Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

OPTIMASI NANOENKAPSULASI ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA DENGAN RESPONSE SURFACE METHODOLOGY DAN KARAKTERISASI NANOKAPSUL [Optimization of Coconut Shell Liquid Smoke Nanoencapsulation using Response Surface Methodology and Nanocapsules Characterization] Dego Yusa Ali; Purnama Darmadji; Yudi Pranoto
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. 25 No. 1 (2014): Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Publisher : Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB Indonesia bekerjasama dengan PATPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.837 KB) | DOI: 10.6066/jtip.2014.25.1.23

Abstract

OPTIMASI NANOENKAPSULASI ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA DENGAN RESPONSE SURFACE METHODOLOGY DAN KARAKTERISASI NANOKAPSUL [Optimization of Coconut Shell Liquid Smoke Nanoencapsulation using Response Surface Methodology and Nanocapsules Characterization]Dego Yusa Ali1), Purnama Darmadji2)* dan Yudi Pranoto2)1) Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jambi, Jambi2) Jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Diterima 15 November 2013 / Disetujui 07 Februari 2014ABSTRACT Liquid smoke is impractical and easy to deteriorate, thus needs to be protected against deterioration. Spray drying technique is widely used to encapsule bioactive compounds. This study aims to determine the optimum encapsulant ratio and spray drying process to produce nanocapsule of liqud smoke. Nanocapsules production began with the mixing of encapsulant (chitosan and maltodextrin) and the liquid smoke and then agitated until dissolved. The solution of nanoparticles was heated in a water bath at 45°C for 5 minutes and homogenized using a homogenizer at 4000 rpm for 1 min. The nanoparticle solutions was spray dried at various temperatures and feed flow rates. Optimization is accomplished by using Response Surface Methodology (RSM), and the parameters to be optimized were chitosan concentration, inlet air temperature and feed flow rate of the spray dryer based on total phenolic content. Samples were analyzed for viscosity, pH, phenols staining, total phenolic, total carbonil, total acidity content, encapsulation efficiency, morphology profiles, and particle size distribution. The results showed that the nanoparticles solution of liquid smoke had a pH ranged between 2.55-2.64 total soluble solids ranged between 14-14.8°Brix and viscosity ranged between 8.7-14.9 centipoise (cP). The total phenolic content of the nanocapsules ranged from 1.38 to 2.32% with an efficiency ranged from 22.25 to 37.44%, and water content ranged from 9.56 to 10.73% (dry basis). The optimum conditions for the highest value of total phenolic content were 0.12% chitosan concentration, 140.65°C inlet air temperature and feed flow rate at 5.29 mL/min. The results suggested that nanocapsules had spherical and wrinkle shape with an average size of nanocapsules of 29.16 nm. 
Pembuatan vulkanisat ban dalam dengan bahan pengisi arang aktif kayu bangkirai Herminiwati Herminiwati; Purnama Darmadji; Supranto Supranto
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 19, No 1 (2003): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2440.272 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v19i1.249

Abstract

The objective of this research was to study the preparation of vulcanized rubber  inner tube for motorcycles. Activated carbon of bangkirai wood and carbon black N330 were utilized as filler either separately formulated or combination. The ratio of activated carbon and carbon black were 25/ 0; 18/75/6,25; 12,5/12,5; 6,25/18,75 and 0,25 respectively. In wood processing, only about 60% of wood is converted to end product, with some of 30% of the rest is converted to organic solid waste. This organic solid waste needs to be handled or converted to some more usefull product such as carbon rubber filler. The filler was prepared by carbonization process at temperature 4500C for one hour and activation process with NaCl 4 % for twenty four hours, followed by pyrolysis at temperature 5000C for one hour. Filler were milled and sieved by 400 mesh siefter. The vulcanized rubber inner tube was tested for its physical properties according to SNI 06-1542-1984. The research showed that a filler combination of activated carbon of bangkirai wood and carbon black in comparison of 6,25/18,75 could meet the requirements of SNI 06-1542-1984 in tensile strength, elongation at break, 300% modulus, hardness, density, and 200% permanent set.    Keywords : filler, activated carbon, bangkirai wood, inner tube.  
Sifat filler kayu keruing terhadap vulkanisat karet Herminiwati Herminiwati; Nursamsi Sarengat; Purnama Darmadji; Widya Meidrianto
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 15, No 2 (1999): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2882.536 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v15i2.259

Abstract

The purpose of this research was to investigate the properties of keruing wood filler in their application on vulacanized  rubber of shoes soles. To know its suitability for rubber goods filler, the properties of keruing wood filler was investigated by comparing with carbon black N330. Keruing wood filler were made by carbonization process at temperature 450oC for one hour and activation process with NaCl 4% for twenty four hours, followed by pyrolisis at temperature 500oC for one hour. Filler were milled and sieved by 400 mesh siefter. The standard compound formula was prepared base on ASTM D 3192 with various filler level of keruing wood filler, carbon black N330 either separately formulated of combination. The research showed that using keruing wood filler in the amount of 30-70 phr could meet 75% the requirements of SNI. 12-0172-1987 : Canvas shoes for general purpose, where as carbon black N330 in the amount of 30-70 phr could meet 87,5% the requirements of SNI. 12-0172-1987. Combination of keruing  wood filler and carbon black showed that keruing wood filler could substitute 25-57 phr of carbon black.  INTISARI  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat filler kayu keruing dalam aplikasinya pada vulkanisat karet sol sepatu. Untuk mengetahui kesesuaiannya sebagai filler barang karet, maka filler kayu keruing diteliti sifat-sifatnya dengan pembanding carbon black N330. Filler kayu keruing dibuat melalui proses karbonisasi pada suhu 450oC selama 1 jam dan proses aktivasi dengan NaCl 4% selama 24 jam diikuti dengan pirolisis pada suhu 500oC selama 1 jam. Filler digiling dan diayak dengan ayakan 400 mesh. Formula standar kompon dibuat berdasar ASTM D 3192 dalam berbagai variasi kadar filler kayu keruing dan carbon black N330 secara sendiri maupun kombinasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan filler kayu keruing sebesar 30 sampai dengan 70 phr dapat memenuhi 75% persyaratan SNI.12-0172-1987 : Sepatu Kanvas untuk Umum, sedangkan penggunaan carbon black N330 sebesar 30 sampai dengan 70 phr dapat memenuhi 87,5% persyaratan SNI 12-0172-1987. Kombinasinya dengan carbon black menunjukkan bahwa filler kayu keruing dapat mensubstitusi carbon black antara 25 sampai dengan 57 phr. 
PRODUKSI ASAP CAIR BERBAHAN DASAR KULIT SAGU (Metroxylon) SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PIROLISIS Sarman Oktovianus Gultom; Isak Silamba; Purnama Darmadji; Yudi Pranoto
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 9 2018
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (86.446 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan sifat fisik asap cair berbahan dasar kulit sagu (Metroxylon) melalui proses pirolisis. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental dimana kulit batang sagu yang telah dikeringkan dipirolisis pada suhu 4500C dan dilanjutkan dengan proses redestilasi untuk menghasilkan asap cair redestilat yang aman bagi produk pangan. Kulit batang sagu yang digunakan memiliki kadar air sebesar 10,4 % dengan kadar selulosa, hemiselulosa dan lignin berturut-turut sebesar 47,8 %, 15,5 %, dan 22,8 %. Pada proses pembuatan asap cair dihasilkan produk samping, yaitu tar dan arang hasil pembakaran kulit batang sagu. Asap cair yang dihasilkan dari proses pirolisis merupakan asap cair kasar karena masih bercampur dengan tar. Asap cair kasar masih perlu dilakukan redestilasi untuk menghasilkan asap cair redestilat yang aman untuk diaplikasikan pada bahan pangan. Rendemen asap cair yang diperoleh sebesar 32,6 % dimana warna asap cair kuning kecoklatan diakibatkan telah terjadinya pirolisa lignin. Kata kunci : asap cair, pirolisis, kulit batang sagu, suhu pirolisis, rendemen
EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI SELULOSA DARI LIMBAH AMPAS SAGU Angela Myrra Puspita Dewi; Mimin Yulita Kusumaningrum; Desi Natalia Edowai; Yudi Pranoto; Purnama Darmadji
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2017): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 8 2017
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.495 KB)

Abstract

Ampas sagu merupakan salah satu limbah padat pengolahan pati sagu yang pada dasarnya merupakan serat empelur sisa pemerasan pati sagu. Limbah ampas sagu memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi dimana selulosa tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bioplastik, pertumbuhan jamur dan pakan ternak. Pemilihan metode ekstraksi selulosa sangat berpengaruh terhadap karkakteristik selulosa yang dihasilkan. Ekstraksi selulosa dari bahan alam meliputi tahap delignifikasi menggunakan NaOH dilanjutkan dengan proses bleaching dengan NaOCl dan hidrolisis menggunakan dua (2) jenis asam HCl dan H2SO4 pada konsentrasi yang sama. Karakterisasi serat selulosa hasil ekstraksi meliputi analisis spektra selulosa yang dihasilkan menggunakan spektroskopi FT-IR,kadar air, kadar selulosa dan rendemen. Perlakuan jenis asam HCl dan H2SO4 tidak berpengaruh terhadap rendemen, spektra FT-IR dan kadar air selulosa yang dihasilkan, namun berpengaruh terhadap kadar selulosa. Perlakuan hidrolisis menggunakan H2SO4 lebih baik daripada hidrolisis menggunakan HCl pada ekstraksi selulosa limbah ampas sagu dengan kadar selulosa yang dihasilkan sebesar 59, 51%.Kata kunci : Limbah Ampas sagu, HCl, H2SO4, selulosa
Evaluasi Sensoris Coklat Batang dari Biji Kakao Rakyat dengan Kondisi Fermentasi dan Pengeringan yang Berbeda Yunda Maymanah Rahmadewi; Purnama Darmadji
Jurnal Dunia Gizi Vol 2, No 1 (2019): Edisi Juni
Publisher : Study Program of Nutrition, Public Health Faculty, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdg.v2i1.4404

Abstract

Pendahuluan: Evaluasi sensoris dilakukan pada cokelat batang yang terbuat dari biji kakao yang tidak difermentasi dan difermentasi, yang dikeringkan dengan penjemuran dan pengering mekanis. Penjemuran membantu perkembangan rasa dan proses pencoklatan serta penurunan karakteristik sepat, pahit, dan keasaman dari coklat batang yang dihasilkan. Tujuan: untuk mengetahui pengaruh penjemuran dan pengeringan mekanis terhadap karakteristik sensoris coklat batang dari biji kakao non fermentasi dan fermentasi yang berasal dari petani kakao rakyat daerah Yogyakarta, khususnya Dusun Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang dilakukan pada tahun 2011 di Laboratorium Rekayasa Pangan Pengolahan dan Laboratorium Uji Sensoris Teknologi Pertanian UGM. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji kakao rakyat segar dan yang telah difermentasi selama 5 hari yang diperoleh dari petani kakao rakyat. Pengeringan biji kakao menggunakan metode penjemuran dan pengering mekanis berupa cabinet dryer. Biji kakao kering selanjutnya diolah menjadi coklat batang. Coklat batang yang dihasilkan dianalisis secara sensoris meliputi evaluasi rasa sepat, pahit, dan asam serta penerimaan keseluruhan. Hasil: Proses fermentasi dan pengeringan dapat menurunkan rasa pahit, rasa sepat, rasa asam dari coklat batang yang dihasilkan. Kesimpulan: Coklat batang yang dibuat dari biji kakao kering fermentasi lebih diterima dan disukai panelis dibandingkan dengan coklat batang dari biji kakao kering non fermentasi. 
PENGARUH SUHU DISTILASI DAN TINGKAT KONDENSOR TERHADAP SIFAT SENSORIS DISTILAT ASAP CAIR Dimas Rahadian Aji Muhammad; Purnama Darmadji; Yudi Pranoto
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 4, No 2 (2011)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (708.902 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.13574

Abstract

Modifikasi alat distilasi asap cair dengan tiga tingkat kondensor dilakukan untuk mencegah terjadinyacarry over benzo[a]piren dan tar selama proses. Modifikasi alat tersebut diperkirakan akan berpengaruh padasifat sensoris masing-masing fraksi distilat asap cair. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh suhu distilasi dan tingkat kondensor terhadap sifat sensoris masing-masing fraksi asap cair. Suhu yangdigunakan untuk proses distilasi adalah 90-100oC, 100-110oC, dan 110-120oC. Distilat dihasilkan dari 4 tingkat,yaitu tingkat pre-kondensasi, tingkat 1, tingkat 2, dan tingkat 3. Hasil penelitian menunjukkan masing-masingfraksi mempunyai komponen kimia dan sifat sensoris yang berbeda.
PEMANFAATAN ASAP CAIR TERENKAPSULASI MALTODESKTRIN-KITOSAN SEBAGAI PENGAWET IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) retno ayu Kurniasih; Purnama Darmadji; Yudi Pranoto
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 9, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.401 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v9i2.12846

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kemampuan asap cair terenkapsulasi maltodekstrin-kitosan dalam menghambat pertumbuhan bakteri pada ikan cakalang selama penyimpanan dan mengetahui tingkat kesukaan terhadap ikan cakalang yang ditambah dengan asap cair terenkapsulasi maltodekstrin-kitosan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asap cair terenkapsulasi maltodekstrin (MD) memiliki kadar air (12,93 ± 0,13)%, pH 2,8 ± 0,10, total asam (2,37 ± 0,09)%, total fenol (3,05 ± 0,01)%, dan kadar karbonil (6,97 ± 0,03)%, sedangkan asap cair terenkapsulasi maltodekstrin-kitosan (K) memiliki kadar air (12,09 ± 0,07)%, pH 2,66 ± 0,08, total asam (2,70 ± 0,08)%, total fenol (4,40 ± 0,05)%, dan kadar karbonil (9,76 ± 0,04)%. Pemanfaatan asap cair terenkapsulasi maltodekstrin-kitosan (K) dengan konsentrasi 1% dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada steak ikan cakalang selama penyimpanan 18 jam pada suhu ruang (30 ºC). Namun, pemanfaatan asap cair terenkapsulasi maltodekstrin-kitosan pada konsentrasi 1% tidak mempengaruhi nilai sensoris yang meliputi kenampakan, bau, dan rasa steak ikan cakalang.Kata Kunci : asap cair, terenkapsulasi, maltodekstrin-kitosan, pengawet
SIFAT SENSORIS ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA HASIL ADSORPSI PADA ZEOLIT Syahraeni Kadir; Purnama Darmadji; Chusnul Hidayat; Supriyadi Supriyadi
Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 21, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.936 KB)

Abstract

Liquid smoke has a strong and pungent distinctive aroma caused some contributors compounds in these products, among others, phenolic, carbonyl and acid. Adsorption using zeolites in this study aimed to reduce the levels of hard pungent aroma compounds contributors so that liquid smoke can be accepted by consumers. Various pH zeolite ie 2, 3, 4, 5 and 6 are used as adsorbent liquid smoke where the fraction of adsorption results sensory analyzed by 20 panelists selected. Liquid smoke fraction was selected based on the results of sensory testing further analyzed using GC-MS and then analyzes the data using analysis of variance (ANOVA) with SPSS software version 16, followed by Duncan range test level of 1%. The results showed that as many as 14 fractions were tested for sensory worth of 25 fractions of liquid smoke coconut shell results in zeolite adsorption pH 2-6 where 11 other factions have a scent that is "hard and pungent". Contributors to the volatile aroma compounds in the liquid smoke by GC-MS assay include phenolic groups, carbonyl and acid. Adsorption coconut shell liquid smoke using zeolite effectively reduced the smell "hard pungent" of the product. Necessary to evaluate the shelf life of liquid smoke zeolite adsorption results. Key Words :  Adsorption, aroma, coconut shell, liquid smoke, zeolite.