ABSTRAK Seni badawang merupakan salah satu bentuk kesenian rakyat yang hidup dan berkembang di wilayah Jawa Barat, khususnya di daerah Kabupaten Bandung. Pada awalnya, kesenian badawang khususnya di Rancaekek diperkenalkan oleh seniman bernama Pak Een Rachmat. Kemudian Pak Een Rachmat mendirikan Lingkung Seni Tumaritis sebagai wadah seniman badawang di Rancaekek. Saat ini kesenian badawang dilanjutkan oleh generasi penerusnya yang merupakan anggota grup Tumaritis untuk dapat mempertahankan kesenian badawang sebagai warisan budaya. Seiring perkembangannya, kesenian badawang yang semakin dikenal juga memberi pengaruh terhadap hadirnya grup kesenian badawang yang baru di Rancaekek. Regenerasi itu berlangsung sebagai salah satu usaha untuk dapat mempertahankan dan mengembangkan kesenian tersebut. Tulisan ini, merupakan deskripsi analisis dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun teori yang digunakan, yaitu teori pewarisan budaya. Temuan dari hasil penelitian ini yaitu, membahas hasil model pewarisan budaya dari Lingkung Seni Tumaritis dengan transmisi vertikal, transmisi horizontal, dan transmisi miring. Proses pewarisan kesenian ini dilakukan menggunakan konsep internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi. Ada pun beberapa faktor internal dan eksternal sebagai pendukung ataupun penghambat dalam proses pewarisan seni badawang. Kata Kunci: Kesenian Badawang, Lingkung Seni Tumaritis, dan Pewarisan Budaya ABSTRACT Badawang art is a form of folk art that lives and develops in the West Java region, especially in the Bandung Regency area. At first, badawang art, especially in Rancaekek, was introduced by an artist named Pak Een Rachmat. Then Mr. Een Rachmat founded the Tumaritis Art Circle as a forum for badawang artists in Rancaekek. Currently badawang art is continued by the next generation who are members of the Tumaritis group to be able to maintain badawang art as a cultural heritage. Along with its development, the art of badawang which is increasingly recognized also has an influence on the presence of a new badawang art group in Rancaekek. The regeneration takes place as one of the efforts to be able to maintain and develop the arts. This paper is a description of the analysis using qualitative research methods. The theory used is the theory of cultural transmission. The findings of this study are discussing the results of the cultural inheritance model from the Lingkung Seni Tumaritis with vertical transmission, horizontal transmission, and oblique transmission. The process of art inheritance is carried out using the concepts of internalization, socialization, and enculturation. There are also several internal and external factors that support or hinder the process of inheriting the art of badawang. Keywords: Badawang Art, Lingkung Seni Tumaritis, Cultural Transmission.