Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh larutan perendam alami dan penghambat etilen (1-Methylcyclopropene) terhadap kualitas pascapanen bunga potong krisan (Dendranthema Grandiflora Tzvelev.) 'White Fiji'. Syariful Mubarok; Mustika Arsri; Farida Farida; Erni Suminar; Endah Yulia
Kultivasi Vol 17, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.626 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v17i3.18611

Abstract

Sari Bunga potong krisan (Dendrathema grandiflora Tzvelev.) merupakan salah satu tanaman hias yang banyak diminati oleh masyarakat karena keindahan, warna, dan ukurannya yang besar. Permasalahan pada bunga krisan potong salah satunya adalah kesegaran bunga yang singkat. Kesegaran bunga potong dapat dipertahankan dalam waktu yang lebih lama dengan penambahan larutan perendam alami, kimia dan 1-MCP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan larutan perendam berupa bahan alami dan bahan kimia serta pengaplikasi 1-MCP dapat mempertahankan  kesegaran bunga krisan potong. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari sepuluh perlakuan yaitu A (Kontrol), B (1-MCP 0,25 μl/L), C  (Sukrosa 1% dan 1-MCP 0,25 μl/L) , D  (Air kelapa 5% dan 1-MCP 0,25 μl/L) , E (Asam sitrat 3% dan 1-MCP 0,25 μl/L), F (Perasan jeruk nipis 5% dan 1-MCP 0,25 μl/L), G  (NaOCl 0.01% dan 1-MCP 0,25 μl/L), H (Air rebusan daun sirih 4% dan 1-MCP 0,25 μl/L), I (Sukrosa 1%, NaOCl 0.01%, Asam sitrat 3% dan 1-MCP 0,25 μl/L),  J (Air kelapa 5%, Perasan jeruk nipis 5%, Air rebusan daun sirih 4% dan 1-MCP 0,25 μl/L). Hasil percobaan menunjukkan bahwa komposisi larutan tunggal sukrosa 1%, dan 1-MCP 0,25 μl/Lmemberikan hasil terbaik bunga krisan potong ‘White Fiji’ dalam mempertahankan lama kesegaran bunga hingga 14,78 hari, skor warna bunga, sudut kulai, pertambahan diameter yang lambat dan indeks kerusakan yang sedikit.Kata Kunci: Kesegaran, Perasan Jeruk Nipis, Rebusan Daun Sirih, Sodium Hypochlorite, WarnaAbstract. Chrysantemum (Dendranthema GrandifloraTzvelev.)is one of the ornamental plants greatly demanded because of its beauty, color, and size. One of the problems in cut chrysantemum is short time of flower longevity. The longevity of cut flowers can be maintained by the additional of a submersion solution such as a solution of natural, chemicals and 1-MCP. The aim of this study was to determine a solution of natural, chemicals, and 1-MCP for the flower longevity of cut chrysantemum. The experiment was conducted using a Completely Randomized Design consisted of nine treatments, A (Control), B (1-MCP 0,25 μl/L), C (Sucrose 1% and 1-MCP 0,25 μl/L), D (Coconut water 5% and 1-MCP 0,25 μl/L), E (Citric acid 3% and 1-MCP 0,25 μl/L), F (Lime juice 5% and 1-MCP 0,25 μl/L), G (NaOCl 0,01% and 1-MCP 0,25 μl/L), H (Boiling water betelleaf 4% and 1-MCP 0,25 μl/L), I (Sucrose 1%, NaOCl 0,01%, Citric acid 3% and 1- MCP 0,25 μl/L), J (Coconut water5%, Lime juice5%, Boiling water betelleaf 4% and 1-MCP 0,25 μl/L).The experimental results showed that 1% Sucrose and 1-MCP 0,25 μl/L gave the best results in the flowers chrysanthemum cut 'White Fiji' maintaining the freshness of flowers until 14,78 days, the flower color score, the angle of the starter, slow diameter increase and fewer damage indexes.Keywords: Betel Leaf Stew, Color, Freshness, Lime Juice, Sodium Hypochlorite
Kemampuan Ekstrak dan Bakteri Inhabitan Mucuna pruriens Linn. dalam Menekan Penyakit Bercak Daun Cercospora dan Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah Endah Yulia; Fitri Widiantini; Ramdan Firmansah; Agung Karuniawan
Agrikultura Vol 19, No 1 (2008): April, 2008
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2212.172 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v19i1.637

Abstract

Tanaman velvet bean (Mucunna spp.) merupakan tanaman yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai bahan biopestisida. Senyawa kimia yang diekstrak dari biji Mucuna telah banyak digunakan dalam pengobatan beberapa penyakit dalam bidang kesehatan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji ekstrak biji dan daun Mucuna dalam menekan pertumbuhan Cercospora sp. serta menguji kemampuan bakteri inhabitan Mucuna dalam memacu pertumbuhan tanaman dan menekan perkembangan penyakit bercak daun cercospora pada tanaman kacang tanah. Metode penelitian berupa metode eksperimen untuk menguji potensi ekstrak biji dan daun Mucuna dalam menekan pertumbuhan Cercospora sp. dari dua aksesi Mucuna asal NTT dan Jabar, dan menguji kemampuan isolat bakteri yang diisolasi dari dua aksesi tersebut dalam memacu pertumbuhan tanaman dan penekanan penyakit bercak daun cercospora yang diaplikasikan melalui perlakuan benih pada benih kacang tanah. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fitopatologi dan rumah kaca Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, pada ketinggian + 700 m dpl, dari bulan Juli sampai bulan November 2007. Hasil penelitian menunjukkan potensi antimikrobial ekstrak Mucuna and ekstrak etanol biji Mucuna asal NTT menunjukkan penekanan pertumbuhan Cercospora sp. yang lebih baik dibandingan dengan ekstrak lainnya. Sementara itu, enam isolat bakteri inhabitan Mucuna cenderung meningkatkan pertumbuhan tanaman kacang tanah dan terdapat satu isolat bakteri yang secara nyata menekan penyakit bercak daun cercospora dengan penekanan penyakit sebesar 70,85%.
Induksi Resistensi dengan Rhodotorula minuta untuk Mengendalikan Antraknosa (Colletotrichum acutatum J. H. Simmonds) Pada Tanaman Cabai Sri Hartati; Linda Tarina; Endah Yulia; Luciana Djaya
Agrikultura Vol 30, No 3 (2019): Desember, 2019
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.127 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v30i3.24874

Abstract

Antraknosa merupakan salah satu penyakit utama pada tanaman cabai yang menyebabkan kerugian cukup besar. Penggunaan khamir sebagai agens penginduksi resistensi tanaman cabai merupakan salah satu alternatif ramah lingkungan untuk pengendalian penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan khamir R. minuta dalam menginduksi resistensi tanaman cabai untuk mengendalikan penyakit antraknosa cabai. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Proteksi Tanaman dan Rumah Kaca Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran di Jatinangor serta Laboratorium Biorin, PAU, Instititut Pertanian Bogor.  Percobaan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas 9 perlakuan dan 5 ulangan. Pengaruh induksi resistensi diuji dengan perbedaan waktu inokulasi C. acutatum yaitu 3, 5, 7, dan 10 hari setelah perlakuan induksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa khamir R. minuta memiliki kemampuan menginduksi resistensi tanaman cabai terhadap antraknosa. Luas gejala antraknosa terkecil terjadi pada perlakuan induksi R. minuta dengan waktu inokulasi 7 hari setelah perlakuan yaitu sebesar 0,1125 cm2. Perlakuan R. minuta dengan waktu inokulasi 7 hari setelah perlakuan merupakan respon induksi terbaik dengan tingkat penekanan antraknosa sebesar 47,33%, serta meningkatkan aktivitas enzim peroksidase 1,7 kali yaitu sebesar 0,748 ∆A₄₂₀/menit.μg protein.
SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGENDALIAN ANTRAKNOSA PADA TANAMAN CABAI MENGGUNAKAN KHAMIR SEBAGAI KOMPONEN PENGENDALIAN RAMAH LINGKUNGAN SRI Hartati; Endah Yulia; Luciana Djaya
Dharmakarya Vol 7, No 2 (2018): Juni
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.839 KB) | DOI: 10.24198/dharmakarya.v7i2.19722

Abstract

Cabai merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Akan tetapi, produksi cabai sering terhambat oleh adanya penyakit salah satunya adalah antraknosa. Pengendalian yang umum dilakukan untuk mengendalikan penyakit antraknosa adalah dengan fungisida sintetik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan kegiatan penyuluhan dan pelatihan pengendalian antraknosa secara ramah lingkungan.  Kegiatan ini dilakukan di Desa Cilayung yang merupakan salah satu desa di Kecamatan Jatinangor yang memiliki potensi pertanian cukup tinggi. Tujuan kegiatan ini untuk mensosialisasikan pengendalian ramah lingkungan dan menerapkan salah satu cara pengendalian tersebut dengan menggunakan khamir. Metode yang dilakukan dalam kegiatan ini diantaranya survei lokasi, sosialisasi, wawancara, penyuluhan, dan pelatihan. Hasil kegiatan yang sudah dilakukan adalah (1) penyuluhan tentang penyebab penyakit tanaman secara umum dan penyakit antraknosa pada cabai, dampak negatif pestisida sintetik yang berlebihan, dan pengendalian ramah lingkungan, (2) pelatihan penggunaan mikrob antagonis berupa khamir Rhodotorula minuta, (3) hasil survei dan wawancara mendapatkan informasi mengenai pengetahuan dan pemahaman petani dan ibu-ibu PKK tentang cara pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT). Setelah mengikuti kegiatan ini terjadi peningkatan pengetahuan, pemahaman, dan daya tarik petani dan ibu-ibu PKK untuk melakukan pengendalian OPT dengan ramah lingkungan.