Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pengaruh Sudut Kemiringan, Dimensi Gesek dan Beban terhadap Kapasitas Pembutiran Tanah pada Teknologi Penghalus Yohanis B Yokasing; Antonius Pangalinan; Amiruddin Abdullah
Jurnal Teknik Mesin Vol 1 No 1 (2018): Jurnal Teknik Mesin
Publisher : P3M- Politeknik Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.565 KB)

Abstract

Tanah adalah kumpulan dari benda alam dipermukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, yang terdiri dari campuran bahan mineral, organik, air, dan udara, merupakan media untuk tumbuhnya tanaman. Komposisi tanah yang demikian menyebabkan tanah cendrung bergumpal-gumpal, mengikat semua mineral yang ada. Namun tanah yang dibutuhkan sebagai media tumbuh, tidak membutuhkan semua mineral tersebut diatas, diantaranya frakmen batu. Untuk itu perlu perbaikan sifat-sifat tanah, yang dilakukan oleh para budidaya tanaman baik itu petani maupun para usaha tanaman. Salah satu cara yang sering dilakukan yakni menghaluskan tanah pada struktur-struktur yang halus guna memisahkan elemen lainnya sepert batu dan plastik. Menyadari akan tuntutan tersebut, maka dikaji teknologi penghalus tanah. Hasil kajian terhadap teknologi dengan spesifikasi; tinggi 800 mm, lebar 50 mm, penggerak manual mengunakan engkol, menunjukan semakin tinggi sudut alir atau kemiringan, kapasitas tanah yang dihaluskan pun meningkat (ukuran besar), dan begitu pula dengan kapasitas hopper, yang semakin meningkat, meningkap pula kapasitas tanah yang dihaluskan. Kapasitas tanah yang dihaluskan pada pelat baja biasa (permukaan rata) lebih banyak dibandingkan dengan pelat baja bordes (permukaan tidak rata).
Mesin Tempa INOVASI DAN ANALISA PUTARAN, PANJANG PEGAS, JUMLAH BIJI, TERHADAP KETIPISAN TEMPAAN DARI MESIN TEMPA JAGUNG TITI Yohanes Benediktus Yokasing; Amiruddin Abdullah; Pius Boli Muda
Jurnal Teknik Mesin Vol 4 No 1 (2021): Jurnal Teknik Mesin
Publisher : P3M- Politeknik Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32511/jtm.v4i1.808

Abstract

landasan tempa, dan transmisi daya (putaran). Komponen-komponen tersebut direncanakan, dibuat, dan diuji coba fungsinya. Spesifikasi Mesin Tempa Biji Jagung penyempurnaan sebagai berikut; tinggi 2080 mm, panjang 1850 mm, lebar 850 mm, memiliki transmisi gear, rantai, dan poros, motor pengerak bensin, daya 5,0 hp, kapasitas tempaan (jagung titi) ± 5,7 kg/menit. Analisa kajian kinerja, menunjukan bahwa; 1) Jumlah biji semakin berkurang, tingkat ketipisan meningkat. Ketipisan 1 mm, terjadi pada jumlah biji 3 biji dan jumlah jagung bertambah menjadi 5 ketipisan berkurang 1,33 mm. 2) Panjang Pegas, ukuran panjang pegas yang semakin panjang ketipisan meningkat. Pada panjang pegas 40 mm dan 50 mm, ketipisan meningkat mencapai 1 mm. 3) Putaran meningkat ketipisannya pun semakin meningkat. Pada putaran 181 rpm ketipisan tertinggi yakni 1 mm dan ketipisan terendah mencapai 1,66 mm. sedangkan pada putaran 259 rpm ketipisan tertinggi yakni 1 mm, dan ketipisan terandah yakni 1,33 mm. Perlu dilakukan kajian lebih lanjut, terhadap penambahan panjang pegas, dan putaran dengan pengulangan yang banyak. Agar tingkat ketipisan yang tertinggi dapat ditentukan dengan panjang pegas dan putaran yang tepat
PENGARUH PUTARAN POROS PIPIL, JARAK TEKAN PENGATUR DAN LETAK MATA PIPIL TERHADAP KAPASITAS PIPIL PADA ALAT PIPIL JAGUNG BULIR SILINDER TUNGGAL DILENGKAPI KONTROL PENEKAN Yohanes Benediktus Yokasing; Amiruddin Abdullah; Aprilus Nibu
Jurnal Teknik Mesin Vol 3 No 1 (2020): Vol.3 NO 1. (2020) Jurnal Teknik Mesin
Publisher : P3M- Politeknik Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32511/jtm.v3i1.689

Abstract

Biji jagung diperoleh dari bulir jagung dengan cara memipilan. Pada proses memipil diperlukan penangganan yang serius karena terjadinya kehilangan. Total kehilangan pada proses pemipilan 5,2%, yang disebabkan alat pipil. Alat Pipil Jagung Bulir silinder tunggal dilengkapi kontrol penekan, memiliki variabel posisi letak mata, jarak tekan, dan putaran yang menjamin kapasitas. Posisi mata pipil zig-zag kapasitas pipilnya lebih tinggi yakni 1,9 kg/menit sedangkan beraturan hanya 1,52 kg/menit, putaran 85 rpm. Jarak tekan sedikit pengaruh terhadap kapasitas, posisi mata pipil zig-zag, putaran 69 rpm, jarak tekan 5 mm, kapasitas yakni 1,48 kg/menit. Putaran 85 rpm, jarak tekan 5 kapasitas pipil 1,85 kg/menit, semakin besar jarak tekan (9 mm) kapasitas pipilan sedikit meningkat 1,9 kg/menit. Posisi letak mata pipil beraturan, jarak tekan 5 cm, putaran bertambah kapasitas pipilan juga meningkat, untuk putaran 68 rpm kapasitas 1,1 kg/menit dan putaran 85 rpm kapasitas pipilan 1,52 kg/menit. Hal yang sama pada jarak tekan 7 mm dan 9 mm. Perlu dilakukan kajian untuk jarak mata pipil satu terhadap yang lainnya, pada putaran yang bervariatif untuk mengetahui kapasitas pipilan yang dihasilkan. Pada Alat pipil jagung bulir silinder tunggal perlu dilakukan kajian ukuran diameter silinder pipil, serta jumlah silinder, terhadap tingkat keberhasilan memipil, satu bulir jagung, dalam sekali dipipil. Kata Kunci : Jagung Bulir, Alat Pipil, Kapasitas Pipilan
Karakteristik Mekanis Komposit dengan Penguat Kulit Kemiri Agustinus D Betan; Amiruddin Abdullah; Fransisko P Niron
Jurnal Teknik Mesin Vol 1 No 1 (2018): Jurnal Teknik Mesin
Publisher : P3M- Politeknik Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.16 KB)

Abstract

Komposit merupakan material yang menjadi favorit dewasa ini karena memiliki banyak kelebihan bila dibandingkan dengan bahan logam dan sintetis. Keunggulan material ini diantarannya densitas rendah, terbarukan, biaya produksi rendah, sifat mekanik yang baik serta berlimpah. Bahan baku pembuatan material komposit umumnya banyak ditemukan di alam berupa limbah yang digunakan sebagai penguat komposit seperti limbah sabut kelapa, ampas tebu, serat lontar, sagu. Kulit kemiri dikenal sebagai limbah pertanian yang memiliki cangkang yang sangat keras dan kuat. Limbah ini banyak ditemukan di daerah pedesaan dengan jumlah yang cukup banyak dan digunakan sebagai bahan baku untuk memasak serta pengeras jalan raya. Penggunaan di lapangan ini mengartikan bahwa kulit kemiri berpeluang sebagai salah satu bahan penguat komposit. Penelitian ini menggunakan limbah kulit kemiri sebagai penguat komposit. Metode pembuatannya adalah mencampurkan kulit kemiri bersama resin poliester kemudian dituangkan dalam cetakan uji bending. Spesimen uji bending dibuat dalam fraksi volume 5%, 10%, 15% kulit kemiri dengan ukurannya mesh 1. Hasil pengujian menunjukan peningkatan kekuatan bending seiring bertambahnya fraksi volume penguat kulit kemiri. Kekuatan bending tertinggi terjadi pada fraksi volume 15% sebesar 644 MPa dan terendah pada fraksi volume 5% sebesar 451 MPa. Karakteristik mekanis komposit ini selanjutnya akan menjadi dasar pembuatan berbagai produk mebel.
Pengaruh Lubang Hopper, Celah Silinder, Panjang Bidang Giling Terhadap Kapasitas Penggiling Jagung Silinder Ganda Yohanes B. Yokasing; Amiruddin Abdullah; Darius Kula Hurit
TRANSMISI Vol 17, No 1 (2021): March 2021
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jtmt.v17i1.5118

Abstract

Biji jagung kering pada umumnya diolah menjadi beras jagung. Beras jagung dijadikan nasi jagung, atau thiwul jagung. Indonesia memiliki potensi keswasembadaan jagung sebagai pangan, karena memiliki sumber daya alam dan lingkungan agroekologi yang mendukung. Namun teknologi pengolahannya, belum sesuai kebutuhan. Masyarakat mengandalkan teknologi tradisional dan mesin moll. Teknologi tradisional membutuhkan banyak tenaga, dan waktu. Sedangkan mesin moll hasil moll ukuran butir halus, dan membutuhkan biaya tambahan berupa bahan bakar, dan mobilisasi. Maka tahun 2017, dikembangkan, “Penggiling Jagung Silinder Ganda”.  Pengiling jagung silinder ganda, memiliki kapasitas giling sedikit. Untuk itu dilakukan perencanaan ulang pada komponen; luas lubang keluar hopper, celah antara silinder luar dan silinder dalam, dan panjang bidang giling, terhadap kapasitas giling. Penelitian ini bertujuan mengetahui, “Pengaruh luas lubang keluar hopper, celah silinder, panjang bidang giling terhadap kapasitas gilingan. Penelitian dilakukan menggunakan metode kaji tindak. Hasil penelitian menyatahkan bahwa, “Luas lubang keluar hopper, celah antara silinder dan panjang bidang giling, berpengaruh terhadap kapasitas gilingan. Pada luas lubang keluar hopper 600 mm2, dan celah silinder 1,5 mm dan panjang 90 mm, memiliki kapasitas gilingan tertinggi, dibandingkan luas lubang, celah dan panjang  silinder yang lebih luas atau panjang. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya gesekan seiring bertambah jumlah biji jagung keluar lubang hopper dan masuk ruang giling, yang menyebabkan berkurangnya kecepatan putar (manual). Untuk meningkatkan kapasitas giling, putaran silinder dalam harus ditingkatkan seiring bertambahnya luas lubang keluar hopper, celah silinder dan panjang bidang giling.
PEMBUATAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PRESS SERBAGUNA UNTUK MENDUKUNG PEMBUATAN SIRUP Yohanes B. Yokasing; Amiruddin Abdullah; Mamiek Mardyaningsih
Dedication : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 1 (2018)
Publisher : LPPM IKIP Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pure cashew fruit has not been processed to the maximum, due to technological limitations between shreds and presses, and limited human resources. For that we need to develop a versatile press technology capable of doing shreds and press. Shredding of fake fruit flesh aims to juice mente that is in the fruit can be liberated during the press. Juice from cashews this cashew fruit, used as cashew syrup. Versatile press technology successfully created, has the following specifications, height: 1600 mm, width 460 mm, manual power, motion inputted through the wheels shrink press, capacity 10 kg once process, production ± 1 liter per 3 minutes. This Multipurpose Press is applied to the activity of Cashew Processing service in Ipteks bagi Kreativitas Inovasi Kampus (IbKIK) at Politeknik Negeri Kupang.
Penggabungan Bubu Dasar dan Wewa sebagai Jebakan Ganda, dalam Inovasi Alat Tangkap Yohanes Benediktus Yokasing; Amiruddin Abdullah; Antonius Pangalinan
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 6 No. 3 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1570.482 KB) | DOI: 10.19028/jtep.06.3.327-334

Abstract

AbstractBubu Bubu is a fishing tools trap that is permanently installed in seawater for a certain period of time. The Bubu Dasar is used by traditional fisherman in East Nusa Tenggara and operation does not use bait. This research used bait that are placed in the Wewa in the Bubu Dasar, which is call as double trap. The research used method exploratory study, data processing, pre-design, design, manufacture, research and data analysis. The duration of research are 3 months, at Bolok Kupang as a place to mount traps. The research design used a completely randomized block design (CRBD). Variables that were examined are water depth in 10, 15 and 20 meters, the duration of observation are 3 months and the the total catch of fish as dependent variabele. The lowest number of catches in the second installment in August was 0.30 kg at a depth of 10 meters, while the highest number of catches occurred in the fourth installment in August and the fourth installment in September of 0.98 kg at a depth of 20 meters. The strength of the construction qualifies the strength of the construction requirement of 0.179 kg/mm2 < than permitted value of 52 kg/mm2.AbstrakBubu merupakan alat tangkap ikan yang dipasang secara tetap didalam air laut untuk jangka waktu tertentu. Bubu dasar digunakan oleh nelayan tradisional di Nusa Tenggara Timur, dan pengoperasiannya, tidak menggunakan umpan. Kajian jebakan ganda ini, menggunakan umpan yang diletakkan dalam wewa yang berada dalam bubu dasar, yang merupakan jebakan ganda. Kajian ini diawali observasi lapangan, perancangan dan perencanaan, pembuatan, kajian dan analisa data serta menyimpulkan. Lamanya penelitian 3 bulan dan bertempat di Bolok Kupang sebagai tempat pemasangan bubu. Rancangan penelitian yang digunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap. Variabel-variabel yang dikaji; kedalaman air, (10, 15 dan 20 meter), lamanya pengamatan 3 bulan dan variabel terikatnya adalah jumlah tangkapan. Jumlah tangkapan terendah di pemasangan kedua di bulan Agustus sebanyak 0.30 kg pada kedalaman 10 meter, sedangkan jumlah tangkapan tertinggi terjadi di pemasangan keempat bulan Agustus dan pemasangan keempat bulan September sebanyak 0.98 kg pada kedalaman 20 meter. Kekuatan konstruksi untuk tegangan terjadi 0.179 kg/mm2 < tegangan yang diizinkan 52 kg/mm2.
PENGARUH JARAK SILINDER, BAHAN BAKAR, DAN PERLAKUAN BIJI MENTE TERHADAP PROSENTASE CNSL Amiruddin Abdullah; Yohanes Benediktus Yokasing; Antonius Pangalinan
TURBO [Tulisan Riset Berbasis Online] Vol 7, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.818 KB) | DOI: 10.24127/trb.v7i2.769

Abstract

Kacang mente diperoleh dari biji jambu mente. Biji mente memiliki bentuk yang unik, kulit biji yang keras, dan mengandung cashew nut shell liquid (CNSL). CNSL bersifat racun, memiliki reaksi sangat kuat yang merusak dan melukai kulit bila tersentuh. Salah satu cara memudahkan pengupasan yakni membebaskan CNSL dan merapukan kulit biji mente dengan pembakaran. Sebelum dibakar biji mente mengalami perlakuan berupa dijemur, atau dikukus dan dijemur, dengan waktu yang direncanakan. Daun lontar dan batang bambu yang memiliki kemampuan nyala serta kecepatan pembakaran digunakan sebagai bahan bakar. Kecepatan pembakaran tergantung pada penguapan uap air dan zat-zat penguap tersebut tergantung dari besar kecilnya butir-butiran bahan bakar. Kajian dilakukan terhadap teknologi bakar kulit mente menggunakan 3 selinder dengan posisi horisontal menghasilkan prosentase CNSL tertinggi yakni 78,3 %. Dengan menggunakan bahan bakar daun lontar, dengan perlakuan biji mente dijemur 8 jam, kondisi kacang mente berwarna putih dan utuh. Prosentase basah terendah 36,7 % terjadi pada jarak silinder 30 mm, dengan bahan bakar yang digunakan batang bambu, mendapat perlakuan kukus selama 13 menit, dijemur 24 jam, warna kacang ada yang putih, ada pula kuning. Pada prosentase yang lain selain dari prosentase 36,7 % warna kacang mente tetap putih.Kata Kunci; Biji mente, teknologi, prosentase CNSL
PENGELOMPOKAN DAN PERLAKUAN SERTA KEMAMPUAN BAKAR KULIT BIJI MENTE PADA TEKNOLOGI BAKAR KULIT BIJI MENTE Yohanes Benediktus Yokasing; Amiruddin Abdullah; Antonius Pangalinan
TURBO [Tulisan Riset Berbasis Online] Vol 6, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.065 KB) | DOI: 10.24127/trb.v6i2.587

Abstract

Biji mente berukuran kecil, sedang dan besar, kulit biji mente yang keras, dan CNSL yang ada pada kulit biji, yang bersifat racun. Kacang mente yang bermutu harus bebas dari CNSL, utuh dan tetap berwarna putih. Untuk itu dibuat Teknologi Bakar Kulit Mente yang memiliki 3 Selinder Ruang Vertikal”. Untuk bahan bakar bambu prosentase CNSL terendah yakni 38,7 %, dengan perlakuan pengukusan 13 menit, pada dimensi biji kecil, sedangkan bahan bakar daun lontar terendah pada bahan bakar 44,7%, dengan perlakuan pengukusan 11 menit dan penjemuran selama 16 jam. Kacang mente berwarna kuning lebih banyak terjadi pada bahan bakau daun lontar. Prosentase CNSL tersedikit terdapat pada biji mente yang kecil, dibandingkan biji yang sedang, dan biji besar semakin tinggi prosentase.
Mesin ayak dua saluran dilengkapi pengarah untuk beras jagung Yohanes Benediktus Yokasing; Amiruddin Abdullah; Stanislaus Tamelab
SINTEK JURNAL: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol 16, No 2 (2022): SINTEK JURNAL
Publisher : University of Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/sintek.16.2.112-122

Abstract

Sieve machine is used to separate groups of granules based on size. Most separation sieves on 2 groups of sifted/filtered grains move immediately, but the unfiltered grains are removed by the operator turning the sieve sideways or lifting the unfiltered material. In addition, the sifted material is usually poured directly on the sieve wire. This slows down the sifting process and the buildup can damage the sieve. On the other hand, sieve materials such as corn rice products, require 2 sizes of sieve wire holes. For that, do the design, made and studied the function, "The Sieve Machine’s two channel Equipped with Directions for Rice Corn". The specifications of the sieve machine as follows; has 2 sifting channels, the sieve filter can be replaced, the filter is driven by a swing arm, dynamo drive 3/4 hp, rotation 1400 rpm, the capacity for one stage is ± 44.8 kg/hour, the capacity for corn rice ± 22 kg/hour (it's time to change the sieve). The study of engine performance on several variables resulted in the smaller the angle of lightening the capacity increases, it is inversely proportional to the length of the spring and rotation. At angle 50 sieve capacity is 23.3 kg/hour, with length of the spring is 90.5 mm, and on length of spring becomes 100.5 mm, sieva capacity of 24.6 kg/hour. For angle 150, the capacity is reduced by 20.4 kg/hour. At rotation 230 rpm, 50 angle, decreased capacity, only 20.3 kg/hour, spring length 90.5 mm.