jakarta dalam pelatihan merajut pada usia produktif 20-65 tahun sebagai peserta pembekalan. Mitra PKM “Unit Usaha Kultura” yang berdiri sejak tahun 2022 merupakan usaha kreatif yang menggabungkan seni dan desain untuk menciptakan pengalaman unik bagi masyarakat. Kultura adalah unit yang mengedepankan kreativitas dan inovasi serta menyediakan berbagai pelatihan atau workshop kreatif. Tim PKM dan mitra memiliki persamaan pemikiran. Mitra membutuhkan pelatihan merajut menghasilkan produk rajutan yang inovatif dan mengembangkan wirausaha kreatif. Tujuan dari kegiatan PKM adalah untuk pengembangan kemampuan dan kreativitas dalam bidang kriya kerajinan tangan merajut. Metode kegiatan ini dilakukan dengan 3 (tiga) tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Diawali dengan distribusi bahan dan peralatan. Pelaksanaan dilakukan secara luring dengan diawali kegiatan pelenturan jari tangan dengan gerakan dari instruktur PKM, pemberian materi pengenalan alat dan teknik merajut pembuatan produk dompet. Tahap akhir produk dompet selesai dirajut dan seluruh peserta 100% antusias dengan pelatihan merajut. Pelatihan merajut pada usia produktif pada mitra dapat menghasilkan peluang usaha berdaya jual kepada masyarakat. Bahkan, dapat menyediakan komunitas serta lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang membutuhkan khususnya dalam bidang seni kriya kerajinan tangan.
PEMBERDAYAAN SOFT SKILLS GENERASI Z MELALUI KEGIATAN PELATIHAN SENI KRIYA MAKRAME Fivanda; Natashya Iskandar; Gwendolyn Chelsea Josephine; Jennifer Hung; Vanesa
Jurnal Serina Abdimas Vol 3 No 2 (2025): Jurnal Serina Abdimas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jsa.v3i2.34867

Abstract

Generation Z, born between 1997–2012, is inseparable from technology in both learning and working environments. As part of the productive age group, they hold significant potential to drive economic growth through local creative industries. One effective method to empower this generation is through soft skill development using macrame crafts. Macrame activities not only enhance creativity but also improve focus, patience, and perseverance. In facing the challenges of the digital era, soft skill empowerment supports career readiness, productivity, and social networking. Collaborative initiatives between institutions play a crucial role in facilitating craft training for Generation Z. One such initiative is the macrame craft training program, aimed at creating products with creative, commercial, and innovative value. This program aligns with SDGs Goal 4 (Quality Education) and Goal 8 (Decent Work and Economic Growth) by equipping youth with valuable life skills. In partnership with Yayasan Rumah Pagi Bahagia in Bintaro, this program specifically targeted foster children aged 13–16 years. The face-to-face training involved 20 participants and was conducted in two main stages: preparation and implementation. The preparation stage included surveys, interviews, and material distribution, followed by hands-on implementation. Guided by the PKM team, instructors demonstrated macrame knotting techniques and assisted participants in creating wall decoration pieces. This activity not only required attention to detail but also fostered perseverance. The outcome of this empowerment initiative is expected to contribute to the growth of innovative local creative products, even amidst the fast-paced advancement of artificial intelligence technology. ABSTRAK Generasi Z merupakan generasi yang tidak terlepas dari teknologi, baik dalam belajar maupun bekerja. Lahir pada tahun 1997–2012, Generasi Z termasuk usia produktif dan menjadi peluang untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui industri kreatif lokal. Pemberdayaan soft skills melalui seni kriya makrame menjadi sarana untuk mengembangkan kreativitas, meningkatkan fokus, dan melatih kesabaran. Dalam menghadapi tantangan dunia digital, penguatan soft skills dapat menambah peluang karir, produktivitas, serta memperluas jejaring sosial. Berbagai institusi berkolaborasi dalam penyelenggaraan pelatihan seni kriya bagi Generasi Z. Salah satunya adalah pelatihan kriya makrame yang bertujuan menghasilkan produk bernilai kreatif, komersial, dan inovatif. Kegiatan ini mendukung tercapainya tujuan SDGs ke-4 (pendidikan berkualitas) dan SDGs ke-8 (pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi) dengan membekali generasi muda keterampilan yang bermanfaat di masa depan. Bersama mitra Yayasan Rumah Pagi Bahagia di Bintaro, kegiatan ini menyasar anak asuh berusia 13–16 tahun. Pelatihan dilakukan secara tatap muka kepada 20 peserta dan dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapan mencakup survei, wawancara, dan distribusi material, dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan berupa demonstrasi langsung teknik menyimpul makrame oleh instruktur dari tim PKM. Pelatihan pembuatan dekorasi dinding makrame menuntut ketelitian dan ketekunan peserta. Hasil dari kegiatan ini diharapkan terus mendorong berkembangnya produk kreatif lokal yang inovatif di tengah pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan.