Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Tree-based Water Footprint Assessment on Established Oil Palm Plantation in North Sumatera, Indonesia Edi Santosa; Indra Mario Stefano; Abdul Gani Gani Tarigan; Ade Wachjar; Sofyan Zaman; and Herdhata Agusta
Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy) Vol. 46 No. 1 (2018): Jurnal Agronomi Indonesia
Publisher : Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.473 KB) | DOI: 10.24831/jai.v46i1.13665

Abstract

ABSTRACTIn a long life cycle of oil palm plantation, sustainable water management is mandatory because irrigation is rarely applied. In order to develop water management for sustainable palm oil production, tree-based water footprint of well-established oil palm plantation was assessed. Field data were collected from February to June 2016 in Dolok Ilir managed by PTPN IV, North Sumatera, Indonesia. Additional data were obtained from interviews on the site and the surrounding estates, reports and references. Results showed that water footprint (WF) for production of fresh fruit bunch (FFB) was 510.69 m3 tonne-1 and crude palm oil (CPO) was 517.79 m3 tonne-1. Green, blue and grey water contributed 94.78%, 0.71% and 4.50% in FFB, and 93.48%, 1.66% and 4.85% in CPO productions, respectively. All green WF was calculated basen on actual value of tree evapotranspiration, therefore, the value was mostly lower than other researchs. Low amount of blue water indicates that the oil palm tree in North Sumatera extracts low amount of ground water. On the other hand, grey water for pollution dilution of fertilizers, pesticides and herbicides were high, i.e., 15.15 m3, 4.77 m3, 3.07 m3 tonne-1 FFB, respectively. It implies that reduction of grey water should be implemented in the near future through precission farming.Keywords: CPO, Elaeis guineensis, precission farming, sustainable production, water footprint
Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Wonosobo Naelatur Rohmah; Ade Wachjar
Buletin Agrohorti Vol. 3 No. 1 (2015): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.691 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v3i1.14830

Abstract

Kegiatan bertujuan mempelajari pengelolaan produksi teh basah hingga menghasilkan teh kering. Kegiatan penelitian juga bertujuan mempelajari secara mendalam serta menganalisis aspek teknis dan pengelolaan pemangkasan yang diterapkan di lapangan. Penelitian dilaksanakan selama empat bulan mulai dari bulan Februari hingga Juni 2013 di Wonosobo, Jawa Tengah. Pengamatan dan pengumpulan data dilakukan secara langsung untuk memperoleh data primer dan tidak langsung untuk memperoleh data sekunder. Secara umum pemangkasan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas teh karena pemangkasan dapat merangsang pertumbuhan tunas baru sehingga mampu menghasilkan pucuk yang lebih banyak. UnitPelaksanaan pemangkasan sudah baik dengan tingkat kerusakan cabang yang tidak terlalu tinggi serta tidak dipengaruhi oleh usia ataupun lama masa kerja dari tenaga pemangkas.
Pertumbuhan Tanaman Cengkih (Syzygium aromaticum (L.) Merr Perr) Belum Menghasilkan pada Berbagai Dosis Pupuk Organik dan Intensitas Naungan Ratih Sulistianingrum; Ade Wachjar
Buletin Agrohorti Vol. 3 No. 1 (2015): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.103 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v3i1.14831

Abstract

Penelitian ini bertujuan memperoleh dosis pupuk organik dan intensitas naungan yang optimum untuk pertumbuhan maksimum tanaman cengkih belum menghasilkan. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan IPB Cikabayan, Dramaga, Bogor, mulai bulan September 2013 sampai dengan Februari 2014. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Split Plot dengan dua faktor dan empat ulangan. Petak utama adalah perlakuan naungan dengan empat taraf intensitas yaitu  0% (I1), 25% (I2), 50% (I3) dan 75% (I4), sebagai anak petak adalah pupuk organik dengan lima taraf dosis yaitu 0 kg (P1), 2.5 kg (P2), 5 kg (P3), 7.5 kg (P4) dan 10 kg (P5) per tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dosis pupuk organik 10 kg per tanaman dapat meningkatkan diameter tajuk tanaman cengkih 30.0% dibandingkan dengan kontrol pada 4 minggu setelah perlakuan (MSP). Intensitas naungan secara tunggal tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman cengkih. Pemberian pupuk organik 2.5 kg per tanaman dengan intensitas naungan 50% dapat meningkatkan tinggi tanaman cengkih sebanyak 20.9% dibandingkan dengan kontrol pada 16 MSP, dan pemberian pupuk organik 5 kg per tanaman dengan intensitas naungan 75% dapat meningkatkan diameter batang tanaman cengkih sebesar 26.9% dibandingkan dengan kontrol pada 12 MSP
Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Gunung Sari Estate, Kalimantan Selatan Midian Romeo Siregar; Ade Wachjar
Buletin Agrohorti Vol. 5 No. 3 (2017): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.032 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v5i3.16467

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Gunung Sari Estate, agang ini dilakukan di Gunung Sari Estate, Kalimantan Selatan, dari Februari sampai Juni 2011. Kegiatan yang dilakukan selama penelitian sebagai seorang pekerja lapangan selama satu bulan, sebagai asisten mandor selama satu bulan, sebagai asisten kepala kebun selama dua bulan. Tujuan dari penelitian adalah meningkatkan pengetahuan, mendapatkan pengalaman kerja dan mempelajari aspek pengelolaan kelapa sawit panen, aspek teknis dan manajerial. Data primer diperoleh langsung dari lapangan dengan melakukan diskusi atau wawancara dengan mandor dan asisten divisi serta melalui pengamatan langsung di lapangan. Data sekunder diperoleh dari perusahaan data atau catatan perusahaan. Berdasarkan pengamatan selama penelitian dapat disimpulkan bahwa masalah utama dalam panen terlambat Interval panen, hal ini disebabkan kekurangan tenaga kerja panen, dasar tidak Mencapai panen, dan absensi tenaga kerja panen tinggi. Sumber kerugian di Gunung Sari Estate adalah Tandan dipanen, Tandan mentah, tandan kosong dan kehilangan buah yang belum dikumpulkan. Pada panen umum dalam manajemen Gunung Sari Estate telah ditingkatkan untuk meminimalkan kerugian.
Manajemen Pemanenan dan Penanganan Pasca Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Teluk Siak Estate, Riau Rene Ugroseno; Ade Wachjar
Buletin Agrohorti Vol. 5 No. 3 (2017): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.888 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v5i3.16468

Abstract

Penelitian dilaksanakan di Divisi III Teluk Siak Estate, Riau mulai bulan Februari hingga Mei 2012. Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman kerja di Perkebunan Kelapa Sawit. Tujuan utama kegiatan penelitian adalah mempelajari pengelolaan pemanenan dan penanganan pasca panen tandan buah segar kelapa sawit untuk memperoleh minyak kelapa sawit yang berkualitas. Kerapatan panen di Teluk Siak Estate cenderung cukup rendah, sehingga tidak banyak buah  yang dapat dipanen. Persentase angka kerapatan panen antara 12% hingga 19%. Banjir dan brondolan tertinggal masih menjadi penyebab produksi tidak optimal. Persentase buah mentah yaitu 0% (standar 0%), buah kurang matang 4.02% (standar < 5%), buah matang 95.98% (standar > 95%), dan janjang kosong 0% (standar 0%). Pemanenan buah mentah akan mengurangi rendemen minyak, dan buah kelewat matang akan meningkatkan asam lemak bebas.
Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara Pangeran Teguh Anugrah; Ade Wachjar
Buletin Agrohorti Vol. 6 No. 2 (2018): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.101 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v6i2.18810

Abstract

Kegiatan penelitian di Bangun Bandar Estate bertujuan untuk mempelajari aspek teknis dan manajemen perkebunan kelapa sawit pada keadaan yang sesungguhnya. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mempelajari kegiatan panen dan transportasi tandan buah segar ke pabrik kelapa sawit. Manajemen panen yang dilakukan sudah baik yang ditunjukkan dengan adanya perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan panen sesuai dengan standar. Pada kegiatan panen yang perlu dievaluasi adalah rendahnya tingkat kesadaran pemanen terhadap pentingnya penggunaan alat pelindung diri. Evaluasi dilakukan terhadap mutu hancak dengan hasil yang baik, meskipun pada beberapa hal masih memerlukan pengawasan intensif seperti buah matang tidak dipanen dan berondolan tinggal. Mutu buah di tempat pengumpulan hasil (TPH) belum seluruhnya memenuhi standar, tetapi buah matang yang dipanen sudah sesuai dengan standar kematangan yaitu 83,2%. Pengangkutan buah telah dilakukan dengan baik dan sesuai dengan kapasitas unit angkut.
Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pelantaran Agro Estate, Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah Fajar Dianto; Darda Efendi; Ade Wachjar
Buletin Agrohorti Vol. 5 No. 3 (2017): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.906 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v5i3.19574

Abstract

Kegiatan yang dilaksanakan di Pelantaran Agro Estate (PAGE), Kota Waringin Timur, Center Borneo dimulai dari 14 Februari 2011 hingga 14 Juni 2011. Tujuan kegiatan ini adalah menganalisa pengelolaan panen pada perkebunan Kelapa Sawit. Pengelolaan panen Kelapa Sawit penting dalam upaya mencapai kuantitas dan kualitas minyak kelapa sawit yang tinggi. Data primer diperoleh dengan mengikuti keseluruhan kegiatan di perkebunan ini, pengamatan di lapangan, wawancara, dan diskusi langsung atau tidak langsung dengan staf. Data sekunder diperoleh dari laporan manajemen. Berdasarkan pengamatan selama kegiatan di PAGE dapat disimpulkan bahwa sudah memiliki pemahaman yang baik tentang kriteria buah masak. Ini bisa dilihat dengan buah mentah yang dipanen 0%, 1,5% di bawah matang, lebih matang 4,9%, 1,7% abnormal dan 91,9% buah matang. Namun masih ada kesalahan dengan pemanen seperti tangkai panjang yang masih lebih dari 2,5 cm, buah yang tidak dikutip masih 77 buah / ha, dan tandan yang tidak dipanen. Proses pengangkutan buah di PAGE sudah cukup baik. Hal itu bisa dilihat dengan mempercepat proses pengangkutan TBS (Fresh Bunch) dan buah-buahan ke PKS (pabrik kelapa sawit) dengan menggunakan bantuan kontraktor pengangkutan buah sehingga tidak ada buah yang tidak ditranspor.
Pengelolaan Panen dan Pascapanen Kopi Arabika (Coffea arabica L.) di Kebun Kalisat Jampit, Bondowoso, Jawa Timur Yunna Ega Ash Yokawati; Ade Wachjar
Buletin Agrohorti Vol. 7 No. 3 (2019): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.646 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v7i3.30471

Abstract

Tujuan penelitan ini yaitu menganalisis dan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalamkegiatan panen dan pascapanen kopi Arabika serta mencari solusinya. Kegiatan panen dilaksanakan diKebun Kalisat Jampit, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur selama 4 bulan mulai Februari hingga Juni 2018.Persiapan panen di Kebun Kalisat Jampit terdiri atas kegiatan taksasi buah kopi dan persiapan sarana panen.Kegiatan taksasi buah kopi dilakukan tiga kali, yaitu oleh afdeling, kebun, dan tim kantor direksi. Saranapanen terdiri atas persiapan areal panen, persiapan alat dan bahan, dan persiapan tenaga kerja. Areal kebun dimasing-masing afdeling dibagi menjadi 12 blok petik (panen). Setiap rotasi panen di Kebun Kalisat Jampitselang 8-12 hari. Luas panen ditentukan oleh kondisi areal panen dan kondisi tanaman. Jumlah tenaga kerjayang dibutuhkan pada kegiatan pemanenan dihitung berdasarkan jumlah buah kopi yang akan dipanen dibagirata-rata kemampuan pemetik memanen dan jumlah hari panen. Kegiatan pemanenan di Kebun KalisatJampit terdiri atas pemetikan buah kopi matang, sortasi buah, dan penimbangan buah. Hasil pengamatanmenunjukkan bahwa kehilangan hasil panen sebagian besar disebabkan buah yang jatuh di piringan,jumlahnya mencapai 73% dari jumlah kehilangan hasil. Prestasi pemetik berdasarkan usia menunjukkanbahwa prestasi pemetik berusia 41-60 tahun rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan usia 20-40 tahun.Sementara itu, prestasi tenaga pemetik berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa tenaga pemetikperempuan prestasinya sama dengan tenaga pemetik laki-laki. Kegiatan pengolahan kopi dibagi menjadi duacara, pengolahan kopi secara basah (wet process/WP) dan pengolahan kopi secara kering (dry process/DP).
Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L.) di Kebun Kalisat Jampit, PT Perkebunan Nusantara XII (Persero), Bondowoso, Jawa Timur Nur Khayati; Ade Wachjar; . Sudarsono
Buletin Agrohorti Vol. 7 No. 3 (2019): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v7i3.30531

Abstract

Kegiatan penelitian ini bertujuan menganalisis dan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapidalam kegiatan pemangkasan kopi. Selain itu, melatih keterampilan kerja dan menambah pengetahuan terkaitbudidaya kopi. Kegiatan penelitian telah dilaksanakan di Kebun Kalisat Jampit, PT Perkebunan NusantaraXII (Persero), Bondowoso, Jawa Timur pada bulan Januari sampai bulan Mei 2019. Kopi merupakan salahsatu komoditas perkebunan yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Salah satuteknik budidaya tanaman kopi yang penting adalah pemangkasan. Pengamatan dilakukan pada aspekpemangkasan yang meliputi tinggi tanaman, komposisi cabang, dan pertumbuhan tunas. Sampel tanamandiambil dari 5 blok kebun dan terdiri atas 3 tanaman per blok. Data sekunder diperoleh dari laporanmanajemen perusahaan. Analisis data yang dilakukan secara deskriptif, rata-rata, dan persentase.Pemangkasan tanaman kopi yang dilakukan di Kebun Kalisat Jampit termasuk pemangkasanpemeliharaan/produksi. Komposisi cabang produktif yang merata (±33%) akan berpengaruh terhadap hasiltaksasi produksi. Jumlah cabang yang dipangkas merupakan cabang yang sudah tua, terserang penyakit, danproduksinya sudah menurun. Cabang yang sudah dipangkas akan menumbuhkan tunas-tunas produktif yangbaru. Pelaksanaan pemangkasan di Afdeling Kampung Baru sudah sesuai dengan standar kebun dilihat daritinggi tanaman kopi yang tidak lebih dari 160 cm.
Sosialisasi Teknik Penanaman Tanaman Pekarangan dalam Pot (TaRaPot) di Desa Tengguli, Jepara Nada Radilla; Moh. Faris Nofianto; Ade Wachjar
Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat (PIM) Vol. 2 No. 3 (2020): Juni 2020
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.652 KB)

Abstract

Tengguli Village is one of the villages in Bangsri District, Jepara, where most of the land use is used for buildings or yards. Empty land or land can be used as productive activities that can improve the family's economy, improve community food security, and utilize superior local products of the village. Utilization of vacant land or yard needs to be developed in Tengguli Village with the socialization of planting techniques for potting plants (TaRaPot). This activity aims to increase public knowledge about various types of plants in pots and their planting techniques, and utilize garden plants to meet kitchen needs without having to buy. The method used is a participatory method where the community is placed as a subject in every activity, starting from planning, implementation, and evaluation. The program begins with the provision of materials about garden plants and their benefits in daily life, then directly practices planting garden plants in pots by the demonstration method. This program runs with very high enthusiasm from the participants. The implementation of this program can increase community knowledge regarding the optimal use of yard and can help food security in daily life. Keywords: Tengguli Village, Empty land, Participatory methods, Yard, Tarapot