Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Televisi dan Kepentingan Pemilik Modal dalam Perspektif Teori Ekonomi Politik Media Dwita, Desliana
Jurnal Ipteks Terapan Vol 8, No 4 (2014): JIT
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.656 KB) | DOI: 10.22216/jit.2014.v8i4.21

Abstract

Salah satu media dalam komunikasi massa yang paling besar pengaruhnya terhadap pembentukan opini publik adalah televisi. Televisi berperan besar dalam proses demokratisasi sebuah negara. Dalam kasus jelang Pemilihan Presiden Republik Indonesia beberapa waktu lalu, media televisi memfokuskan perhatian masyarakat pada kampanye yang sedang berlangsung serta berbagai informasi seputar calon presiden dan isu politik lainnya. Dalam perspektif demokrasi, televisi merupakan salah satu media yang berfungsi sebagai penyangga. Televisi dapat menyediakan informasi politik sehingga bisa dipergunakan oleh masyarakat dalam menentukan pilihan politiknya. Dalam proses demokratisasi, publik di Indonesia saat ini sangat menggantungkan diri pada program berita yang ditayangkan oleh stasiun televisi untuk mendapatkan informasi dalam proses perjalanan Indonesia menjadi negara demokratis. Kultur berita yang dibangun oleh media televisi seharusnya lebih diarahkan kepada promosi mengenai demokrasi dan pembentukan masyarakat yang lebih bertanggung jawab. Dalam teori ekonomi politik media menurut McQuail, kepemilikan media menyumbang akibat bagi keburukan masyarakat. Perspektif ekonomi politik melihat bahwa media tidak lepas dari kepentingan pemilik modal, negara atau kelompok lainnya. Media menjadi alat dominasi dan hegemoni masyarakat. Akibat dari monopoli kepemilikan media dikhawatirkan mampu mengancam kebebasan pers dan pilihan bagi konsumen. Kata Kunci : Televisi, Pemilik Modal, Ekonomi Politik Media
Gender Equality in Media Television (Semiotics Analysis of Fair and Lovely Advertisement Issue of Marriage or Master Degree) Dwita, Desliana
Komuniti: Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi Volume 10, No. 1, Maret 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/komuniti.v10i1.5316

Abstract

In many developing countries, most of television advertisements portray a general perception of patriarchy where men take decision for women and no place for gender equality. This work describes an analysis on a courageous ?Fair and Lovely? advertisement in Indonesia that conveys the message of gender equality. A semiotics analysis, qualitative?interpretative method, was used to analysis the signs related to gender equality messages in the episode about choosing between marriage and master degree. It is found that a women was pictured as someone who is confident, expressed bold opinions, like to discuss and exchange ideas, firm and straight forward in speaking, and wise in making a decision. In general, the visual signs used in the ?Fair and Lovely? advertisement convey a message that women should be equal with men especially in education and careers.??????????? Keywords :Advertisement, Gender Equality, Semiotic Analysis Roland Barthes.
PELATIHAN PEMBAWA ACARA KEGIATAN KEAGAMAAN BAGI REMAJA DAN IBU-IBU PENGAJIAN MASJID HIKMAH PEKANBARU Desliana Dwita; Jupendri Jupendri; Jayus Jayus; Fitria Mayasari Fitria Mayasari
Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI Vol 1 No 1 (2017): Pengabdian Untuk Mu negeRI
Publisher : LPPM UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.669 KB) | DOI: 10.37859/jpumri.v1i1.36

Abstract

Masjid Hikmah yang terletak di Jalan Melati gang Hikmah Kelurahan Sukajadi,Kecamatan Sukajadi Pekanbaru merupakan salah satu masjid yang memiliki IkatanRemaja Masjid yang bernama REHIS (Remaja Masjid Hikmah dan Sekitarnya) danperkumpulan ibu-ibu pengajian dengan nama Peswajiramah (Persatuan Wanita JiranMasjid Hikmah). Remaja yang tergabung dalam REHIS biasanya menjadi pembawaacara dalam Santapan Rohani Ramadhan yang dilaksanakan sebelum sholat tarawih.Ibu-ibu di lingkungan Masjid Hikmah juga secara bergiliran menjadi pembawa acarawirid. Permasalahannya adalah bagaimana menjadi pembawa acara keagamaan yangterampil, memiliki pengetahuan agama, dan percaya diri? Untuk itu dilakukan kegiatanpengabdian kepada masyarakat yang bertujuan agar remaja Masjid Hikmah dan ibu-ibupengajian Masjid Hikmah memiliki keterampilan, pengetahuan, dan kepercayaan diriuntuk menjadi pembawa acara keagamaan. Materi yang disampaikan tentang publicspeaking, teknik menjadi pembawa acara kegiatan keagamaan, dan komunikasi dakwah.Metode yang dilakukan dengan ceramah, diskusi, tanya jawab dan praktik. Hasilkegiatan ini, remaja masjid dan ibu-ibu pengajian menjadi lebih mengerti tentangpersiapan untuk menjadi seorang pembawa acara yang terampil dan komunikatif.Dengan bertambahnya pemahaman tentang pembawa acara, maka remaja dan ibu-ibupengajian menjadi mampu dan percaya diri untuk menjadi pembawa acara dalamkegiatan keagamaan.
PENDIDIKAN LITERASI MEDIA UNTUK GURU-GURU SMK MUHAMMADIYAh 2 PEKANBARU Fitria Mayasari; Jupendri Jupendri; Jayus Jayus; Desliana Dwita
Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI Vol 2 No 1 (2018): Pengabdian Untuk Mu negeRI
Publisher : LPPM UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1821.171 KB) | DOI: 10.37859/jpumri.v2i1.610

Abstract

The rapid development of television stations in Indonesia has influenced various aspects of people's lives such as among school students like in SMK Muhammadiyah 2 Pekanbaru. Various aspects influenced include social, cultural, religious, health and service quality. Social reality or the negative impact of the presence of mass media especially television does get the attention of parents and teachers. Media literacy education is one of the efforts to develop skills in selecting and watching critically the programs presented by the media. Media education or media literacy is an activity that can help people to have the competence, ability, or skill needed to not reactive in a negative sense, but proactive in understanding the messages conveyed by the media. Educators are the right audience for media literacy education. In an effort to provide understanding to school students in choosing, understanding and sorting media messages, especially television media. For that done community service activities in the form of Media Literacy Education For Teachers in SMK Muhammadiyah 2 Pekanbaru. The results of this activity, teachers in SMK Muhammadiyah 2 become more familiar about media literacy, and able to provide direction and understanding of the contents of the media so that learners become critical and creative. Keywords: media literacy, teachers, SMK Muhammadiyah 2
PELATIHAN KOMUNIKASI EFEKTIF MEDIA PEMBELAJARAN GOOGLE CLASSROOM BAGI GURU MAN 2 MODEL PEKANBARU Fitria Mayasari; Desliana Dwita; Jupendri Jupendri; Jayus Jayus; Nazhifah Nazhifah; Khusnul Hanafi; Nolly Medya Putra
Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI Vol 3 No 1 (2019): Pengabdian Untuk Mu negeRI
Publisher : LPPM UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.03 KB) | DOI: 10.37859/jpumri.v3i1.1155

Abstract

In today's digital era, teaching staff have many choices of interactive learning media that can support the learning process. One application that can help teachers realize effective communication between students and teachers is google classroom. The Google Classroom is a mixed learning platform that is intended for every educational scope that is intended to find a way out of the difficulties in making, sharing and classifying each paperless assignment. For this reason, there is a need for knowledge and skills about how effective communication can be done through innovative learning media based on Blended Learning (Google Classroom), so that the quality of teaching can be better. Therefore, dedication activities are carried out in MAN 2 Model on "Effective Communication Training through Blended-Learning (Google Classroom) Innovative Learning Media for Teachers in MAN 2 Model Pekanbaru". The material presented included effective communication, innovative learning media based on Blended Learning, and the use of google classroom as a medium to support innovative and communicative learning
Peningkatan Keterampilan Promosi Online Dodol Kelapa Sawit PKK Desa Alam Panjang Desliana Dwita; Wan Laura Hardilawati; Novia Gesrian Tuti
Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI Vol 4 No 1 (2020): Pengabdian Untuk Mu negeRI
Publisher : LPPM UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.878 KB) | DOI: 10.37859/jpumri.v4i1.1796

Abstract

Desa Alam Panjang terletak di Kecamatan Rumbio Jaya, Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh kelompok PKK di Desa Alam Panjang adalah memproduksi dodol kelapa sawit. Meskipun cukup laku, namun dodol tersebut belum banyak yang mengenal dan hanya dijual di Desa Alam Panjang dan beberapa desa tetangga. Kelompok pengusul mencoba mencari solusi dari permasalahan kurang dikenalnya dodol kelapa sawit dengan memberikan pelatihan tentang strategi promosi melalui media online. Kegiatan dilakukan pada tanggal 10 September 2019 di Kantor Desa Alam Panjang dan diikuti oleh 14 orang anggota PKK. Metode yang dilakukan melalui pendekatan dan pelatihan. Tahapan pelaksanaan kegiatan dimulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi yang berfokus pada keterampilan promosi online. Dalam pelaksanaan kegiatan, tim pengusul dibantu oleh mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa untuk dokumentasi dan penyiapan perlengkapan kegiatan. Untuk kepakaran, tim pengusul terdiri dari tiga orang dosen dari bidang ilmu yang berbeda yaitu Ilmu Komunikasi, Manajemen, dan Biologi. Hasil dari kegiatan ini peserta memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang cara promosi lewat media online. Meskipun peserta sangat antusias, namun terdapat masukan dari peserta yaitu mereka menginginkan diadakan kembali pelatihan dengan topik tentang cara membuat dodol yang lebih efektif. Kelompok mitra merasa kesulitan mengaduk dodol dengan cara tradisional.
Televisi dan Kepentingan Pemilik Modal dalam Perspektif Teori Ekonomi Politik Media Desliana Dwita
Jurnal Ipteks Terapan Vol 8, No 4 (2014): JIT
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22216/jit.2014.v8i4.21

Abstract

Salah satu media dalam komunikasi massa yang paling besar pengaruhnya terhadap pembentukan opini publik adalah televisi. Televisi berperan besar dalam proses demokratisasi sebuah negara. Dalam kasus jelang Pemilihan Presiden Republik Indonesia beberapa waktu lalu, media televisi memfokuskan perhatian masyarakat pada kampanye yang sedang berlangsung serta berbagai informasi seputar calon presiden dan isu politik lainnya. Dalam perspektif demokrasi, televisi merupakan salah satu media yang berfungsi sebagai penyangga. Televisi dapat menyediakan informasi politik sehingga bisa dipergunakan oleh masyarakat dalam menentukan pilihan politiknya. Dalam proses demokratisasi, publik di Indonesia saat ini sangat menggantungkan diri pada program berita yang ditayangkan oleh stasiun televisi untuk mendapatkan informasi dalam proses perjalanan Indonesia menjadi negara demokratis. Kultur berita yang dibangun oleh media televisi seharusnya lebih diarahkan kepada promosi mengenai demokrasi dan pembentukan masyarakat yang lebih bertanggung jawab. Dalam teori ekonomi politik media menurut McQuail, kepemilikan media menyumbang akibat bagi keburukan masyarakat. Perspektif ekonomi politik melihat bahwa media tidak lepas dari kepentingan pemilik modal, negara atau kelompok lainnya. Media menjadi alat dominasi dan hegemoni masyarakat. Akibat dari monopoli kepemilikan media dikhawatirkan mampu mengancam kebebasan pers dan pilihan bagi konsumen. Kata Kunci : Televisi, Pemilik Modal, Ekonomi Politik Media
Gender Equality in Media Television (Semiotics Analysis of Fair and Lovely Advertisement Issue of Marriage or Master Degree) Desliana Dwita
Komuniti: Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi Volume 10, No. 1, Maret 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/komuniti.v10i1.5316

Abstract

In many developing countries, most of television advertisements portray a general perception of patriarchy where men take decision for women and no place for gender equality. This work describes an analysis on a courageous “Fair and Lovely” advertisement in Indonesia that conveys the message of gender equality. A semiotics analysis, qualitative–interpretative method, was used to analysis the signs related to gender equality messages in the episode about choosing between marriage and master degree. It is found that a women was pictured as someone who is confident, expressed bold opinions, like to discuss and exchange ideas, firm and straight forward in speaking, and wise in making a decision. In general, the visual signs used in the “Fair and Lovely” advertisement convey a message that women should be equal with men especially in education and careers.            Keywords :Advertisement, Gender Equality, Semiotic Analysis Roland Barthes.
FEMINISM INTERPRETATION: RECEPTION ANALYSIS OF PEKANBARU SOCIETY ABOUT ‘KARTINI’ MOVIE Desliana Dwita; Desi Sommaliagustina
Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis Vol 2, No 2 (2018): Perspektif Komunikasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.038 KB) | DOI: 10.24853/pk.2.2.%p

Abstract

Film is one of medium of mass communication that brings message to be delivered to target audience. Film is not a value-free entity because it is the result of some people's thinking process until it becomes a cultural product. Hanung  Bramantyo's  Kartini  emphasizes  the  critical  attitude  of  a  woman  who  broke  the  injustice  in  the  era  of colonization  in  Indonesia.  She  can  be  regarded  as  the  early  struggle  of  feminist  figure  in  Indonesia  who  have brought  today’s  Indonesian  women  no  longer  experience  discrimination  in  education.  Nevertheless,  the interpretation of feminism has not been fully accepted because most of Indonesia territories adhere to patriarchal system.  The  specific  objective  of  this  research  is  to  find  out  the  reception  of  Pekanbaru  moviegoers  towards Kartini  in  regard  of  feminism  issue.  The  long-term  goal  of  this  research  is  to  provide  feedback  for  filmmakers about  Indonesian  audience  acceptance  towards  gender  equality  issues,  and  serve  as  a  reference  for  further research  on  gender  messages  in  the  media.  The  study  used  a  qualitative  research  method  with  the  reception analysis  approach  of  the  Stuart  Hall  Encoding  /  Decoding  model  which  observed  assimilation  process  between media discourse and audience culture discourse. Different understanding on emancipation and feminism causes different  interpretation.  Informants  who  have  a  strong  background  in  life,  interpret  feminism  as  a  struggle  to break injustice. Informants  who  were in the Dominant Hegemonic Position  group  were individuals  with a  high school  education  background  and  idolized  the  figure  of  Kartini.  Informants  who  are  in  Negotiated  Position  are individual  observers  and  film  practitioners.  Oppositional  Position  Informants  are  PhD  holder  individuals  and religious persons.  Keywords: Feminism, Reception Analysis, Kartini Movie
KEKERASAN VERBAL DI TELEVISI: ANALISIS SEMIOTIKA SINETRON ‘ORANG KETIGA’ SCTV Desliana Dwita
Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis Vol 4, No 1 (2020): Perspektif Komunikasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (804.705 KB) | DOI: 10.24853/pk.4.1.92-99

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi fenomena maraknya tayangan dengan tema pelakor dalam program televisi. Pelakor merupakan istilah baru di Indonesia yang merupakan kependekan dari perebut (le)laki orang. Sebelumnya pernah dikenal istilah ‘selingkuhan’, ‘simpanan’, atau ‘wanita idaman lain’ dengan makna yang hampir sama. Fenomena memperlakukan pelakor dengan kekerasan verbal menjadi tayangan yang paling banyak diminati pemirsa televisi khususnya perempuan. Salah satunya adalah sinetron ‘Orang Ketiga’ yang ditayangkan oleh stasiun televisi SCTV. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang adanya kekerasan verbal dalam sinetron ‘Orang Ketiga’ yang ditayangkan oleh stasiun televisi SCTV. Dalam beberapa episode, kekerasan verbal sering ditujukan kepada pelakor. Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada penonton dan pembuat program televisi tentang makna yang terkandung dalam dialog yang mengandung kekerasan verbal. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi regulator yang mengawasi isi siaran tentang adanya kekerasan verbal dalam tayangan televisi. Penelitian kualitatif dengan metode analisis semiotika Roland Barthes ini berfokus pada makna denotasi, konotasi, dan mitos kekerasan verbal yang terdapat dalam sinetron ‘Orang Ketiga’. Hasil penelitian menunjukan terdapat makna denotasi berupa kata perebut, perusak, penghancur, menjadikan orang lain gila, pengambil hak orang, tidak punya hati, serta murahan. Makna konotasi dan mitos dalam sinetron ini mengandung makna yang tidak membangun berupa niat yang tidak baik, hati yang tidak baik, otak yang tidak normal, tidak memiliki harga diri, dan tidak memiliki perasaan layaknya manusia. Bentuk kekerasan verbal berupa kata-kata memaki, membentak, mengancam, mengejek, melecehkan, menjelekan, menyudutkan, membuat malu dan menghina.