Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN YANG DIKELOLA PEMASOK (VENDORS MANAGED INVENTORY) Carles Sitompul; Alfian Alfian
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2012)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.048 KB)

Abstract

Sistem rantai pasok adalah suatu sistem yang bertujuan memenuhipermintaan/kebutuhan dari setiap pihak yang terlibat di dalamnya. Sistem rantaipasok memegang peranan penting dalam menentukan performansi suatuindustri. Tantangan hari ini adalah terciptanya sinergi dalam suatu sistem rantaipasok. Untuk mewujudkan hal ini, industri-industri / perusahaan-perusahaanberusaha meningkatkan efisiensi biaya serta efektivitas pemenuhan permintaandalam suatu sistem rantai pasok yang diterapkannya. Terdapat beberapa sistemrantai pasok yang diterapkan saat ini. Dua di antaranya adalah sistem tradisionaldan sistem Vendor Managed Inventory (VMI). Pada sistem rantai pasoktradisional, setiap pihak yang terlibat baik pemasok ataupun penjual (retailer)mengembangkan solusi optimal masing-masing dengan mempertimbangkanberbagai faktor, antara lain biaya pemesanan dan biaya simpan. ModelEconomic Order Quantity (EOQ) adalah salah satu model yang dapat diterapkanpada sistem tradisional untuk mendapatkan solusi optimal denganmempertimbangkan biaya pemesanan dan biaya simpan.Dalam penelitian ini dikembangkan suatu model optimalisasi untuk sistemrantai pasok kedua, yaitu sistem VMI. Pada sistem rantai pasok ini, solusi optimaltidak ditentukan oleh masing-masing pihak dalam rantai pasok tetapi hanya olehsatu pihak, yaitu pemasok. Lingkup permasalahan rantai pasok yang dibahasdalam penelitian ini adalah rantai pasok VMI dengan 1 pemasok dan banyakretailer. Pada sistem ini pemasok harus menentukan jumlah barang yang akandikirim ke retailer tertentu dan seberapa sering pengiriman terjadi dalam suatuperiode. Variabel keputusan lainnya yang harus ditentukan pemasok adalahjumlah barang yang harus dipesan ke pihak ketiga untuk memenuhi tingkatpersediaan sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengiriman. Hal-hal ini perludioptimalisasi sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkansistem tradisional. Pengembangan model optimalisasi sistem rantai pasok VMIdilakukan dengan menerapkan konsep dynamic programming dan game theory.Model konseptual yang telah terbentuk diterjemahkan ke dalam bahasapemrograman AMPL sehingga dihasilkan sebuah perangkat lunak yang dapatdigunakan untuk menyelesaikan permasalahan dengan karakteristik yang sama.
IMPLEMENTASI MODEL PERSEDIAAN YANG DIKELOLA PEMASOK (VENDORS MANAGED INVENTORY) DENGAN BANYAK RETAILER Alfian Alfian; Carles Sitompul
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2013)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2781.758 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengimplementasikan sebuah model analitis permasalahan rantai pasok Vendor Managed Inventory (VMI). Adapun lingkup permasalahan VMI yang diteliti adalah kondisi sistem rantai pasok yang melibatkan 1 pemasok dan banyak retailer. Sebelum melakukan implementasi model, dilakukan terlebih dahulu proses validasi terhadap model analitis. Tujuannya adalah memastikan model tersebut merepresentasikan sistem VMI dengan tepat, selain itu dimungkinkan pula untuk memperbaiki fungsi-fungsi di dalamnya sehingga didapatkan model yang lebih efisien. Model yang telah melalui tahap validasi akan diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman Lingo. Perangkat lunak yang dihasilkan dari tahap ini akan diverifikasi untuk memastikan ketepatan penerjemahan model ke bahasa pemrograman yang digunakan. Setelah melalui tahap ini perangkat lunak akan diuji coba untuk menyelesaikan beberapa kasus hipotetis. Hasil penyelesaian kasus hipotetis ini merupakan contoh kebijakan distribusi dan pemesanan barang dalam sistem VMI yang dapat diterapkan oleh pihak-pihak yang terlibat. Hasil penyelesaian kasus pun digunakan dalam menguji kesesuaian model dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, salah satu caranya adalah dengan melihat logis tidaknya solusi yang dihasilkan.
EMPLOYEE ENGAGEMENT INDEX UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN Romy Loice; Johanna Hariandja; Alfian Alfian
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2014)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3396.522 KB)

Abstract

Employee Engagement adalah bagian yang tidak dapat dilepaskan dari organisasi untuk dapat terciptanya kinerja organisasi secara optimal. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tingkat engagement karyawan yang tinggi akan memberikan berbagai keuntungan pada perusahaan tempatmereka bekerja, antara lain peningkatan profit, peningkatan pendapatan operasional, serta lebih banyaknya karyawan yang berkinerja baik dibandingkan perusahaan‐perusahaan lain yang memiliki tingkat engagement lebih rendah. Usaha peningkatan level engagement sangat penting pada semua jenis organisasi termasuk organisasi/institusi pendidikan, khususnya pada Universitas Katolik Parahyangan (Unpar). Sebelum mengetahui usaha apa saja yang dapat dilakukan untuk peningkatanlevel engagement, suatu organisasi perlu terlebih dahulu mengukur tingkat engagement saat ini. Pengukuran employee engagement di Unpar dilakukan melalui pengukuran terhadap 6 faktor yang mempengaruhi employee engagement atau disebut juga sebagai Six Driver Groups, yaitu Job Design, Organizational Health, Managerial Excellence, Extrinsic Rewards, Workplace Readiness, dan Other. Kuesioner yang berisikan 54 item pertanyaan dibagikan ke 511 responden dengan tingkat pengembalian kuesioner dengan jawaban lengkap hanya 45%. Dari hasil pengolahan menggunakan Structural EquationModel, diperoleh employee engagement di Unpar adalah sebesar 75,25 (skala 100). Unit kerja dengan employee engagement tertinggi adalah Unit PPB (85,75). Untuk profesi dosen, dosen 12 jam memiliki employee engagement tertinggi (82,57). Untuk masa kerja, masa kerja 6‐10 tahun memiliki employee engagement tertinggi (79,26). Golongan yang memiliki employee engagement tertinggi adalah golonganIV (79,85).
PENGEMBANGAN MODEL MANAJEMEN RANTAI PASOK ENERGI DI INDONESIA Carles Sitompul; Alfian Alfian; Kinley Aritonang
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2014)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1251.676 KB)

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian ekplorasi untuk mengidentifikasi dan mengembangkan model manajemen rantai pasok energi bagi perusahaan-perusahaan dengan konteks kebijakan danlingkungan di Indonesia. Tujuan yang ingin dicapai adalah teridentifikasinya alternatif-alternatif manajemen rantai pasok energi bagi perusahaan di lihat dari berbagai aspek yang meliputi: sumber energi, lokasi sumber energi, serta teknologi penyimpanan energi yang memberikan hasil yang efisien dalam rangka pencapaian rantai pasok yang sustainable, serta terbangunnya model manajemen rantai pasok energi yang memungkinkan perusahaan untuk menerapkannya secaraefisien dan efektif.Studi literatur akan dilakukan dalam rangka pengembangan dasar teori serta kerangka teoritis untuk mencapai tujuan penelitian. Wawancara dan survey akan dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, khususnya Jawa Barat dan Jakarta sebagai bagian dari usaha untuk mengidentifikasi pola-pola manajemen rantai pasok, khususnya pemenuhan energi di perusahaanperusahaan tersebut. Pengolahan data secara kualitatif dilakukan untuk mengolah data hasil wawancara serta survey tersebut. Penyusunan kuesioner penelitian selanjutnya dilakukan untuk mengukur model manajemen rantai pasok yang ada berdasarkan kerangka teoritis dan hasil wawancara. Langkah berikutnya adalah pengolahan data kuantitatif untuk mengembangkan model manajemen rantai pasok energi yang efisien dan efektif.Output atau hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah adanya alternatif manajemen rantai pasok energi serta terbangunnya model manajemen yang efisien dan efektif bagi pelaksanaan rantai pasok energi di Indonesia.  
Implementation of Inventory System by P (R, T) Model with Differenced Time of Known Priced Increase at PT Inti Vulkatama Y.M Kinley Aritonang; Carles Sitompul; Alfian Alfian
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2014)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.771 KB)

Abstract

PT IntiVulkatama is a manufacturing company forthe tire retreading. The demand of the product is probabilistic causing the PT IntiVulkatama often experience shortages of raw material inventory (backorder) that could produce the company to lose the trust of its customers. Currently, PT IntiVulkatama address this problem using a forecasting method by looking at the demand of the past. PT IntiVulkatama must have a better inventory system that can minimize the expected total cost especially when facing the condition of differenced time of known priced increase for some of the raw materials.It is suggested that a good method for solving the problem is fixed order interval system. With this system, PT IntiVulkatama can perform a joint order with a certain time interval and the order size is adjusted to the difference between the maximum inventory and the amount of stock that is available when the order is made. In addition, PT IntiVulkatama should able to determine the sixe of special order when one or some of raw materials experiencing the differenced time of known priced increase for two raw materials.Based on data, PT IntiVulkatama should make a joint order for its six raw materials with a time interval of 1.12 weekwith each order size reaches the maximum of the inventory. The result of the price increase problem is a method of the differenced time of known priced increase with the savings value greater than zero. The study results in a recommendation that not to perform a special order due to the saving is less than the total cost.
Analisis Faktor-Faktor yang Menentukan Kelayakan Pemesanan Spesial Saat Terjadi Kenaikan Harga Material Kinley Aritonang; Alfian Alfian; Carles Sitompul; Cynthia Prithadevi Juwono
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2015)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.943 KB)

Abstract

Pada kenyataannya, manajemen persediaan selalu berhubungan dengan biaya yang terdiri dari biaya pembelian, biaya simpan, biaya pemesanan, dan biaya stockout yang seluruhnya berhubungan dengan penyediaan bahan baku. Keputusan apapun yang dibuat dalam menangani persediaan harus didasarkan pada biaya total persediaan yang minimum. Pada kasus kenaikan harga bahan baku dengan waktu yang diketahui, maka sebaiknya dilakukan spesial pemesanan sebelum kenaikan harga bahan baku terjadi. Jumlah special pemesanan ditentukan berdasarkan penghematan maksimum yang akan diperoleh. Dalam kenyataannya, ada beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi pelaksanaan spesial pemesanan. Beberapa faktor tersebut adalah modal, luas gudang, dan harga dari produk yang mengalami spesial pemesanan. Pada penelitian ini akan dilakukan analisa bagaimana pengambilan keputusan pemesanan spesial dilakukan dengan mempertimbangkan salah satu faktor, yaitu kapasitasgudang (luas gudang). Pada kenyataannya, manajemen persediaan selalu berhubungan dengan biaya yang terdiridari biaya pembelian, biaya simpan, biaya pemesanan, dan biaya stockout yang seluruhnya berhubungan dengan penyediaan bahan baku. Keputusan apapun yang dibuat dalammenangani persediaan harus didasarkan pada biaya total persediaan yang minimum. Pada kasus kenaikan harga bahan baku dengan waktu yang diketahui, maka sebaiknya dilakukanspesial pemesanan sebelum kenaikan harga bahan baku terjadi. Jumlah special pemesanan ditentukan berdasarkan penghematan maksimum yang akan diperoleh. Dalam kenyataannya, ada beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi pelaksanaan spesial pemesanan. Beberapafaktor tersebut adalah modal, luas gudang, dan harga dari produk yang mengalami spesial pemesanan. Pada penelitian ini akan dilakukan analisa bagaimana pengambilan keputusanpemesanan spesial dilakukan dengan mempertimbangkan salah satu faktor, yaitu kapasitas gudang (luas gudang).
PENGEMBANGAN MODEL MANAJEMEN PEMANFAATAN ENERGI DI INDONESIA Carles Sitompul; Alfian Alfian; Kinley Aritonang
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2015)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (820.689 KB)

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian ekplorasi untuk mengidentifikasi dan mengembangkan model manajemen pemanfaatan energi oleh perusahaan-perusahaan dengan konteks kebijakan dan lingkungan di Indonesia. Penelitian ini merupakan bagian dari area penelitian yang lebih luas, yaitu model manajemen rantai pasok energi yang meliputi bukan hanya pemanfaatan atau konsumsi energi tetapi juga jaringan distribusi, transportasi serta sumber-sumber energinya. Penelitian ini juga merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang juga membahas penggunaan energi di perusahaan manufaktur dan jasa pendidikan yang memanfaatkan energi listrik sebagai sumber energi utama. Penelitian ini akan memperluas cakupan obyek yang diteliti dengan memasukkan sumber energi yang lain, yaitu bahan bakar minyak. Selain itu faktor-faktor lain yang belum teridentifikasi seperti peraturan perundangan dan lingkungan akan diuji pengaruhnya terhadap pemanfaatan energi di sebuah perusahaan. Tujuan yang ingin dicapai adalah teridentifikasinya faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan atau konsumsi energi di Indonesia sehingga dapat dibentuk sebuah model manajemen yang menghasilkan efisiensi energi terutama pada sumber-sumber energi yang tidak terbarukan.Studi literatur dilakukan dalam rangka pengembangan dasar teori serta kerangka teoritis untuk mencapai tujuan penelitian. Wawancara dan survey dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, khususnya di Jawa Barat sebagai bagian dari usaha untuk mengidentifikasi pola-pola manajemen energi, khususnya pemanfaatan atau konsumsi energi di perusahaan-perusahaan tersebut. Pengolahan data secara kualitatif dilakukan untuk mengolah data hasil wawancara serta survey tersebut. Penyusunan kuesioner penelitian selanjutnya dilakukan untuk mengukur model manajemen konsumsi energi yang ada berdasarkan kerangka teoritis dan hasil wawancara. Langkah berikutnya adalah pengolahan data kuantitatif untuk mengembangkan model manajemen pemanfaatan energi yang efisien.Output atau hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah adanya alternatif manajemen pemanfaatan energi serta terbangunnya model manajemen yang efisien dan efektif bagi pelaksanaan rantai pasok energi di Indonesia.
Studi Eksplorasi Faktor yang Mempengaruhi Keberlanjutan Pemakaian Layanan Mobile Payment Alfian Tan; Paulina Kus Ariningsih; Cherish Rikardo
Jurnal Optimasi Sistem Industri Vol. 19 No. 1 (2020): Published in June 2020
Publisher : The Industrial Engineering Department of Engineering Faculty at Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.409 KB) | DOI: 10.25077/josi.v19.n1.p59-69.2020

Abstract

This research explores some potential factors that affect the continuance intention of a mobile payment service. The trend of mobile payment services has been increasing since the last few years. The advancing technology of the internet and smartphone has been a supporting environment for the growth of this method. Many similar mobile payment services are offered in the community which results in a highly competitive business condition. The business owner who has put a high investment in this business will surely want to keep it running and even grow their product. Therefore, some knowledge of factors that can significantly promote the sustained use of their product to customers will be imperative. In this research, some existing models on the general repurchase intention concept and users’ continuance intention will be combined and tested to figure out some influential aspects to continuance intention concept. Seven factors are hypothesized to have direct and indirect effects. Data from 193 respondents are gathered and the results of the tested model shows perceived quality, perceived value, and brand preference subsequently influence the continuance intention. Further analysis is also conducted in this research to explain the relationship between factors as well as analysis of current mobile payment providers.
PENGEMBANGAN DIMENSI KUALITAS LAYANAN E-BANKING DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEPUASAN SERTA LOYALITAS KONSUMEN Alfian Tan; Paulus Sukapto; Carles Sitompul
Jurnal Ilmiah Teknik Industri Vol. 13, No. 1, Juni 2014
Publisher : Department of Industrial Engineering Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jiti.v13i1.305

Abstract

SERVQUAL is a service quality measurement model that is assumed to be widely applicable in every sector of service industry, yet research proves the opposite. Characteristic of customer in each segment can be a factor that causes differences in measurement model. According to that fact, this research is conducted to identify the difference of measurement model in each customer segment, especially in e-banking industry. Not only we identify the measurement model,  this research is done to confirm the relationship between 3 constructs as well, which are service quality, satisfaction, and loyalty. Several statistical method will be introduced here in relationship with segmentation process, measurement model identification, dan the three constructs' validation process. Segmentation process yields 2 customer segments which are people with high and moderate expectation to service quality. In the first segment, the measurement model consists of 4 quality dimensions, which are fullfilment, efficiency, assurance, and web design while there are 5 dimensions in the second segment which are fulfillment, responsiveness, information technology, assurance, and efficiency. There are also significant relationships among service quality, satisfaction, and loyalty.
An Application of Binary Cuckoo Search Algorithm to Orienteering Problem Giovano Alberto; Alfian Tan
(IJCSAM) International Journal of Computing Science and Applied Mathematics Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j24775401.v7i2.8663

Abstract

This research applies the cuckoo search metaheuristics model to find solutions to the Orienteering Problem (OP). The OP formulation is useful to model a situation in which someone wants to determine an optimal city route that is subject to a specified time constraint. OP can be categorized into NP Hard Problem which takes a very long time to analytically find the optimal solution as the number of entities involved increases. Therefore, metaheuristics often become an option to deal with this situation. A cuckoo search model based algorithm is developed in this research. An adjustment for discrete combinatorial problem is performed by adopting an idea of binary cuckoo search method. In addition, three types of local search methods are considered to improve the searching performance. This algorithm can eventually find better solutions for some of the 18 cases than two other benchmarked algorithms. Furthermore, experiment on model parameters shows that the worse nest fraction (P_alpha) affects the quality of solutions obtained.