Sarbaitinil
Unknown Affiliation

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Pendas : Jurnah Ilmiah Pendidikan Dasar

UPAYA GURU MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI FASE F DI SMAN 1 SALIMPAUNG primadani, yossi; Sarbaitinil; Yanti Sri wahyuni
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 03 (2025): Volume 10 No. 3 September 2025 In Order
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i03.29763

Abstract

Berpikir kritis merupakan salah satu kompetensi penting yang harus dimiliki peserta didik. Lemahnya kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran, perlu dilakukan berbagai upaya oleh guru sosiologi dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis pesrta didik, Salah satu model yang relevan yaitu model Problem Based Learning. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya guru meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik melalui model Problem Based Learning pada mata pelajaran sosiologi Fase F di SMAN 1 Salimpaung.Penelitian ini ialah menggunakan teori belajar kognitif yang dikemukakan oleh Jerome Bruner.Teori belajar kognitif Bruner memberikan perhatian terhadap pentingnya pengembangkan kemampuan berpikir, teori ini memandang bahwa manusia sebagai memproses, pemikiran dan pencipta informasi. Metode yang digunakan kualitatif. Informan berjumlah 8 informan terdiri dari kepala sekolah, wakil bidang kurikulum, guru mata pelajaran Sosiologi kelas XI, dan peserta didik. Analisis data yang digunakan yaitu menggunakan model Miles dan Huberman, dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil menunjukkan bahwa terdapat 5 upaya yang dilakukan guru sosiologi dalam meningkatkan kemampuan berpikir kiritis peserta didik melalui modeL pembelajaran Problem Based Learning yaitu (1) Guru menyusun modul ajar berbasis masalah konstektual (2). Guru melilih materi yang dapat merangsang pemikiran kritis (3). Guru menggunakan pertayaan terbuka dan diskusi kelompok (4). Guru membimbing peserta didik untuk mengkaji informasi dari berbagai sumber (5). Guru memfasilitasi proses berpikir mandiri peserta didik. Ada 2 Faktor penghambat bagi guru dalam meningkatkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik melalui model Problem Based Learning yaitu, (1) keterbatasan waktu dan (2) heterogenitas kemampuan peserta didik.
PELAKSANAAN KURIKULUM MERDEKA BERBASIS BUDAYA LOKAL DALAM PENERAPAN P5 DI SMA N 1 SAWAHLUNTO Utami, Sonia Pricillia; Sarbaitinil; Erningsih
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 03 (2025): Volume 10 No. 3 September 2025 In Order
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i03.30432

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi bahwa Kurikulum merdeka memberikan kebebasan kepada peserta didik dengan memperhatikan muatan internal untuk pemahaman dan penguatan kompetensi peserta didik. Salah satu ciri khas dari Kurikulum Merdeka Program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, program ini memberikan solusi terhadap permasalahan dan sekaligus menerapkan nilai-nilai pancasila. Penelitian ini bertujuan, untuk menganailisis perencanaan Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Berbasis Budaya lokal di SMAN 1 Sawahlunto, mengetahui bagaimana Pelaksanaan kegiatan Kurikulum Merdeka Berbasis Budaya Lokal dalam Penerapan P5 di SMAN 1 Sawahlunto, dan menemukan kendala saat Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Berbasis Budaya Lokal Dalam Penerapan P5 di SMAN 1 Sawahlunto. Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah Teori Kontruktivisme yang dikemukakan oleh Jean Piaget. Metode yang digunakan kualitatif. Informan berjumlah 12 orang terdiri dari Wakil Kurikulum, Koordinator P5, Guru Pengampu P5, dan siswa. Analisa data menggunakan Miles dan Huberman, dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil menunjukkan bahwa terdapat 2 tahap dalam Perencanan Pelaksanaan KM Berbasis Budaya Lokal (1). Pemilihan Tema (2). Penentuan Topik. Adapun 4 tahap dalam Pelaksanaan Kurikulum Merdeka Berbasis Budaya Lokal Dalam Penerapan P5 yaitu (1). Guru Memberikan Orientasi kepada peserta didik (2). Kontekstualisasi Peserta didik Dalam Pembelajaran Randai (3). Aksi Randai (4). Refleksi Tentang Randai. Kendala yang di hadapi dalam Pelaksanaan P5 (1). Guru mengalami kendala dikarnakan guru pengampu P5 ini bukan asli orang yang mengenal lebih dalam randai akan tetapi guru mapel. (2). Peserta didik mengalami kendala dalam gerakan, tarian dan cerita yang diiringi dalam randai.
PENGGUNAAN MEDIA WORDWALL DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI PADA KELAS X FASE E5 DI SMAN 1 BAYANG PESISIR SELATAN Nofri Ramadhan, Resta; Buchari Nurdin; Sarbaitinil
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 03 (2025): Volume 10 No. 03 September 2025 In Press
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i03.30433

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh minimnya media yang digunakan pada pembelajaran Sosiologi di SMAN 1 Bayang Penelitian ini bertujuan untuk. (1). Membahas rancangan pembelajaran Sosiologi dengan menggunakan media Wordwall untuk meningkatkan efektivitas dan keterlibatkan perserta didik. (2), Mengetahui cara yang tepat dalam menggunakan media Wordwall dalam pembelajaran Sosiologi (3). Menemukan faktor-faktor yang menghambat dan mendukung pembelajaran Sosiologi dengan menggunakan media Wordwall. memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang implementasi media ini. Metode penelitian ini yang dipakai kualitatif deskriptif. Pengumpulan data yang di lakukan adalah wawancara mendalam, observasi, dokumentasi. Teknik analisis data ini reduksi data, penyajian data penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media Wordwall dalam pembelajaran Sosiologi. Hasil menujukan bahwa terdapat 8 tahap dalam merancang pengunaan media wordwall (1). Masuk ke akun wordwall (2). Buat akun (3),Buat aktifitas(4).Buat judul materinya (5).Templet (6).Soal (7).Tema (8). Tautan link. Tahap cara mengunakan media Wordwall ada 4 tahap (1).Menampilkan apliasi wordwall (2).Memberikan intruksi kepada perserta didik (3).Memastikan siswa tidak ada yang mengang handphone (4). Guru menampilkan medi. Faktor Pendukung ada 3 (1). Ketersedian Fksilitas teknologi (2) Motivasi belajar siswa yang tinggih (3) Guru Menguasasi Teknologi (4) Pembelajaran Berbasis Aktif dan Kolaboratif Faktor Penghambat Pembelajaran ada 4 tahap (1) Keterbatasan akses internet (2) Belum semua guru terbiasa dengan medi digital (3) Gangguan Teknis saat pembelajaran
IMPLEMENTASI ICE BREAKING DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA FASE F SMAN 1 BASA AMPEK BALAI TAPAN Herlisa Nola Putri; Sarbaitinil; Erningsih
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 9 No. 03 (2024): Volume 09 No. 03 September 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research is motivated by the crucial issue of low character among students. So in addressing this, the need for student character education. Along with the development of the times at this time, many students appear to have low character, coming to school late, sleeping during class hours and others. This study aims to determine how the process of applying ice breaking as an effort to develop student character through sociology learning, what characters develop in students through ice breaking. This research uses B.F Skinner's theory with a descriptive qualitative approach, this type of research is field research. The technique of selecting informants in this study is purposive sampling technique. Data collection methods in this research are participant observation, semi-structured interviews and document studies. The data analysis used in this research is the Miles and Huberman (1984) model. Based on the results of the study, it can be seen that the current condition of student character is very clearly declining, it can be seen that students lack respect for their friends, cannot solve problems peacefully, lack of active participation in class, sleep during the learning process. Ice breaking activities can develop students' character values, namely tolerance, hard work, creativity, independence, curiosity, respect for achievement, friendship/communication, peace love and responsibility.
FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KETERLIBATAN ANGGOTA PADA EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA (PMR) DI SMA N 13 PADANG Friska; Sarbaitinil; Sri Rahmdani
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 03 (2025): Volume 10 No. 03 September 2025
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i03.33818

Abstract

This study was motivated by the low level of student participation in the Red CrossYouth (Palang Merah Remaja or PMR) extracurricular activity at SMA N 13 Padang.PMR serves as a forum for fostering social and humanitarian values amongstudents. However, data show that the number of PMR participants is relatively lowcompared to other extracurricular activities. The purpose of this study is to describeand understand the factors contributing to the low level of student participation inPMR. This research employed a qualitative approach with a descriptive type. Datawere collected through observation, in-depth interviews, and document analysis.The informants consisted of active and passive PMR members, students involvedin other extracurricular activities, the PMR advisor, and the vice principal for studentaffairs. The theoretical framework used was B.F. Skinner’s behaviorist theory. Thefindings indicate that the factors causing low student participation in PMR fall intotwo categories: internal and external. Internal factors include low personalmotivation, difficulty managing time, and feelings of being unappreciated. Externalfactors include the perception that PMR is an extracurricular activity for females, thesuboptimal involvement of the advisor, and inconsistent training schedules. Thesefactors collectively influence students’ decisions to be inactive or not to participatein PMR activities.