Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENERAPAN BERKELANJUTAN MELALUI PEMANFAATAN BENANG SISA MENJADI PRODUK RAJUTAN DEKORASI INTERIOR Fivanda, Fivanda; Hung, Jennifer; Vanesa, Vanesa
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 7 No. 3 (2024): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v7i3.32805

Abstract

Digitization and technology mobilization have evolved rapidly. Generation Z and post-generation Z play a key role in the transformation of education and interaction with technology. Generation Z is a generation that is already familiar with technology and has an average birth year of 1997-2012. Meanwhile, post generation Z is the generation born in 2013 and above until now. Generation Z and post generation Z are characterized by fast learning through digital platforms. In the midst of technological change and the Internet of Things (IoT), it is very important to ensure that the digital generation can utilize social potential and contribute to sustainable concepts. The concept of sustainability is important to introduce to generation Z. The use of leftover yarn waste is a conservation and reuse of resources as well as a form of concern for the environment. By continuing cooperation in PKM activities with partner Yayasan Rumah Pagi Bahagia Bintaro through training in the utilization of leftover knitting yarn. The target of partner participants aged 11-16 years who are included in the generation Z classification. In the training activities, the utilization of leftover knitting yarn into interior decoration aims to produce valuable products and produce interior decoration products such as coasters, tablecloths and wall hangings with various knitting techniques. The method of activity is offline by providing training to 20 participants aged 11-16 years from the fostered children of PKM partners. This training is also prepared with a video guide to the steps of knitting leftover yarn. The result of the PKM activity is the use of leftover yarn waste from knitting from previous activities into interior decoration products that are not only of creative value but generation Z can better understand the concept of sustainability in everyday life ABSTRAK Digitalisasi dan mobilisasi teknologi telah berkembang pesat. Generasi Z dan post generasi Z memainkan peran kunci dalam transformasi pendidikan dan interaksi dengan teknologi. Generasi z merupakan generasi yang sudah mengenal teknologi dan rata-rata memiliki tahun kelahiran 1997-2012. Sedangkan post generasi Z merupakan generasi yang lahir di tahun 2013 keatas sampai dengan saat ini. Generasi Z dan post generasi Z berkarakteristik belajar cepat melalui platform digital. Di tengah perubahan teknologi dan Internet of Things (IoT) sangat penting untuk memastikan bahwa generasi digital dapat memanfaatkan potensi sosial dan berkontribusi terhadap konsep berkelanjutan. Konsep keberlanjutan ini penting untuk dikenalkan kepada generasi Z. Penggunaan limbah benang sisa rajut dari kegiatan PKM sebelumnya merupakan kegiatan konservasi dan penggunaan kembali sumber daya serta wujud kepedulian terhadap lingkungan. Dengan melanjutkan kerjasama dalam kegiatan PKM dengan mitra Yayasan Rumah Pagi Bahagia Bintaro melalui pelatihan pemanfaatan benang sisa merajut. Target dari peserta mitra dengan usia 11-16 tahun yang masuk dalam klasifikasi generasi Z. Dalam kegiatan pelatihan pemanfaatan benang sisa merajut menjadi dekorasi interior bertujuan untuk menghasilkan produk bernilai guna dan menghasilkan produk dekorasi interior seperti tatakan gelas, taplak meja dan hiasan dinding dengan berbagai teknik merajut. Metode kegiatan secara luring dengan pemberian pelatihan kepada 20 peserta berusia 11-16 tahun dari anak binaan mitra PKM. Pelatihan ini juga dipersiapkan dengan panduan video langkah-langkah merajut benang sisa. Hasil dari kegiatan PKM penggunaan limbah benang sisa merajut dari kegiatan sebelumnya menjadi produk dekorasi interior yang tidak hanya bernilai kreatif tetapi generasi Z dapat lebih memahami konsep berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari
MODIFIKASI GAMBAR KARAKTER CERITA RAKYAT FABEL NUSANTARA UNTUK PEKAN MEMBACA DI SEKOLAH DASAR Ismanto, Adi; Felix, Vincentius; Hung, Jennifer; Vanesa
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 8 No. 2 (2025): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v8i2.34465

Abstract

Cerita rakyat fabel terdapat di semua negara dunia, begitu juga dengan Indonesia dan menjadi salah satu cerita yang menarik perhatian anak untuk mempelajari karakter atau sifat baik dan buruk perilaku manusia dengan perumpamaan dari karakter hewan. Melalui cerita fabel, anak dapat mengembangkan imajinasi dan meningkatkan literasi terutama di tingkatan Sekolah Dasar. Modifikasi cerita dan bentuk visualisasi karakter dari cerita fabel melalui media gambar dapat menjadi salah satu solusi untuk memudahkan penyampaian pesan, moral, mempermudah imajinasi dan memperkuat daya ingat anak terhadap makna dan inti dari cerita tersebut. Sekolah Dasar Tara Salvia melalui program edukasi non formal selalu mengadakan kegiatan pekan membaca (Book Week) di akhir pembelajaran formal berkolaborasi dengan orang tua dan pihak lain. Metoda modifikasi gambar karakter cerita fabel ini akan dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu diawali dengan pemahaman cerita fabel nusantara Sura dan Baya yang diarahkan oleh pihak sekolah. Kemudian, kegiatan akan dilanjutkan dengan metode eksplorasi kualitatif berupa referensi dan ide gambar berupa sketsa-sketsa ide visualisasi karakter serta menambahkan beberapa visual gambar kekinian untuk membuat cerita menjadi menarik. Eksplorasi ini diimplementasikan sebagai bentuk gambar karakter hewan dari cerita rakyat fabel Nusantara Sura dan Baya dipadukan dengan cerita superhero yang anak-anak ketahui, sehingga menampilkan karya yang menarik, interaktif dan unik untuk bercerita. Setelah itu dilanjutkan dengan bercerita menggunakan media modifikasi gambar karakter cerita fabel Nusantara di sekolah. Berdasarkan umpan balik kuesioner, dapat disimpulkan bahwa seluruh siswa tertarik untuk mendengarkan, serta memilih perlengkapan fase “Endgame” (50%), dilanjutkan karakter fabel Baya (33,3%) dan Sura (12,5%) sebagai perlengkapan yang paling bagus dan menarik.
KEGIATAN MERAJUT DARI HOBI MENJADI PELUANG USAHA PADA UNIT USAHA KULTURA Fivanda; Hung, Jennifer; Vanesa
Jurnal Serina Abdimas Vol 2 No 3 (2024): Jurnal Serina Abdimas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jsa.v2i3.32025

Abstract

In recent years, knitting has become a popular activity in the community. Knitting can be used as an activity to relieve stress, reduce anxiety and increase concentration focus. Thus, knitting is considered a hobby in spare time. Knitting has developed into several knitting communities and the knitted products can be sold to the public. The PKM team was invited to collaborate with Unit Usaha Kultura Jakarta in knitting training for productive age 20-65 years as debriefing participants. Unit Usaha Kultura which was established in 2022 is a creative business that combines art and design to create unique experiences for the community. Kultura is a unit that emphasizes creativity and innovation. Provides various creative training or workshops. The PKM team and partners have similar ideas. Partners need knitting training to produce innovative knitted products and develop creative entrepreneurship. The purpose of the PKM activity is to develop skills and creativity in the field of handicraft knitting. The method of this activity is carried out with three stages, namely the preparation stage, the implementation stage and the evaluation stage. Beginning with the distribution of materials and equipment. The implementation was carried out offline by starting with finger flexing activities, providing material, introducing tools and knitting techniques for making crochet wallet products. The final stage crochet workshop was completed. All participants were 100% enthusiastic about the knitting training. Knitting training at a productive age can produce business opportunities with selling power to the community. In fact, it can provide communities and jobs for people in need, especially in the field of handicraft arts ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir ini kegiatan merajut sedang digandrungi oleh masyarakat. Merajut dapat dijadikan kegiatan untuk penghilang stress, mengurangi kecemasan dan menambah fokus konsentrasi. Sehingga, merajut dianggap sebagai hobi di waktu luang. Pada perkembangannya merajut berkembang menjadi beberapa komunitas rajut dan hasil rajutannya dapat dijual ke masyarakat. Maka, pada tahun 2024, tim PKM diajak bekerjasama dengan mitra Unit Usaha Kultura Jakarta dalam pelatihan merajut pada usia produktif 20-65 tahun sebagai peserta pembekalan. Mitra PKM “Unit Usaha Kultura” yang berdiri sejak tahun 2022 merupakan usaha kreatif yang menggabungkan seni dan desain untuk menciptakan pengalaman unik bagi masyarakat. Kultura adalah unit yang mengedepankan kreativitas dan inovasi serta menyediakan berbagai pelatihan atau workshop kreatif. Tim PKM dan mitra memiliki persamaan pemikiran. Mitra membutuhkan pelatihan merajut menghasilkan produk rajutan yang inovatif dan mengembangkan wirausaha kreatif. Tujuan dari kegiatan PKM adalah untuk pengembangan kemampuan dan kreativitas dalam bidang kriya kerajinan tangan merajut. Metode kegiatan ini dilakukan dengan 3 (tiga) tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Diawali dengan distribusi bahan dan peralatan. Pelaksanaan dilakukan secara luring dengan diawali kegiatan pelenturan jari tangan dengan gerakan dari instruktur PKM, pemberian materi pengenalan alat dan teknik merajut pembuatan produk dompet. Tahap akhir produk dompet selesai dirajut dan seluruh peserta 100% antusias dengan pelatihan merajut. Pelatihan merajut pada usia produktif pada mitra dapat menghasilkan peluang usaha berdaya jual kepada masyarakat. Bahkan, dapat menyediakan komunitas serta lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang membutuhkan khususnya dalam bidang seni kriya kerajinan tangan.