Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Analisa Perbandingan Nilai Mutu Lembaran Pulp Kertas Antara Bahan Baku Sabut Kelapa Dengan Tandan Kosong Kelapa Sawit Pada Pemasakan Pulp Melalui Proses Soda Teuku Muhammad Zulfikar
Serambi Saintia : Jurnal Sains dan Aplikasi Vol 8, No 2 (2020): Serambi Saintia
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jss.v8i2.2436

Abstract

Percobaan pembuatan pulp dari sabut kelapa dan tandan kosong kelapa sawit telah dilaksanakan. Sabut kelapa mengandung 55% serat, sedangkan pada tandan kosong kelapa sawit terkandung sampai dengan 62,47% serat. Kemungkinan pemanfaatannya untuk kertas dikaji melalui pembuatan pulp dengan proses soda. Dari studi literature diketahui derajat putih sabut kelapa sebesar 21,5ᵒGE dengan indeks sobek 14,7 Nm2/kg, sedangkan pada tandan kosong kelapa sawit derajat putih sebesar 34,00ᵒGE dengan indeks sobek sebesar 7,984 Nm2/kg. Kadar lignin pulp sabut kelapa lebih tinggi dibandingkan kadar lignin pada pulp tandan kosong kelapa sawit. Hal ini menunjukkan bahwa mutu pulp kertas bahan baku tandan kosong kelapa sawit lebh baik daripada sabut kelapa. Kata kunci: Pulp Kertas, Sabut Kelapa, Tandan Kepala Sawit, Proses Soda
Proses Induksi Sel Daun Tembakau (Nicotiana Tabacum) Teuku Muhammad Zulfikar
Jurnal Nasional Komputasi dan Teknologi Informasi (JNKTI) Vol 4, No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik. Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.829 KB) | DOI: 10.32672/jnkti.v4i1.2758

Abstract

Abstrak-Proses pemeliharaan sel tumbuhan saat ini sudah sering dilakukan, salah satunya adalah proses induksi sel daun tembakau (Nicotiana tabacum). Dari induksi sel daun tembakau dapat dihasilkan berbagai produk, diantaranya adalah quinone. Proses ini banyak dilakukan karena disamping produk yang dihasilkan lebih murni, keutuhan sifat quinone juga dapat terjaga. Selain itu bahan baku yang digunakan tersedia dengan cukup. Suplai oksigen yang rendah sangat efektif untuk meningkatkan produksi quinone. Untuk mengurangi suplai oksigen yang masuk dapat digunakan asam askorbat sebagai anti oksidan karena senyawa ini mudah bereaksi dengan oksigen. Callus dipindahkan ke medium cair yang telah ditambahkan dengan asam askorbat. Pertumbuhan sel dalam medium cair diamati melalui berat sel segar yang diperoleh, dimana berat sel segar naik dengan naiknya konsentrasi asam askorbat dan mencapai optimum pada konsentrasi asam 0,50 mg/l. Kandungan quinone ditentukan dengan menggunakan alat HPCL, dimana kandungan quinone yang paling banyak diperoleh pada konsentrasi asam askorbat 0,50 mg/l yaitu sebesar 0,4030 ppm.Kata kunci: Induksi Sel, Daun Tembakau dan Quinone
Analisis Keberhasilan Program Redesign, Reforestasi dan Reduksi Laju Deforestasi Dalam Pelestarian Hutan di Kabupaten Aceh Besar Teuku Muhammad Zulfikar
Jurnal Biology Education Vol 7, No 2 (2019): Jurnal Biology Education Vol. 7 No. 2 November 2019
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.128 KB) | DOI: 10.32672/jbe.v7i2.3243

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauhmana tingkat keberhasilan kebijakan moratorium logging dalam mewujudkan hutan lestari rakyat Aceh sejahtera. Selain itu tujuan turunannya antara lain adalah untuk menganalisis tingkat keberhasilan program redesign, reforestasi dan reduksi laju deforestasi telah mempengaruhi fungsi ekologi, fungsi ekonomi dan fungsi sosial dalam pelestarian hutan di Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini bersifat explanatory research, menggunakan metode survey dengan teknik pengambilan sampel secara Multy Stage Cluster dengan tiga tahap pengambilan sampel. Penelitian berlangsung di Kecamatan Lhoong, Lembah Seulawah, dan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deksriptif, skala model Likert, Regresi Linier Berganda  dan uji statistik Mann-Whitney test. Sebelum moratorium logging diperoleh variabel pengelolaan hutan (redesign, reforestasi dan reduksi laju deforestasi) atau nilai koefisien determinasi ganda (R2) untuk masing-masing fungsi hutan di Aceh Besar antara lain fungsi ekologi sebesar 5,9%, fungsi ekonomi 6,3% dan fungsi sosial 7% dengan tidak ada variabel bebas yang memiliki hubungan signifikan terhadap ketiga fungsi hutan. Sedangkan setelah moratorium logging diperoleh variabel pengelolaan hutan (redesign, reforestasi dan reduksi laju deforestasi) atau nilai koefisien determinasi ganda (R2) untuk masing-masing fungsi hutan di Aceh Besar antara lain fungsi ekologi sebesar 47,5%, fungsi ekonomi 33,5% dan fungsi sosial 35,7% dengan hubungan yang signifikan untuk variabel reduksi laju deforestasi.
Analisis Keberhasilan Program Redesign, Reforestasi dan Reduksi Laju Deforestasi Dalam Pelestarian Hutan di Kabupaten Aceh Besar Teuku Muhammad Zulfikar
Jurnal Biology Education Vol 7, No 2 (2019): Jurnal Biology Education
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.128 KB) | DOI: 10.32672/jbe.v7i2.3243

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauhmana tingkat keberhasilan kebijakan moratorium logging dalam mewujudkan hutan lestari rakyat Aceh sejahtera. Selain itu tujuan turunannya antara lain adalah untuk menganalisis tingkat keberhasilan program redesign, reforestasi dan reduksi laju deforestasi telah mempengaruhi fungsi ekologi, fungsi ekonomi dan fungsi sosial dalam pelestarian hutan di Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini bersifat explanatory research, menggunakan metode survey dengan teknik pengambilan sampel secara Multy Stage Cluster dengan tiga tahap pengambilan sampel. Penelitian berlangsung di Kecamatan Lhoong, Lembah Seulawah, dan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deksriptif, skala model Likert, Regresi Linier Berganda  dan uji statistik Mann-Whitney test. Sebelum moratorium logging diperoleh variabel pengelolaan hutan (redesign, reforestasi dan reduksi laju deforestasi) atau nilai koefisien determinasi ganda (R2) untuk masing-masing fungsi hutan di Aceh Besar antara lain fungsi ekologi sebesar 5,9%, fungsi ekonomi 6,3% dan fungsi sosial 7% dengan tidak ada variabel bebas yang memiliki hubungan signifikan terhadap ketiga fungsi hutan. Sedangkan setelah moratorium logging diperoleh variabel pengelolaan hutan (redesign, reforestasi dan reduksi laju deforestasi) atau nilai koefisien determinasi ganda (R2) untuk masing-masing fungsi hutan di Aceh Besar antara lain fungsi ekologi sebesar 47,5%, fungsi ekonomi 33,5% dan fungsi sosial 35,7% dengan hubungan yang signifikan untuk variabel reduksi laju deforestasi.
Pengolahan Limbah Wudhu Dengan Reaktor Lahan Basah Buatan dan Saringan Pasir Lambat Bahagia Bahagia; Zulkifli AK; Teuku Muhammad Zulfikar; Muhammad Nizar; Windiara Windiara
Jurnal Nasional Komputasi dan Teknologi Informasi (JNKTI) Vol 4, No 3 (2021): Juni 2021
Publisher : Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik. Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jnkti.v4i3.4586

Abstract

Abstract - Used water ablution is a part of domestic liquid waste with a high rate of water and quality that allows it to be recycled through processing. Used water ablution treatment can be carried out using sand filters and intermittent artificial soil. Used water ablution treatment is carried out using sand filters and intermittent artificial soil. Observations were carried out for 32 days until there was a decrease in used water ablution parameters. The quality parameters measured were TSS, TDS, and DO, used water had a concentration value of TSS = 13.75 mg / L, TDS = 137.4 mg / L, DO = 7.75 mg / L. The results of processing using a combination of TSS sand filter = 70.10% and artificial wetlands showed the efficiency of TSS reduction = 82.69%, processing using a combination of TDS sand filter = 67.54% and artificial wetlands showed an efficiency of decreasing TDS = 70%, processing using DO sand filter combination = 77.16%. Processing ability using a combination of artificial sand and wetland filters has succeeded in reducing the levels of TSS, TDS, and DO because it is able to meet the quality standards set by the government.Keywords: Used water ablution, sand filter, wetland made by TSS, TDS and DO. Abstrak - Air wudhu’’ merupakan air yang dipakai untuk bersuci dari hadas kecil untuk melaksanakan kegiatan ibadah shalat. Sisa dari air wudhu’’ menjadi air bekas wudhu’’ yang menjadi bagian dari limbah cair domestik. Apabila volume air bekas wudhu’’ kualitas besar memungkinkan dilakukan pengolahan air bekas tersebut. Pengolahannya dapat dilakukan dengan menggunakan saringan pasir dan lahan basah buatan. Prosesnya dengan cara mengalirkan air bekas wudhu’’ secara berselang (intermitten). Dilakukan pengamatan selama 32 hari sampai terjadi penurunan parameter air bekas wudhu’’. Pengukuran parameter dilakukan terhadap TSS, TDS, dan DO. Air bekas wudhu’’ memiliki nilai kosentrasi TSS=13,75 mg/L, TDS=137,4 mg/L, DO=7,75 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan menggunakan kombinasi saringan pasir nilai TSS=70,10%, lahan basah buatan terjadi penurunan efisiensi TSS = 82,69%. Penurunan nilai TDS kombinasi saringan pasir sebesar 67,54%, sehingga efisiensi penurunan TDS=70%, nilai kombinasi saringan pasir sebesar DO=77,16%. Pengolahan air bekas wudhu’’ dengan saringan pasir dan lahan basah buatan telah berhasil menurunkan kadar TSS, TDS, dan DO yang memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan pemerintah.Kata kunci : Air bekas, wudhu’’ , saringan pasir, lahan basah, TSS, TDS dan DO.
FITOREMEDIASI METHYLENE BLUE MENGGUNAKAN TUMBUHAN JERINGAU (Acorus calamus) Suhar Suhar; Eka Marya Mistar; Teuku Muhammad Zulfikar
Serambi Journal of Agricultural Technology Vol 4, No 2 (2022): Desember
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/sjat.v4i2.5167

Abstract

Fitoremediasi  merupakan teknologi remediasi hemat biaya yang muncul yang menggunakan tumbuhan untuk menghilangkan zat pencemar.  Methylene blue (MB) adalah salah satu zat yang paling umum digunakan untuk mewarnai kapas dan kain. Pelepasan limbah yang mengandung MB dapat menyebabkan masalah kesehatan dan mencemari biota air. Tumbuhan yang digunakan untuk menyerap MB yaitu jeringau (Acorus calamus). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan daya serap tumbuhan jeringau pada methylene blue. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi methylene blue menurun pada hari ke Sembilan yaitu 0.07 mg/L and 0.71 mg/L. Derajat keasaman (pH) dalam air sampel yaitu 6,0 – 6,7, dan temperatur air sampel yaitu 29 oC.
Adsorpsi Zat Pewarna Metilen Biru Menggunakan Karbon Berpori Teraktivasi NaOH Eka Marya Mistar; Chairul Amni; Ikramullah Zein; Maulinda Maulinda; Teuku Muhammad Zulfikar; Ida Hasmita
Jurnal Serambi Engineering Vol 8, No 3 (2023): Juli 2023
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jse.v8i3.6352

Abstract

Metilen biru (MB) merupakan suatu zat pewarna yang sering digunakan pada proses pewarnaan kapas, kayu dan sutra. Tetapi pembuangan air limbah berwarna tanpa pengolahan yang tepat dapat mengakibatkan berbagai masalah lingkungan. Penggunaan biosorben yang berbeda sebagai adsorben berbiaya rendah alternatif dalam menghilangkan MB telah dipelajari dan dikaji secara luas, termasuk kapasitas adsorpsi dan kondisi eksperimentalnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adsorpsi methylene blue pada karbon aktif. Dalam penelitian ini, karbon aktif yang diproduksi dari bambu kuning teraktivasi NaOH digunakan sebagai biosorben untuk menyerap MB dari media berair. Karbon aktif dimasukkan ke dalam kolom unggun tetap dengan variasi laju alir larutan MB yaiut 5 mL/menit dan 10 mL/menit. Hasil adsorpsi mengindikasikan bahwa daya serap MB tertinggi yaitu 8.23 mg/L pada laju alir 5 mL/menit pada waktu adsorpsi menit ke 100.
Adsorpsi Zat Pewarna Metilen Biru Menggunakan Karbon Berpori Teraktivasi NaOH Eka Marya Mistar; Chairul Amni; Ikramullah Zein; Maulinda Maulinda; Teuku Muhammad Zulfikar; Ida Hasmita
Jurnal Serambi Engineering Vol 8, No 3 (2023): Juli 2023
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jse.v8i3.6352

Abstract

Metilen biru (MB) merupakan suatu zat pewarna yang sering digunakan pada proses pewarnaan kapas, kayu dan sutra. Tetapi pembuangan air limbah berwarna tanpa pengolahan yang tepat dapat mengakibatkan berbagai masalah lingkungan. Penggunaan biosorben yang berbeda sebagai adsorben berbiaya rendah alternatif dalam menghilangkan MB telah dipelajari dan dikaji secara luas, termasuk kapasitas adsorpsi dan kondisi eksperimentalnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adsorpsi methylene blue pada karbon aktif. Dalam penelitian ini, karbon aktif yang diproduksi dari bambu kuning teraktivasi NaOH digunakan sebagai biosorben untuk menyerap MB dari media berair. Karbon aktif dimasukkan ke dalam kolom unggun tetap dengan variasi laju alir larutan MB yaiut 5 mL/menit dan 10 mL/menit. Hasil adsorpsi mengindikasikan bahwa daya serap MB tertinggi yaitu 8.23 mg/L pada laju alir 5 mL/menit pada waktu adsorpsi menit ke 100.
Pengolahan Limbah Wudhu Dengan Reaktor Lahan Basah Buatan dan Saringan Pasir Lambat Bahagia Bahagia; Zulkifli AK; Teuku Muhammad Zulfikar; Muhammad Nizar; Windiara Windiara
Jurnal Nasional Komputasi dan Teknologi Informasi (JNKTI) Vol 4, No 3 (2021): Juni 2021
Publisher : Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik. Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jnkti.v4i3.4586

Abstract

Abstract - Used water ablution is a part of domestic liquid waste with a high rate of water and quality that allows it to be recycled through processing. Used water ablution treatment can be carried out using sand filters and intermittent artificial soil. Used water ablution treatment is carried out using sand filters and intermittent artificial soil. Observations were carried out for 32 days until there was a decrease in used water ablution parameters. The quality parameters measured were TSS, TDS, and DO, used water had a concentration value of TSS = 13.75 mg / L, TDS = 137.4 mg / L, DO = 7.75 mg / L. The results of processing using a combination of TSS sand filter = 70.10% and artificial wetlands showed the efficiency of TSS reduction = 82.69%, processing using a combination of TDS sand filter = 67.54% and artificial wetlands showed an efficiency of decreasing TDS = 70%, processing using DO sand filter combination = 77.16%. Processing ability using a combination of artificial sand and wetland filters has succeeded in reducing the levels of TSS, TDS, and DO because it is able to meet the quality standards set by the government.Keywords: Used water ablution, sand filter, wetland made by TSS, TDS and DO. Abstrak - Air wudhu’’ merupakan air yang dipakai untuk bersuci dari hadas kecil untuk melaksanakan kegiatan ibadah shalat. Sisa dari air wudhu’’ menjadi air bekas wudhu’’ yang menjadi bagian dari limbah cair domestik. Apabila volume air bekas wudhu’’ kualitas besar memungkinkan dilakukan pengolahan air bekas tersebut. Pengolahannya dapat dilakukan dengan menggunakan saringan pasir dan lahan basah buatan. Prosesnya dengan cara mengalirkan air bekas wudhu’’ secara berselang (intermitten). Dilakukan pengamatan selama 32 hari sampai terjadi penurunan parameter air bekas wudhu’’. Pengukuran parameter dilakukan terhadap TSS, TDS, dan DO. Air bekas wudhu’’ memiliki nilai kosentrasi TSS=13,75 mg/L, TDS=137,4 mg/L, DO=7,75 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan menggunakan kombinasi saringan pasir nilai TSS=70,10%, lahan basah buatan terjadi penurunan efisiensi TSS = 82,69%. Penurunan nilai TDS kombinasi saringan pasir sebesar 67,54%, sehingga efisiensi penurunan TDS=70%, nilai kombinasi saringan pasir sebesar DO=77,16%. Pengolahan air bekas wudhu’’ dengan saringan pasir dan lahan basah buatan telah berhasil menurunkan kadar TSS, TDS, dan DO yang memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan pemerintah.Kata kunci : Air bekas, wudhu’’ , saringan pasir, lahan basah, TSS, TDS dan DO.
Proses Induksi Sel Daun Tembakau (Nicotiana Tabacum) Teuku Muhammad Zulfikar
Jurnal Nasional Komputasi dan Teknologi Informasi (JNKTI) Vol 4, No 1 (2021): Februari 2021
Publisher : Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik. Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jnkti.v4i1.2758

Abstract

Abstrak-Proses pemeliharaan sel tumbuhan saat ini sudah sering dilakukan, salah satunya adalah proses induksi sel daun tembakau (Nicotiana tabacum). Dari induksi sel daun tembakau dapat dihasilkan berbagai produk, diantaranya adalah quinone. Proses ini banyak dilakukan karena disamping produk yang dihasilkan lebih murni, keutuhan sifat quinone juga dapat terjaga. Selain itu bahan baku yang digunakan tersedia dengan cukup. Suplai oksigen yang rendah sangat efektif untuk meningkatkan produksi quinone. Untuk mengurangi suplai oksigen yang masuk dapat digunakan asam askorbat sebagai anti oksidan karena senyawa ini mudah bereaksi dengan oksigen. Callus dipindahkan ke medium cair yang telah ditambahkan dengan asam askorbat. Pertumbuhan sel dalam medium cair diamati melalui berat sel segar yang diperoleh, dimana berat sel segar naik dengan naiknya konsentrasi asam askorbat dan mencapai optimum pada konsentrasi asam 0,50 mg/l. Kandungan quinone ditentukan dengan menggunakan alat HPCL, dimana kandungan quinone yang paling banyak diperoleh pada konsentrasi asam askorbat 0,50 mg/l yaitu sebesar 0,4030 ppm.Kata kunci: Induksi Sel, Daun Tembakau dan Quinone