Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

FAKTOR RISIKO PENYAKIT KECACINGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR Delima, Asep Irfan
Menara Ilmu Vol 11, No 77 (2017): Vol. XI Jilid 2 No. 77, Oktober 2017
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/mi.v11i77.374

Abstract

Sanitasi lingkungan yang buruk dan hygiene perorangan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi tingginya prevalensi kecacingan siswa SD di Wilayah Kerja PuskesmasBelimbing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko penyakit kecacingan padaanak sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas Belimbing.Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain cross sectional study.Sampel diambil SDN 34 dan SDN 50 wilayah kerja Puskesmas Belimbing, dengan tehniksampling secara purposif (kelas I–III). Jumlah 61 orang yang diambil secara proposrional.Hasil penelitian dianalisis secara univariat dan analisis bivariat dengan uji Chi-square.Hasil penelitian diperoleh 52,5% siswa SDN di wilayah Kerja Puskesmas Belimbingpositif menderita penyakit kecacingan. 45,9% hygiene perorangan siswa dalam kategori burukdan 57,4% sanitasi dasar rumah tempat tinggal siswa kategori buruk. Hasil ujisatatistikdiperoleh ada hubungan hygiene perorangan siswa dan sanitasi dasar rumah tempat tinggaldengan kejadian penyakit kecacingan. Untuk mengurangi insiden penyakit kecacingan pada anak sekolah dasar melalui pihaksekolah agar mengajak siswa mencuci tangan dengan menggunakan sabun setelah melakukankegiatan seperti sebelum dan sesudah makan, setelah BAB, setelah bermain tanah dan makanjajanan disekolah pilihlah makannan yang dibungkus/ tertutup.Keywords: Kecacingan, personal higiene, sanitasi lingkungan
Sarana Sanitasi Dasar dengan Kejadian Diare pada Balita Asep Irfan; Delima Delima
Jurnal Sehat Mandiri Vol 13 No 2 (2018): Jurnal Sehat Mandiri, Volume 13, No.2 Desember 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.168 KB) | DOI: 10.33761/jsm.v13i2.59

Abstract

Penyakit diare merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu di perhatikan karena penyumbang utama ketiga angka kesakitan dan kematian anak. Tahun 2015 angka kejadian diare tertinggi terjadi di wilayah kerja Puskesmas Pauh Padang dengan persentase 8,41% yang tertinggi terdapat di wilayah Limau Manis Selatan. Jenis penelitian adalah deskriptif analitik dengan rancangan Cross Sectional. Penelitian Bulan Februari – Agustus 2016. Populasi adalah seluruh KK yang memiliki balita di Kelurahan Limau Manis Selatan Kecamatan Pauh Padang. Pengambilan sampel secara proporsional sampling sebesar 73 orang. Data dianalisis secara distribusi frekuensi dengan uji statistik chi square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara kondisi sarana: penyediaan air bersih, jamban keluarga, pembuangan air limbah dan pembuangan sampah keluarga dengan kejadian diare pada balita. Melalui Pimpinan Puskesmas disarankan untuk selalu mengaktifkan progam kesehatan lingkungan mengadakan penyuluhan tentang pentingnya menjaga sanitasi lingkungan rumah tangga yang meliputi penyediaan air bersih, jamban, mengelola air limbah dan mengelola sampah. Kata kunci : Diare, Air Bersih, Kotoran Manusia, Sampah, Air Limbah
PENERAPAN MODEL EDUKASI PADA KADER KESEHATAN DALAM UPAYA PENINGKATAN CAKUPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO KOTA PADANG TAHUN 2017 Tisnawati, Delima
Menara Ilmu Vol 12, No 9 (2018): Vol. XII No. 9 Oktober 2018
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/mi.v12i9.968

Abstract

Cakupan imunisasi dasar di puskesmas Nanggalo tahun 2013 DPTHb-1 (60,1 %) DPTHb-3(57,1 %) , tahun 2015 pencapaian imunisasi lengkap 68,5 %, tahun 2016 (77,2 %).Rendahnya angka cakupan imunisasi berdampak terhadap penurunan angka kesehatanbayi dan balita serta timbulnya berbagai penyakit seperti TBC paru, tetanus, batuk rejan,campak, difteri, pnemonia dan meningitis. Tujuan pengabmas supaya kader kesehatanmampu menyelenggarakan penyuluhan kesehatan tentang imunisasi untuk meningkatkancakupan imunisasi dasar di wilayah kerja puskesmas Nanggalo kota Padang. Metodepelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yaitu mengadakan pelatihan tentangpenyuluhan imunisasi berupa ceramah, tanya jawab (diskusi), demonstrasi, redemonstrasidan praktek serta evaluasi langsung di lapangan. Khalayak sasaran yaitu kader kesehatanposyandu di wilayah kerja puskesmas Nanggalo berjumlah 168 orrang dengan jumlahsampel 58 orang. Hasil yang diperoleh yakni nilai rata –rata tingkat pengetahuan kadersebelum diberikan pelatihan imunisasi dasar adalah 17,60, sesudah pelatihan 18,14, nilaiterendah sebelum dan sesudah pelatihan adalah 14, nilai tertinggi sebelum pelatihan 20dan sesudah 21.Tersedianya contoh alat-alat model edukasi berupa lembar balik dan bukumodul serta leflet tentang imunisasi dasar bayi. Diharapkan kerja sama berbagai pihak,pemerintah, tenaga kesehatan, pihak swasta, orang tua serta masyarakat sekitarnya dalamusaha upaya peningkatan pemberian imunisasi dasar, perlu sosialisasi dan pelatihanserupa pada kader posyandu lainnya yang berada di wilayah kerja puskesmas Nanggalo,diharapkan kesinambungan program pasca kegiatan pengabdian berupa pelaksanaankegiatan serupa dan berlanjut dengan mengadakan evaluasi terus menerus, denganmemperhitungkan capaian target yang harus dicapai.Kata Kunci : Edukasi, Cakupan, Imunisasi
MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN DIET DASH DAN SENAM HIPERTENSI TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI Herwati Herwati; Delima Delima
Menara Ilmu Vol 15, No 1 (2021): VOL. XV NO. 1 JULI 2021
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v15i1.2754

Abstract

 Hipertensi sering disebut the silent killer (pembunuh diam-diam), 29% orang dewasa di seluruh dunia diduga mengidap hipertensi. Tujuan penelitian melihat perbedaan rata-rata Tekanan Darah sebelum dan sesudah diberikan Model Pendidikan  Kesehatan  Diet Dash dan Senam Hipertensi Terhadap Tekanan Darah penderita Hipertensi. Jenis penelitian quasi-eksperimen, dengan rancangan one group pre-post test. Sampel dalam penelitian ini  penderita Hipertensi Di Puskesmas Nanggalo Padang sebanyak 38 orang. Uji statistik yang digunakan adalah uji t-test Dependen. Derajat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tekanan sistole sebelum itervensi 152 mmhg, dan setelah intervensi menurun  menjadi 142.61. Rata-rata tekanan Diastole sebelum itervensi 79.79 dan setelah intervensi menurun menjadi 78.18. Hasil analisis terdapat  perbedaan yang signifikan tekanan darah  sistole sebelum dengan sesudah dilakukan intervensi (p value = 0,000), begitu juga tekanan darah diastole (p value = 0,005). Disarankan kepada  Petugas kesehatan Puskesmas Nanggalo Padang, memberikan  Informasi mengunakan media cetak seperti Poster, Buklet dan  dapat menerapkan Model Pendidikan Kesehatan Diet Dash dan Senam Hipertensi pada pasien Hipertensi, secara berkala, minimal 3 kali seminggu selama 30 menit. Kata Kunci : Hipertensi, Diet Dash dan Senam Hipertensi
Pengaruh Metode Story Telling Terhadap Perkembangan Bahasa Anak Usia Todler Delima Delima; Suhaimi Suhaimi; Asep Irfan
Jurnal Basicedu Vol 6, No 1 (2022): February, Pages 1-1500
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i1.1672

Abstract

Bahasa sangat penting dikuasai oleh anak karena dengan bahasa anak dapat belajar memahami dunia luar. Studi pendahuluan ditemui 26,7% anak mengalami keterlambatan perkembangan Bahasa. Penelitian ini bertujuan  melihat Pengaruh  metode Story telling terhadap  perkembangan bahasa anak usia todler. Desain penelitian menggunakan Pra eksperimen dengan Pretes dan Postes Design. Lokasi penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Padang pada anak usia 2-4 tahun/ 24-48 bulan. Perkembangan bahasa anak dilihat menggunakan KPSP pada demensi perkembangan Verbal usia 24-48 bulan. Intrvensi Metode Story telling dilakukan selama 1 bulan, dilakukan 3 kali seminggu. Jumlah sampel 48 orang. Analisis data menggunakan uji Paired t (uji t Depenen). Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh metode Story telling  terhadap perkembangan Bahasa anak usia todler di wilayah kerja Puskesas Belimbing. Metode pembelajaran Story telling dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif diterapkan guna meningkatkan perkembangan bahasa anak usia dini khususnya usia 2-4 tahun. Perlu diimbangi dengan peningkatan kemampuan bercerita dan pemanfaatan alat peraga bagi orang tua
Pengaruh Metode Story Telling Terhadap Perkembangan Bahasa Anak Usia Todler Delima Delima; Suhaimi Suhaimi; Asep Irfan
Jurnal Basicedu Vol 6, No 1 (2022): February, Pages 1-1500
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i1.1672

Abstract

Bahasa sangat penting dikuasai oleh anak karena dengan bahasa anak dapat belajar memahami dunia luar. Studi pendahuluan ditemui 26,7% anak mengalami keterlambatan perkembangan Bahasa. Penelitian ini bertujuan  melihat Pengaruh  metode Story telling terhadap  perkembangan bahasa anak usia todler. Desain penelitian menggunakan Pra eksperimen dengan Pretes dan Postes Design. Lokasi penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Padang pada anak usia 2-4 tahun/ 24-48 bulan. Perkembangan bahasa anak dilihat menggunakan KPSP pada demensi perkembangan Verbal usia 24-48 bulan. Intrvensi Metode Story telling dilakukan selama 1 bulan, dilakukan 3 kali seminggu. Jumlah sampel 48 orang. Analisis data menggunakan uji Paired t (uji t Depenen). Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh metode Story telling  terhadap perkembangan Bahasa anak usia todler di wilayah kerja Puskesas Belimbing. Metode pembelajaran Story telling dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif diterapkan guna meningkatkan perkembangan bahasa anak usia dini khususnya usia 2-4 tahun. Perlu diimbangi dengan peningkatan kemampuan bercerita dan pemanfaatan alat peraga bagi orang tua
Pengembangan Buku Permainan Tradisional Minangkabau Terhadap Optimalisasi Kecerdasan Psikososial Anak Usia Prasekolah Delima Delima; Tisnawati Tisnawati; Herwati Herwati
Jurnal Basicedu Vol 6, No 6 (2022): December 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i6.4220

Abstract

Masalah psikososial masih banyak terjadi pada anak usia prasekolah. Tujuan penelitian adalah menganalisis penerapan buku permaianan trdisional mingkabau terdadap kecerdasan psikososial anak usia prasekolah. Jenis penelitian ini kwantitatif dengan desain one group pretest-posttest. Penelitian dilakukan  di bebrapa Taman kanak kanak di Kelurahan Kuranji.  Sampel adalah Ibu dan anak prasekolah dengan jumlah sampel 123 orang. Intervensi berupa pemberian buku permainan tradisinal minangkabau untuk stimulasi perkembangan psikososial selama ± 1 bulan. Uji statistic digunakan disesuai kan dengan uji paired t/ t dependen. Hasil penelitian didapatkan sebelum diberi intervensi rata rata skor perkembangan psikososial anak 12,731, dari skor tersebut temukan 35,8% abnormal dan setelah diberi intervensi skor perkembangan psikososial menjadi 11,243, ditemui 13 % abnormal. Hasil uji statistic terdapat pengaruh yang sugnifikan intervensi pemberian buku permaian tradisioal minangkabau dengan perkembangan psikososial anak prasekolah. Buku permanan budaya minangkabau diharapkan dapat  peningkatan berbagai dimensi perkembangan anak diantaranya perkembangan kognitif, kreativitas, kerjasama, dan perkembangan psikososial anak.
Pengembangan Buku Permainan Tradisional Minangkabau Terhadap Optimalisasi Kecerdasan Psikososial Anak Usia Prasekolah Delima Delima; Tisnawati Tisnawati; Herwati Herwati
Jurnal Basicedu Vol 6, No 6 (2022): December 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i6.4220

Abstract

Masalah psikososial masih banyak terjadi pada anak usia prasekolah. Tujuan penelitian adalah menganalisis penerapan buku permaianan trdisional mingkabau terdadap kecerdasan psikososial anak usia prasekolah. Jenis penelitian ini kwantitatif dengan desain one group pretest-posttest. Penelitian dilakukan  di bebrapa Taman kanak kanak di Kelurahan Kuranji.  Sampel adalah Ibu dan anak prasekolah dengan jumlah sampel 123 orang. Intervensi berupa pemberian buku permainan tradisinal minangkabau untuk stimulasi perkembangan psikososial selama ± 1 bulan. Uji statistic digunakan disesuai kan dengan uji paired t/ t dependen. Hasil penelitian didapatkan sebelum diberi intervensi rata rata skor perkembangan psikososial anak 12,731, dari skor tersebut temukan 35,8% abnormal dan setelah diberi intervensi skor perkembangan psikososial menjadi 11,243, ditemui 13 % abnormal. Hasil uji statistic terdapat pengaruh yang sugnifikan intervensi pemberian buku permaian tradisioal minangkabau dengan perkembangan psikososial anak prasekolah. Buku permanan budaya minangkabau diharapkan dapat  peningkatan berbagai dimensi perkembangan anak diantaranya perkembangan kognitif, kreativitas, kerjasama, dan perkembangan psikososial anak.
ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING MENGGUNAKAN PENDEKATAN KUANTITATIF: STUDI LITERATUR REVIEW Delima Delima; Firman Firman; Afdal Afdal
HUMAN CARE JOURNAL Vol 8, No 1 (2023): Human Care Journal
Publisher : Universitas Fort De Kock

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32883/hcj.v8i1.2277

Abstract

The incidence of stunting in Indonesia is in the high category (24.4 percent), even though the WHO's maximum limit for stunting in a country is 20 percent. In West Sumatra at the end of 2021 it is 23%. The purpose of this study was to analyze the relationship between the mother's level of knowledge and the incidence of stunting using a quantitative approach. This research method uses a literature review study using articles in electronic databases, namely Google Scholar, Research Gate, and PubMed/Medline based on PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Review & Meta Analysis). The search was carried out using the keywords "stunting", "Knowledge of Mothers". The analysis was carried out from 10 relevant articles, it was found that most of the mothers' knowledge was lacking about stunting. The results of the analysis show that there is a relationship between mother's knowledge and the incidence of stunting. To prevent stunting, counseling and information services can be carried out, to help solve problems faced by mothers, especially preventing stunting in children, especially in the first 1000 days of life
ANALISIS FAKTOR SOSIAL BUDAYA MEMPENGARUHI KEJADIAN STUNTING: STUDI LITERATUR REVIEW Delima Delima; Firman; Riska Ahmad
Jurnal Endurance Vol. 8 No. 1 (2023): Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema Kesehatan
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22216/jen.v8i1.1835

Abstract

Stunting di Indonesia kategori tinggi (24,4 persen), padahal batas maksimal WHO terhadap stunting di suatu negara adalah 20 persen. Penyebab stunting bersifat multifaktoral. Salah satu faktor yang dapat mengakibatkan kejadian stunting yaitu sosial budaya daerah setempat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran faktor sosial budaya yang mempengaruhi kejadian stunting. Metode literatur review dengan pencarian artikel pada database elektronik yaitu google scholar, research gate, dan PubMed/Medline. Pencarian dilakukan dengan menggunakan kata kunci “stunting”, “faktor sosial budaya”, “ibu”. Analisis yang dilakukan penulis dari 8 artikel yang relevan dengantujuan penelitian. Dari studi literature menunjukan bahwa aspek sosial budaya dan dan faktor budaya stempat disuatu masyarakat mempengaruhi asupan gizi anggota keluarga, secara tidak langsung akan berhubungan dengan kejadian stunting. Seorang konselor dituntut untuk menggali informasi yang lebih terpercaya dan langsung dari sumbernya yakni melalui perangkat adat yang telah tersistem dalam masyarakat untuk menambah wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai budaya, serta sikap yang ideal dengan layanan imformasi khususnya penururan/ pencegahan stunting