Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL)PADA KONSEP JAMUR DI KELAS X Cahya, Cahya
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 17, No 2 (2017): BAHASA, BUDAYA DAN PEMBELAJARAN
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpp.v17i2.8250

Abstract

Lembaga pendidikan formal dalam hal ini sekolah, memiliki peranan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, dalam mencapai tujuan tersebut permasalahan yang sering terjadi adalah bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan,diantaranya mengenaipencapaian prestasi belajar yang diperoleh peserta didik.Begitu juga yang terjadi di SMA Pasundan 3 Bandung, Berdasarkan informasi dari guru mata pelajaran biologi sekitar 50% lebih,peserta didik mendapatkan nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada materi jamur.Penulis untuk menjawab masalah tersebut, akan melakukan sebuah penelitian terhadappenerapan model Problem Based Learning(PBL) pada pelajaran Biologi materi jamur, dengan tujuan untuk mengetahui: 1) hasil belajar peserta didik sebelum diterapkannya penggunan Lembar Kerja Siswa(LKS) berbasis PBL; 2) sikap peserta didik terhadap proses pembelajaran menggunakan LKS berbasis PBL; 3) aktivitaspeserta didik selama proses pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis PBL; 4) penilaian dokumen RPP guru dalam penerapan LKS berbasis PBL; 5) pelaksanaan pembelajaran guru selama menggunakan LKS berbasis PBL; 6)hasil belajar peserta didik setelah diterapkannya LKS berbasis PBL. Penelitian ini menggunakan metodePre-Experimental Designs, pada rancangan penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah penerapan model pembelajaran LKS berbasis PBL dan variabel terikatnya adalah hasil belajar peserta didik. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Hasil belajar peserta didik sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan LKS yang berbasis PBL pada konsep materi jamur masih tergolong rendah, dengan nilai rata-rata di kelas eksperimen pada saat pretestyang hanya mencapai 34; 2) sikap yang dihasilkandari proses pembelajaran menggunakan LKS berbasis PBL dapat meningkatkan respon peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung; 3) pembelajaran dengan menggunakan LKS yang berbasis PBLdapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik yaitu mencapai nilai rata-rata sebesar 88 dengan kriteria sangat baik; 4) penilaian dokumen RPP guru dalam penerapan LKS berbasis PBLmendapatkan hasil yang memuaskan yaitu 94; 5) hasil aktivitas guru selama pembelajaran diperoleh nilai ratarata sebesar 94 yang termasuk kedalam kriteria sangat baik,sehingga pembelajaran PBL merupakan metode yang tepat dalam memenuhi peran dan aktivitas guru selama pembelajaran; 6) terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik setelah mendapatkan pembelajaran PBL pada konsep jamur,dengan nilai rata-ratapretest sebesar 34 dan nilai rata-rata post-test 89 dengan indeks N-gain sebesar 0,77% yang termaksud pada kategori tinggi. Perbedaan hasil pembelajaran tersebut juga ditunjukan pula oleh hasil analisis uji t dimana t hitung = 15,76 yang lebih besar dari pada ttabel = 2,01 pada taraf signifikan 1% atau α = 0,01. Maka pengetahuan awal pretestpeserta didik dan pengetahuan akhir post-testpeserta didik menunjukkan perbedaan yang signifikan (berbeda nyata).
Konsep “Nyari” dalam Ranah Estetika Pertunjukan Wayang Golek Cahya, Cahya; Haryono, Timbul; Soetarno, Soetarno
PANGGUNG Vol 22, No 4 (2012): Dimensi Sejarah, Transformasi, dan Diseminasi Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v22i4.67

Abstract

ABSTRACTThis paper is a part (portion) of one topic of dissertation research by the author as a preparation for the final exams of doctoral program. The focus of the study in this paper is directed to study aspects of the aesthetic values of the elements contained in the puppet show as a puppeteer working area in performing his style. The aesthetic analytical theory which is used in this study is the concept of "Nyari" that may indicate the value or aesthetic qualities of an art work. The aesthetic reality that can be found in the form of a working of a puppet show as the result of the puppeteer creative manner, indicates the wealth of traditional values as a priceless source of artistic inspiration for the artists-creators.Keywords: Wayang Golek, concept of “Nyari”, performance working ABSTRAKTulisan ini merupakan sempalan (bagian) dari salah satu topik bahasan hasil penelitian disertasi yang penulis lakukan sebagai bahan persiapan menempuh ujian akhir program doktor. Fokus pengkajian pada tulisan ini diarahkan kepada aspek penelaahan nilai-nilai estetik yang terdapat pada unsur-unsur pertunjukan wayang golek sebagai aspek wilayah garap dalang dalam menyajikan gaya pertunjukannya. Pisau bedah analisis estetik yang dijadikan pemberangkatan pada pengkajian ini adalah konsep “nyari” yang dapat menunjukkan nilai atau kualitas estetik dari sebuah karya seni. Realitas estetik yang dapat dijumpai pada bentuk garap pertunjukan wayang hasil dari olah kreatif seorang dalang tersebut, mengindikasikan kekayaan nilai-nilai tradisi sebagai sumber inspirasi berkesenian bagi para seniman-kreator yang tak ternilaikan keberadaannya.Kata kunci: wayang golek, konsep “nyari”, dan garap pertunjukan
Konsep “Nyari” dalam Ranah Estetika Pertunjukan Wayang Golek Cahya, Cahya; Haryono, Timbul; Soetarno, Soetarno
PANGGUNG Vol 22, No 4 (2012): Dimensi Sejarah, Transformasi, dan Diseminasi Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.569 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v22i4.67

Abstract

ABSTRACTThis paper is a part (portion) of one topic of dissertation research by the author as a preparation for the final exams of doctoral program. The focus of the study in this paper is directed to study aspects of the aesthetic values of the elements contained in the puppet show as a puppeteer working area in performing his style. The aesthetic analytical theory which is used in this study is the concept of "Nyari" that may indicate the value or aesthetic qualities of an art work. The aesthetic reality that can be found in the form of a working of a puppet show as the result of the puppeteer creative manner, indicates the wealth of traditional values as a priceless source of artistic inspiration for the artists-creators.Keywords: Wayang Golek, concept of “Nyari”, performance working ABSTRAKTulisan ini merupakan sempalan (bagian) dari salah satu topik bahasan hasil penelitian disertasi yang penulis lakukan sebagai bahan persiapan menempuh ujian akhir program doktor. Fokus pengkajian pada tulisan ini diarahkan kepada aspek penelaahan nilai-nilai estetik yang terdapat pada unsur-unsur pertunjukan wayang golek sebagai aspek wilayah garap dalang dalam menyajikan gaya pertunjukannya. Pisau bedah analisis estetik yang dijadikan pemberangkatan pada pengkajian ini adalah konsep “nyari” yang dapat menunjukkan nilai atau kualitas estetik dari sebuah karya seni. Realitas estetik yang dapat dijumpai pada bentuk garap pertunjukan wayang hasil dari olah kreatif seorang dalang tersebut, mengindikasikan kekayaan nilai-nilai tradisi sebagai sumber inspirasi berkesenian bagi para seniman-kreator yang tak ternilaikan keberadaannya.Kata kunci: wayang golek, konsep “nyari”, dan garap pertunjukan
TRADISI RITUAL PENJAMASAN JIMAT DI DESA KALISALAK, KABUPATEN BANYUMAS (TAFSIR ATAS SIMBOL DAN MAKNA) Smara, Affiat Mijil Candra; Cahya, Cahya; Suryamah, Dede
Jurnal Budaya Etnika Vol 8, No 1 (2024): GERAKAN UJUNGBERUNG REBELS, ANTROPOLOGI NOSTALGIA, DAN MEME LIRIK HAREUDANG PASU
Publisher : Institute of Indonesia Arts and Culture (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/jbe.v8i1.1647

Abstract

ABSTRAK Dalam penelitian ini penulis membahas mengenai simbol dan makna pada tradisi ritual Penjamasan Jimat di desa Kalisalak, Kabupaten Banyumas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik. Analisis penelitian menggunakan teori interpretatif simbolik Geertz terhadap simbol dan makna pada jimat yang di jamas. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan prosesi penjamasan, simbol dan makna ritual Penjamasan Jimat, dan manfaat ritual bagi kehidupan masyarakat. Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat menambah perkembangan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang Antropologi Budaya. Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi masyarakat sekitar tentang sejarah, simbol, serta makna upacara ritual tradisi Penjamasan Jimat dimana dapat dijadikan sebagai suatu bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan pada akhirnya bisa dipahami bahwa upacara tradisi ini adalah suatu bentuk pelestarian dan rasa menghargai pada peninggalan nenek moyang untuk tetap dijaga bersama. Hasil penelitian menemukan adanya simbol dan makna di setiap bagian baik artefak jimatnya maupun sarana rritualnya, terungkap adanya manfaat dari ritual penjamasan. Kata kunci: Penjamasan Jimat, Interpretatif Simbolik, Makna, Manfaat Bagi Masyarakat ABSTRACT In this study, the author discusses the symbols and meanings of the Penjamasan Jimat ritual tradition in the village of Kalisalak, Banyumas Regency. This research uses descriptive analytic method. The research analysis uses Geertz's symbolic interpretive theory of the symbols and meanings of the amulets in the jamas. The purpose of this study is to describe the penjamasan procession, the symbol and meaning of the talisman penjamasan ritual, and the benefits of the ritual for people's lives. The benefits of this research are expected to increase the development of science, especially in the field of Cultural Anthropology. The practical benefits of this research are expected to provide benefits to the surrounding community regarding the history, symbols, and meanings of the traditional ritual ceremony of the talisman penjamasan which can be used as a form of gratitude to God Almighty and in the end it can be understood that this traditional ceremony is a form of preservation. and a sense of respect for the heritage of our ancestors to be maintained together. The results of the study found that there were symbols and meanings in each part of both the talisman artefact and the ritual means, revealing the benefits of the penjamasan ritual. Keywords: Penjamasan Jimat, Interpretative Symbolic, Meaning, Benefits for Society.
KESENIAN BADAWANG DAN PERKEMBANGANNYA (KECAMATAN RANCAEKEK, KABUPATEN BANDUNG) Aji, Risnandi; Cahya, Cahya
Jurnal Budaya Etnika Vol. 8 No. 2 (2024): ETNOGRAFI BUDAYA DAN SUBBUDAYA DI KOTA-KOTA INDONESIA
Publisher : Institute of Indonesia Arts and Culture (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/jbe.v8i2.1999

Abstract

ABSTRAK Seni badawang merupakan salah satu bentuk kesenian rakyat yang hidup dan berkembang di wilayah Jawa Barat, khususnya di daerah Kabupaten Bandung. Pada awalnya, kesenian badawang khususnya di Rancaekek diperkenalkan oleh seniman bernama Pak Een Rachmat. Kemudian Pak Een Rachmat mendirikan Lingkung Seni Tumaritis sebagai wadah seniman badawang di Rancaekek. Saat ini kesenian badawang dilanjutkan oleh generasi penerusnya yang merupakan anggota grup Tumaritis untuk dapat mempertahankan kesenian badawang sebagai warisan budaya. Seiring perkembangannya, kesenian badawang yang semakin dikenal juga memberi pengaruh terhadap hadirnya grup kesenian badawang yang baru di Rancaekek. Regenerasi itu berlangsung sebagai salah satu usaha untuk dapat mempertahankan dan mengembangkan kesenian tersebut. Tulisan ini, merupakan deskripsi analisis dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun teori yang digunakan, yaitu teori pewarisan budaya. Temuan dari hasil penelitian ini yaitu, membahas hasil model pewarisan budaya dari Lingkung Seni Tumaritis dengan transmisi vertikal, transmisi horizontal, dan transmisi miring. Proses pewarisan kesenian ini dilakukan menggunakan konsep internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi. Ada pun beberapa faktor internal dan eksternal sebagai pendukung ataupun penghambat dalam proses pewarisan seni badawang. Kata Kunci: Kesenian Badawang, Lingkung Seni Tumaritis, dan Pewarisan Budaya   ABSTRACT Badawang art is a form of folk art that lives and develops in the West Java region, especially in the Bandung Regency area. At first, badawang art, especially in Rancaekek, was introduced by an artist named Pak Een Rachmat. Then Mr. Een Rachmat founded the Tumaritis Art Circle as a forum for badawang artists in Rancaekek. Currently badawang art is continued by the next generation who are members of the Tumaritis group to be able to maintain badawang art as a cultural heritage. Along with its development, the art of badawang which is increasingly recognized also has an influence on the presence of a new badawang art group in Rancaekek. The regeneration takes place as one of the efforts to be able to maintain and develop the arts. This paper is a description of the analysis using qualitative research methods. The theory used is the theory of cultural transmission. The findings of this study are discussing the results of the cultural inheritance model from the Lingkung Seni Tumaritis with vertical transmission, horizontal transmission, and oblique transmission. The process of art inheritance is carried out using the concepts of internalization, socialization, and enculturation. There are also several internal and external factors that support or hinder the process of inheriting the art of badawang. Keywords: Badawang Art, Lingkung Seni Tumaritis, Cultural Transmission.
Analisis Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Kinerja Di Roti Yu Bandung Salma, Adinda; Cahya, Cahya; Maulaya, Mustahgiridho; Assani, Silmi; Salsabila, Taraska
AGILITY: Jurnal Lentera Manajemen Sumber Daya Manusia Vol 3 No 01 (2025): Februari 2025
Publisher : Lentera Ilmu Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59422/lmsdm.v3i01.681

Abstract

Penelitian ini mengkaji hubungan antara gaya kepemimpinan, motivasi karyawan, dan kinerja di Roti Yu Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan gaya kepemimpinan spesifik yang digunakan oleh Roti Yu, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi karyawan, dan menilai dampak faktor-faktor tersebut terhadap kinerja secara keseluruhan. Pendekatan penelitian kualitatif diadopsi, yang melibatkan wawancara mendalam dengan pendiri dan karyawan. Temuan menunjukkan bahwa Roti Yu terutama mengadopsi gaya kepemimpinan demokratis, menumbuhkan lingkungan kerja yang positif dan keterlibatan karyawan. Gaya ini, dikombinasikan dengan fokus pada pengembangan karyawan dan budaya seperti keluarga, telah berkontribusi pada peningkatan motivasi karyawan dan kinerja secara keseluruhan. Namun, tantangan seperti keseimbangan kehidupan kerja dan kebutuhan akan sistem evaluasi kinerja yang lebih formal juga diidentifikasi. Studi ini menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan yang demokratis, ditambah dengan lingkungan kerja yang mendukung, dapat secara signifikan meningkatkan motivasi karyawan. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa perusahaan dengan struktur kepemimpinan serupa dapat mempertimbangkan penerapan gaya kepemimpinan demokratis untuk meningkatkan keterlibatan dan produktivitas karyawan.
THE INFLUENCE OF PUBLIC PERCEPTION OF SERVICE QUALITY ON THE UTILIZATION OF PRIMARY HEALTH SERVICES AT SIMALINGKAR COMMUNITY HEALTH CENTER IN 2025 Cahya, Cahya; Julianty.S, Ristika; Tanjung, Widia Astuti
Benih : Journal of Midwifery Vol. 4 No. 01 (2025): Benih : Journal of Midwifery
Publisher : Cattleya Darmaya Fortuna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54209/benih.v4i01.329

Abstract

Simalingkar Health Center is one of the facilities closest to the community, which is equipped with professional health workers. This study aims to determine the factors of service quality according to community perceptions that influence the utilization of basic health services at Simalingkar Health Center. The study was conducted in March - May 2025. This study is an explanatory research type with a cross-sectional approach while the population is the entire population in the Simalingkar Health Center work area with a sample of 72 people taken by random sampling. From the results of univariant & bivariate analysis using linear regression tests that there is a significant effect of service comfort on the utilization of basic health services p (0.000), there is an effect of service information on the utilization of basic health services p (0.009), while service continuity p (0.394), service efficiency p (0.391), and security p (0.480) and human rights in service p (0.685) do not affect the utilization of basic health services at Simalingkar Health Center. The seven dimensions assessed in this study were stated as moderate (continuity, efficiency, security, human rights, comfort, access and information). There is a need to improve the quality of service, especially in the areas of service comfort, service information, service access, without ignoring the other 4 dimensions (continuity, efficiency, security, human rights) in health services in order to realize quality health services as expected to create a prosperous society.
MOTHER'S BEHAVIORAL FACTORS REGARDING UMBILICAL CORD CARE IN INFANTS AGED 0-14 DAYS AT DELIMA BELAWAN CLINIC IN 2025 Siregar, Julaiha; Cahya, Cahya; Julianty.S, Ristika
Benih : Journal of Midwifery Vol. 4 No. 01 (2025): Benih : Journal of Midwifery
Publisher : Cattleya Darmaya Fortuna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54209/benih.v4i01.330

Abstract

In 2022, WHO (World Hearth Organization) found that infant mortality rate was 560,000 caused by umbilical cord infection. In Southeast Asian countries, it is estimated that there are 220,000 infant deaths caused by unclean umbilical cord care. Umbilical cord care is to treat and tie the umbilical cord which causes physical separation of mother and baby. Then, the umbilical cord is treated in a clean condition and free from umbilical cord infection. Good and correct umbilical cord care will have a positive impact, namely the umbilical cord will "fall off" on the 5th to 7th day without any complications, while the negative impact of improper umbilical cord care is that the baby will experience neonatal tetanus and can result in death. The study was conducted in February – April 2025. This study is an Analytical Correlation study, namely to determine the mother's knowledge about umbilical cord care in babies aged 0-14 days. The population in this study were all postpartum mothers who had babies aged 0-14 days at the Delima clinic with 30 respondents. From the results of the study conducted, it can be concluded that from 30 respondents who had good knowledge, there were 6 respondents (20%), who had sufficient knowledge, 11 respondents (36.67%) and who had poor knowledge, 13 respondents (43.33%). It is expected that health workers, especially midwives, will provide counseling on umbilical cord care for babies aged 0-14 days.
Community Service in Quality of Service for Utilization of Basic Health Services in Medan Tuntungan District cahya, Cahya; Julianty.S, Ristika; Tanjung, Widia Astuti
Benih : Journal of Midwifery Vol. 4 No. 01 (2025): Benih : Journal of Midwifery
Publisher : Cattleya Darmaya Fortuna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54209/benih.v4i01.334

Abstract

Utilization of Health Centers can be interpreted as a concept that is applied to provide services in the long term and continuously carried out to the community. As the most basic need. The purpose of this Community Service Program is to see Community Education About the Utilization of Health Centers in Optimizing Public Health Services in Medan Tuntungan District. Based on the results of a survey conducted on June 17, 2025 at the Medan Tuntungan. District Increasing Public Awareness by Providing an understanding to the community about the importance of utilizing health center services to improve their health and welfare. Building Community Independence in Health by Encouraging the community to be more independent in maintaining their health, by utilizing health center services as partners in maintaining health. This service reveals that Health services have a very important role in maintaining public health, especially when sick, where the community's need for health services will be met and health financing will be more secure with health insurance.
Community Empowerment in Postpartum Mothers' Behavior Regarding Umbilical Cord Care in Babies Aged 0-14 Days in Ladang Bambu Village, Medan Tuntungan District Siregar, Julaiha; Cahya, Cahya; Julianty.S, Ristika
Benih : Journal of Midwifery Vol. 4 No. 01 (2025): Benih : Journal of Midwifery
Publisher : Cattleya Darmaya Fortuna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54209/benih.v4i01.335

Abstract

Umbilical cord care is a care process that aims to care for the umbilical cord of a newborn baby to keep it dry and prevent infection. Improper umbilical cord care techniques will cause umbilical cord infection. The principle of umbilical cord care is to keep the umbilical cord dry, not wet and clean, therefore, it is not recommended to apply any material to the umbilical cord. Good umbilical cord care is one of the efforts to prevent neonatal infection. The purpose of this empowerment is to find out about umbilical cord care with the open method and the sterile gauze method on the length of umbilical cord release. Based on the results of a survey conducted on May 8, 2025 in Ladang Bambu Village, Medan. The methods used in the series of stages include counseling/education Health education. Providing material in the form of an understanding of the umbilical cord, how to care for the umbilical cord with the open method, how to care for the umbilical cord with the sterile gauze method. The results achieved after participating in community empowerment and discussion in Ladang Bambu Village, Medan Tuntungan District to find out about umbilical cord care with the open method and the sterile gauze method.