Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

BAHAN LIMBAH ALAMI SEBAGAI BIO-KOAGULAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK Nurzanah, Wiwin; Dewi, Irma
Jurnal Al Ulum LPPM Universitas Al Washliyah Medan Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Al Ulum: LPPM Universitas Al Washliyah Medan
Publisher : UNIVERSITAS AL WASHLIYAH (UNIVA) MEDAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47662/alulum.v12i2.670

Abstract

Proses menghilangkan polutan dari air limbah merupakan tantangan besar bagi banyak pihak karena tingginya biaya teknologi saat ini dan terus meningkatnya konsumsi air. Beberapa metode digunakan untuk mengolah air limbah, namun efisiensinya bervariasi tergantung pada kualitas limbah yang diolah dan teknologi yang digunakan. Dalam penelitian ini 3 jenis bahan limbah alami yaitu: Daun kelor, Opuntia, Kulit buah delima, Jerami lupin, ampas tebu, dan teh, dikarakterisasi, dan dimanfaatkan sebagai biokoagulan untuk pengolahan air limbah domestik. Percobaan jar test dilakukan untuk biokoagulan dengan menggunakan prosedur koagulasi/flokulasi. Dosis dan waktu optimum diuji untuk biokoagulan dan percobaan dilakukan pada pH 7,5 dan pada 25 °C. Keberadaan gugus fungsi permukaan seperti -COOH, -C=N dan –OH serta pembentukan adsorben permukaan dikarakterisasi menggunakan spektroskopi Fourier transform inframerah (FT-IR) dan analisis mikroskop elektron (SEM). Semua bio-koagulan efektif dalam menghilangkan kontaminan dari air limbah. Efisiensi penyisihan bio-koagulan yang diuji meningkat dengan meningkatnya dosis hingga tercapai keseimbangan diinginkan. Persentase penyisihan maksimum residu kelor, Kitosan, Opuntia, Delima, Lupin, Ampas Tebu, dan ampas teh diamati pada dosis optimal 0,8 g/L. Delima menunjukkan polutan tertinggi efisiensi penghapusan. Kitosan dan Lupin menunjukkan efisiensi sedang untuk kebutuhan oksigen kimia (COD), kebutuhan oksigen biologis (BOD5), total padatan tersuspensi (TSS), fosfat (PO4), amonia (NH3), nitrat (NO3), kekeruhan, total Kjeldahl nitrogen (TKN), total nitrogen (TN), dan total karbon organik (TOC). Kapasitas adsorpsi tertinggi yang dicapai Opuntia ditinjau dari TSS, COD, BOD5, PO4, NH3, NO3, TKN, TN, dan TOC adalah 367.42, 625, 450, 82, 3.5, 3.83, 10.43, 8.21, 18.64, dan 231.66 mg /g, dengan efisiensi penyisihan rata- rata masing-masing sebesar 85%, 88,25%, 88,07%, 90,32%, 90,29%, 93,82%, 90,23%, 92,23%, dan 95,69%, karena adanya tekstur retak dengan situs adsorpsi berpori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan tersebut dapat dianggap sebagai biokoagulan yang ramah lingkungan, berbiaya rendah, dan efektif untuk pengolahan air limbah.
Pelatihan pembuatan minyak kelapa dengan cara pemanasan dan pengendapan Nurzanah, Wiwin; Dewi, Irma; Indrayani, Indrayani; Lubis, Riadhini Wanty
Jurnal Derma Pengabdian Dosen Perguruan Tinggi (Jurnal DEPUTI) Vol. 2 No. 2 (2022): Juli 2022
Publisher : LPPM Universitas Al-Azhar medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54123/deputi.v2i2.178

Abstract

Kelangkaan minyak goreng yang terjadi baru baru ini membuka mata dan fikiran kita untuk mencari solusi termudah bagi ibu-ibu rumah tangga dan para remaja putri. Agar dapat memenuhi kebutuhan minyak goreng dari bahan-bahan di sekitar kita dengan biaya terjangkau. Pelatihan pembuatan minyak kelapa ini juga bertujuan agar ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri bertambah wawasannya agar lebih peka melihat sumber daya di sekelilingnya guna memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Metode pelatihan adalah dengan tatap muka memberikan contoh lansung bagaimana cara pembuatan minyak kelapa tersebut. Kegiatan diawali dengan sosialisasi kepada warga dan perangkat kelurahan. Setelah jadwal disepakati selanjutnya pelatihan dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2022 dari jam 09.00 – 12.30 WIB di balai kelurahan Alur Dua. Pencapaian dari pelatihan ini adalah peserta mampu memahami dan membuat sendiri minyak kelapa dengan cara dan alat-alat yang sederhana. Simpulannya bahwa pelatihan ini dapat membantu ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri untuk membuka wawasan berfikir dan memamfaatkan bahan-bahan sederhana di sekitarnya guna keperluan rumah tangga
MENGELOLA RISIKO PERUBAHAN IKLIM PADA AIR IRIGASI DI DAERAH KERING Nurzanah, Wiwin; Pane, Yunita; Dewi, Irma
Jurnal Al Ulum LPPM Universitas Al Washliyah Medan Vol. 13 No. 1 (2025): Jurnal Al Ulum: LPPM Universitas Al Washliyah Medan
Publisher : UNIVERSITAS AL WASHLIYAH (UNIVA) MEDAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47662/alulum.v13i1.819

Abstract

Changes in temperature, precipitation, atmospheric carbon dioxide, or abnormal solar radiation are examples of climate changes that can affect irrigation water needs. Reduced river runoff and aquifer recharge in the Mediterranean basin are also likely to exacerbate water scarcity in existing arid environments This study aims to propose a systematic approach to identifying, analyzing, and responding to climate change risks to irrigation water in dry areas using the Risk Management process. The scope of this study is to use Monte Carlo simulation to manage climate change risks to irrigation water in dry areas. The first research method used is to make a list of identified climate change risks. Conduct qualitative and quantitative analysis of the identified risks and make responses to the identified risks. The results of the quantitative risk analysis indicate that crop production losses due to climate change are estimated at 69%, 57%, and 45% at 90%, 50%, and 10% confidence levels, respectively. The last phase of the risk management process is risk response. The proposed responses to climate change risks include strategies to avoid, transfer, mitigate, and/or accept these risks. This study has made three contributions. First, it adopts a well-known risk management methodology in climate change studies. Second, it measures the combined impact of climate change risks on irrigation water in dry areas. Third, it recommends a series of response strategies to help policymakers mitigate the adverse impacts of climate change on irrigation water.
RANCANG BANGUN ALAT PENCACAH BATANG SAGU UNTUK MENINGKATKAN EFESIENSI PRODUK PAKAN TERNAK Nurzanah, Wiwin; Muharnif, Muharnif; Dewi, Irma; Pane, Yunita; A, Arfis; Asfiati, Sri
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 9, No 3 (2025): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v9i3.31382

Abstract

Abstrak: Tanaman sagu (Metroxylon sp.) merupakan komoditas pangan kaya karbohidrat yang menjadi bahan pokok di beberapa wilayah Indonesia. Kegiatan pengabdian masyarakat ini melibatkan 10 orang peserta petani sagu di Desa Durian Lingga. Kegiatan PKM ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis (hardskill) petani dalam pengolahan limbah sagu menjadi pakan ternak dan pembuatan alat pencacah, serta mengembangkan kemampuan manajerial (softskill) dalam pemasaran produk. Metode pelaksanaan menggunakan pendekatan partisipatif melalui ceramah interaktif, pelatihan praktik langsung, focus group discussion (FGD), dan pendampingan intensif. Untuk sistem evaluasi dilakukan dengan Observasi langsung dan Uji kinerja alat Pencacah tersebut. Selain sebagai sumber pangan, sagu memiliki multi-fungsi karena seluruh bagian tanamannya dapat dimanfaatkan. Pelatihan pengolahan sagu menjadi pakan ternak ini menjadi solusi strategis untuk mengatasi masalah limbah pertanian sekaligus meningkatkan pendapatan petani melalui diversifikasi produk. Namun, petani sagu di Desa Durian Lingga masih menghadapi kendala berupa kurangnya pengetahuan teknis dan keterampilan manajerial. Kegiatan ini penting untuk membangun kemandirian petani dalam mengelola sumber daya lokal secara berkelanjutan. Tim pengabdian masyarakat melaksanakan pelatihan praktis yang mencakup: pengolahan sagu menjadi pakan ternak, pembuatan alat pencacah sagu, serta manajemen pemasaran. Dampak jangka panjangnya adalah peningkatan ekonomi sekitar 85% masyarakat melalui pengoptimalan potensi lokal dan penguatan kelembagaan petani berbasis agribisnis.Abstract: Sago plants (Metroxylon sp.) are a carbohydrate-rich food commodity that is a staple food in several regions of Indonesia. This community service activity involved 10 sago farmer participants in Durian Lingga Village. This PKM activity aims to improve farmers' technical skills (hard skills) in processing sago waste into animal feed and making shredders, as well as developing managerial skills (soft skills) in product marketing. The implementation method uses a participatory approach through interactive lectures, direct practice training, focus group discussions (FGD), and intensive mentoring. For system evaluation, direct observation and performance testing of the shredder tool are carried out. In addition to being a food source, sago has multiple functions because all parts of the plant can be utilized. This training in processing sago into animal feed is a strategic solution to overcome the problem of agricultural waste while increasing farmers' income through product diversification. However, sago farmers in Durian Lingga Village still face obstacles in the form of a lack of technical knowledge and managerial skills. This activity is important to build farmer independence in managing local resources sustainably. The community service team conducted practical training that included: processing sago into animal feed, making sago shredders, and marketing management. The long-term impact is an increase in the economy of around 85% of the community through harmonization of local potential and strengthening of agribusiness-based farmer institutions.
Greenhouse Cerdas dengan Kontrol Suhu Otomatis Berbasis IoT In Kecamatan Sunggal Pane, Yunita; Nurzanah, Wiwin; Dewi, Irma; A, Arfis; Gultom, Togar Timoteus; Sinurat, Fadlah; Mulia, Mulia
All Fields of Science Journal Liaison Academia and Sosiety Vol 5, No 2: Juni 2025
Publisher : Lembaga Komunikasi dan Informasi Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58939/afosj-las.v5i2.1127

Abstract

Perkembangan pertanian presisi di Indonesia masih terkendala oleh mahalnya biaya sistem kontrol lingkungan greenhouse konvensional dan ketergantungan pada pengawasan manual. Penelitian ini mengembangkan greenhouse cerdas berbasis IoT dengan struktur bambu termodifikasi nano-silika dan sistem kontrol adaptif untuk mengoptimalkan produktivitas tanaman hortikultura di Kecamatan Sunggal, Sumatera Utara. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa prototipe ini berhasil mempertahankan kondisi mikroklimat optimal (suhu 26,5±1,2°C, kelembapan 70±5%) dengan konsumsi energi hanya 38,5 watt melalui integrasi panel surya 150Wp. Treatment nano-silika 7% meningkatkan ketahanan struktural bambu terhadap kelembapan sebesar 47% dan mengurangi biaya material 35% dibanding konstruksi baja. Implementasi lapangan pada tanaman tomat menunjukkan peningkatan hasil panen 40,4% (7,3 kg/m²) dengan kualitas buah lebih baik (kadar gula 5,6°Brix). Analisis ekonomi mengungkap kelayakan implementasi dengan ROI 28,7% dan periode pengembalian modal 3,5 tahun, menjadikannya solusi berkelanjutan untuk pertanian presisi di daerah tropis.
SOSIALISASI WAJIK CRISPY REVOLUTION TRANSFORMASI LIMBAH NENAS MENJADI KERUPUK BERNILAI DI KAMPUNG WAJIK PULO BRAYAN BENGKEL BARU Pane, Yunita; Astuty, Widya; Yusri, Mohammad; Nurzanah, Wiwin; Dewi, Irma
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 9, No 4 (2025): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v9i4.33223

Abstract

Abstrak: Limbah nanas seringkali menjadi masalah lingkungan akibat penumpukan dan pembusukan yang tidak terkelola. Namun, inovasi pengolahan limbah nanas menjadi kerupuk "Wajik Crispy" di Kampung Wajik, Pulo Brayan Bengkel Baru, memberikan solusi kreatif yang meningkatkan nilai ekonomi sekaligus mengurangi dampak lingkungan. Pengabdian ini bertujuan untuk melihat bagaimana proses pengolahan limbah nanas menjadi kerupuk, potensi pasar, serta dampak sosial-ekonomi bagi masyarakat setempat. Metode yang digunakan meliputi observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan uji kelayakan produk. Adapun jumlah peserta mitra yang ikut serta di dalam pelaksanaan pengabdian ini adalah 20 orang. Program pengolahan limbah nanas menjadi kerupuk "Wajik Crispy" telah menunjukkan dampak nyata yang terukur melalui evaluasi komprehensif. Hasil kuantitatif membuktikan keberhasilan program ini: (1) Aspek produksi - kapasitas pengolahan limbah meningkat dari 0 kg/minggu menjadi 150 kg/minggu, (2) Dampak lingkungan - terjadi penurunan volume limbah nanas sebesar 68,5% dalam 3 bulan, (3) Respon pasar - produk terjual 325 kemasan/bulan dengan tingkat repurchase 82%, (4) Ekonomi masyarakat - rata-rata pendapatan mitra naik 47% dari Rp 850.000/bulan menjadi Rp 1.250.000/bulan, dan (5) Keterlibatan warga - 20 mitra aktif yang semula hanya 5 orang mampu memproduksi secara mandiri. Capaian kualitas juga terlihat dari nilai rata-rata uji organoleptik 4,2/5 untuk rasa dan 4,5/5 untuk kerenyahan. Sistem evaluasi berkelanjutan melalui buku catatan produksi dan pertemuan bulanan berhasil mempertahankan konsistensi mutu produk dengan variasi kualitas ≤5% selama 6 bulan pelaksanaan program. Dengan demikian, transformasi limbah nanas menjadi kerupuk bernilai tidak hanya mendukung ekonomi sirkular, tetapi juga memperkuat ketahanan komunitas di Kampung Wajik.Abstract: Pineapple waste often becomes an environmental problem due to unmanaged accumulation and decomposition. However, the innovation of processing pineapple waste into “Wajik Crispy” crackers in Kampung Wajik, Pulo Brayan Bengkel Baru, offers a creative solution that not only increases economic value but also reduces environmental impacts. This community engagement program aims to explore the processing of pineapple waste into crackers, its market potential, and its socio-economic impacts on the local community. The methods employed include participatory observation, in-depth interviews, and product feasibility testing. A total of 20 partner participants were involved in the implementation of this program. The processing of pineapple waste into “Wajik Crispy” crackers has demonstrated measurable impacts through comprehensive evaluation. Quantitative results confirm the program’s success: (1) Production aspect – processing capacity increased from 0 kg/week to 150 kg/week, (2) Environmental impact – pineapple waste volume decreased by 68.5% within three months, (3) Market response – the product reached 325 packages/month with a repurchase rate of 82%, (4) Community economy – the average income of partners rose by 47% from IDR 850,000/month to IDR 1,250,000/month, and (5) Community involvement – 20 active partners, initially only 5, are now able to produce independently. Quality achievements were also reflected in the average organoleptic test scores of 4.2/5 for taste and 4.5/5 for crispiness. A sustainable evaluation system through production logbooks and monthly meetings successfully maintained product consistency with a quality variation of ≤5% over six months of program implementation. Thus, the transformation of pineapple waste into value-added crackers not only supports the circular economy but also strengthens community resilience in Kampung Wajik.
PEMODELAN PEMANENAN AIR HUJAN UNTUK MENDUKUNG KONSEP KAMPUS HIJAU DAN PENGURANGAN RISIKO BANJIR Saragih, Darman Ferianto; Samiran, Samiran; Utami, Citra; Al Qadry, Al Qadry; Nurzanah, Wiwin
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 12, No 2 (2023): Volume 12 Nomor 2 November 2023
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jts.v12i2.33437

Abstract

High rainfall has two conflicting effects. On the one hand, it is beneficial because it has the potential to be used to replace conventional raw water sources. On the other hand, it creates disadvantages caused by flooding. The purpose of this study was to determine the design of a rainwater harvesting system based on the geometric model of the building and the rain regime in such a way that the collected water can replace the use of groundwater so far while at the same time reducing the urban drainage load. The sequential research steps include literature study, determining analysis parameters, designing a Rainwater Harvesting System (RHS) model, creating a spreadsheet-based application (simulation table) for analysis of the RHS's performance, collecting data, analyzing the RHS model using a simulation table, and making conclusions. The RHS simulation designed for the Polmed campus lecture building produces a tank capacity of 45 m3 with a water-saving efficiency of 25% and an efficiency of reducing peak rain runoff of 67.5%. The RHS analysis table resulting from this study can generally be used to design an RHS.
Pengembangan Model ARIMA untuk Prediksi Keberlanjutan Lingkungan dan Konstruksi Pesisir: Studi Kasus Terintegrasi di Pelabuhan Belawan: Pengembangan Model ARIMA untuk Prediksi Keberlanjutan Lingkungan dan Konstruksi Pesisir: Studi Kasus Terintegrasi di Pelabuhan Belawan Dewi, Irma; pane, yunita_pane; Nurzanah, Wiwin; Chandra, Yovi
Teras Jurnal : Jurnal Teknik Sipil Vol. 15 No. 2 (2025): Teras Jurnal (September)
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/tj.v15i2.1291

Abstract

Abstrak   Wilayah pesisir Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara, memainkan peran strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya di sektor logistik dan ekspor-impor. Namun, intensifikasi aktivitas industri dan pelabuhan telah menimbulkan tekanan signifikan terhadap lingkungan dan daya tahan infrastruktur pesisir. Penelitian ini bertujuan mengembangkan model prediktif berbasis ARIMA (AutoRegressive Integrated Moving Average) untuk memproyeksikan keberlanjutan lingkungan dan konstruksi pesisir secara terintegrasi. Data deret waktu tahunan yang mencakup variabel lingkungan (curah hujan, kualitas air) dan teknis konstruksi (usia struktur, frekuensi perawatan, kerusakan) dianalisis untuk mengidentifikasi tren dan pola jangka panjang yang berpotensi memengaruhi keberlanjutan sistem pelabuhan. Hasil uji Augmented Dickey-Fuller menunjukkan bahwa hampir seluruh variabel bersifat stasioner kecuali usia struktur yang memerlukan diferensiasi. Model AutoRegressive Integrated Moving Average (2,1,2) menunjukkan performa terbaik untuk sebagian besar variabel berdasarkan evaluasi AIC, BIC, RMSE, MAE, dan MAPE, sementara AutoRegressive Integrated Moving Average (3,2,4) optimal untuk usia struktur. Hasil ini menunjukkan bahwa pendekatan ARIMA mampu secara efektif menangkap dinamika perubahan lingkungan dan teknis di wilayah pesisir Belawan, serta mendukung pengambilan keputusan adaptif dalam perencanaan pengelolaan pelabuhan berkelanjutan.   Kata kunci: Model ARIMA, Keberlanjutan Lingkungan, Konstruksi Pesisir, Pelabuan Belawan     Abstract   The coastal region of Belawan Port, North Sumatra, plays a strategic role in supporting national economic growth, particularly in the logistics and export-import sectors. However, the intensification of industrial and port activities has imposed significant pressure on the environment and the resilience of coastal infrastructure. This study aims to develop an ARIMA (AutoRegressive Integrated Moving Average)-based predictive model to project the sustainability of environmental conditions and coastal construction in an integrated manner. Annual time series data covering environmental variables (rainfall, water quality) and technical construction aspects (structure age, maintenance frequency, damage) were analyzed to identify long-term trends and patterns potentially affecting the sustainability of the port system. The Augmented Dickey-Fuller test results indicate that nearly all variables are stationary, except for structural age, which required differencing. The AutoRegressive Integrated Moving Average (2,1,2) model demonstrated the best performance for most variables based on evaluations of AIC, BIC, RMSE, MAE, and MAPE, while AutoRegressive Integrated Moving Average (3,2,4) was optimal for structural age. These findings suggest that the ARIMA approach can effectively capture the dynamic environmental and technical changes in the Belawan coastal area and support adaptive decision-making in sustainable port management planning.   Keywords: ARIMA Model, Environmental Sustainability, Coastal Construction, Belawan Port
SOSIALISASI PEMBUATAN BATA WARNA ANTI JAMUR DI KABUPATEN DELI SERDANG Pane, Yunita; Dewi, Irma; Nurzanah, Wiwin; Gultom, Togar Timoteus; Chandra, Yovi; Ayunitapane@umsu.ac.id, Arfis; Taringan, M. Sidik
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): Volume 6 No. 1 Tahun 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v6i1.41059

Abstract

Tujuan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah untuk menaikkan pendapatan masyarakat Kec.Pagar Merbau Kabupaten Deli serdang. Kreatifitas dan inovasi yang erat kaitannya dengan teknik sipil perlu selalu dikembangkan terus untuk memenuhi. Dengan Batu bata yang kuat dan mampu menahan beban menjadi komponen yang penting dalam pembangunan. Batu bata konvensional yang ada sekarang adalah Batu bata yang masih berwarna merah. Itupun batu bata tersebut tidak tahan, untuk itu tim pengabdian akan membuat suatu inovasi baru yaitu dengan membuat batu bata berwarna yang anti jamur, hal ini agar masyarakat sekitar bisa memproduksinya dan juga menjualnya ke pasaran sehingga halnya otomatis dapat menaikkan pendapatan masyarakat sekita Kec,Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang. Hal yang sebenarnya dapat dilakukan adalah dengan mencampur pewarna ke dalam batu bata , sehingga batu bata yang sudah dibakar nanti akan menimbulkan warna baru, sesuai dengan pewarna yang akan digunakan dan juga pembakarannya harus lebih lama yaitu selama 12 jam sehingga akan lebih tahan nantinya batu bata warna yang dihasilkan. Dan hal ini sudah diuji selama 6 bulan untuk membandingkan batu bata biasa yang dibakar selama 8 jam dengan batu bata warna yang lebih estetik dengan pembakaran 12 jam dan mendapatkan hasil yang lebih kuat dan tidak berubah bentuk maupun warna yaitu dengan batu bata warna yang anti jamur dan tidak berlumut.