Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

STUDI FENOMENOLOGI : PENGALAMAN PSIKOLOGIS MANTAN PEROKOK DALAM MENGHENTIKAN KEBIASAAN MEROKOK DI KOTA BUKITTINGGI Silvia Intan Suri
Menara Ilmu Vol 12, No 8 (2018): vol. XII No. 8 Juli 2018
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/mi.v12i8.878

Abstract

Based on some experience of smokers, smoking habit can be stopped in some time. However, notall that successful in stopping the habitin a long period of time. Still a little research to see how theexperience of the former smokers who successfully stopped smoking habit. This research aims toexplore in depth the psychological experience of former smokers in stopping smoking habit. Thisresearch uses qualitative research methods with the phenomenology of approach. Dataobtained with the in-depth interview against 5 persons participating which have variation inthe length of time it has managed to stop smoking. Research results get some major aspect of thesuccessful. Response smokers in quitting smoking; the obstacles they face, the mechanismof motivation and koping used in stop smoking habit, and the changes to be felt after quitting. Thisresearch managed to identify some important aspects such as the strategies used and theunderlying motivation to stop smoking. Expected results of this research can be an inputfor smokers or health workers in providing support so that smokers can quit their habits for longperiods of time or permanently.Keywords: Experiences, Psychological, Former smoker
EFEKTIFITAS PEMBERIAN COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY DALAM MENGHENTIKAN KEBIASAAN MEROKOK REMAJA Silvia Intan Suri; Dian Anggraini; Putri Yulianti
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 12 (2021): Supplementary 1
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v12i0.410

Abstract

Kecenderungan peningkatan prevalensi merokok terlihat lebih besar pada kelompok anak-anak dan remaja. Prevalensi merokok pada remaja usia 10 -18 tahun mengalami peningkatan dari tahun 2013 (7,20%) ke tahun 2018 (9,10%). Perubahan dalam perilaku merokok dapat dicapai dengan penggunaan psikoterapi, salah satunya Cognitive Behaviour Therapy (CBT). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Efektifitas Pemberian Cognitive Behaviour Therapy dalam Menghentikan Kebiasaan Merokok Remaja Di Kota Bukittinggi. Metode penelitian ini adalah penelitian Quasi eksperimen dengan desain penelitian pretest and post test design. Populasi penelitan ini adalah seluruh remaja di Kota Bukittinggi. Sampel pada penelitian ini terdiri dari 1 kelompok intervensi yaitu sebanyak 30 orang responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling dengan menerapkan kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan buku/modul CBT. Subjek pada penelitian ini diberi perlakuan CBT yang mengacu pada modul/panduan terapi yang telah melalui Uji Ahli. Dalam proses CBT terdapat pre-test dan post-test dalam bentuk skala kognisi, pemantauan perilaku menggunakan Behaviour Rating Scale (BRS). Dalam mendapatkan hasil penelitian, peneliti menggunakan analisis bivariat menggunakan Dependent T-Test. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata penurunan kebiasaan merokok remaja setelah diberikan Cognitive Behaviout Therapy (CBT) dengan nilai pvalue adalah 0,000 (p≤0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Cognitive Behavior Therapy (CBT) terhadap kebiasaan merokok remaja. Dalam penelitian ini direkomendasikan untuk menerapkan Cognitive Behavior Therapy kepada perokok oleh perawat yang mempunyai kompetensi.
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUSDI RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA PADANG PANJANG Suri, Silvia Intan; izzati, wisnatul; Endang
Jurnal Kesehatan Lentera 'Aisyiyah Vol. 7 No. 1 (2024): Jurnal Kesehatan Lentera 'Aisyiyah
Publisher : BPPM Politeknik 'Aisyiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58170/jkla.v7i1.195

Abstract

Perubahan gaya hidup yang tidak sehat dapat menyebabkan penyakit degeneratif seperti diabetes melitus yang merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis yang ditandai peningkatan glukosa darah membuat penderita menjadi stres. Stres memberi dampak secara total pada individu yaitu terhadap fisik, psikologis, intelektual, sosial dan spiritual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang Panjang Tahun 2023. Desain penelitian yang digunakan yaitu desktiptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 70 responden. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik accidental sampling. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Spearman Rank. Hasil analisanya didapatkan bahwa (65.7%) mengalami stres sedang dan (54.3%) mengalami kadar gula darah buruk. Hasil dari kedua variabel didapatkan nilai sig 2 tailed (p value) = 0.042 < nilai (α) = 0.05. Kesimpulannya adalah ada hubungan antara tingkat stres dengan kadar gula darah pasien diabetes melitus di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang Panjang Tahun 2023. Disarankan agar dengan adanya penelitian ini diharapkan petugas khususnya perawat dapat memberikan edukasi sehingga pasien bisa mengetahui dan mengatasi masalah-masalah yang timbul serta komplikasi yang mungkin terjadi dengan tetap menjaga kadar gula darah.
Gambaran Perilaku Pengendalian Faktor Risiko Prediabetes pada Siswa di Sekolah Menengah Atas Putri, Aulia; Anggraini, Dian; Husna, Miftahul; Damaiyanti, Siska; Suri, Silvia Intan
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 9 (2023): Volume 3 Nomor 9 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v3i9.10835

Abstract

ABSTRACT Prediabetes are blood sugar levels that are higher than normal but not yet high enough to be diagnosed as Diabetes Mellitus (DM). Globally, prediabetes in adolescents are reported >400 million cases. The increase in the incidence of prediabetes in adolescents is due to the many risk factors that can influence the occurrence of prediabetes, therefore it is very important management to prevent prediabetes and even Diabetes Mellitus (DM) in the future. This study aims to determine the behavioral picture of controlling prediabetes risk factors in students of Senior High School. This type of research is quantitative with descriptive research design. The population in this study was all class XI students with a total sample of 160 respondents. This study used questionnaires as a data collection tool and the data was analyzed univariately. The results of the analysis found that 6 respondents (3.8%) had good control behavior, 117 respondents (73.1%) had sufficient controlling behavior, and 37 respondents (23.1%) had less control behavior towards prediabetes risk factor control behavior. It can be concluded that the behavior of controlling prediabetes risk factors in students of SMA N 1 Ampek Nagari was mostly in the sufficient category of 117 respondents (73.1%). The advice in this study is that students will look for information about prediabetes risk factors and the development of prediabetes into Type 2 DM so that students can apply control behaviors to prediabetes risk factors for the better. Keywords : Prevention, Prediabetes, Behavior  ABSTRAK Prediabetes adalah kadar gula darah yang lebih tinggi dari normal tetapi belum cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai Diabetes Mellitus (DM). Secara global, prediabetes pada remaja dilaporkan >400 juta kasus. Meningkatnya kejadian prediabetes pada remaja disebabkan karena banyaknya faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya prediabetes, untuk itu sangat penting pengelolaan untuk mencegah prediabetes bahkan Diabetes Mellitus (DM) pada kemudian hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku pengendalian faktor resiko prediabetes pada siswa Sekolah Menengah Atas. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan disain penelitian deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI dengan jumlah sampel 160 responden. Penelitian ini penggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data dan data dianalisis secara univariat. Hasil analisis didapatkan 6 responden (3.8%) memiliki perilaku pengendalian baik, 117 responden (73.1%) memiliki perilaku pengendalia cukup, dan 37 responden (23.1%) memiliki perilaku pengendalian kurang terhadap perilaku pengendalian faktor risiko prediabetes. Dapat disimpulkan bahwa perilaku pengendalian faktor risiko prediabetes pada siswa SMA N 1 Ampek Nagari mayoritas berada pada kategori cukup sebanyak 117 responden (73.1%). Saran pada penelitian ini diharapkan para siswa mencari informasi mengenai faktor risiko prediabetes serta perkembangan prediabetes menjadi DM Tipe 2 agar siswa dapat menerapkan perilaku pengendalian terhadap faktor resiko prediabetes menjadi lebih baik. Kata Kunci : Pencegahan, Prediabetes, Perilaku
Gambaran Pengetahuan dan Sikap Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga dengan Halusinasi di Kota Bukittinggi Tahun 2023 Suri, Silvia Intan; Pratama, Engla Rati; Putri, Aulia; Anggraini, Dian; Ardi, Robi
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 3 (2024): Volume 4 Nomor 3 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i3.13773

Abstract

ABSTRAK Halusinasi merupakan suatu kondisi gangguan jiwa yang beresiko tinggi terhadap perilaku panik, kekerasan hingga potensi membunuh atau bunuh diri. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi pada tahun 2023 tercatat sebanyak 296 kasus gangguan jiwa di Kota Bukittinggi dan 106 (38,5%) dari kasus tersebut merupakan gangguan halusinasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan halusinasi di Kota Bukittinggi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang telah dilakukan pada bulan Juli di Kota Bukittinggi. Populasi pada penelitian ini adalah anggota keluarga pasien dengan halusinasi yaitu sebanyak 106 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan temuan sampel yang memenuhi kriteria penelitian sebanyak 87 responden. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa kuisioner pengetahuan dan sikap. Analisis data meliputi analisis univariat yang dilakukan secara komputerisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari sebagian (52%) responden berpengetahuan cukup dan sebagian besar (85,1%) responden dengan respon sikap positif dalam perawatan pasien dengan halusinasi. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan salah satu permasalahan utama dalam perawatan pasien halusinasi oleh keluarga di rumah. Maka dari itu diharapkan kepada semua pihak, terutama petugas kesehatan untuk dapat meningkatkan upaya sosialisasi dan edukasi kepada anggota keluarga pasien halusinasi tentang konsep perawatan di rumah bagi penderita halusinasi. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Keluarga, Perawatan, Halusinasi  ABSTRACT Hallucinations are a mental disorder that carries a high risk of panic behavior, violence, and the potential for murder or suicide. Based on data from the Bukittinggi City Health Service, in 2023 there were 296 cases of mental disorders in Bukittinggi City and 106 (38.5%) of these cases were hallucinatory disorders. This study aims to determine the description of family knowledge and attitudes in caring for family members with hallucinations in Bukittinggi City. This type of research is descriptive quantitative which was carried out in July in Bukittinggi City. The population in this study were family members of patients with hallucinations, namely 106 people. Sampling used a total sampling technique with sample findings that met the research criteria of 87 respondents. Data collection uses instruments in the form of knowledge and attitude questionnaires. Data analysis includes univariate analysis carried out computerized. The results of the study showed that more than half (52%) of respondents had sufficient knowledge and the majority (85.1%) of respondents responded with a positive attitude in treating patients with hallucinations. It can be concluded that knowledge is one of the main problems in treating hallucinatory patients by their families at home. Therefore, it is hoped that all parties, especially health workers, can increase outreach and education efforts to family members of hallucination patients about the concept of home care for hallucination sufferers. Keywords: Knowledge, Attitudes, Family, Treatment, Hallucinations.