Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Di SD Inpres Katangka Gowa Nurfardiansyah Bur; Septiyanti Septiyanti
Celebes Abdimas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 1 (2020): April
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IX Sulawesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37541/celebesabdimas.v2i1.301

Abstract

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga yang dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), termasuk pendidikan. Pendidikan formal di Indonesia diawali pada jenjang Sekolah Dasar (SD) yang memfokuskan pendidikan pada anak-anak usia 6- 12 tahun. Usia tersebut berada pada tahap di mana anak rentan terserang penyakit. Mengingat pentingnya kesehatan dalam pembangunan SDM, karakteristik anak usia SD, dan besarnya peranan perilaku terhadap tingkat kesehatan, maka penggalakkan pola hidup sehat pada tatanan siswa SD sangat diperlukan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menggunakan pendekatan kaji tindak. Dalam kegiatan ini akan diterapkan beberapa metode yang sesuai untuk mencapai tujuan, yakni meningkatkan kepedulian guru dan siswa menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), metode tersebut terdiri dari : penyuluhan, pendampingan, praktek mandiri mengenai PHBS, serta pengadaan fasilitas sederhana. Hasil yang dicapai pada kegiatan ini adalah (1) meningkatkan pengetahuan guru dan siswa SD Katangka Gowa mengenai PHBS; (2) Tersedianya wastafel untuk cuci tangan dengan air mengalir dan sabun’ (3) Tersedianya tempat sampah pilah
Pelaksanaan Pelayanan Prevention of Mother-to-Child HIV Transmission Dalam Pencegahan Penularan HIV di Puskesmas Jumpandang Baru Makassar Nurul Ulfah; Sartika Sartika; Septiyanti Septiyanti
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12 (2021): Nomor Khusus Januari 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf12nk110

Abstract

Transmission of HIV from mother to baby is now increasing with the increase in women infected with HIV. One way of transmitting the HIV virus from a person to someone else is perinatal transmission that can be prevented through the Prevention of Mother-to-Child HIV Transmission (PMTCT) program and integrated with the ANC service at Puskesmas Jumpandang Baru, Makassar. This study aims to find out the description of the implementation of PMTCT services in preventing HIV transmission from mother to child in Health Center of Jumpandang Baru Makassar including information exposure about PMTCT services, the implementation in ANC, the role of health workers, husband support and availability of the infrastructure. Methodology was the descriptive exploratory with quasi qualitative design. Subjects were 7 HIV positive mothers who used PMTCT services in 2018-2020 at PKM Jumpandang Baru Makassar. Data was collected by in-depth interviews. The results indicated that the low level of exposure of PMTCT information to research subjects causes PMTCT services at Health Center of Jumpandang Baru to be suboptimal. PMTCT services only focus on Pongram 3 and 4. The role of health showed positive where all research subjects conveyed a positive impression on the service and support of PMTCT officers. Husband's support of all research subjects had not been illustrated in this study. 4 out of 7 husbands of unknown HIV status so counseling to prevent HIV transmission from mother to child can only be given to the wife. PMTCT service facilities and infrastructure are available and easily accessible to all research subjects. Keywords: PMTCT; ANC; HIV; AIDS ABSTRAK Penularan HIV dari ibu ke bayi saat ini semakin meningkat seiring meningkatnya perempuan yang terinfeksi HIV. Salah satu cara penularan virus HIV dari pengidap ke orang lain adalah penularan saat perinatal yang dapat dicegah melalui program Prevention of Mother-to-Child HIV Transmission (PMTCT) dan diintegrasikan dengan pelayanan ANC di Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pelaksanaan pelayanan PMTCT dalam pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak di PKM Jumpandang Baru Kota Makassar meliputi keterpaparan informasi tentang pelayanan PMTCT, implementasi PMTCT dalam ANC, peran petugas kesehatan, dukungan suami dan ketersediaan sarana prasarana PMTCT. Penelitian ini disajikan secara deskriptif eksploratif dengan pendekatan kuasi kualitatif. Subyek penelitian 7 Ibu positif HIV pengguna pelayanan PMTCT di tahun 2018-2020 di PKM Jumpandang Baru Kota Makassar. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran rendahnya keterpaparan informasi PMTCT pada subyek penelitian menyebabkan pelayanan PMTCT di Puskesmas Jumpandang baru tidak optimal. Pelayanan PMTCT hanya fokus pada program 3 dan 4 saja. Peran petugas kesehatan di Puskesmas Jumpandang baru menunjukkan gambaran yang positif dimana seluruh subyek penelitian menyampaikan kesan yang positif terhadap pelayanan serta dukungan petugas PMTCT di Puskesmas Jumpandang Baru. Dukungan suami dari seluruh subyek penelitian belum tergambar dalam penelitian ini. 4 dari 7 suami dari belum diketahui status HIV, sehingga konseling pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak baru bisa diberikan kepada istri. Sarana dan prasarana pelayanan PMTCT di Puskesmas Jumpandang Baru telah tersedia dan mudah diakses oleh seluruh subyek penelitian. Kata kunci: PMTCT; ANC; HIV; AIDS
Hubungan Pola Pemberian ASI dengan Perkembangan Motorik Kasar dan Halus pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Tabaringan Kota Makassar Septiyanti Septiyanti; Nurfardiansyah Bur
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 11 (2020): Nomor Khusus November-Desember 2020
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf11nk431

Abstract

WHO has recommended exclusive breastfeeding from newborns to six months old. Exclusive breastfeeding means that the baby receives only breast milk, does not get fluids or other food, even water, except vitamins, minerals, or drugs. Breastfeeding alone is exclusively believed to have a positive influence on infant motor development in the early months of life. This study aims to determine the relationship between the history of exclusive breastfeeding with the development of gross motor and fine motor skills in infants aged 6-12 months in the work area of Tabaringan Health Center in Makassar City. This study used a cross sectional design with 40 respondents aged 6-12 months, who were chosen by consecutive sampling. Data collected included the characteristics of the baby, history of breastfeeding, as well as the results of the assessment of gross motor and fine motor development using the Denver II test form. Bivariate analysis using Chi-square test. In this study, it was found that as many as 55.0% of infants did not receive exclusive breastfeeding. There were 42.5% of infants experiencing delays in gross motor development, and 42.5% of infants were suspected of having delays in fine motor development. The results of the bivariate analysis showed that the pattern of exclusive breastfeeding had a significant relationship, with a p-value = 0.023. However, it did not show a significant relationship with fine motor development (p = 0.236). The pattern of exclusive breastfeeding had a significant relationship with the gross motor development of infants, with a significance value of 0.023, but did not have a relationship with fine motor development in infants aged 6-12 months. Keywords: exclusive breastfeeding; gross motoric; fine motoric; baby development ABSTRAK WHO telah merekomendasikan pemberian ASI Eksklusif dari bayi baru lahir hingga berusia enam bulan. Pemberian ASI secara eksklusif berarti bahwa bayi menerima ASI saja, tidak mendapatkan cairan atau makanan lainnya, bahkan air, kecuali vitamin, mineral, atau obat-obatan. Pemberian ASI saja secara eksklusif diyakini mempunyai pengaruh yang positif terhadap perkembangan motorik bayi pada bulan awal kehidupannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan riwayat pemberian ASI Eksklusif dengan perkembangan motorik kasar dan motorik halus pada bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Tabaringan Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah responden sebesar 40 bayi berusia 6-12 bulan, yang dipilih secara consecutive sampling. Data yang dikumpulkan antara lain karakteristik bayi, riwayat pemberian ASI, serta data hasil penilaian perkembangan motorik kasar dan motorik halus dengan menggunakan formulir tes Denver II. Analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi-square. Pada penelitian ini, diketahui bahwa sebanyak 55.0% bayi tidak mendapatkan ASI Eksklusif. Terdapat 42.5% bayi mengalami keterlambatan perkembangan motorik kasar, dan 42.5% bayi diduga mengalami keterlambatan perkembangan motorik halus. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa pola pemberian ASI Eksklusif memiliki hubungan bermakna, dengan nilai p = 0.023. Akan tetapi tidak memperlihatkan hubungan bermakna dengan perkembangan motorik halus (nilai p = 0.236). Pola pemberian ASI Eksklusif memiliki hubungan bermakna dengan perkembangan motorik kasar bayi, dengan nilai signifikansi sebesar 0.023, akan tetapi tidak memiliki hubungan dengan perkembangan motorik halus pada bayi usia 6-12 bulan. Kata kunci: ASI eksklusif; motorik kasar; motorik halus; perkembangan bayi
Pemanfaatan Layanan Voluntary Conseling Testing (VCT) Di Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar Nurfardiansyah Burhanuddin; Septiyanti Septiyanti
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 11 (2020): Nomor Khusus Maret-April 2020
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf11nk213

Abstract

VCT (Volountary Counseling and Testing) is a combination of the HIV counseling and testing process. One of the features of this VCT service is not only in the counseling process, but also in the process of testing and test post. Besides aiming to help change behavior, also to prevent HIV transmission, improve the quality of life of PLWHA, which indeed affects the behavior of mothers to conduct or not VCT examination. This type of research was observational using the Cross Sectional approach. In this study, researchers will take data on both dependent and independent variables. The research design is by distributing questionnaires. The sample size was 61 respondents taken by accidental sampling. Data collection done by interview using a questionnaire. Data analyzed bivariate. The results showed that there was no relationship between knowledge (P = 0.113), Officer skills (p = 0.61), family support (p = 0.129), assurance of confidentiality (p = 0.61), facilities and infrastructure (p = 0.565 ) on the use of VCT services, but there is a relationship between attitudes (p = 0.01) on the use of VCT services. Keywords: VCT; knowledge; skill; suport; assurance of confidentiality; facilities and infrastructure; attitude ABSTRAK VCT (Volountary Counseling and Testing) merupakan gabungan dari proses konseling dan tes HIV. Salah satu keistimewaan dari layanan VCT ini tidak hanya pada proses konseling, tapi sampai pada proses tes dan pos tes. Selain bertujuan untuk membantu perubahan perilaku, juga guna mencegah penularan HIV, meningkatkankualitas hidup ODHA, yang memang memepengaruhi perilaku ibu untuk melakukan atau tidak pemeriksaan VCT.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memepengaruhi pemanfaatan layanan VCT di Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan menggunakan metode pendekatan Cross Sectional.pada penelitian ini peneliti akan mengambil data variabel terikat maupun variabel bebas. Desain penelitian yaitu dengan membagikan kuisioner. Besar sampel sebanyak 61 responden yang diambil secara accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuisioner. Data dianalisis secara bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan (P=0,113),keterampilan Petugas (p=0,61), dukungan keluarga (p=0,129), jaminan kerahasiaan (p=0,61), sarana dan prasarana (p=0,565) terhadap pemanfaatan layanan VCT, namun terdapat hubungan antara sikap (p=0,01) terhdap pemanfaatan layaan VCT. Kata kunci: VCT; pengetahuan; keterampilan; dukungan; jaminan kerahasiaan; sarana dan prasarana; sikap
Hubungan Status Sosial Ekonomi dengan Sindrom Metabolik Pada Pasien Rawat Jalan RSUD Labuang Baji Kota Makassar Septiyanti Septiyanti; Nurhaedar Jafar; Hendrayati Hendrayati
Indonesian Journal of Health Vol 1 No 01 (2020): Vol.01 No.01 (Oktober 2020)
Publisher : Yayasan Citra Cendekia Celebes

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.175 KB) | DOI: 10.33368/inajoh.v1i01.11

Abstract

The increasing flow of globalization in all fields, technological and industrial developments have been many bring changes to people's behavior and lifestyle. Changes in food consumption patterns as well as reduced physical activity and environmental pollution also contribute to lifestyle changes. These changes have unconsciously influenced the epidemiological transition with the increasing cases of degenerative diseases. Along with these changes in human lifestyle, one of the problems that arise in the health sector is an increase in the incidence of metabolic syndrome. This study aims to determine the relationship of socioeconomic status with metabolic syndrome in outpatients at the Labuang Baji Makassar Hospital. This type of research is an analytic survey with a cross sectional approach. Sampling was done using accidental sampling technique with a sample size of 70 people. Data collection was carried out by collecting secondary data and primary data. Data analysis was performed using the chi-square test. The results showed that there was no significant relationship between socioeconomic status and metabolic syndrome. Metabolic syndrome patients were found to be highest at the age of 60-69 years. Most of the people with metabolic syndrome are women with retired jobs. The metabolic syndrome incidence increases with the high level of education.
Obesitas dan Obesitas Sentral pada Masyarakat Usia Dewasa di Daerah Perkotaan Indonesia Septiyanti Septiyanti; Seniwati Seniwati
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIKA) Vol. 2 No. 3 (2020): Volume 2 Nomor 3 Desember 2020
Publisher : Sarana Ilmu Indonesia (salnesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.025 KB) | DOI: 10.36590/jika.v2i3.74

Abstract

Obesity is a problem in various parts of the world where its prevalence is increasing rapidly, both in developed and developing countries Obesity can occur because of an imbalance between the energy from the food that comes in, which is greater than the energy used by the body. This study aimed to see the characteristics of obesity and central obesity in adult society in urban areas of Indonesia. This study used a cross-sectional study, by analyzing advanced data on Basic Health Research (Riskesdas) in the biomedical field. The results of this study indicated that in general obesity and central obesity increase with age, with the highest prevalence being at the age of 40-59 years. Both obesity and central obesity were more prevalent in female subjects. Obesity and central obesity were also more common among subjects who graduated from high school and who work as housewives. Subjects of obesity and central obesity experienced more abnormalities in biomedical examination than those with normal BMI and abdominal circumference. For this reason, it is advisable to maintain a normal BMI and abdominal circumference, especially for adults. This study proves that there are significant differences in biomedical examination in those who are obese and not obese.
Pengaruh Penyuluhan Dan Media MP3 Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Pemanfaatan Jamban Di Desa Bontomanai Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar Nur Ghani; Andi Asrina; Septiyanti; Yusriani; Nurgahayu
Window of Public Health Journal Volume 3 Nomor 3 (Oktober, 2022)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelolaan Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu perilaku masyarakat yang masih kurang dalam bidang sanitasi adalah tingkat kesadaran masyarakat dalam penggunaan jamban. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan jamban sehat sebagai sarana untuk buang air besar, serta akses sanitasi jamban sehat yang masih buruk akan mencemari lingkungan dan memberikan dampak pada masalah kesehatan seperti diare, kolera, disentri, hepatitisA, tifus abdominalis, polio dan terhambatnya pertumbuhan pada balita Jenis penelitian yang akan digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan pendekatan Quasi Eksperimen two group pre-post test design yaitu pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan. Tujuannya untuk mengetahui pengaruh pengaruh penyuluhan dan MP3 terhadap pengetahuan pemanfaatan jamban. Pertama-tama dilakukan pengukuran dengan membagikan keusioner, lalu pemberian materi pendidikan kesehatan tentang Jamban, kemudian kuesioner akan dibagikan kembali pada responden yang sama Berdasarkan hasil analisis dengan uji Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan α=0,05. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga dusun Manteke dan dusun Lakatong dengan jumlah sampel 56 kepala keluarga dusun manteke dan 56 kepala keluarga dusun lakatong. Hasil penelitian ini menunjukan pengetahuan diperoleh nilai p value= 0,00 < 0,05, sesudah dilakukan penyuluhan dan di dapatkan nilai p value = 0,00 < 0,05 setelah diberikan penyuluhan menggunakan media mp3. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan dan media mp3 terhadap pengetahuan pemanfaatan jamban di desa Bontomanai tahun 2022. Pihak Puskesmas Bontomanai perlu meningkatkan penyuluhan sesuai dengan tingkatan pengetahuan masyarakat yang terfokus pada peningkatan pemanfaatan jamban keluarga, baik melalui posyandu, arisanibu- ibu, kegiatan pemuda maupun kegiatan lainnya
Faktor Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Balita Usia 12-24 Bulan Di Posyandu Kecamatan Kota Masohi Indah Fitriani; Sumiaty; Septiyanti
Window of Public Health Journal Vol. 4 No. 4 (2023)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelolaan Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan karena asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat makanan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada usia 12-24 bulan di posyandu Kecamatan Kota Masohi Kabupaten Maluku tengah. Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional study. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 ibu dengan anak berumur 12-24 bulan. Metode analisis data menggunakan analisis uji bivariat dengan uji chi-square. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan antara ASI Eksklusif dengan kejadian stunting yaitu dengan p=0,001 dimana p<α (0,05) dan terdapat hubungan antara riwayat penyakit infeksi dengan kejadian stunting yaitu dengan p=0,000 dimana p<α (0,05)  pada balita usia 12-24 bulan di wilayah kerja Posyandu Kecamatan Kota Masohi Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2022. Diharapkan penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk melihat faktor lain dengan kejadian stunting.
Hubungan Citra Tubuh Dengan Status Gizi Pada Remaja SMAN 4 Maros Kabupaten Maros Eby Ramdhani Amir; Septiyanti; Harpiana Rahman
Window of Public Health Journal Vol. 4 No. 1 (2023)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelolaan Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perubahan yang terjadi pada remaja dapat menimbulkan berbagai permasalahan termasuk masalah status gizi. Beberapa penyebab tidak langsung terjadinya masalah gizi berkaitan dengan citra tubuh. Citra tubuh ialah prsepsi seseorang terhadap tubuhnya, yang berasal dari pikiran dan perasaan orang tersebut. Persepsi ini dapat berupa positif atau negatif yang akan mempengaruhi status gizinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan citra tubuh dengan status gizi pada remaja SMAN 4 Maros Kabupaten Maros tahun 2022. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional yaitu melakukan pengamatan terhadap fenomena atau kejadian yang terjadi pada subjek penelitian dan rancangan penelitian dilakukan secara cross sectional. Populasi penelitian ini sebanyak 281 siswa. Sampel sebanyak 165 responden siswa SMAN 4 Kabupaten Maros. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara citra tubuh dengan status gizi pada remaja SMAN 4 Kabupaten Maros dengan nilai pvalue 0,000 < 0,05. Kesimpulan dari penelitian bahwa variabel citra tubuh memiliki hubungan dengan status gizi pada remaja SMAN 4 Maros Kabupaten Maros tahun 2022. Penelitian ini menyarankan agar remaja SMAN 4 Maros dapat mengubah persepsi citra tubuh negatif menjadi citra tubuh positif dengan menerima bentuk tubuh diri sendiri.
KADER POSYANDU DALAM PEMBUATAN MP-ASI BERBASIS PANGAN LOKAL DI DESA PADANGLAMPE KABUPATEN PANGKEP Septiyanti Septiyanti; Sartika Sartika
Karunia: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol. 1 No. 4 (2022): Desember : Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat Indonesia
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Maritim AMNI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58192/karunia.v1i4.292

Abstract

The period from infancy in the womb to the first few years of birth is known as the Golden Age, which is a golden period in growth and development in human life. The Golden age is also known as a critical time which, if not used properly, will cause permanent damage. Nutritional intake has an important role in the Golden Age period. Not fulfilling adequate nutritional intake at this time will greatly affect the growth and development of children. The provision of complementary food for ASI (MP-ASI) is one of the factors that can influence this growth and development. Given the importance of nutritional intake during this golden period of child development, it is necessary to provide complementary feeding education to mothers. As the smallest and foremost structure in government health services, posyandu cadres are expected to be able to empower mothers to pay attention to children's health, especially in providing MP-ASI. This community service was carried out with the target of posyandu cadres in Padanglampe Village, Pangkep Regency, South Sulawesi. This community service activity uses an action research approach. This activity succeeded in increasing the knowledge and attitudes of the cadres which were measured using questions before and after the intervention. Sustainability coaching is needed for cadres in order to obtain updated knowledge and skills, especially those related to balanced nutrition, so that they have sufficient provisions in empowering family nutrition.