Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

JARINGAN KERJA DAN EFEKTIVITAS PERBAIKAN KAPAL DI GALANGAN KPNDP DKI JAKARTA, MUARA ANGKE (Network and Effectiveness of Ship Repair at KPNDP Shipyard DKI Jakarta, Muara Angke) Izza M. Apriliani; Sugeng H. Wisudo; Budhi H. Iskandar; Yopi Novita
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 5 No. 1 (2014): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.114 KB) | DOI: 10.29244/jmf.5.1.79-89

Abstract

ABSTRACTA shipyard is a supporting element to meet the eligibility requirements through maintenance service for vessels and their engines. Lead time for ship repair may vary, depending on the condition of ship. The length of the ship repair process can lead to shipyard queuing. One attempt to improve the mechanism and ship repairing time is by analyzing the network. This study aims to identify the network diagram, to determine the critical path, and to find out the effectiveness of ship repair process. Activities and duration during ship repairing process were analyzed using critical path method (CPM) and measured the value of its effectiveness. The objects that were observed in this study are minor repairs and major repairs. The results showed that a minor repairs can be implemented in 7 days while based on productivity index it can be completed in 5 days and has a 98% effectiveness than the time alocated by the shipyard. Major repairs can be completed during 10 days; these repairing lead time were affected by damage to the machine which requires a long recovery process.Key words: CPM, effectiveness of ship repair, network analysis-------ABSTRAKGalangan kapal merupakan unsur penunjang untuk memenuhi kebutuhan kelaikan kapal melalui perawatan beserta mesinnya. Proses perbaikan kapal dapat bervariasi tergantung dengan kondisi kapal. Lamanya proses perbaikan kapal dapat mengakibatkan terjadinya antrian galangan. Upaya untuk meminimalisir antrian kapal salah satunya dengan menganalisis jaringan kerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur jaringan kerja, menentukan jalur kritis serta mengetahui efektifitas proses perbaikan kapal. Proses dan waktu perbaikan kapal dianalisis menggunakan metode jalur kritis (Critical Path Method) kemudian dihitung nilai efektivitasnya. Hal yang diamati dalam penelitian ini yaitu perbaikan ringan dan perbaikan berat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelesaian perbaikan ringan di galangan KPNDP membutuhkan waktu selama 7 hari sedangkan berdasarkan index produktivitasnya dapat diselesaikan selama 5 hari dan memiliki efektivitas 98% dibandingkan waktu yang dialokasikan oleh galangan. Perbaikan berat dapat diselesaikan selama 10 hari, lamanya perbaikan ini dipengaruhi dengan kerusakan mesin yang membutuhkan proses perbaikan yang lama.Kata kunci: CPM, efektivitas perbaikan kapal, analisis jaringan kerja
SISTEM RANTAI PASOK TUNA LOIN DI PERAIRAN MALUKU (Supply Chain System of Tuna Loin in Maluku Waters) Arinto Kuncoro Jati; Tri Wiji Nurani; Budhi H. Iskandar
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 5 No. 2 (2014): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.752 KB) | DOI: 10.29244/jmf.5.2.171-180

Abstract

ABSTRACTFishing operation pattern in Maluku waters are highly dependent on natural conditions and others supporting technical factors such as fuel supply and other operational capital which generally unstructured and unmeasureable fishing operation management pattern. One important factor in determining quality control process is supplying-chain factor, i.e. loin tuna distribution which ranging from fish hooked on the ship until the receiving product by the consumer. The objectives of this study is to describe loin tuna supply chain system in Maluku. The supply chain was analyzed by using black box diagram system approach and market integration model used to identify a valuate the relationship of each supply chain component with destined market. The results showed that there is no market integration between Japanese markets and Maluku, but there is long term cooperation between American market and Maluku.Keywords: tuna loin, supply chain,market integration, Maluku-------ABSTRAKPola penangkapan ikan tuna oleh nelayan di perairan Maluku sangat bergantung pada faktor kondisi alam dan teknis pendukung operasi penangkapan, seperti ketersediaan bahan bakar serta modal operasional. Hal ini berarti secara umum nelayan belum memiliki pola manajemen operasi penangkapan yang terstruktur dan terukur. Salah satu faktor yang sangat berperan dalam penentuan proses pengendalian mutu adalah rantai pasok (supply chain), yaitu proses distribusi barang (tuna loin) mulai dari produksi ikan di atas kapal hingga produk dikonsumsi oleh konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan menganalisa sistem rantai pasok pada produk tuna loin di Maluku. Analisis rantai pasok (supply chain) dengan pendekatan deskriptif dan model integrasi pasar digunakan untuk mengidentifikasikan sistem rantai pasok dan melihat seberapa jauh hubungan masing-masing elemen rantai pasok dengan pasar tujuan. Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi integrasi antara pasar Jepang dengan Maluku, sedangkan pasar Amerika dan Maluku terintegrasi dalam jangka panjang.Kata kunci: tuna loin, rantai pasok (supply chain), integrasi pasar, Maluku
ASPEK KESELAMATAN DITINJAU DARI STABILITAS KAPAL DAN REGULASI PADA KAPAL POLE AND LINE DI BITUNG, SULAWESI UTARA (Safety Aspects Pole and liner From Ship Stability and Regulation Point of View in Bitung, North Sulawesi) Yuli Purwanto; Budhi H. Iskandar; Mohammad Imron; Budy Wiryawan
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 5 No. 2 (2014): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.747 KB) | DOI: 10.29244/jmf.5.2.181-191

Abstract

ABSTRACTHas become a common understanding that fishing is a risky job, so the safety aspects on board is an important factor that must be considered. Fishing vessels should also be supported with design and good stability, so that fishing activities can run smoothly and avoid the danger of accidents. Pole and liner in Bitung is quite varied and the ships were built in traditional dockyard and not based on the calculation and construction planning and design. One of the instruments on fishing vessel operational safety assurance is the implementation of the regulation, both nationally and internationally. At the international level, many regulations governing the safety of the ship in respect of fish. While national regulations relating to the safety of fishing vessels has not been consistent and in harmony, hence the assessment regulations relating to fishing vessel safety improvement needs to be done to determine the extent of the responsibility of government and the extent of the application of the existing rules. The general objective of this study was to determine the safety aspects of pole and line vessels, while the specific goal are: (1) review and analyze to get the quality stability of the ship (2) identify and assess safety-related regulatory review pole and line vessels in Bitung. The results showed that the quality of the stability of the vessel pole and line in the four conditions of the charge distribution in a state of good stability. It is represented by the value of all the parameters that are above the standard value IMO. In the simulated load conditions, the maximum GZ value at the time the vessel is in operation, while the GZ smallest value in an empty load case ship condition. There are seven international policy and five national policies relevant to the safety of fishing vessels. International policies clearly have established the safety of the ship and crew of fishing vessels, but implementation at the national level is still lacking and not aligned.Keywords: pole and liner, quality stability, regulation-------ABSTRAKTelah menjadi pemahaman umum bahwa kegiatan penangkapan ikan merupakan suatu pekerjaan beresiko, sehingga aspek keselamatan diatas kapal merupakan faktor terpenting yang harus diperhatikan. Kapal ikan juga harus didukung dengan desain dan stabilitas yang baik, sehingga kegiatan penangkapan ikan dapat berjalan lancar dan terhindar dari bahaya kecelakaan. Armada kapal pole and line di Bitung cukup bervariasi dan kapal-kapal tersebut dibangun digalangan tradisional yang tidak berdasarkan perhitungan dan perencanaan konstruksi dan desain. Salah satu instrumen dalam jaminan keselamatan operasional kapal ikan adalah pelaksanaan peraturan, baik nasional maupun internasional. Pada tingkat internasional, banyak regulasi yang mengatur berkenaan dengan keselamatan kapal ikan. Sementara peraturan nasional yang berkaitan dengan keselamatan kapal ikan belum sejalan dan selaras, karenanya pengkajian regulasi terkait dengan peningkatan keselamatan kapal ikan perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tanggung jawab pemerintah dan sejauh mana penerapan aturan yang ada. Tujuan umum dari penelitian ini adalah menentukan aspek keselamatan kapal pole and line, sedangkan tujuan khususnya adalah: (1) mengkaji dan menganalisis untuk mendapatkan kualitas stabilitas kapal (2) mengidentifikasi dan mengkaji tinjauan regulasi terkait keselamatan kapal pole and line di Bitung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas stabilitas kapal pole and line pada empat kondisi distribusi muatan dalam keadaan stabilitas yang baik. Hal ini diwakili oleh nilai semua parameter yang berada di atas nilai standar IMO. Pada kondisi simulasi muatan, nilai GZ maksimum berada pada saat kapal beroperasi, sementara nilai GZ terkecil pada kondisi kapal muatan kosong. Terdapat tujuh kebijakan internasional dan lima kebijakan nasional yang relevan dengan keselamatan kapal ikan. Kebijakan internasional jelas telah menetapkan keselamatan kapal dan awak kapal penangkap ikan, tetapi implementasi di tingkat nasional masih kurang dan belum selaras.Kata kunci: Kapal pole and line, kualitas stabilitas, regulasi
KEBUTUHAN FASILITAS POKOK PELABUHAN PERIKANAN PANTAI LAMPULO 15 TAHUN MENDATANG (Main Facility Necessity of Lampulo Coastal Fishing Port for 15 Years for the Future) Fauzi Syahputra; Anwar B. Pane; Ernani Lubis; Budhi H. Iskandar
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 6 No. 1 (2015): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.691 KB) | DOI: 10.29244/jmf.6.1.33-43

Abstract

ABSTRACTLampulo fishing port located in Banda Aceh. This port categorized as type C. The activity in Lampulo very dense, it is suspected due to inadequate of facilities available at the port. The aims of this study is to determine the projected increase in the production volume of the catch; determine the projected increase in the number of fishing boats; determine the needs of the dock, and harbor, for the current and future needs of 15 years. This research was conducted at the Lampulo fishing port in Banda Aceh by using a case study method. Calculation of the dock and harbour needs presently and in the next 15 years by using statistical data, namely the catch production (1), the number and size of vessel (2), direct measurement of results data objects i.e. jetty length (1), pond depth (2), ships length (3), direct observations data of the research object, namely dock facilities condition (1) port (2), the maximum draft of vessels (3) and the distance between the ship while tethered in the harbour. Based on projections of production, the total production volume in Lampulo reached 14,096 tons in 2027 or increased by 114%, but became decreased in 2028-2029 by 3,6% when compared with the production volume in 2027. The projected number of vessel fleet reached 822 units or an increase of 112% in 2029. Projected increase the size of the dock and the depth of the pool is needed for the next 15 years in the amount of 831m for landing docks and 757m for loading docks. It also required the addition of the port into a vast pool of 224.497 m2 and the depth of the pool minus 3,4 m.Keywords: development, main port facilities, vessel-------ABSTRAKPelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo terletak di kota banda Aceh. Pelabuhan ini adalah pelabuhan perikanan tipe C. Aktivitas di Pelabuhan Lampulo sangat padat, hal ini diduga akibat kurang memadainya fasilitas yang tersedia di pelabuhan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan proyeksi peningkatan volume produksi hasil tangkapan; menentukan proyeksi peningkatan jumlah kapal perikanan; menentukan kebutuhan dermaga, dan kolam pelabuhan, untuk saat ini dan kebutuhan 15 tahun kedepan. Penelitian ini dilakukan di Pelabuhan Perikanan Pantai Lampulo Banda Aceh. Metode yang digunakan adalah studi kasus. Perhitungan kebutuhan dermaga dan kolam pelabuhan saat ini dan 15 tahun kedepan menggunakan data statistik yaitu produksi hasil tangkapan (1), jumlah dan ukuran kapal (2), data hasil pengukuran langsung objek penelitian yaitu panjang dermaga (1), kedalaman kolam (2), panjang kapal (3); data hasil pengamatan langsung terhadap objek penelitian yaitu keadaan fasilitas dermaga (1), kolam pelabuhan (2), draft maksimum kapal yang paling besar (3) dan jarak antar kapal saat bertambat di pelabuhan. Berdasarkan proyeksi produksi, total volume produksi di PPP Lampulo mencapai 14,096 ton pada tahun 2027 atau meningkat sebesar 114%, namun mengalami penurunan pada tahun 2028-2029 sebesar 3,6% jika dibandingkan dengan volume produksi tahun 2027. Adapun proyeksi jumlah armada kapal penangkapan terjadi peningkatan mencapai 822 unit atau sebesar 112 % pada tahun 2029. Proyeksi penambahan ukuran dermaga dan kedalaman kolam yang dibutuhkan untuk 15 tahun mendatang yaitu sebesar 831 m untuk dermaga pendaratan dan 757 m untuk dermaga muat. Selain itu juga diperlukan penambahan luas kolam pelabuhan menjadi 224,497 m2 dan kedalaman kolam minus 3,4 m.Kata kunci: pengembangan, fasilitas pokok pelabuhan, kapal
UNJUK KERJA SLURRY ICE REFRIGERATOR BERBAHAN BAKU AIR LAUT DI PERAIRAN TROPIS (The Performance of Slurry ice Refrigerator with Sea Water Raw Material in Tropical Area) . Nasirin; Budhi H. Iskandar; Mohammad Imron; . Zulkarnain; . Maimun
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 7 No. 2 (2016): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.892 KB) | DOI: 10.29244/jmf.7.2.171-178

Abstract

ABSTRACTFish is perishable food. Quality of fish, especially the freshness level will drop  significantly if it is not treated quickly and properly. The general method used in fish handling on fishing vessels is cold treatment such as ice cube, ice flake, ice tube, and slurry ice. Usage of slurry ice in Indonesia has not been  applied due  to high  cost of refrigeration slurry ice unit, even though slurry ice has many advantages such as quick cooling, low operating cost, easy operation, and adaptable size. The objective of this research was to determine performance of slurry ice refrigerator (SIR) using sea  water  as  raw  material  in  tropical  area.  This  unit  can  produce  slurry  ice  for  fish  handling  on fishing vessel. An experimenta lmethod was applied in this research. The results showed that SIR could reach temperatures of -60 C with no-added load, and -40 C with load.Keywords: construction, design, performance, refrigeration, slurry ice ABSTRAK Ikan  merupakan  bahan  makanan  yang  mudah  rusak.  Kualitas  ikan  terutama  tingkat kesegarannya  akan  menurun  secara  signifikan  apabila  tidak  ditangani  dengan  cepat  dan  benar. Penanganan yang umumnya dilakukan terhadap ikan di atas kapal penangkap yakni memberikan perlakuan  dingin seperti menggunakan es  balok, es  curah, es tube, dan  slurry ice.  Penggunaan slurry ice  di Indonesia belum dilakukan dikarenakan mahalnya mesin pembuat  slurry ice. Metode pendinginan  dengan  mesin  slurry  ice  ini   memiliki  banyak  keunggulan  diantaranya  mampu melakukan  proses  pendinginan  dengan  cepat,  biaya  operasional  murah,  mudah  dalam pengoperasian,  ukuran  mesin  dapat  disesuaikan  dengan  kebutuhan.  Tujuan  dari  penelitian  ini yakni menentukan unjuk kerja  slurry ice refrigerator  (SIR) berbahan baku air laut di daerah tropis. Slurry ice  ini digunakan untuk penanganan ikan hasil tangkapan di atas kapal. Metode penelitian yang  dilakukan  adalah  eksperimental,  melalui  tahapan  perancangan  dan  pembuatan  unit  model mesin pembuat  slurry ice  dan pengujiannya. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan unjuk kerja  mesin   dapat  mencapai  suhu  -60 C  tanpa  penambahan  beban,  dan  dengan  penambahan beban mampu mencapai suhu -40 C.Kata kunci: kontruksi, rancangan, unjuk kerja, refrigerasi, slurry ice
Pengaruh Sirip Peredam terhadap Stabilitas Kapal Pengangkut Ikan Hidup Yopi Novita; Budhi H. Iskandar; Bambang Murdiyanto; Budy Wiryawan; Hariyanto Hariyanto
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 17, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfs.9937

Abstract

Penelitian ini mengkaji pengaruh pemasangan sirip peredam terhadap stabilitas kapal yang dilengkapi dengan palka bersirip peredam. Metode penelitian dilakukan dengan cara simulasi numeric dan dianalisis secara numeric-comparative. Dari hasil kajian diketahui bahwa keberadaan sirip peredam mampu mengurangi penurunan nilai lengan penegak (righting arm, GZ ), sudut oleng kapal pada saat menghasilkan lengan penegak maksimal (aGZ maks), initial GM dan peningkatan nilai rolling period.Penelitian ini mengkaji pengaruh pemasangan sirip peredam terhadap stabilitas kapal yang dilengkapidengan palka bersirip peredam. Metode penelitian dilakukan dengan cara simulasi numeric dan dianalisissecara numeric-comparative. Dari hasil kajian diketahui bahwa keberadaan sirip peredam mampumengurangi penurunan nilai lengan penegak (righting arm, GZ ), sudut oleng kapal pada saat menghasilkanlengan penegak maksimal (aGZ maks), initial GM dan peningkatan nilai rolling period.