Luluk Syahr Banu
Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Respati Indonesia

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Pengaruh Kompos Kulit Bawang Merah dan Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabe Rawit (Capsicum frutescens L.) Sri Yolanda Yuliana Adam; Reni Nurjasmi; Luluk Syahr Banu
JURNAL PERTANIAN Vol 10, No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v10i2.656

Abstract

Salah satu tanaman hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi atau komersial adalah tanaman bawang merah. Berdasarkan data ketersediaan nasional, bawang merah surplus dalam dua tahun terakhir dan berdampak banyaknya limbah kulit bawang merah juga. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui pengaruh kompos kulit bawang merah dan pupuk NPK terhadap tanaman cabai rawit dan mengetahui dosis kompos kulit bawang merah dan NPK yang memberikan pertumbuhan tanaman cabe rawit merah yang terbaik. Penelitian dilaksanakan bulan April sampai dengan Agustus 2019 dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri atas dua faktor. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 ulangan sehingga diperoleh 48 unit percobaan. Faktor I adalah kompos kulit bawang merah dan faktor II adalah pupuk NPK. Pengamatan yang diamati adalah Tinggi Tanaman (cm), jumlah daun (helai), jumlah bunga, berat basah (gr) dan berat kering per tanaman (gr). Hasil  penelitian menunjukkan bahwa kompos kulit bawang merah dan NPK berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman cabe dan dosis interaksi kompos kulit bawang merah dan NPK yang paling baik adalah 600 gram/polibag kompos kulit bawang merah dan 1.85 gram/polibag NPK. Kata kunci : Kompos, Limbah kulit bawang merah, NPK, Cabe rawit
Respon Sawi Samhong (Brassica rapa subsp chinensis) terhadap Urin Kelinci dan Pupuk Organik Cair Kulit Nanas dalam AB Mix pada Sistem Wick Agit Ginanjar; Luluk Syahr Banu; Suryani Suryani
JURNAL PERTANIAN Vol 12, No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v12i2.1885

Abstract

Produksi sayuran dapat ditingkatkan melalui teknik budidaya hidroponik untuk memanfaatkan lahan sempit di DKI Jakarta. Nutrisi merupakan salah satu faktor penting dalam sistem wick. Penggunaan AB mix sebagai nutrisi hidroponik memiliki kekurangan yaitu bersifat sintetis dan harga cukup mahal. Oleh karena itu, diperlukan nutrisi alternatif yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai nutrisi hidroponik. Salah satunya dengan memanfaatkan kotoran urin kelinci yang diproses menjadi Pupuk Organik Cair (POC) dan POC Kulit nanas. Tujuan penelitian adalah mengetahui respon sawi samhong king terhadap urin kelinci dan POC kulit nanas dalam AB MIX pada sistem wick. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 4 perlakuan yaitu P1 (100 % AB Mix) tanpa pemberian Urin Kelinci dan POC Kulit nanas, P2 (75% AB Mix + 25% Urin kelinci + 25% POC Kulit nanas),                                     P3 (50% AB Mix + 50% Urin Kelinci + 50% POC Kulit nanas), P4 (25% AB Mix + 75% Urin kelinci + 75% POC Kulit nanas) dengan 6 ulangan sehingga berjumlah 24 satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan 100% AB Mix menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi samhong king terbaik yaitu tinggi tanaman 35,27 cm; lebar daun 15,79 cm, jumlah daun 12,00 helai, dan berat basah per tanaman 219,41 gram. Kata Kunci: Sawi Samhong King, Pupuk Organik Cair, Urin Kelinci, Kulit Nanas, Sistem Wick
PENGARUH TRICHOKOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELEDRI ( APIUM GREVEOLENS L. ) PADA SISTEM WALL GARDEN Iip Sujatna; Ruswadi Muchtar; Luluk Syahr Banu
JURNAL PERTANIAN Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.896 KB) | DOI: 10.52643/jir.v8i2.78

Abstract

Seledri merupakan bahan baku untuk obat herbal. Budidaya tanaman seledri terutama di daerah perkotaan masih berkendala dengan sistem konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian trichokompos terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman seledri (apium greveolens l.) pada sistem wall garden. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret 2016 sampai bulan Agustus 2016 dengan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari P0 (tanpa perlakuan pupuk Trichokompos), P1 (50 gr Trichokompos/tan), P2 (100 gr Trichokompos/tan), P3 (150 gr Trichokompos/tan), P4 (200 gr Trichokompos/tan) dan P5 (250 gr Trichokompos/tan). Pengamatan yang diamati adalah Tinggi Tanaman (cm), Cabang Utama (batang), Panjang Akar (cm), Bobot Basah (gr) dan Bobot Kering per Tanaman (gr).Hasil  penelitian menunjukkan bahwa pemberian trichokompos berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, cabang utama, bobot basah dan bobot kering per tanaman pada tanaman seledri pada sistem wall garden tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar.Kata kunci : Seledri, trichokompos, wall garden
Pengaruh Zat Pengatur Tumbuhdan Ukuran Polybag Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat Di Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Siti M Sholihah; Luluk Syahr Banu
JURNAL PERTANIAN Vol 6, No 1 (2015): Jurnal Ilmiah RESPATI
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.249 KB) | DOI: 10.52643/jir.v6i1.212

Abstract

ABSTRAKTanaman tomat banyak digemari namun terkendala masih rendahnya produksi terutama di lahan perkotaan yang sempit. Berkaitan dengan hal tersebut dalam rangka untuk meningkatkan produksi tanaman tomat  khususnya di daerah perkotaan maka perlu dilakukan suatu penelitian tentang pengaruh perbedaan ukuran polibag dan zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat  di lahan sempit atau di daerah perkotaan. Tujuan dari penelitian ini ialah  mengetahui  pengaruh ukuran polibag dan pemberian zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan  dan hasil tanaman tomat dan mengetahui pengaruh interaksi ukuran polybag dan konsentrasi zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pola Rancangan Acak Lengkap Faktorial yang terdiri dari 12  kombinasi perlakuan, dimana setiap perlakuan diulang 3 kali. Faktor pertama adalah  konsentrasi  ZPT dan faktor 2  adalah Ukuran Polybag. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh faktor tunggal  pemberian zat pengatur tumbuh pada seluruh parameter pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh faktor perlakuan ukuran polybag terhadap parameter bobot segar tanaman dan bobot kering tanaman tomat. Interaksi sangat nyata perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh dan ukuran polybag terhadap jumlah daun berumur 7, 14 dan 21 HST dan jumlah bunga. Kata kunci : Tomat, zat pengatur tumbuh, polybag
Pengaruh Volume Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Gaspar Hendra Mau Hayon; Ruswadi Muchtar; Luluk Syahr Banu
JURNAL PERTANIAN Vol 10, No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (732.064 KB) | DOI: 10.52643/jir.v10i1.357

Abstract

Kebutuhan buah terung semakin hari semakin meningkat seirama dengan laju perkembangan penduduk. Namun kebutuhan buah terung sampai saat ini belum juga dapat diimbangi oleh laju perkembangan produksi budidaya dalam negeri, sehingga harus diimpor dari negara tetangga. Produksi buah terung secara nasional. Berkaitan dengan hal tersebut di atas dan memperhatikan kondisi daerah penelitian yang berlahan sempit serta belum ada ketentuan tentang volume media tanam atau jarak yang efektif untuk meningkatkan produksi tanaman terung. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh ukuran polibag terhadap pertumbuhan dan produksi terung. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak kelompok(RAK). Dengan perlakuan tiga (3) yaitu P1 (perlakuan dengan diameter polibag 40 cm tinggi 40 cm), P2 (Perlakuan dengan diameter polibag 35 cm tinggi 40 cm) dan P3 (perlakuan dengan diameter polibag 30 cm tinggi 30 cm).Taraf volume media tanam masing-masing diulangi sebanyak enam (6) kali. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, luas daun, jumlah bunga, jumlah buah dan berat buah. Hasil data yang didapat dianalisis dengan ANOVA (Analisys Of Variance) dan dilanjutkan dengan uji BNT 5 %. Hasil penelitian menunjukan bahwa volume media tanam tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, luas daun dan panjang buah tetapi perlakuan dengan diameter polibag 40 cm tinggi 40 cm berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga, jumlah buah dan berat buah.Kata kunci: Ukuran polibag, Pertumbuhan, Produksi, Terung
Efektivitas Pemberian Beberapa Dosis Kompos Kulit Bawang Merah Terhadap Serapan Hara Pada Polikultur Selada Dan Terung Luluk Syahr Banu; Siti M. Sholihah
JURNAL PERTANIAN Vol 12, No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v12i1.1424

Abstract

Limbah kulit bawang merah sangat melimpah. Adanya beberapa zat dan senyawa yang terdapat pada kulit bawang merah bisa memberikan kesuburan sehingga dapat mempercepat pertumbuhan buah dan bunga pada tanaman. Terung dan selada juga termasuk dalam tanaman yang bernilai ekonomis tinggi serta berpotensi dibudidayakan secara poliktur. Namun, banyak permasalahan dalam pertumbuhan terutama dalam penyerapan hara. Tujuan Penelitian iniadalah mengetahui pengaruh dosis kompos  kompos kulit bawang merah yang efektif bagi pertumbuhan dan serapan hara oleh tanaman terung dan selada secara polikultur. Rancangan yang digunakan pada percobaan ini adalah Rancangan Acak Kelompok dengan lima taraf perlakuan yang terdiri dari dosis kompos kulit bawang merah dengan tanah terdiri atas 0 gr/plibag, 400 gr/polibag, 600 gr/polibag, 800 gr/polibag dan 1000 gr/polibag dengan 5 ulangan pada tanaman selada dan terung. Variabel Pengamatan adalah tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman serta analisisi kimia kompos kulit bawang merah. Hasil Penelitian menunjukkan beberapa dosis kompos kulit bawang merah tidak berpengaruh nyata bagi pertumbuhan tinggi tanaman terung, tinggi tanaman selada dan jumlah daun tanaman terung pada seluruh umur tanaman. Beberapa dosis kompos  kompos kulit bawang merah berpengaruh nyata bagi pertumbuhan jumlah daun pada umur 21 dan 28 HST secara polikultur.
Kajian Perbandingan Analisa Usaha Tani serta Produktivitas Tanaman Cabai Rawit di Dalam Polibag dan di Lahan Pekarangan Siti M Sholihah; Luluk Syahr Banu; Ani Nuraini; Petrus Amrih Piguno
JURNAL PERTANIAN Vol 11, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v11i1.844

Abstract

Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang dibudidayakan secara komersial di negara-negara tropis termasuk Indonesia. Budidaya tanaman cabai rawit mempunyai prospek cerah karena dapat mendukung upaya peningkatan pendapatan petani, pengentasan kemiskinan, perluasan kesempatan kerja, pengurangan impor, dan peningkatan ekspor non migas. Kebutuhan terhadap cabai terus meningkat setiap tahun sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan perekonomian nasional. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Respati Indonesia Jakarta pada bulan Juli sampai bulan Desember 2019. Metode penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan pendekatan kuantitatif. Perlakuan terdiri atas penanaman cabai rawit di lahan dan di dalam polibag, jumlah tanaman per pelakuan adalah 20 tanaman, sehingga jumlah tanaman seluruhnya 40 tanaman. Variabel penelitian meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah buah, berat segar, produktivitas, analisa usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas cabai rawit yang ditanam di lahan pekarangan lebih besar (3,141 ton/ha) dari pada di polibag (1,927 ton/ha). Berdasarkan analisis usaha tani, tingkat efisiensi ekonomi budidaya cabai rawit masih rendah, nilai RC-ratio < 1, sehingga tidak efisien dan tidak dilayak dilakukan dan perlu dikaji ulang. Kata kunci : cabai rawit, pertumbuhan, produktivitas, analisa usaha
PENGARUH JENIS MEDIA DASAR DAN KONSENTRASI ZPT PADA INDUKSI DAN PENGGANDAAN TUNAS JAMBU METE (Anacardium occidentale L.) SECARA IN VITRO Luluk Syahr Banu
JURNAL PERTANIAN Vol 6, No 2 (2015): Jurnal Ilmiah RESPATI
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.166 KB) | DOI: 10.52643/jir.v6i2.223

Abstract

Keberhasilan pada kultur jaringan tanaman berkayu termasuk jambu mete masih rendah dibandingkan tanaman non kayu sehingga manipulasi media atau Zat Pengatur Tumbuh diperlukan untuk regenerasi eksplan menjadi tanaman utuh. Tujuan penelitian untuk mendapatkan formulasi media dasar yang tepat dan kombinasi konsentrasi ZPT untuk induksi tunas adventif serta mendapatkan kombinasi konsentrasi ZPT untuk multiplikasi tunas adventif jambu mete (Anacardium occidentale L.) secara in vitro. Jenis media dasar berpengaruh untuk induksi tunas jambu mete secara in vitro. Formulasi media dasar yang tepat untuk induksi tunas adventif jambu mete secara in vitro adalah dengan menggunakan media Murashige and Skoog (MS) karena dapat menghasilkan jumlah tunas lebih tinggi dibandingkan media Woody Plant Medium (WPM). Perbedaan media dasar MS dan WPM tidak memberikan pengaruh yang berbeda pada eksplan steril yang dihasilkan.Kombinasi konsentrasi BAP dan kinetin untuk induksi tunas adventif jambu mete secara in vitro kurang efektif. Induksi tunas lebih efektif dengan penambahan zat pengatur tumbuh BAP saja. Taraf konsentrasi  BAP pada media paling optimal untuk induksi tunas dengan penggunaan BAP konsentrasi rendah yaitu 0.3 mg/L.Kombinasi konsentrasi zeatin dan thidiazuron untuk multiplikasi tunas adventif jambu mete secara in vitro kurang efektif dan lebih efektif dengan menggunakan ZPT thidiazuron saja. Pada variabel jumlah tunas jambu mete, tidak berbeda nyata antar perlakuan penambahan zeatin dan thidiazuron atau kombinasi keduanya, taraf konsentrasi menghasilkan jumlah daun terbanyak adalah thidiazuron 0.3 mg/L. Kata Kunci :Kultur In vitro, media dasar, konsentrasi ZPT, induksi tunas adventif, multiplikasi tunas adventif, Jambu mete 
Respon Polikultur Cabai Rawit Dan Sawi Terhadap Waktu Pengomposan Dan Dosis Kompos Kulit Bawang Merah Peileku Yikwa; Luluk Syahr Banu
JURNAL PERTANIAN Vol 11, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v11i1.850

Abstract

Polikultur tanaman di polibag merupakan salah satu teknologi pertanian perkotaan yang murah dan sederhana. Media tanam yang dapat digunakan adalah limbah rumah tangga seperti kompos kulit bawang merah. Metode ini memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan lingkungan dan ketahanan pangan masyarakat perkotaan. Tujuan penelitian adalah mengetahui respon polikultur tanaman bawang merah dan sawi terhadap waktu pengomposan dan dosis kompos kulit bawang merah. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Respati Indonesia pada bulan Februari sampai Agustus 2019. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan   Rangcangan Acak Lengkap (RAK) Faktorial, yang terdiri atas faktor pertama yaitu dosis kompos limbah kulit bawang merah (P0= tanpa pemberian kompos limbah kulit bawang merah (kontrol), P2= dosis limbah kulit bawang merah 100 gr/polybag, P3= dosis limbah kulit bawang merah 150 gr/polibag, dan P4= dosis limbah kulit bawang merah 200 gr/polibag) dan faktor kedua yaitu waktu pengomposan (W1 = 24 jam dan W2 = 36  jam). Semua perlakukan diulang sebanyak 4 ulangan sehingga diperoleh 32 satuan percobaan. Paramater yang diamati meliputi tanaman cabai rawit (tinggi tanaman, bobot basah, dan bobot buah) serta tanaman sawi (tinggi tanaman, jumlah daun, dan bobot basah). Hasil penelitian menunjukkan pemberian kompos umur 36 jam sebanyak 100 gram/polibag pada tanaman cabai rawit dan sawi yang ditanam secara polikultur menggunakan polibag menghasilkan bobot tanaman dan bobot buah cabai rawit yang paling tinggi yaitu masing-masing 211,25 gram dan 73,25 gram. Kata Kunci: Pertanian perkotaan, polikultur, kompos kulit bawang merah, cabai rawit, sawi 
Pengaruh Dosis Kompos Kulit Bawang Merah Terhadap Pertumbuhan Sawi Samhong (Brassica rapa) Andreas Thata Jatra; Luluk Syahr Banu; Siti M. Sholihah
JURNAL PERTANIAN Vol 12, No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v12i2.1873

Abstract

Sawi samhong merupakan sayuran yang mempunyai nilai ekonomis dan bergizi tinggi dibandingkan dengan beberapa jenis vareitas sawi lainnya. Salah satu upaya peningkatan produktivitas budidaya sawi samhong adalah dengan pemupukan. Penggunaan kompos kulit bawang merah sebagai pupuk organik pada budidaya tanaman sawi samhong, berperan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia tanah dan biologi tanah, meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil panen, dan aman untuk dikonsumsi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh dosis kompos kulit bawang merah terhadap pertumbuhan sawi samhong dan mengetahui dosis kompos kulit bawang merah yang menghasilkan pertumbuhan terbaik pada sawi samhong. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Kota Jakarta Barat, pada bulan Juli sampai Agustus 2021. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan satu faktor (dosis kompos kulit bawang merah), yang terdiri atas empat perlakuan yaitu : D0 (0 gram/polibag), D1 (500 gram/polibag), D2 (1.000 gram/polibag) dan D3 (1.500 gram/polibag) diulang 6 kali. Variabel penelitian meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, panjang daun dan bobot basah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis kompos kulit bawang merah berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, panjang daun dan bobot basah. Perlakuan dosis kompos kulit bawang merah 1.500 gram/polibag memberikan hasil terbesar pada tinggi tanaman (27,20 cm), jumlah daun (13,70 helai), lebar daun (13,70 cm), panjang daun (24,20 cm), dan bobt basah (101,67 gr). Kata kunci: pupuk organik, kompos, limbah kulit bawang merah, sawi samhong