Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Penerapan Inverse Manufacturing dalam Penanganan Produk Lampu Hemat Energi Loice, Romy; Arthaya, Bagus Made; Prasetyo, Harry
Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol 5, No 1 (2016): Jurnal Rekayasa Sistem Industri
Publisher : Jurnal Rekayasa Sistem Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (776.883 KB)

Abstract

Lighting is one of the human basic needs that must be fullfiled. Compact fluorescent lamps is the most used lamp as source of lighting. However, they contain mercury, which is classified as heavy metals, that can potentially harm the environment. Even as mercury container, many people didnt know that. Many people dont know the method to handle the broken or used compact fluorescent lamp. They just dispose the broken compact fluorescent lamp to trash without considering the effect of mercury contained.Inverse Manufacturing concept is about designing product life cycle that aims to repair and reuse product components so that the negative impact can be reduced and minimized. In this research, the concept of Inverse Manufacturing is applied on handling the compact fluorescent lamp product in Bandung, West Java. The study is begun with designing the Inverse Manufacturing concept’s model by adding the step of collecting back (two scenarios), sorting, repairing, remanufacturing, and recycling into the life cycle of compact fluorescent lamp. The results of recycling rates of 15 Watt compact fluorescent lamp  (about 234 grams) starts from the lowest value,  and the maximum value are 27,51 % (64,366 grams),  and 27,61 % (64,609 grams). By applying this concept, the result are the reduction on the amount of compact fluorescent lamp waste dumped into the environment and the achievement of  the conservation of natural resources through the reuse of used components.
Penerapan Inverse Manufacturing dalam Penanganan Produk Lampu Hemat Energi Loice, Romy; Arthaya, Bagus Made; Prasetyo, Harry
Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol 5, No 1 (2016): Jurnal Rekayasa Sistem Industri
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (776.883 KB) | DOI: 10.26593/jrsi.v5i1.1911.31-38

Abstract

Lighting is one of the human basic needs that must be fullfiled. Compact fluorescent lamps is the most used lamp as source of lighting. However, they contain mercury, which is classified as heavy metals, that can potentially harm the environment. Even as mercury container, many people didnt know that. Many people dont know the method to handle the broken or used compact fluorescent lamp. They just dispose the broken compact fluorescent lamp to trash without considering the effect of mercury contained.Inverse Manufacturing concept is about designing product life cycle that aims to repair and reuse product components so that the negative impact can be reduced and minimized. In this research, the concept of Inverse Manufacturing is applied on handling the compact fluorescent lamp product in Bandung, West Java. The study is begun with designing the Inverse Manufacturing concept’s model by adding the step of collecting back (two scenarios), sorting, repairing, remanufacturing, and recycling into the life cycle of compact fluorescent lamp. The results of recycling rates of 15 Watt compact fluorescent lamp  (about 234 grams) starts from the lowest value,  and the maximum value are 27,51 % (64,366 grams),  and 27,61 % (64,609 grams). By applying this concept, the result are the reduction on the amount of compact fluorescent lamp waste dumped into the environment and the achievement of  the conservation of natural resources through the reuse of used components.
Penerapan Inverse Manufacturing dalam Penanganan Produk Lampu Hemat Energi Romy Loice; Bagus Made Arthaya; Harry Prasetyo
Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol. 5 No. 1 (2016): Jurnal Rekayasa Sistem Industri
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (776.883 KB) | DOI: 10.26593/jrsi.v5i1.1911.31-38

Abstract

Lighting is one of the human basic needs that must be fullfiled. Compact fluorescent lamps is the most used lamp as source of lighting. However, they contain mercury, which is classified as heavy metals, that can potentially harm the environment. Even as mercury container, many people didn't know that. Many people don't know the method to handle the broken or used compact fluorescent lamp. They just dispose the broken compact fluorescent lamp to trash without considering the effect of mercury contained.Inverse Manufacturing concept is about designing product life cycle that aims to repair and reuse product components so that the negative impact can be reduced and minimized. In this research, the concept of Inverse Manufacturing is applied on handling the compact fluorescent lamp product in Bandung, West Java. The study is begun with designing the Inverse Manufacturing concept’s model by adding the step of collecting back (two scenarios), sorting, repairing, remanufacturing, and recycling into the life cycle of compact fluorescent lamp. The results of recycling rates of 15 Watt compact fluorescent lamp  (about 234 grams) starts from the lowest value,  and the maximum value are 27,51 % (64,366 grams),  and 27,61 % (64,609 grams). By applying this concept, the result are the reduction on the amount of compact fluorescent lamp waste dumped into the environment and the achievement of  the conservation of natural resources through the reuse of used components.
PERANCANGAN PRODUK CERMIN IKLAN BERBASIS SISTEM OTOMASI SEDERHANA Ignatius A Sandy; Ali Sadiyoko; Romy Loice; Oey, Mario Victor Wijaya
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2013)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (881.02 KB)

Abstract

Tingkat persaingan bisnis yang ketat dalam era globalisasi menuntut pelaku bisnis untuk mencari strategi pemasaran yang baru dan menarik. Iklan-iklan pemasaran produk dibuat semakin menarik. Namun dengan banyaknya iklan yang ditemui setiap hari, banyak konsumen yang tidak ingin terekspos oleh iklan. Oleh sebab itu, pengiklan selalu mencari cara kreatif untuk memaparkan iklan. Pada penelitian ini, dilakukan perancangan media iklan kreatif berupa cermin yang berbasis sistem otomasi sederhana.Metode yang digunakan untuk melakukan proses perancangan produk cermin iklan adalah seven step design thinking yang dikombinasikan dengan metode lain. Perancangan dimulai dari identifikasi kebutuhan konsumen melalui wawancara, pembuatan konsep cermin iklan, penentuan komponen-komponen penyusun produk, dan diakhiri dengan pembuatan working prototype. Pemilihan komponen cermin dan pencahayaan dilakukan dengan menggunakan decision matrix diikuti dengan focus group discussion. Konsep sistem otomasi sederhana yang digunakan berupa penggunaan sensor infrared-proximity yang diintegrasikan dengan switch relay, sistem pencahayaan, dan teknik printing.Luaran dari penelitian ini adalah high-fidelity prototype disertai dengan daftar komponen penyusun produk yang sesuai dengan konsep akhir produk. High-fidelity prototype yang dihasilkan merupakan prototipe cermin iklan yang memiliki bentuk, fungsi, dan spesifikasi dari konsep akhir terpilih. Prototipe yang dibuat dapat memperlihatkan iklan pada kondisi audiens jauh dan berfungsi sebagai cermin kembali pada saat audiens dekat.Kata kunci : cermin, iklan, otomasi, high-fidelity prototype.
EMPLOYEE ENGAGEMENT INDEX UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN Romy Loice; Johanna Hariandja; Alfian Alfian
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2014)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3396.522 KB)

Abstract

Employee Engagement adalah bagian yang tidak dapat dilepaskan dari organisasi untuk dapat terciptanya kinerja organisasi secara optimal. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tingkat engagement karyawan yang tinggi akan memberikan berbagai keuntungan pada perusahaan tempatmereka bekerja, antara lain peningkatan profit, peningkatan pendapatan operasional, serta lebih banyaknya karyawan yang berkinerja baik dibandingkan perusahaan‐perusahaan lain yang memiliki tingkat engagement lebih rendah. Usaha peningkatan level engagement sangat penting pada semua jenis organisasi termasuk organisasi/institusi pendidikan, khususnya pada Universitas Katolik Parahyangan (Unpar). Sebelum mengetahui usaha apa saja yang dapat dilakukan untuk peningkatanlevel engagement, suatu organisasi perlu terlebih dahulu mengukur tingkat engagement saat ini. Pengukuran employee engagement di Unpar dilakukan melalui pengukuran terhadap 6 faktor yang mempengaruhi employee engagement atau disebut juga sebagai Six Driver Groups, yaitu Job Design, Organizational Health, Managerial Excellence, Extrinsic Rewards, Workplace Readiness, dan Other. Kuesioner yang berisikan 54 item pertanyaan dibagikan ke 511 responden dengan tingkat pengembalian kuesioner dengan jawaban lengkap hanya 45%. Dari hasil pengolahan menggunakan Structural EquationModel, diperoleh employee engagement di Unpar adalah sebesar 75,25 (skala 100). Unit kerja dengan employee engagement tertinggi adalah Unit PPB (85,75). Untuk profesi dosen, dosen 12 jam memiliki employee engagement tertinggi (82,57). Untuk masa kerja, masa kerja 6‐10 tahun memiliki employee engagement tertinggi (79,26). Golongan yang memiliki employee engagement tertinggi adalah golonganIV (79,85).
PERANCANGAN ALAT DETEKSI KANTUK DAN ANALISIS TINGKAT KANTUK PENGEMUDI BUS MALAM X Daniel Siswanto; Romy Loice; Kevin Chandra
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2014)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1863.401 KB)

Abstract

Transportasi umum antar kota telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat untuk berpindah dari satu kota ke kota lain. Transportasi darat dengan bus, kereta api, maupun mobil lebih banyak dipilih karena harganya yang relatif lebih murah. Namun transportasi darat, terutama bus, biasanya berdurasi panjang.Bagi penumpang mungkin durasi panjang bisa dimanfaatkan untuk tidur selama perjalanan, namun tidak demikian halnya bagi pengemudi.Pengemudi dituntut untuk terus fokus dan terjaga selama perjalanan yang berdurasi panjang tersebut agar terhindar dari kecelakaan. Kecelakaan bus bisa memakan banyak korban jiwa mengingat kapasitas bus yang bisa menampung puluhan orang. Pekerjaan mengemudi dengan durasi panjang dapat menimbulkan kelelahan baik secara fisik maupun mental.Manifestasi kelelahan yang sering dialami biasanya adalah mengantuk. Saat akanmengemudi dengan durasi panjang, harus dipastikan pengemudi berada dalam kondisi yang prima, dalam hal ini tidak atau sedikit memiliki rasa kantuk sebelum bekerja. Tingkat kantuk dapat di deteksi.Salah satunya dengan mengukur kecepatan reaksinya.Untuk itulah dibutuhkan suatu alat yang dapat mendeteksi kantuk dengan cepat dan praktis agar dapat digunakan untuk memeriksa keadaan pengemudi bus sebelum pengemudi melakukan perjalanannya.Penelitian ini dilakukan dengan tujuan merancang alat deteksi kantuk sebelum perjalanan durasi panjang.Penelitian dilakukan pada perusahaan bus malam X sebagai obyek penelitian.Alat deteksi kantuk tersebut selanjutnya digunakan untuk mengevaluasi kondisi para pengemudi bus malam X sebelum melakukan perjalanannya.Aplikasi pendeteksi kantuk memakai metode gabungan dari pyscomotor vigilance task (PVT), mackworth clock vigilance task (MVT) dan flicker test. Metode tersebut diimplementasikan pada aplikasi berbasis HTML dan dapat dioperasikan pada semua alat elektronik yang memiliki web browser untuk mendukung kepraktisan pengujian..Replikasi data kecepatan reaksi dan kuesioner Karolinska Sleepiness Scale dikumpulkan, kemudian diolah dengan menggunakan analis diskriminan untuk mengetahui variabel yang berpengaruh dan persamaan linear yang dapat digunakan dalam pendeteksian kantuk pengemudi bus malam.Hasil pengukuran kecepatan reaksi didapatkan dengan cepat melalui persamaan linear Z yang akan membandingkan nilai Z dengan titik kritis 0,904 dalam penentuan kondisi pengemudi bus malam X. Persamaan yang digunakan untuk menentukan kondisi pengemudi bus malam telah divalidasi dengan menggunakan replikasi data kecepatan reaksi yang telah dikumpulkan sebelumnya.Kata kunci : tingkat kantuk, kelelahan, kecepatan reaksi, analisis diskriminan, Karolinska Sleepiness Scale  
PERANCANGAN PRODUK CERMIN IKLAN MENGGUNAKAN RASBERRY-PI Ignatius A. Sandy; Romy Loice; Herman Felix
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2014)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (756.159 KB)

Abstract

Dengan banyaknya iklan yang ditemui setiap hari, banyak konsumen yang tidak ingin terekspos oleh iklan. Oleh sebab itu, pengiklan harus mencari cara‐cara kreatif untuk memaparkan iklan. Cara‐cara kreatif tersebut dapat menggunakan media yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya oleh konsumen. Salah satu media tersebut adalah cermin. Cermin iklan telah berhasil dirancang dalam penelitian monodisiplin sebelumnya. Akan tetapi masih banyak kelemahan cermin iklan tersebut. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian lanjutan.Terdapat penelitian pengumuman menggunakan TV‐LED dan Raspberry‐Pi. Penelitian ini dilihat dapat mengakomodasi beberapa kelemahan cermin iklan.Penelitian ini berusaha menggabungkan hasil penelitian cermin iklan dan pengumuman TV‐LED & Raspberry‐Pi. High‐fidelity prototype dibuat berdasarkan konsep terpilih. Prototype tersebut dievaluasi kembali dan dirancang suatu aplikasi yang mempermudah proses penggantian iklan.  
PERANCANGAN ALAT BANTU SORTIR BIJI KOPI PEABERRY Romy Loice; Nigel Chrisman Santosa
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2015)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1280.299 KB)

Abstract

Kopi merupakan salah satu minuman yang paling digemari di dunia, minuman kopi ini dihasilkan dari biji kopi. Dalam pengklasifikasiannya, biji kopi dibagi menjadi dua yaitu biji kopi Arabica dan biji kopi robusta, berdasarkan sifat dapat diklasifikasikan menjadi biji kopi peaberry dan biji kopi biasa atau juga disebut dengan longberry, biji kopi peaberry dapat menghasilkan rasa kopi yang lebih enak serta dapat meningkatkan semangat, akan tetapi pemilahan biji kopi ini sangat sulit karena hanya ada 5 persen dibandingkan dengan seluruh populasi biji kopi yang ada, maka dari itu dibuatlah alat sortir untuk biji kopi ini. Pertama-tama dilakukan wawancara dengan 4 orang responden dan didapatkan kriteria biji kopi peaberry yang baik dan dengan melalui pengukuran didapatkan bahwa standar biji kopi peaberry adalah panjang dari 8 mm sampai 14,2 mm, lebar dari 6,7 mm sampai 8,1 mm. Perancangan alat bantu sortir dilakukan berdasarkan kebutuhan serta kegunaannya, perlakuan paertama adalah membuang biji kopi yang memiliki ukuran kecil dulu yang sudah pasti adalah biji kopi peaberry dulu sehingga digunakan lubang yang kecil, setelah itu dilakukan pembuangan biji kopi dengan ukuran besar yang sudah pasti adalah biji kopi longberry; Pada irisan ukuran yang ada pada biji kopi longberry serta peaberry digunakanlah alat bantu sortir yang menggunakan lego mindstorm guna memberikan tenaga getaran yang dapat membuat biji kopi peaberry yang memiliki karakteristik bulat dapat terlempar keluar. Proses sortir ini melibatkan 4 buah tempat penampungan yang berfungsi menampung biji kopi peaberry dan longberry, Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa penampung untuk peaberry memiliki error sebesar 34 persen, serta tingkat keberhasilan sortir biji kopi peaberry adalah sebesar 14,16 persen.
PEMBUATAN MATA PELAJARAN EKSTRAKURIKULER UNTUK MEMPERKENALKAN KEILMUAN TEKNIK INDUSTRI DI SMA ISR KARAWANG Tjandra, Sugih Sudharma; Sukapto, Paulus; Fransiscus, Hanky; Siswanto, Daniel; Loice, Romy; Alberto, Giovano
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v5i2.8805

Abstract

Dunia pendidikan di Indonesia saat ini telah memasuki Kurikulum Merdeka, begitu juga dengan Sekolah Menengah Atas. Kurikulum Merdeka dinilai lebih sederhana dan fleksibel sehingga membuat siswa lebih aktif. Jenis-jenis aktivitas yang ada di dalam kurikulum ini lebih relevan dan banyak memberikan ruang untuk tugas berbasis proyek. Namun munculnya Kurikulum Merdeka ini menimbulkan permasalahan yaitu belum siapnya sekolah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka khususnya dari segi mata pelajaran dan sumber daya. Begitu juga terjadi pada SMA IGNATIUS SLAMET RIYADI, Resinda Karawang. Sekolah sangat membutuhkan kerja sama dengan Universitas dari segi keilmuan dan juga sumber daya. Dengan perencanaan Kurikulum Merdeka yang baik dengan didukung mata pelajaran berbasis proyek yang menarik minat siswa tentunya dapat meningkatkan kompetensi siswa SMA IGNATIUS SLAMET RIYADI dan menarik perhatian orang tua siswa SMP untuk menyekolahkan anaknya di SMA IGNATIUS SLAMET RIYADI, Karawang. Oleh karena itu, Program Studi Teknik Industri Universitas Katolik Parahyangan menjalin kerja sama untuk menghasilkan mata pelajaran berbasis proyek, khususnya yang berhubungan dengan keilmuan Teknik Industri. Dengan demikian, selain membantu sekolah, Program Studi Teknik Industri UNPAR juga dapat meningkatkan eksistensi dan menarik minat siswa SMA terhadap keilmuan Teknik Industri sehingga pada saatnya tiba para siswa berminat melanjutkan studi di Program Studi Teknik Industri UNPAR. Pengabdian ini dilakukan dalam 4 bagian, yaitu identifikasi kebutuhan, pembangkitan ide, pembuatan purwarupa, dan evaluasi produk. Diperoleh sebanyak 6 produk, yaitu Self Cleaning Bookshelf: rak buku yang mudah dibersihkan, Cable Roller: alat bantu untuk membawa kabel dari peralatan elektronik agar tersimpan rapi saat dibawa dalam tas, Pemotong Otomatis untuk buah dan sayuran yang mudah dibersihkan, Headphone Holder: penyangga Headphone, Jas Hujan: modular dan praktis, dan Pemotong: Alat pemotong yang aman digunakan anak-anak.
ANALISIS KELAYAKAN USAHA laneva, apredo; Loice, Romy; Hartono, Robby
International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR) Vol 9 No 2 (2025): IJEBAR: Vol. 9 Issue 2, June 2025
Publisher : LPPM ITB AAS INDONESIA (d.h STIE AAS Surakarta)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study has four main objectives, namely: (1) Determine the feasisibilty of the Padang Restaurant business in Kota Baru from the legal aspect, (2) Determine the feasibility of the Padang Restaurant business in Kota Baru from the market and marketing aspect, (3) Determine the feasibility of the Padang Restaurant business in Kota Baru from the technical and operational aspect, (4) Determine the feasibility of the Padang Restaurant business in Kota Baru from the financial aspect. The Kota Baru Restaurant is a business engaged in the culinary sector, by offering products in the form of Padang dishes which are located on Jalan Jenderal A.Yani in the city of Baturaja. The Kota Baru Restaurant was established in 1972 and closed in 2019 due to bankruptcy. In 2023, the Kota Baru Restaurant owner plans to reopen the Kota Baru Restaurant business. So with that in order to reopen the Kota Baru Restaurant business, a business feasibility analysis is needed so that bankruptcy does not occur for the second time. In terms of the legality aspect, the Kota Baru Restaurant is said to be feasible because the Kota Baru Restaurant can fulfill the existing requirements, namely licensing to open a business in Baturaja City and open a business in the culinary field. In the market and marketing aspects it is said to be feasible because it has a market as evidenced by collecting traffic data using the work sampling method so that a fairly large market segment is obtained, namely road users in front of restaurants with a lifestyle of eating out and an interest in buying food outside. From the technical and operational aspects, the Kota Baru Restaurant is said to be feasible because it meets the specifications, which include production and sales locations, there are demand estimates and production estimates, there are process flows, adequate production and sales facilities and there is also a workforce that assists operational activities. From the financial aspect it is said to be feasible because the Kota Baru Restaurant has met the financial feasibility specifications seen from the Net present value (NPV), amounting to IDR 643,623,829,13, Discounted Payback Period for 1.27 years and Internal Rate of Return (IRR) of 64% for the most likely scenario. Based on the four aspects that have been analyzed, it can be said that the Kota Baru restaurant deserves to be reopened.