Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Pondasi Bored Pile Menggunakan Nilai Standard Penetration Test (SPT) pada Proyek Pembangunan Kereta Cepat Indonesia China Muchammad Ramdhany; Sulwan Permana
Jurnal Konstruksi Vol 19 No 1 (2021): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.15 KB) | DOI: 10.33364/konstruksi/v.19-1.929

Abstract

Pondasi tiang bor merupakan bagian dari struktur yang memberikan beban ke tanah dan batuan di bawahnya. Energi dukung beban yang diijinkan pondasi harus lebih besar dari beban yang bekerja pada pondasi, baik statis maupun dinamis, susut yang diakibatkan oleh beban tidak boleh melewati susut yang ditetapkan. Hasil dan tinjauan penelitian adalah perhitungan energi dukung pondasi tiang bor dengan metode Mayerhoff diameter 100 cm sebesar 25257,54 kN, dan diameter 120 cm sebesar 34439 kN sedangkan dengan metode Reese & Wright pondasi diameter 100 cm sebesar 16329,12 kN, dan diameter 120 cm sebesar 19876,32 kN, dan yang terakhir dengan menggunakan metode O’Neil dan Reese pondasi diameter 100 cm sebesar 18025,03 kN, dan diameter 120 cm sebesar 22318,3kN. Dari hasil pembahasan tiga metode daya dukung tersebut didapatkan nilai Qu optimis dari metode mayerhoff. Sedangkan untuk pembahasan penurunan pondasi bored pile metode Vesic diameter 100 cm sebesar 59,21 < 100 mm, dan diameter 120 cm sebesar 97,5 120 mm. Setelah perhitungan penurunan tersebut selesai dinyatakan bahwa penurunan pondasi bored pile yang terjadi di kedua diameter bored pile 100 cm dan 120 cm pada titik aman.
Efisiensi Cara Kerja Bendung Copong Kabupaten Garut Ryan Rusdiana; Sulwan Permana
Jurnal Konstruksi Vol 19 No 1 (2021): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.829 KB) | DOI: 10.33364/konstruksi/v.19-1.939

Abstract

Cara kerja suatu bendung merupakan salahsatu rangkaian atau proses untuk menjadikan sistem bendung dapat berjalan dengan fungsinya dan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku di Bedung Copong. Air dari Bendung Copong ini digunakan untuk mengairi lahan pertanian daerah Leuwigoong seluas kurang-lebih 5313 ha dengan luas daerah aliran sungai (DAS) 516 km2. Untuk mengingat fungsi yang vital dari satu kesatuan bangunan Bendung mulai dari Pintu Air Banjir (Floodway Gate) bangunan ini memiliki 3 jumlah pintu yang masing-masing lebar 12,5 m dan tingginya 3,5 m fungsi dari pintu air banjir tersebut adalah untuk membendung aliran sungai Cimanuk. Pintu Pembilas / Penguras (Scouring Gate) pada bangunan ini terdapat satu unit pintu yang mempunyai lebar 5 m dan tinggi 8 m (termasuk pintu atas dan pintu bawah) pintu air pembilas terdiri dari dua bagian daun pintu, daun pintu bagian atas digunakan untuk mengatur tinggi permukaan air dan membuang sampah yang hanyut dan pintu bagian bawah digunakan untuk membuang endapan yang terjadi pada saluran pembilas. Pintu Pemasok / Pengambil (Intake Gate) untuk bangunan ini memliki 3 jumlah pintu yang masing-masing lebar 3 m dan tinggi 1,3 m pintu air pemasok terdiri dari tiga set pintu yang digunakan untuk daerah irigasi Leuwigoong. Kantong Lumpur bangunan ini memiliki 3 saluran yang masing-masing salurannya dengan lebar 10 m panjang 118 m bangunan ini berfungsi untuk menggerakan angkutan sedimen dasar dan layang terutama fraksi pasir dan yang lebih besar. Bangunan Pelengkap pada Bendung Copong ini berfungsi untuk keperluan bendung serta bangunan-bangunan diatas supaya pengoperasian Bendung Copong berjalan dengan maksimal.
ANALISA NERACA AIR UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) CIPANAS, GARUT Sulwan Permana; Gugus Kusdinar; Risa Kristalia N
Jurnal Ilmiah Teknologi Infomasi Terapan Vol. 8 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Widyatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.735 KB) | DOI: 10.33197/jitter.vol8.iss2.2022.770

Abstract

Kawasan Cipanas Garut merupakan kawasan wisata yang terkenal dengan lokasi pemandian air panas alami. Pada kawsan ini terjadi eksploitasi besar-besaran terhadap air tanah dengan sumur bor oleh hotel dan pemukiman. Untuk mengurangi eksploitasi terhadap air tanah maka diperlukan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang bersumber dari air permukaan. Lokasi rencana intake SPAM berada pada 2 lokasi. Lokasi intake 1 adalah saluran yang berada di depan Danau Dariza Resort Hotel dan lokasi titik intake 2 adalah saluran yang berada di depan Cahaya Villa Hotel. Rencana cakupan wilayah pelayanan SPAM Cipanas adalah hotel dan pemukiman di Kelurahan Langensari dan Kelurahan Panunjang. Kebutuhan total air di setiap intake adalah 40.12 L/s (intake 1) dan 90.12 L/s (intake 2). Secara kualitas air, intake 1 memiliki kualitas air lebih baik dibanding intake 2 namun masih diperlukan pengolahan air untuk menurunkan tingkat BOD dan TP. Berdasarkan hasil neraca air, ketersediaan air intake 1 masih dalam status berlebih atau mampu memenuhi kebutuhan air total (pada Q70%) sedangkan intake 2 tidak dapat memenuhi kebutuhan air total (pada Q%), air hanya dapat dipenuhi selama 4 bulan sedangkan pada sisa 8 bulan selanjutnya terjadi defisit air.
PERENCANAAN EMBUNG HIANG, KABUPATEN KUNINGAN, JAWA BARAT Sulwan Permana; Agus Ramdani; Risa Kristalia N
Jurnal Ilmiah Teknologi Infomasi Terapan Vol. 8 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Widyatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (670.256 KB) | DOI: 10.33197/jitter.vol8.iss2.2022.771

Abstract

Embung Hiang adalah embung desa yang terletak di Desa Haur Kuning Kecamatan Nusaherang Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Embung Hiang merupakan bagian dari program pemerintah daerah dalam rangka percepatan pembangunan embung desa. Prioritas utama dari pemanfaatan embung ini adalah mengairi irigasi dan pariwisata. Lokasi rencana embung ideal secara topografi karena pada area cekungan dan dekat dengan areal irigasi sehingga penyaluran air dekat. Dengan luas DAS sebesar 34,86 Ha, embung akan memiliki area genangan sebesar 1 Ha dengan kapasitas tampung sebesar 9800 m3. Embung Hiang merupakan embung prioritas pembangunan dengan skor 57,69, yang akan melayani daerah irigasi seluas 30Ha, dengan rata-rata kebutuhan irigasi sebesar 0,76 l/s/ha. Berdasarkan hasil neraca air, embung dapat memenuhi kebutuhan air pada bulan November – Maret dan Mei – September. Sedangkan pada bulan April dan Oktober terdapat kekurangan air. Debit banjir rencana 100 tahun pada embung Hiang sebesar 7,05 m3/s. Potensi laju sedimen pada embung Hiang sebesar 7,502 ton/tahun atau 8,253 m3/tahun.
Analisis Perbandingan Pengaruh Sedimentasi Terhadap Penyaluran Debit di Daerah Irigasi Cimanuk Kabupaten Garut Sulwan Permana; Husni Mubarok
Jurnal Konstruksi Vol 19 No 1 (2021): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/konstruksi/v.19-1.877

Abstract

Daerah Irigasi Cimanuk adalah sebuah sistem irigasi yang terletak di daerah Bayongbong Kabupaten Garut Jawa Barat. Daerah irigasi Cimanuk mengaliri areal pertanian seluas 874 ha milik masyarakat Bayongbong dan sekitarnya. Sumber air utama yang diambil berasal dari sungai Cimanuk dengan menggunakan sistem ambang tetap melintang pada bagian sungai Cimanuk ini. Jaringan irigasi yang dibangun termasuk ke dalam jaringan irigasi semi teknis, dimana sistem jaringan dan pembuangan tidak sepenuhnya dibangun terpisah. Dalam upaya pengambilan air yang berasal dari sungai, maka bukan berarti tidak terdapat masalah atau hambatan yang berarti terhadap jaringan irigasi yang digunakan. Masalah yang sering timbul adalah terbawanya material dasar yang membuat semakin banyaknya pengendapan khususnya pada kantong lumpur dan akhirnya berpengaruh terhadap penyaluran debit. Maka dari itu pada penelitian kali ini dihitung secara metode empiris dengan menggunakan perbandingan 3 metode perhitungan dan juga sebagai perbandingan pada penelitian sebelumnya. Metode yang digunakan pada penelitian kali ini yaitu persamaan Mayer Peter Muller, Frijilink, dan juga Shen and Hung. Dalam perhitungan dengan menggunakan ketiga metode tersebut titik tinjau yang dihitung adalah bagian kantong lumpur. Hasil dari perhitungan tersebut berupa kebutuhan air rata-rata per tahun yaitu sebesar 1,332 lt/dt/ha, hasil angkutan sedimen metode Mayer Peter Muller sebesar 335,94 m3/hari, Frijilink sebesar 401,76 m3/hari, dan Shend and Hung sebesar 2,4 m3/hari. Sedangkan dampak sedimentasi terhadap penyaluran debit diperoleh nilai Mayer Peter Muller sebesar 9,430%, Frijilink 11,292%, dan Shen and Hung sebesar 0,067%. Menunjukan bahwa penelitian sebelumnya dengan menggunakan metode Mayer Peter Muller pada tahun 2016, dan penelitian yang sama kali ini pada tahun 2021 menghasilkan perbedaan yang jauh drastis.
ANALISIS PEMANFAATAN BENDUNGAN LEUWIKERIS UNTUK KEBUTUHAN IRIGASI DAN KEBUTUHAN AIR BAKU Sulwan Permana; Ilham Malik
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 6, Nomor 1, Februari 2023
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v6i1.20449

Abstract

Leuwikeris Dam was built in the Citanduy Watershed which is a cross-provincial river area (West Java and Central Java Provinces). Utilization of the Leuwikeris Dam as a provider of irrigation water is getting more attention due to the unstable water supply, while farmers need large amounts of water. Another benefit that can be felt by the community is as a source of raw water with a capacity of 845 l/second for Banjar City, Tasikmalaya Regency, and Ciamis Regency. This study aims to determine the discharge required to irrigate an irrigation area of ​​11,216 ha, determine the distribution of raw water and determine the need for raw water for the next 10 years. This research was conducted by taking secondary data which was then calculated. The results of the calculation show that the highest discharge to irrigate an irrigation area of ​​11,216 ha is in April of 18,083.72 lt/sec. The distribution of raw water discharge from the availability of 845 lt/sec for each region, namely: Banjar City at 24.07 lt/sec, Tasikmalaya Regency at 142.16 lt/sec, and Ciamis Regency at 679.08 lt/sec. The need for raw water discharge for the next 10 years is 884 lt/sec. Keywords: Raw Water, Dam, Discharge, Irrigation, Dam Benefits
Evaluasi Debit Terhadap Kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro Sungai Cisanggiri Kecamatan Cihurip Sulwan Permana; Ari Asmedi Candra
Siklus : Jurnal Teknik Sipil Vol. 9 No. 1 (2023)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/siklus.v9i1.11278

Abstract

Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Cisanggiri adalah pembangkit listrik yang terletak di Kecamatan Cihurip Kabupaten Garut Jawa Barat. Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro ini merupakan energi potensial yang berasal dari air kemudian diubah menjadi energi listrik dengan daya 100 Kv sampai dengan 10 MegaWatt. Sungai Cisanggiri ini dalam pemanfaatannya memiliki beda tinggi head elevasi kontur tanah ± 114 m sehingga layak digunakan untuk membangun pembangkit listrik. Hal ini terbukti dengan dibangunnya PLTM Cisanggiri yang memiliki kapasitas daya listrik 1.5x2 MegaWatt, namun kapasitas keluaran daya listrik ini belum maksimal, sehingga PLTM Cisanggiri ini perlu di evaluasi kembali untuk mengetahui keluaran daya listrik maksimalnya. Evaluasi perhitungan ini dilakukan berdasarkan layout design existing yang telah dibangun sebelumnya serta data klimatologi yang terdapat di area sekitar DAS Cisanggiri. Kemudian dievaluasi untuk mengetahui apakah permasalahan yang membuat PLTM Cisanggiri ini tidak maksimal. Debit yang dihitung merupakan debit andalan atau debit ketersediaan yang dihitung berdasarkan metode FJ Mock dengan probabilitas Q85% menggunakan data hujan 10 tahun. Kemudian perhitungan selanjutnya mencari kehilangan energi (headlosses) pada sistem bangunan PLTM Cisanggiri dan daya listrik yang dihasilkan. Hasil dari perhitungan didapat debit ketersediaan pada sungai Cisanggiri sebesar 7.82 m³/s, dengan kehilangan energi (headlosses) yang telah dihitung berdasarkan kehilangan energi pada gesekan penampang saluran, headrace, pembesaran dan pengecilan penampang, trashrack dan penstock sebesar 1.45452 m. Kemudian setelah itu dievaluasi perhitungan daya keluaran listrik maksimal yang dapat dihasilkan PLTM Cisanggiri ini yakni sebesar 5.7 MegaWatt.