Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pengaruh Penambahan Cinnamon Essensial Oil Pada Edible Coating Kitosan Terhadap Umur Simpan Fillet Ikan Kakap Merah Jeny Ernawati Tambunan; Anies Chamidah
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 5, No 2 (2021): JFMR VOL 5 NO.2
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.02.11

Abstract

Kitosan adalah polisakarida alami hasil dari proses deasetilasi dari yang juga memiliki potensi digunakan dalam food packaging sepertiedible film dan edible coating karena memiliki polimer hidrokoloid yang bersifat antioksidan, antimikroba, dan merupakan barrier yang baik terhadap oksigen. Salah satu kandungan kayu manis adalah minyak atsiri. Minyak atsiri dapat ditambhakan pada edible coating  sebagai antimikroba. Tujuan penelitain ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan cinnamon essential oil pada edible coating kitosan terhadap umur simpat filletikan kakap merah. Rancangan percobaan pada penelitian ini menggunakan RAL   (Rancangan Acak Lengkap sederhana. Fillet ikan kakap merah diberikan tiga perlakuan yaitu: tanpa coating, coating tanpa penambahan cinnamon essential oil, dan coating dengan kombinasi 1.5 gram kitosan dan 1.5 % cinnamon essential oil. Hasil penelitian menunjukan Penambahan cinnamon essential oil pada edible coating kitosan memberikan pengaruh terhadap kualitas fillet ikan kakap merah selama masa penyimpanan dilihat dari parameter  TPC, TVB dan pH. Fillet yang dilapisi dengan edible coating kitosan dengan penambahan cinnamon essential oil masih layak dikonsumsi sampai dengan penyimpanan hari ke 9 dengan nilai TPC Log 5,7, TVB 30,33 mgN/100g dan pH 6,53. 
KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK ABON IKAN TUNA (Thunnus sp.) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG Sulistiyati, Titik Dwi; Tambunan, Jeny Ernawati; Hardoko, Mr.; Suprayitno, Eddy; Sasmito, Bambang Budi; Chamidah, Anies; Panjaitan, Mikchaell Alfanov Pardamean; Djamaludin, Heder; Putri, Luh Ayu Hesa Frida Nanda; Kusuma, Zulfia Rifka Ayu
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 6 No. 1 (2022): JFMR on April
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2022.006.01.2

Abstract

Ikan tuna mengandung gizi yang tinggi yaitu protein 22,6 – 26 gram/100 gram dan lemak 0,2- 2,7 gram/100 gram dengan proporsi 50-60% bagian tubuh dapat dikonsumsi. Dengan kandungan gizi ini, ikan tuna berpotensi diolah menjadi berbagai produk olahan salah satunya adalah abon ikan. Abon ikan memiliki daya simpan (shelf-life) yang relatif lama, yaitu selama 50 hari pada suhu kamar. Namun, abon ikan masih memiliki kekurangan yakni rendahnya kadar serat. Alternatif sumber serat yang dapat ditambahkan adalah jantung pisang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 taraf penambahan jantung pisang yaitu 20%, 25% dan 30% dengan 3 ulangan. Uji yang dilakukan adalah organoleptik untuk mengetahui tingkat kesuakaan panelis terhadap produk abon ikan. Uji organoleptik menggunakan 4 parameter yaitu penampakan, tektur, aroma dan rasa. Hasil perlakuan terbaik berdasarkan keempat parameter tersebut adalah konsentrasi penambahan jantung pisang sebanyak 25% dengan nilai kenampakan 4,067; aroma 3,956; tekstur 4,589; rasa 4,344 dan dengan penerimaan keseluruhan 4,389. Kata kunci: Abon ikan, Jantung pisang, Tuna
AKTIVITAS ANTIMIKROBIA EKSTRAK Padina gymnospora TERHADAP FILLET IKAN TENGGIRI (Scomberomorus commerson) PADA SUHU DINGIN SELAMA PENYIMPANAN 9 HARI Chamidah, Anies; Burhana, Gaby Shinta
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 6 No. 1 (2022): JFMR on April
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2022.006.01.16

Abstract

Fillet ikan segar merupakan produk yang tergolong perisable food yaitu bahan pangan yang mudah rusak. Penjualan  fillet ikan umumnya dilakukan hanya di outlet-outlet supermarket yang ada fasilitas pendinginan yang sangat memadahi yang tentunya membutuhkan modal besar. Untuk memasyarakatkan “gemar makan ikan” maka harus dilakukan terobosan-terobosan inovatif, supaya pemasaran ikan dapat sampai menembus daerah atau kampung-kampung salah satunya adalah penjualan ikan-ikan yang tergolong eksklusif dengan harga yang relative “miring” karena fasilitas yang digunakan lebih sederhana tetapi tidak mengurangi kualitas produknya. Salah satu penyebab kerusakan ikan adalah adanya mikroorganisme pembusuk, alternative yang ditawarkan adalah dengan menambahkan zat antimikroba yang aman. Rumput  laut Padina gymnospora mengandung zat antimikroba. Oleh  karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh zat antimikroba/antibakteri ekstrak P. gymnospora pada perlakuan lama masa simpan fillet ikan tenggiri segar. Denga harapan  masa simpannya lebih lama dengan kualitas tetap terjaga.Tahap pertama yang dilakukan adalah mencari konsentrasi terbaik ekstrak P. gymnospora dengan uji antibakteri pada bakteri Salmonella sp. dan Escerichia coli, dan diperoleh konsentrasi terbaik yaitu700mg/ml. Selanjutnya  tahap kedua, ekstrak diaplikasikan pada fillet ikan tenggiri dan dilakukan penyimpanan yang dibandingkan dengan kontrol (tanpa penambahan ekstrak P. gymnospora) dan disimpan selama 9 hari dan setiap 3 hari  dilakukan pengamatan mutu ikan. Meliputi  TVBN, pH, TPC dan Organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan beda nyata (p<0,05) antara fillet yang ditambahi ekstrak dan tanpa ekstrak. Ekstrak P. gmnospora mampu mempertahankan kesegaran fillet ikan tenggiri yang disimpan pada suhu dingin ±4 ºC dengan es batu mampu bertahan selama 6 hari dibandingkan dengan fillet ikan tenggiri tanpa diberi ekstrak Padina gmnospora hanya bertahan selama 3 hari. 
PENGARUH PENAMBAHAN ANGKAK DAN SENDAWA TERHADAP KARAKTERISTIK MIKROBIOLOGI DAN FISIKOKIMIA SE’I TUNA: THE EFFECT OF ADDITIONAL ANGKAK AND SALTPETRE ON SE'I TUNA MICROBIOLOGICAL AND PHYSICOCHEMICAL CHARACTERISTICS Tambunan, Jeny Ernawati; Suprayitno, Eddy; Djamaludin, Heder; Hardoko, Hardoko; Dwi Sulistiyati, Titik; Chamidah, Anies; Yunita, Yunita; Dewi Sinta Wati
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 7 No. 3 (2023): JFMR on November
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2023.007.03.3

Abstract

Ikan tuna merupakan sumber pangan hewani yang banyak dibutuhkan manusia karena kandungan proteinnya yang tinggi. Umumnya, ikan kaya akan kandungan air dan protein yang tinggi, hal ini menjadikan ikan bersifat perishable sehingga rentan mengalami kemunduran mutu. Pengasapan merupakan salah satu cara untuk mengawetkan ikan. Se’i merupakan makanan khas Indonesia-yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) diolah dan diawetkan mirip seperti ikan asap. Sendawa atau saltpetre digunakan pada pembuatan se’i sebagai penghasil warna merah, memberikan rasa yang khas, mengurangi pengerutan pada daging selama proses pengasapan dan memperpanjang umur simpan se’i. Namun, warna merah yang dihasilkan saltpetre kurang memuaskan, sehingga perlu pengembangan warna merah pada se’i yaitu dengan pemanfaatan angkak sebagai penghasil warna alami. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 faktor yaitu lama perendaman dalam larutan campuran angkak sendawa (0,3,6 jam) dan lama penyimpanan pada suhu ruang (0,3,6,9 hari) dengan menggunakan 3 kali ulangan. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA). Perlakuan terbaik adalah perendaman pada angkak sendawa selama 6 jam dengan karakteristik TPC sebesar 3.86 log CFU/g (7.24x103 CFU/g), angka kapang khamir sebesar 1.51 log CFU/g (3.24x101 CFU/g), dan TBA sebesar 0.22 mg malondialdehid/kg.   Tuna is an animal food source that is much needed by humans because of its high protein content. Generally, fish is rich in water and high protein content, this makes the fish perishable so it is susceptible to quality deterioration. Smoking is one way to preserve fish. Se'i is a typical Indonesian food originating from East Nusa Tenggara (NTT) which is processed and preserved similar to smoked fish. Saltpetre is used in making se'i to produce a red color, give it a distinctive taste, reduce shrinkage of the meat during the smoking process and extend the shelf life of se'i. However, the red color produced by saltpetre is less than satisfactory, so it is necessary to develop the red color in se'i, namely by using Angkak as a natural color producer. This research uses an experimental method using a Factorial Completely Randomized Design (CRD) with 2 factors, namely the length of soaking in a mixed solution of slaked rice (0.3.6 hours) and the length of storage at room temperature (0.3.6.9 days) with using 3 repetitions. The research data were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA). The best treatment is soaking in red rice for 6 hours with TPC characteristics of 3.86 log CFU/g (7.24x103 CFU/g), yeast mold numbers of 1.51 log CFU/g (3.24x101 CFU/g), and TBA of 0.22 mg malondialdehyde. /kg.
Peningkatan Pengetahuan dan Kesadaran Karyawan Terhadap Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitasi Makanan pada Produsen Bakso XYZ di Kota Malang Ma'rifat, Tian Nur; Suprayitno, Eddy; Sasmita, Bambang Budi; Sulistiati, Titik Dwi; Hardoko, Hardoko; Chamidah, Anies; Panjaitan, Mikchaell Alfanov Pardamean; Djamaluddin, Heder; Tambunan, Jenny Ernawati
Khadimul Ummah Vol. 6 No. 1 (2022): November 2022
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ku.v6i1.8855

Abstract

Masalah yang dihadapi mitra adalah berkurangnya pendapatan selama pandemi COVID-19. Kemampuan beli masyarakat menurun drastis sehingga beberapa gerai Bakso XYZ tutup. Untuk mengatasi masalah ini, fokus bisnis Bakso XYZ diubah dari direct selling melalui dine-in outlet menjadi penyediaan produk kemasan dari perusahaan. Kendala dalam memasarkan produk ritel kemasannya adalah belum adanya izin edar dari BPOM terkait penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) dan sanitasi makanan. Tujuan dari program ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan tentang GMP dan sanitasi terhadap peningkatan pengetahuan dan kesadaran karyawan agar Bakso XYZ dapat memiliki izin edar BPOM. Metode yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah evaluasi capaian pengetahuan dan kesadaran terkait GMP yang diterjemahkan ke dalam CPPOB (Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik) dan sanitasi makanan kepada karyawan menggunakan metode kuesioner. Sebelum dan sesudah penyuluhan, dilakukan penyebaran kuesioner kepada karyawan untuk melihat apakah kesadaran karyawan tersebut meningkat atau tidak. Hasilnya adalah adanya peningkatan pada aspek pengetahuan tentang pentingnya GMP dengan gap sebesar 0,25, kesadaran tentang prinsip penerapan GMP dengan gap sebesar 0,5  dan pengetahuan tentang pencemaran makanan dengan gap sebesar 0,5 dari skala 5. Dari hasil uji kelayakan fisik mengenai implementasi GMP pada saat sebelum dan sesudah pelatihan, diperoleh hasil bahwa lokasi, bangunan, fasilitas pengolahan pangan dan sanitasi telah tersedia dengan kondisi yang sesuai. Perbaikan terdapat pada perubahan perilaku sanitasi karyawan pada aspek mencuci tangan hingga bersih, memotong kuku hingga pendek, bebas kosmetik dan perilaku yang higenis
PELATIHAN ASSESSMENT MUTU NUGGET IKAN DENGAN UJI SENSORI DI DESA KRENCENG, KECAMATAN NGLEGOK, KABUPATEN BLITAR, JAWA TIMUR Hardoko, Hardoko; Suprayitno, Eddy; Prihanto, Asep Awaludin; Firdaus, Muhamad; Chamidah, Anies; Kartikaningsih, Hartati; Puspitasari, Yunita Eka; Tambunan, Jenny Ernawati; Djamaludin, Heder
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 4 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i4.2427

Abstract

Desa Krenceng merupakan daerah yang banyak dialiri sungai yang digunakan untuk pengairan pertanian, tetapi juga berpotensi untuk budidaya perikanan. Hasil budidaya perikanan sebagian besar dijual segar dan masih sedikikit yang diolah menjadi produk turunan seperti nugget ikan, bakso ikan, abon ikan, dan lain-lain. Pada pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini dipilih produk  nugget ikan karena prosesnya mudah, dapat dikonsumsi semua golongan umur, dan berpotensi untuk mengatasi stunting. Tujuan pelaksanaan PKM ini untuk mengajarkan kepada mitra (kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Krenceng, Kabupaten Blitar) membuat nugget ikan dan melakukan assessment mutu nugget ikan menggunakan uji organoleptik. Metode yang digunakan dalam PKM adalah Participatory Action Learning System (PALS). Mitra berpartisipasi dalam pembuatan nugget ikan dan penilaian mutu secara organoleptik melalui uji hedonik, skoring atribut, dan perbandingan jamak. Uji hedonik menilai tingkat kesukaan, skoring atribut mengukur intensitas sensori, sedangkan perbandingan jamak membandingkan karakteristik produk dengan produk sejenis di pasar. Mitra berhasil membuat produk nugget ikan nila. Hasilnya penilaian sensori hedonik diperoleh bahwa tingkat kesukaan atribut rasa, aroma, tekstur, dan kerenyahan nugget komersil masih lebih disukai daripada nugget ikan hasil praktek.  Dari perbandingan jamak diperoleh bahwa atribut nugget ikan hasil praktek yang sama dengan nugget komersil hanya pada atribut warna, sedangkan atribut rasa, aroma, tekstur, dan kerenyahan berbeda dengan nugget komersil.  Dengan demikian mitra mampu membuat produk nugget ikan dan mampu menilai mutu nugget ikan secara sensori, meskipun nugget hasil praktek masih lebih rendah mutunya daripada nugget komersil.
Sustainable production of lutein from microalgae C. vulgaris: Isolation, characterization, and antioxidant potential : Produksi lutein berkelanjutan dari mikroalga C. vulgaris: Isolasi, karakterisasi, dan potensi antioksidan Chamidah, Anies; Intan Salsabila, Cahya; Arisandi, Desy; Gulam Ahmad, Mirza
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 28 No. 7 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(7)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v28i7.64204

Abstract

Lutein merupakan pigmen karotenoid yang memiliki potensi antioksidan tinggi serta manfaat kesehatan, yaitu mencegah penyakit mata, melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV, dan menurunkan risiko kanker. Selama ini, bunga gemitir menjadi sumber utama lutein, namun produksinya masih terbatas oleh faktor musiman, iklim, biaya tenaga kerja yang tinggi, dan kebutuhan lahan yang luas. Chlorella vulgaris menawarkan alternatif yang lebih unggul dengan laju pertumbuhan tinggi, kebutuhan lahan dan air yang lebih rendah, serta ketersediaan sepanjang tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi lutein dari Chlorella vulgaris, serta mengevaluasi karakterisasi dan aktivitas antioksidan dari senyawa hasil isolasi. Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimental deskriptif melalui tahap (1) maserasi, (2) saponifikasi, (3) identifikasi, (4) isolasi, (5) karakterisasi hasil isolasi lutein, dan (6) uji aktivitas antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses maserasi menghasilkan rendemen lutein sebesar 8,01%, sedangkan tahap saponifikasi menghasilkan kandungan lutein sebesar 24,37%. Berdasarkan kromatografi kolom, fraksi ketiga teridentifikasi sebagai lutein yang dikonfirmasi melalui analisis FTIR, dengan ditemukannya gugus fungsi alkenil, alkil, alkena, aromatik (C=C), (C−H), dan hidroksil (−OH). Isolat lutein menunjukkan nilai warna kuning sebesar 66,79 dan hue angle sebesar 88,65, sesuai dengan karakteristik warna lutein. Uji antioksidan menunjukkan nilai IC50 sebesar 62,54 ppm, yang mengindikasikan aktivitas antioksidan yang kuat. Dengan demikian, Chlorella vulgaris berpotensi sebagai sumber alternatif lutein yang menjanjikan dengan aktivitas antioksidan yang tinggi.
AONORI YANG DIPERKAYA SPIRULINA DAN EKSTRAK SARGASSUM SP. SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL Chamidah, Anies
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 4 No. 1 (2020): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.01.12

Abstract

Aonori, yaitu produk khas Jepang berupa serbuk kasar berukuran 2 – 3 mm dari alga hijau jenis Monostroma dan Enteromorpha yang ditaburkan di atas Okonomiyaki, Takoyaki, Yakisoba, Tororo (sayuran Jepang parut), Natto (kacang kedelai fermentasi), dan bola nasi. Untuk  mengurangi impor dilakukan rekayasa bahan baku, E. spinosum adalah alga merah yang dapat diolah menjadi aonori tetapi harus di kombinasikan dengan rumput laut yang lain agar mempunyai karakteristik fisik dan organoleptik yang mirip dengan nori aslinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh proporsi E. spinosum dan S. crassifolium  serta S. platensis yang berbeda yang menghasilkan aonori terbaik. Aonori terbaik dihasilkan  dengan proporsi 40% E. spinosum dan 60% S. crassifolium serta 22,5% S. platensis, yang memiliki sifat fisik ketebalan, kuat tarik dan daya serap air berturut-turut: 0,469 mm; 214,7 kgf/cm2 dan 178,01%. Dan kadar air, lemak, abu, protein serta dietary fiber sebesar 16,90%, 4,46%,  6,55%, 4,84%, 25,60%.  Dengan rasa, aroma, tekstur dan warna berturut-turut sebesar  4,90, 4,45, 4,37 dan 5,43 yang menunjukkan agak lebih baik daripada kontrol, serta rendemen sebesar 4,43% . 
KARAKTERISITIK FISIKOKIMIA BIHUN BERAS SUBSTITUSI PARSIAL TEPUNG RUMPUT LAUT Eucheuma cottoni Hardoko, Mr.; Chamidah, Anies; Panjaitan, Mikchaell A.P.; Haryady, Ain Nun Fakhur
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 5 No. 2 (2021): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.02.17

Abstract

Noodle vermicelli is one of Indonesia's traditional noodle products made from rice flour and the vermicelli is characterized by breaking easily. This research aimed to make the vermicelli stronger and more fibrous by substituting E cottonii seaweed. The method used was an experimental method in the form of E cottonii substitution treatment of 25%, 30%, and 35% w / w. The results show that the substitution of E cottonii seaweed in the manufacture of vermicelli noodles can increase the power of vermicelli breaking, rehydration power, and the color of the vermicelli becomes red (oHue 42,35-44,53), but the brightness decreases. The most preferred substituted vermicelli is substituted with 25% E. cottonii with a preference level of 3.55 (likes) from a hedonic scale of 1-5. The substituted vermicelli noodles with E cottonii were selected to meet SNI 01-2975-2006, fracture strength 3.03N (increase by 11.4%), water absorption capacity 128.42% (increase 68.6%), and yield 54.80%, and contains 6.26% dietary fiber.
FATTY ACID COMPOSITION ANALYSIS OF OIL EXTRACT MICROALGAE Spirulina sp. WITH DIFFERENT EXTRACTION METHODS Djamaludin, Heder; Chamidah, Anies
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 5 No. 2 (2021): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.02.10

Abstract

The microalgae Spirulina sp. is a potential biological resource. Utilization of Spirulina sp. very broad in various industrial fields such as nutraceutical, food, cosmetic and pharmaceutical. The purpose of this study was to analyze the chemical composition and fatty acid profile of the Spirulina sp. extracted by different mechanical cell disruption methods. This research method is descriptive, where the microalgae Spirulina sp. extracted using Microwave-Assisted Extraction (MAE) and Ultrasonic Assisted Extraction (UAE) methods, then the oil extract was analyzed for chemical composition and fatty acid profile with GC-MS instrument. The results showed that the oil extract of Spirulina sp. which extracted by MAE method contains 12 types of fatty acids where the levels of Saturated Fatty Acid are 56.01%, Mono-Unsaturated Fatty Acid 7.67%, and Poly-Unsaturated Fatty Acid 36.32%. Spirulina sp. oil extract contains ω-6 (17.17-18.87%) and ω-9 (4.34%) unsaturated fatty acids. Then the Spirulina sp. oil extract extracted by the UAE method contains 19 types of fatty acids where the levels of Saturated Fatty acids are 59.25%, Mono-Unsaturated Fatty acids 8.89%, and Poly-Unsaturated Fatty acids 40.87%. Spirulina sp. oil extract contains types of unsaturated fatty acids ω-3 (0.18-0.41%), ω-6 (18.39-27.73%), and ω-9 (3.50%). The highest fatty acid content in Spirulina sp. oil extract are palmitic acid/SFA (53.30-56.57%), oleic acid/MUFA (4.34-4.50%), and linoleic acid/PUFA (18.39-18.88%).