Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Kajian Potensi Kerusakan Lingkungan Fisik Akibat Penambangan Breksi Batu Apung , Di Desa Segoroyoso, Kec. Pleret, Kab. Bantul, Provinsi DIY: Study of Potential Physical Damage Potential Due to Pumice Breccia Mining, in Segoroyoso Village, Pleret District, Bantul, Special Region of Yogyakarta Province Agus Candra
JURNAL SAINTIS Vol. 18 No. 1 (2018)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1082.923 KB) | DOI: 10.25299/saintis.2018.vol18(1).3193

Abstract

[ID] Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan nasional. Oleh karena itu harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup sekitarnya. Sumber daya alam di Indonesia cukup banyak dan melimpah sehingga terkadang sebagian dieksploitasi secara besar-besaran untuk kebutuhan pembangunan. Penambangan breksi batuapung di Desa Segoroyoso, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul dilakukan secara tradisional. Penambangan dilakukan tanpa memperhatikan keselamatan dan kelestarian fungsi lingkungan sangat mengkhawatirkan disamping kondisi lahan yang semakin kritis dan berdampak terhadap kerusakan lahan disekitar penambangan. Kerusakan yang dapat ditimbulkan akibat dari kegiatan penambangan breksi batuapung adalah dapat merusak komponen-komponen lingkungan fisik yang ada, seperti tanah, batuan, vegetasi yang ada pada kawasan tersebut dan menimbulkan kerusakan terhadap kelestarian fungsi lingkungan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, pemetaan, dan analisis dengan menggunakan pengharkatan (scoring) yang mengacu pada Kep. Gub. Prop. DIY No. 63 Tahun 2003. Parameter yang digunakan untuk menentukan tingkat kerusakan lingkungan fisik penambangan breksi batuapung adalah Batas kedalaman lubang galian, Penyelamatan tanah pucuk, Relief dasar galian, Batas kemiringan tebing galian, tinggi dinding galian, upaya reklamasi, kondisi jalan, aksesibilitas. Tingkat kerusakan lingkungan fisik akibat penambangan breksi batuapung diperoleh dari hasil penjumlahan skor setiap parameter. Kriteria kerusakan dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu: Tingkat I dengan kriteria rusak ringan, Tingkat II dengan kriteria rusak sedang, dan Tingkat III dengan kriteria rusak berat. Berdasarkan hasil scoring dari parameter yang tercantum di atas, penelitian ini menunjukan bahwa yang sangat mempengaruhi potensi kerusakan lahan akibat penambangan breksi batuapung di Desa Segoroyoso, Kec. Pleret, Kab. Bantul adalah tinggi dinding galian, kemiringan dinding galian, upaya reklamasi dan relief dasar galian, hampir disetiap lokasi penelitian (blok-1, blok-2, blok-3) mempunyai harkat 2 dan 3 dengan kriteria rusak ringan dan rusak berat, sedangkan untuk parameter pengelolaan tanah pucuk, kedalaman galian, kondisi jalan dan aksesibilitas mempunyai harkat 1 dengan kriteria baik. [EN] Natural resources are one of the basic capital in national development. Therefore it must be utilized as much as possible for the benefit of the people by paying attention to the preservation of the surrounding environment. Natural resources in Indonesia are quite large and abundant so that sometimes some are exploited on a large scale for development needs. The pumice breccia mining in Segoroyoso Village, Pleret District, Bantul Regency is done traditionally. Mining is carried out without regard to the safety and preservation of environmental functions which is very worrying in addition to the increasingly critical land conditions and the impact on land damage around the mine. The damage that can be caused due to mining activities of pumice breccia is that it can damage the components of the existing physical environment, such as soil, rocks, vegetation in the area and cause damage to the preservation of environmental functions. The method used in this study is the method of surveying, mapping, and analysis using scoring which refers to Kep. Gub. Prop. DIY No. 63 of 2003. Parameters used to determine the level of damage to the physical environment of mining of pumice breccia are the depth limit of excavation holes, Rescue of topsoil, Relief base of excavation, Slope limit of rock excavation, High wall excavation, Reclamation efforts, Road conditions, accessibility. The level of damage to the physical environment due to mining of pumice breccia is obtained from the sum of the scores of each parameter. Damage criteria are divided into 3 levels, namely: Level I with criteria for minor damage, Level II with criteria for moderate damage, and Level III with criteria for severe damage. Based on the scoring results of the parameters listed above, this study shows that it greatly affects the potential for land damage due to mining of pumice breccia in Segoroyoso Village, Kec. Pleret, Kab. Bantul is the height of the excavation wall, slope of the excavation wall, reclamation and relief baseline excavation, almost every study location (block-1, block-2, block-3) has a value of 2 and 3 with criteria of minor damage and severe damage, while for parameters management of topsoil, depth of excavation, road conditions and accessibility have a rating of 1 with good criteria.
POLA PERSEBARAN PERMUKIMAN PENDUDUK DI KECAMATAN PUCUK RANTAU KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Rikki Afrizal; Agus Candra
JURNAL PLANOLOGI DAN SIPIL (JPS) Vol 1 No 2 (2019): JPS Volume 1 Nomor 2, Agustus 2019
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertumbuhan penduduk yang tinggi menyebabkan meningkatnya aktivitas manusia dalam memanfaatkan sumber daya lahan yang didorong oleh meningkatnya kebutuhan, sandang, pangan dan perumahan. Permukiman merupakan salah satu bentuk tempat tinggal manusia.Umumnya manusia akan tinggal berdekatan atau berkelompok dengan manusia lain yang memiliki kesamaan. Kecamatan Pucuk Rantau adalah salah satu kecamatan pemekaran dari Kecamatan Mudik. Kecamatan ini mengalami peningkatan penduduk sehingga daerah ini mengalami pemekaran pada tahun 2012. Dengan adanya perubahan peningkatan penduduk, maka secara tidak lansung dapat merubah pola permukiman penduduk di suatu wilayah terutama pada wilayah Kecamatan Pucuk Rantau. Dalam penelitian yang dilakukan pada Kecamata Pucuk Rantau Kabupaten Kuantan Singingi dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil dari pembahasan ini bahwa jenis pola permukiman yang terdapat di Kecamatan Pucuk Rantau yaitu pola permukiman memanjang dimana 50% dari jumlah desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Pucuk Rantau permukiman penduduk rata-rata mengkuti pola arah jalan. Pola perkembangan menurut analisis data bahwa Kecamatan Pucuk Rantau polanya mengelompok karena daerah ini mempunyai topografi yang bervariasi.
ANALISIS SISTEM PENGELOLAHAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH (UPTD-PAB) TERHADAP MASYARAKAT KOTA TELUK KUANTAN Agus Candra
JURNAL PLANOLOGI DAN SIPIL (JPS) Vol 2 No 1 (2020): JPS volume 2 Nomor 1, Februari 2020
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan suatu kota diiringi juga dengan peningkatan kebutuhan terhadap pelayanan air bersih perkotaan, sehingga pemerintah maupun swasta atau masyarakat dituntut untuk menyediakan prasarana air bersih ini dengan sebaik-baiknya. Kebutuhan ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan kualitas hidupnya yang mengalami peningkatan serta kegiatan perkotaan yang juga berkembang pesat. Kapasitas pelayanan air bersih adalah kemampuan produktif yang diberikan baik itu secara individual ataupun melalui sistem penyediaan air bersih perkotaan dalam memberikan pelayanan air bersih untuk masyarakat. Rendahnya kapasitas pelayanan air bersih di Kota Teluk Kuantan menyebabkan kualitas dan kuantitas serta kontinuitas pelayanannya belum memadai. Metode analisis yang dilakukan pada studi penelitian ini adalah Analisis ketersediaan, Analisis Kependudukan, Analisis Kebutuhan. Hasil Penelitian Jumlah air yang didistribusikan (UPTD-PAB) Kota Teluk Kuantan pada tahun 2019 sebesar 25.675 liter/hari atau 2.9 liter/detik. Sistem distribusi air bersih oleh UPTD-PAB) bagi masyarakat Kota Teluk Kuantan, diketahui adalah melalui sistem perpipaan. Sedangkan untuk sistem perpipaan tersebut dapat dikelompokkan kedalam dua bagian, pertama adalah sistem transmisi dan sistem jaringan distribusi. Sistem jaringan merupakan sistem yang berfungsi dalam mengalirkan air dari intake menuju instalasi pengelolaan air (IPA). Sistem Jaringan distribusi yang digunakan untuk instalasi pengolahan air adalah dengan melakukan pengumpulan pada intake dan kemudian dialirkan menuju isntalasi pengolahan air menggunakan sistem pompanisasi, hal tersebut dilakukan karena letak intake jauh lebih rendah .Secara keseluruhan dilihat dari berbagai aspek, penyediaan air bersih terhadap masyarakat di Kota Teluk Kuantan pada saat ini masih dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Teluk Kuantan.
EVALUASI KELAYAKAN PENERIMA BANTUAN PROGRAM RUMAH SEHAT LAYAK HUNI TERHADAP PEMILIK BANGUNGAN DI KECAMATAN SENTAJO RAYA Zulfika Zulfika; Ria Asmeri Jafra; Agus Candra
JURNAL PLANOLOGI DAN SIPIL (JPS) Vol 3 No 2 (2021): JPS Volume 3 Nomor 2, Agustus 2021
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mngetahui mekanisme atau tata cara penyaluran bantuan program rumah sehat layak huni di Desa Pulau Kopung Sentajo Kecamatan Sentajo Raya Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau. Dan untuk mengevaluasi kesesuaian penerima bantuan berdasarkan kriteria rumah tidak layak huni berdasarkan Peraturan Mentri Perumahan Rakyat Republik Indonesia No 14 Tahun 2011 tentang pedoman pelaksanaan bantuan stimulan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dengan masyarakat yang tidak mendapat bantuan rumah layak huni yang dilaksanakan di Desa Pulau Kopung Sentajo Kecamatan Sentajo Raya Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau. Metode yang di gunakan dalam Penelitian ini adalah Metode Deskriptif Kualitatif dengan menggunakan teknik anlisis data menggunakan Reduksi data, display data dan verifikasi data. Berdasarkan hasil dan analisis data dapat disimpulkan bahwa tata cara penyaluran bantuan Program Rumah Sehat Layak huni di Desa Pulau Kopung Sentajo Kecamatan Sentajo raya kabupaten Kuantan Singingi berjalan sesuai mekanisme yang berlaku, sedangkan untuk kesesuaian penerima bantuan berdasarkan kriteria rumah layak huni berdasarkan persebaran penerima bantuan Program Rumah Sehat Layak Huni berdasarkan Peraturan Mentri Perumahan Rakyat Republik Indonesia No 14 Tahun 2011 tentang pedoman pelaksanaan bantuan stimulan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Desa Pulau Kopung Sentajo, dapat disimpulkan bahwa persebaran penerima Bantuan Rumah Shat Layak Huni cukup merata yakni dari 11 penerima, 5 penerima dari Dusun Cengkeh, 4 penerima dari Dusun Tanurai dan 2 penerima dari Dusun Narosa. Berdasarkan Persebaran calon penerima Program Bantuan Rumah Sehat Layak Huni dapat dikategorikan cukup merata, dimana dari 29 calon penerima bantuan, 8 diantaranya berada di Dusun Cengkeh, 8 di Dusun Tanurai dan 13 di Dusun Narosa. Sedangkan untuk kesesuaian kriteria penerima dari 11 yang menerima 6 penerima lebih sesuai kriteria sedangkan 5 lainnya tidak sesuai, sedangkan 18 rumah yang tidak menerima 11 tidak sesuai kriteria dan 7 sesuai kriteria.
EVALUASI TUGAS RUTIN DAN INSIDENTIL TIM AHLI BANGUNAN GEDUNG(TABG) DALAM REKOMENDASI TERHADAP IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI TAHUN 2021 Agus Candra; Ria Asmeri Jafra
JURNAL PLANOLOGI DAN SIPIL (JPS) Vol 4 No 1 (2022): JPS, Volume 4 Nomor 1, April 2022
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bangunan gedung merupakan wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung sebagaimana diubah terakhir kali dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja memuat pengaturan mengenai fungsi bangunan gedung. Penelitian ini betujuan untuk mengevaluasi tugas Rutin dan Insidenti tugas TABG dalam rekomendasi IMB di Kabupaten Kuantan Singingi tahun 2021. Judul Penelitian adalah Evaluasi Tugas Rutin dan Insidentil Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) Dalam Rekomendasi Terhadap Izin Mendirikan Bangunan di Kabupaten Kuantan Singingi tahun 2021 Dari hasiil penelitian Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi pada tahun anggaran 2021 menetapkan target penerimaan PAD dari retribusi IMB sebesar Rp. 1.000.000.000,00,-.dan sampai ahir bulan Juli 2021 kontribusi penerimaan PAD dari penerimaan retribusi IMB atas dukungan TABG sebesar Rp.606.636.760,21.atau sebesar 60,66%.
PEMETAAN TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH TODAK RESMI DI BAGIAN WILAYAH KOTA (BWK I) KECAMATAN KUANTAN TENGAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) Fikta Lieni Cici Gustira; Agus Candra; Rikki Afrizal
JURNAL PLANOLOGI DAN SIPIL (JPS) Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Planologi dan Sipil (JPS)
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sampah merupakan ancaman yang serius bagi masyarakat, karena membuang sampah sembarangan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Bagian Wilayah Kota I merupakan wilayah pusat pertumbuhan lebih cepat dibandingkan wilayah lainnya dan menjadi pusat perhatian penelitian yaitu yang berkaitan dengan persampahan. Pemetaan dilakukan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dikarenakan SIG mampu menjadi acuan dalam menghasilkan tampilan data geografis yang akurat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persebaran lokasi Tempat Pembuangan Sampah tidak resmi di BWK I dan untuk mengetahui faktor persebaran Tempat Pembuangan Sampah tidak resmi di BWK I Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Data penelitian diperoleh langsung dengan pengamatan dan pengukuran dilapangan serta studi pustaka. Semua data yang didapatkan baik itu bersifat geografis, deskriptif, numerik diolah dan dipetakan dengan menggunakan perangkat lunak ArcMap 10.8. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 6 Desa/Kelurahan yang menjadi objek penelitian yang ada di BWK I, Desa Beringin Taluk memiliki jumlah Tempat Pembuangan Sampah tidak resmi terbanyak dengan jumlah 4 Lokasi, Kelurahan Pasar Taluk ditemukan 3 Lokasi, Desa Koto Taluk dan Kelurahan Sungai Jering ditemukan 2 Lokasi, Kelurahan Simpang Tiga ditemukan 1 Lokasi, sedangkan Desa Sawah sama sekali tidak ditemukan Tempat Pembuangan Sampah tidak resmi. Total keseluruhan Tempat Pembuangan Sampah tidak resmi dari 6 Desa/Kelurahan yang ada di BWK I yaitu 12 lokasi yang sebarannya dipengaruhi oleh jarak dari sungai, jenis peruntukan lahan, jenis jalan, dan kepadatan penduduk.
ANALISA KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KELURAHAN PASAR BARU BASERAH KECAMATAN KUANTAN HILIR Dio Aulia Nopahlita; Agus Candra
JURNAL PERENCANAAN, SAINS DAN TEKNOLOGI (JUPERSATEK) Vol 5 No 1 (2022): Jurnal Perencanaan, Sains, Teknologi, dan Komputer (JuPerSaTek)
Publisher : FAKULTAS TEKNIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36378/jupersatek.v5i1.2533

Abstract

Air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Seiring dengan pesatnya perkembangan penduduk maka kebutuhan air bersih untuk masyarakat juga semakin meningkat. Studi ini bertujuan untuk menilai efisiensi dan efektifitas ruang terbuka hijau sebagai daerah resapan air di Kelurahan Pasar Baru Baserah, untuk memenuhi kebutuhan air penduduk dan memanfaatkannya sebagai cadangan air serta mengevaluasi ketersediaan cadangan air di Kelurahan Pasar Baru Baserah. Metode penelitian menggunakan kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Pertama dilakukan studi literatur dan pengumpulan data, setelah itu dilakukan perhitungan proyeksi penduduk beberapa tahun kedepan, perhitungan kebutuhan air, perhitungan luas area resapan, perkiraan curah hujan, perhitungan debit air hujan yang ditangkap, dan yang terakhir evaluasi kebutuhan dan ketersediaan air di Kelurahan Pasar Baru Baserah. Hasil penelitian ini pembangunan mini instalasi pengolahan air bersih di kawasan studi agar masyarakat disebagian Kelurahan Pasar Baru Baserah tidak kekurangan ketersediaan air bersih di 5 tahun mendatang. Bukan hanya pembangunan mini instalasi pengolahan air bersih saja, tetapi juga perlu perhatian terhadap ruang terbuka hijau agar dapat menyerap dan menampung cadangan air saat hujan dan membuat model penerapan pengembangan mini instalasi pengolahan air bersih untuk masyarakat.
EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA TELUK KUANTAN KECAMATAN KUANTAN TENGAHKABUPATEN KUANTAN SINGINGI Wendi Wulandari; Agus Candra
JURNAL PERENCANAAN, SAINS DAN TEKNOLOGI (JUPERSATEK) Vol 5 No 2 (2022): Jurnal Perencanaan, Sains, Teknologi, dan Komputer (JuPerSaTek)
Publisher : FAKULTAS TEKNIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36378/jupersatek.v5i2.2756

Abstract

Kota Teluk Kuantan yang merupakan ibu kota Kecamatan Kuantan Tengah yang menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Kuantan Singingi dan sebagai sentral perekonomian dalam perdagangan serta kawasan permukiman pada tpenduduk. Maka kondisi ini menjadi hal yang memicu meningkatnya timbulan sampah dengan komposisi yang beragam dan sangat sulit untuk menanggulangi masalah sampah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi bagaimana sistem pengelolaan sampah (aspek teknik operasional, aspek kelembagaan, aspek hukum, aspek retribusi, serta aspek peran serta masyarakat) yang ada di Kota Teluk Kuantan. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Kualitatif dengan ketentuan SNI 19-2454-2002 tentang Tata cara Operasional Persampahan Perkotaan, dan SNI 3242-2008 tentang Pengelolaan Persampahan di Permukiman. Hasil penelitian ini adalah masih banyaknya masyarakat yang belum kebagian pewadahan sampah berupa tong tong sampah dikarenakan penyediaan hanya ada di jalan protokol dan pusat perdagangan, sehingga mengakibatkan masyarakat memilih untuk mengelola sampah sendiri dengan cara membakar sanmpah serta membuang sampah di lahan kosong atau TPS ilegal. Kelembagaan yang mengelola persampahan adalah Dinas Lingkungan Hidup serta bekerja sama dengan Bank Sampah yang ada. Dalam hal retribusi masyarakat dan kepala Bank Sampah belum mengetahui peraturan yang mengatur tentang pajak retribusi sampah. Serta masih kurangnya peran masyarakat dalam pengelolaan sampah yang ada.
KAJIAN FASILITAS JALUR PEJALAN KAKI DI JALAN DIPONEGORO TELUK KUANTAN KECAMATAN KUANTAN TENGAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Roza Murlianti; Agus Candra
JURNAL PERENCANAAN, SAINS DAN TEKNOLOGI (JUPERSATEK) Vol 6 No 1 (2023): Jurnal Perencanaan, Sains, Teknologi, dan Komputer (JuPerSaTek)
Publisher : FAKULTAS TEKNIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36378/jupersatek.v6i1.3211

Abstract

Pada Jalan Diponegoro Teluk Kuantan merupakan salah satu jalan dengan Panjang 550 Meter berdasarkan Global Positioning Sistem (GPS) dengan rutinitas pejalan kaki yang cukup aktif karena di Jalan Diponegoro Teluk Kuantan didominasi oleh kawasan pertokoan yang menjadi pusat keramaian, seperti aktifitas perdagangan dan jasa, pertokoan dan pedagang kaki lima. Jalan Diponegoro juga merupakan salah satu jalan yang berada dipusat kota sehingga perlu untuk ditata agar terciptanya kenyamanan bagi pengguna jalur pejalan kaki. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif kualitatif dengan cara membandingkan kondisi fisik jalur pejalan kaki saat ini dengan standar kebijakan perundang-undangan pemerintah terkait kriteria dan spesifikasi berupa standar ketentuan dalam melakukan perencanaan, penyediaan, pemanfaatan pada fasilitas jalur pejalan kaki. Lebar jalur pejalan kaki sudah memenuhi syarat lebar jalur pejalan kaki yaitu 5 meter. Akan tetapiadasebagainpengecilanjalurpejalan kaki yaitu hanya memiliki lebar 1-2 meter saja, Pengecil anter sebut membuat jalur tidak memenuhi syarat pejalan kaki yang baik.Tempat sampah dijalan Diponegoro Teluk Kuantan yang terbuat dari drum tetapi jumlahnya tidak sesuai dengan syarat. Pada jalur pejalan kaki dijalan di Ponegoro Teluk kuantan sudah memiliki lampu penerangan tetapi sudah tidak berfungsi sesuai syaratnya. Jalur pejalan kaki jalan Diponegoro Teluk Kuantan kondisi vegetasi tanaman dan bunga tidak terawat. Pada jalur pejalan kaki tidak adanya bangkutaman yang disediakan.
Optimalisasi Potensi Objek Wisata Desa Dalam Aspek Manajerial Pengelolaan dan Promosi Objek Wisata Pemandian Air Panas Desa Sungai Pinang Kecamatan Hulu Kuantan Riki Ruspianda; Agus Candra; Ria Asmeri Jafra; Retni Pratiwi; Rikki Afrizal; Melia Nurafni
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2022: Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian Pengabdian Kepada Masyarakat dan Dakwah Islamiyah Universitas Islam Kuantan Singingi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36378/prosidinguniks.v0i0.2720

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat dengan judul Optimalisasi Potensi Objek Wisata Desa dalam aspek manajerial pengelolaan dan promosi objek wisata Pemandian Air Panas Desa Sungai Pinang Kecamatan Hulu Kuantan bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi mitra dalam pengelolaan dan promosi objek wisata. Pengabdian ini mengambil lokasi di Desa Sungai Pinang Kecamatan Hulu Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi. Adapun sasaran mitra dalam pengabdian ini yaitu kelompok sadar wisata Desa Sungai Pinang, pengelola objek wisata dan masyarakat Desa Sungai Pinang. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan 3 (tiga) metode yang terdiri dari observasi pengelolaan dan promosi objek wisata, FGD dan edukasi promosi objek wisata. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini akan memberikan nilai tambah bagi objek wisata Pemandian Air Panas Desa Sungai Pinang khususnya dan Kabupaten Kuantan Singingi umumnya. Berdasarkan PKM yang sudah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa permasalahan mengenai pelatihan dan promosi berupa Manajemen pengelolaan organisasi yang belum optimal; Adanya permasalahan dalam memanfaatkan potensi yang ada; Belum optimalnya koordinasi dengan setiap stakeholder; Penghulu suku yang belum solid; Tercemarnya sungai tabalui; dan Akses menuju lokasi pemandian air panas yang cukup sulit karena terdapat beberapa ruas jalan yang rusak. Untuk menjawab permasalahan tersebut diperlukan sinergitas seluruh elemen masyarakat, adanya partisipasi dan perlu penguatan kelembagaan masyarakat, memperhatikan lingkungan dan menerapkan peluang usaha pada objek wisata.