Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

STRATEGI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA ALAM BUMI PERKEMAHAN IPUKAN TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI Eki Rusmana; Nina Herlina; Iing Nasihin
Wanaraksa Vol 12, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v12i1.4540

Abstract

Kawasan konservasi yang dimanfaatkan untuk kepentingan wisata alam, salah satunya adalah Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Ipukan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai objek wisata alam dan menjadi destinasi wisata yang menawarkan kesejukan dan keasrian udara khas pegunungan. Ipukan sangat cocok untuk aktifitas alam seperti berkemah, tracking, penelitian, pengamatan flora dan fauna. Penelitian bertujuan untuk mengetahui potensi ekowisata serta  menentukan strategi pengembangan ekowisata di kawasan Obyek Wisata Alam Bumi Perkemahan Ipukan Taman Nasional Gunung Ciremai.  Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT dengan menghitung bobot dan rating dari EFAS dan IFAS. Buper Ipukan memiliki potensi wisata yang menarik bagi pengunjung seperti: bentang alam, flora dan fauna. Hasil analisis SWOT bahwa potensi wisata alam bumi perkemahan ipukan yang dapat dijadikan daya tarik wisata berupa bentang alam, flora dan fauna. Berdasarkan faktor internal dan eksternal, strategi paling utama untuk diterapkan dalam pengembangan Obyek Wisata Alam Bumi Perkemahan Ipukan adalah strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang (Strengths-Oportunities), yaitu dengan tetap mempertahankan kualitas estetika, meningkatkan sarana dan prasarana serta pelayanan dengan tetap mempertahankan aspek kelestarian dan melakukan promosi wisata secara optimal. Salah satu alternatif pengembangan Obyek Wisata Alam Ipukan adalah memperbaiki aksesibilitas, melakukan kerjasama dengan intansi lain dan penambahan sarana wisata.Kata kunci : analisis SWOT; potensi wisata; ipukan; taman nasional 
STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM CURUG NGELAY DESA BAGAWAT KECAMATAN SELAJAMBE KABUPATEN KUNINGAN Sahidin Sahidin; Nina Herlina; Nurdin Nurdin
Wanaraksa Vol 12, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v12i2.4570

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman budaya dan sumber daya alam. Salah satu kekayaan yang dimiliki Indonesia adalah ditemukannya berbagai macam tempat wisata alam dengan pesona dan ciri khas tersendiri. Kabupaten Kuningan memiliki tempat-tempat yang berpotensi menjadi destinasi wisata alam yang sangat menarik untuk dikunjungi. Salah satu tempat wisata alam yang ada di Kabupaten Kuningan adalah Curug Ngelay yang berada di Desa Bagawat, Kecamatan Selajambe. Kondisi Curug Ngelay saat ini masih membutuhkan pengelolaan yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi yang dimiliki oleh Objek Wisata Alam Curug Ngelay dan strategi dalam mengembangkan Objek Wisata Alam Curug Ngelay dengan potensi yang ada. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2017 sampai dengan Januari 2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui potensi adalah metode eksplorasi sedangkan untuk pengembangan strategi pengembangan menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan potensi yang dimiliki oleh Objek Wisata Alam Curug Ngelay yaitu keberadaan keindahan alam, Curug Ngelay, serta Flora dan Fauna. Posisi pembangunan berada pada kuadran I. Strategi pembangunan yang diterapkan adalah dengan meningkatkan kualitas dan infrastruktur, meningkatkan kerjasama dengan masyarakat, kerjasama antara pengelola dengan masyarakat dan pengunjung. Kata Kunci: Strategi; Faktor Internal dan Eksternal; Analisis SWOT; Kawasan Wisata
Identifikasi Jenis Dan Pemanfaatan Bambu Di Hutan Gunung Tilu Blok Banjaran Kabupaten Kuningan Nurkholis Nurkholis; Nina Herlina; Ai Nurlaila
Wanaraksa Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/wanaraksa.v11i2.4411

Abstract

Abstrak. Masyarakat di Desa Jabranti Blok Banjaran hanya memanfaatkan bambu sebagai bahan dasar kerajinan keranjang dan tepas. Bambu dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, bahan berkhasiat obat, bahan konsumsi, bahan kerajinan, bahan alat musik. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Hutan Gunung Tilu blok Banjaran Kecamatan Karangkancana Kabupaten Kuningan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis bambu dan morfologi jenis bambu dan mengetahui manfaat dari setiap bambu yg ditemukan. Metode yang digunakan adalah metode jelajah yaitu dengan cara menjelajahi objek penelitian. Ketika ditemukan rumpun bambu, maka dibuat petak ukur, kemudian dicatat, jenis bambu dan pohon yang terdapat di sekelilingnya. Jenis bambu yang ditemukan di Hutan Gunung Tilu Blok Banjaran sebanyak 5 genus, yaitu  4 bambu Gigantochloa, 3 bambu Bambusa, dua bambu Schizostachyum dan satu bambu Dendrocalamus. Manfaat dari beberapa jenis bambu tersebut adalah untuk bahan banguan,kerajinan tangan, obat, bahan konsumsi, alat musik,  dan bahan bangunan.Kata Kunci: Identifikasi jenis bambu, pemanfaatan bambu.
Pelatihan Pembuatan Media Tanam di Desa Karangsari Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan Jawa Barat Yayan Hendrayana; Agus Yadi Ismail; Nina Herlina
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 4 (2021)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (700.764 KB) | DOI: 10.31949/jb.v2i4.1361

Abstract

Media tanam merupakan salah satu bagian penting dari proses pembuatan bibit di persemaian. Media tanam yang baik harus memenuhi persyaratan tidak mengandung bibit hama dan penyakit, bebas gulma, mampu menampung air, tetapi juga mampu membuang atau mengalirkan kelebihan air, remah dan porous sehingga akar bisa tumbuh dan berkembang. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berupa pengenalan dan pembuatan media tanam untuk pembuatan persemaian. Pelaksanaan kegiatan di Desa Karangsari Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan. Hasil kegiatan ini adalah diikutinya oleh 20 orang anggota kelompok masyarakat. Adapun jenis media tanam yang ada disekitar Desa Karangsari adalah tanah, pakis, kompos, dan humus. Dengan mengetahui cara pembuatan media tanam yang baik maka kelompok masyarakat yang terlibat akan mempunyai pengetahuan dan secara mandiri akan mengadakan media tanam guna keperluan pengadaan bibit ataupun untuk diperjualbelikan.
Asosiasi Vegetasi Terhadap Komunitas Burung di Kampus I Universitas Kuningan Nurdin Nurdin; Ai Nurlaila; Dede Kosasih; Nina Herlina
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v12i2.2672

Abstract

Interaksi ekologis antara vegetasi dan burung di Kampus I Universitas Kuningan merupakan sifat naluriah alami yang membentuk suatu asosiasi saling menguntungkan. Pembangunan dikhawatirkan berdampak terhadap penurunan tingkat keanekaragaman jenis burung sebagai bioindikator kualitas lingklungan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kekayaan, keanekaragaman, dominansi jenis pohon dan burung, serta menganalisis asosiasi pohon terhadap komunitas burung di Kampus I UNIKU.  Hasil analisis data terdapat 42 jenis  dan 378 pohon, tingkat kekayaan(DMg=6,9) dan keanekaragaman jenis (H’=2,9)termasuk sedang didominasi oleh Polyalthia longifolia 86 batang.  Burung tercatat 19 jenis dan 1485 ekor, tingkat kekayaan (DMg=2,47) dan keanekaragaman jenis (H’=1,67) katagori rendah didominasi oleh Passer montanus 652 ekor. Asosiasi vegetasi pohon dan burung berdasarkan Key Performance Indeks (KPI) pada penilaian terhadap fungsi ekologis pohon menunjukan bahwa persentase jumlah tertinggi dengan katagori sangat baik (SB) adalah fungsi modifikasi sebagai  pohon penaung 22 jenis. Sedangkan pada fungsi sebagai kontrol kelembaban udara dan menghadirkan burung dengan katagori baik (BA) terdapat 13 jenis. Katagori buruk (BU) terdapat 2 jenis yaitu pada fungsi sebagai kontrol kelembaban udara dan menghadirkan burung. Kesimpulan penelitian ini bahwa asosiasi vegetasi pohon dan burung berdasarkan KPI  pada  penilaian  terhadap fungsi ekologis pohon untuk memodifikasi suhu sebagai penanung, pengontrol kelembaban udara, dan  fungsi menghadirkan burung katagori baik. Semakin tinggi nilai keanekeragaman jenis tumbuhan dan burung di Kampus I UNIKU, maka semakin tinggi pula kekayaan jenisnya. 
PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK SEBAGAI BIOHANDSANITIZER DAN BIODESINFEKTAN BERBASIS ECO-COMMUNITY UNTUK MENCEGAH PENYEBARAN VIRUS CORONA Nurdin Nurdin; Iing Nasihin; Nina Herlina; Toto Supartono; Dede Kosasih; Ai Nurlaila
Jurnal Berdaya Mandiri Vol. 3 No. 2 (2021): Jurnal Berdaya Mandiri (JBM: EDISI KERJASAMA STIE EKUITAS BANDUNG)
Publisher : Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (977.551 KB) | DOI: 10.31316/jbm.v3i2.1780

Abstract

Covid-19 telah menyebar secara luas keseluruh dunia melaluli perantara manusia ke manusia. Upaya memutus mata rantai penyebaran virus tersebut salah satunya dengan menjalankan perilaku hidup sehat dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Upaya tersebut dimulai dari tingkatan rumah tangga melalui suatu komunitas peduli lingkungan Bale Riung yang kemudian dikenal dengan  “Bale Riung Eco Community (BREC). Kegiatan diawali dengan fermentasi sampah organik buah dan sayuran untuk menghasilkan eco enzyme. Setelah itu eco enzyme dibuat biohandsanitizer dan biodesinfektan. Pengurangan sampah organik mulai terlihat sebagai dampak positif  pengolahan sampah organik tersebut. Masyarakat sudah mulai menggunakan biodesinfektan untuk mengepel lantai, mencuci bak mandi dan membersihkan kaca. Tidak ditemukan indikasi adanya iritasi kulit setelah penggunaan biohandsanitizer.  Lingkungan rumah menjadi lebih bersih dan segar serta terbebas dari gangguan serangga yang membahayakan kesehatan. Kandungan asam asetat (H3COOH) dalam eco enzyme dapat membunuh kuman, virus dan bakteri. Sedangkan kandungan enzyme lipase, tripsin, amilase  mampu membunuh /mencegah bakteri patogen. Kata Kunci: Covid-19, sampah, eco enzyme, biohandsanitizer, biodesimfektan.
Penyuluhan Konservasi Tanah dan Air di Desa Cikondang Kabupaten Kuningan Yayan Hendrayana; Ilham Adhya; Nina Herlina; Naufal Althaaf; Fahrul Shobarudin Syahban; Mardiatul Fauzian; Restri Sri Maduroh
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.069 KB) | DOI: 10.31949/jb.v4i2.4421

Abstract

Pemahaman petani terhadap konservasi tanah dan air saat ini masih rendah sehingga rendah pula penerapan di lapangan yang mengakibatkan areal hutan, kebun dan sawah rentan terhadap erosi yang pada akhirnya menurukan produktivitas lahah. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada para petani mengenai pentingnya konservasi tanah dan air. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berupa penyuluhan kepada petani mengenai pentingnya penerapan konservasi tanah dan air di Desa Cikondang Kecamatan Hantara Kabupaten Kuningan. Berdasarkan hasil data kuisioner yang telah dianalisis dapat disimpulkan pada awalnya peserta penyuluhan memiliki pengetahuan yang minim tentang wawasan konservasi tanah dan air baik itu tujuan, hubungan, metode konservasi serta penerapan di lapangan. Setelah dilakukan penyuluhan terlihat adanya peningkatan wawasan serta keinginan petani untuk menjaga areal hutan, kebun dan pertanian agar terhindar dari bencana erosi dan longsor.
STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA BERBASIS PENYU HIJAU DI KAWASAN PANTAI SUKAMADE TAMAN NASIONAL MERU BETIRI Dylla Axaraliefya; Nina Herlina; Toto Supartono
Journal of Forestry And Environment Vol 6, No 1 (2023): Journal of Forestry and Environment
Publisher : Faculty of Forestry and Environment, Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/jfe.v6i1.9074

Abstract

The Sukamade Beach area of Meru Betiri National Park is one of the distribution areas for green turtles in Indonesia. The existence of these green turtles has the potential to become an ecotourism attraction. The aim of this research is to determine the potential of green turtles (nesting season and nesting behavior) and to develop green turtle-based ecotourism for Meru Betiri National Park Management. The research method used for data collection is the "simple random sampling" method. Data collection includes data on green turtle potential (nesting season and nesting behavior) and green turtle-based ecotourism development strategies. The research data shows that the potential for green turtle-based ecotourism is data on the number of green turtles that appear on the surface of Sukamade Beach, the number of green turtle eggs, the number of green turtle eggs that hatch into hatchlings, the number of green turtle hatchlings that are released into the sea, the number of green turtles laying eggs and the behavior of green turtles when laying eggs, while the green turtle-based ecotourism development strategy that is appropriate for ecotourism development is the strength-opportunity (S-O) strategy by creating a strategy that uses strengths to take advantage of opportunities in the form of increasing ecotourism objects with the "Green Turtle Enchantment" program for the purposes of education and research. The suggestions in this research are the need to monitor vegetation and the distribution of green turtle nests so that the existence of green turtles will remain sustainable, create an interpretation board regarding information on the existence, benefits and behavior of green turtles, collaborate with the community and village government in management around the Sukamade Beach area so that it does not cause problems. Social reflection and further research on Habitat Specifications for Green Turtles Laying Eggs on Sukamade Beach, Meru Betiri National Park to make it easier for managers to find out the location of green turtles nesting.Kawasan Pantai Sukamade Taman Nasional Meru Betiri merupakan salah satudaerah penyebaran penyu hijau di Indonesia. Keberadaan penyu hijau tersebut sangatberpotensi untuk dijadikan sebagai salah satu objek ekowisata. Tujuan penelitian iniadalah mengetahui potensi penyu hijau (musim bertelur dan perilaku bertelur) danmenyusun engembangan ekowisata berbasis penyu hijau kepada Pengelola Taman Nasional Meru Betiri. Metode penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data yaitumenggunakan metode “simple random sampling”. Pengumpulan data meliputi data potensi penyu hijau (musim bertelur dan perilaku bertelur) dan strategi pengembangan ekowisata berbasis penyu hijau. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi ekowisata berbasis penyu hijau adalah data jumlah keberadaan penyu hijau yang muncul di permukaan Pantai Sukamade, jumlah telur penyu hijau, jumlah telur penyu hijau yang menetas menjadi tukik, jumlah tukik penyu hijau yang di lepas ke laut, jumlah penyu hijau yang bertelur dan perilaku penyu hijau saat bertelur sedangkan strategi pengembangan ekowisata berbasis penyu hijau yang tepat untuk pengembangan ekowisata yaitu strategi kekuatan-peluang (S-O) dengan menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang berupa peningkatan objek ekowisata dengan program “Pesona Penyu Hijau” untuk keperluan pendidikan dan penelitian. Saran dalam penelitian ini adalah perlunya monitoring vegetasi dan penyebaran sarang penyu hijau sehingga keberadaan penyu hijau akan tetap lestari, pembuatan papan interpretasi mengenai informasi keberadaan, manfaat dan perilaku penyu hijau, kerjasama dengan masyarakat dan pemerintah desa dalam pengelolaan di sekitar Kawasan Pantai Sukamade sehingga tidak menimbulkan kecemburuan sosial dan penelitian lanjutan tentang Spesifikasi Habitat Penyu Hijau Bertelur di Pantai Sukamade Taman Nasional Meru Betiri agar dapat mempermudah pengelola untuk mengetahui lokasi peneluran penyu hijau
PARTISIPASI MASYARAKAT DAN ANALISIS KELEMBAGAAN LMDH DALAM PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DI RPH WANARAJA BKPH CIBATU KPH GARUT Diaz Aprilian Kosasih; Ilham Adhya; Nina Herlina
Journal of Forestry And Environment Vol 5, No 2 (2022): Journal of Forestry and Environment
Publisher : Faculty of Forestry and Environment, Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/jfe.v5i2.9065

Abstract

This study aims to determine how the level of participation of the Forest Village Community, LMDH Institutional Effectiveness and economic impact analysis in the PHBM system at RPH Wanaraja BKPH Cibatu KPH Garut the sample in this study is the cultivator at LMDH RPH Wanaraja. Data collection in this study used the interview method regarding CBFM program activities at RPH Wanaraja and literature study on CBFM management as well as organizational structure and allocation of profit sharing. The data obtained were analyzed by tabulation to determine the level of participation, as well as the effectiveness of LMDH institutions based on the principles of Good Forest Governance and the economic impact seen from the contribution of CBFM income. at the planning stage some of the cultivators were involved in the planning stage. In the implementation stage, the cultivators are involved in planting, maintaining and protecting the forest. the profit sharing allocation stage is involved in implementing the profit sharing allocation. LMDH institutions are not in accordance with the 4 principles of Good Forest Governance, there is no compatibility between accountability, transparency, democracy and participation. the economic impact of the PHBM program has not yet had an impact on the economy of the cultivators with a percentage of around 6.06% - 25.44% in Wanaraja RPH need further research on the implementation of policies in the PHBM program KPH Garut.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat partisipasi Masyarakat Desa Hutan, Efektifitas Kelembagaan LMDH dan analisis dampak ekonomi dalam sistem PHBM di RPH Wanaraja BKPH Cibatu KPH Garut sampel dalam penelitian ini adalah pembudidaya di LMDH RPH Wanaraja. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara mengenai kegiatan program PHBM di RPH Wanaraja dan studi literatur tentang pengelolaan PHBM serta struktur organisasi dan alokasi bagi hasil. Data yang diperoleh dianalisis dengan tabulasi untuk mengetahui tingkat partisipasi, serta efektivitas kelembagaan LMDH berdasarkan prinsip Good Forest Governance dan dampak ekonomi dilihat dari kontribusi pendapatan PHBM. pada tahap perencanaan beberapa pembudidaya terlibat dalam tahap perencanaan. Pada tahap pelaksanaan, penggarap dilibatkan dalam penanaman, pemeliharaan dan perlindungan hutan. tahap alokasi bagi hasil terlibat dalam pelaksanaan alokasi bagi hasil. Lembaga LMDH tidak sesuai dengan 4 prinsip Good Forest Governance, tidak ada kesesuaian antara akuntabilitas, transparansi, demokrasi dan partisipasi. dampak ekonomi program PHBM belum berdampak pada perekonomian para pembudidaya dengan persentase sekitar 6,06% - 25,44% di RPH Wanaraja perlu penelitian lebih lanjut mengenai implementasi kebijakan dalam program PHBM KPH Garut
KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KARAKTERISTIK HABITAT ANGGREK (Orchidaceae) DI KAWASAN BUKIT MAYANA KABUPATEN KUNINGAN Alfani Alfani; Ai Nurlaila; Nina Herlina
Journal of Forestry And Environment Vol 6, No 2 (2023): Journal of Forestry and Environment
Publisher : Faculty of Forestry and Environment, Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/jfe.v6i2.9051

Abstract

Mayana Hill is in Kadugede District, Kuningan Regency, which is managed by village residents because it is part of two village areas, namely Kadugede Village and Sindangjawa Village. Mayana Hill is at an altitude of ±901 Mdpl with an area of ±43 Ha. Mayana Hill is divided into two areas, namely natural forest covering an area of 9 Ha and community forest at the bottom, and has 4 routes to the top. The aim of this research is to determine the diversity of species and habitat characteristics of orchids in the Mayana Hill Forest area. The method used in collecting Orchid data uses the cruising method on 4 research routes in the Mayana Hill Forest area. Exploration is carried out, environmental baselines are observed and documented. The orchids found were then marked using GPS and documented and abiotic data was collected. There are 17 types of orchids from 14 genera, 9 epiphytic orchids and 8 terstrial orchids, as well as 2 orchids of unknown type. H' value = 0.267 – 0.713. Dr value = 50.368%. C value = 0.6811. Air temperature = 250 - 300C, air humidity = 79 – 99%, soil pH = 5.5 and 6, light intensity = 185 – 8571 lux, and epiphytic orchids found attached to host trees in zones 2 and 3 on teak trees, Sengon , Mahogany, Coffee and Things. Keywords: Mayana Hill, Characteristics, Diversity, Research Methods.Bukit Mayana berada di Kecamatan Kadugede Kabupaten Kuningan yang di kelola oleh warga desa karena masuk kedalam dua wilayah desa yaitu Desa Kadugede dan Desa Sindangjawa. Bukit Mayana berada pada ketinggian ±901Mdpl dengan luas wilayah ±43 Ha. Bukit Mayana dibagi dua kawasan yaitu hutan alam seluas 9 Ha dan hutan rakyat dibagian bawahnya, serta memiliki 4 jalur menuju puncak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keanekaragaman jenis dan karakteritik habitat anggrek di kawasan Hutan Bukit Mayana. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data Anggrek menggunakan metode cruising/jelajah pada 4 jalur penelitian di kawasan Hutan Bukit Mayana. Eksplorasi dilakukan, rona lingkungan diamati dan didokumentasikan. Anggrek yang ditemukan kemudian ditandai menggunakan GPS dan didokumentasikan serta melakukan pengambilan data abiotiknya. Terdapat 17 jenis anggrek dari 14 genus, 9 anggrek epifit dan 8 anggrek terstrial, serta 2 anggrek yang belum diketahui jenisnya. Nilai H’ = 0,267 – 0,713. Nilai Dr = 50,368%. Nilai C = 0,6811. Suhu udara = 250 - 300C, kelmbaban udara = 79 – 99%, pH tanah = 5,5 dan 6, intensitas cahaya = 185 – 8571 lux, dan anggrek epifit yang ditemukan menempel pohon inang pada zona 2 dan 3 pada pohon Jati, Sengon, Mahoni, Kopi dan Benda