Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENDEKATAN KULTURAL DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA Uswatun Hasanah
MAHARSI Vol 2 No 2 (2020): Maharsi : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sosiologi
Publisher : IKIP BUDI UTOMO MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33503/maharsi.v2i2.1178

Abstract

Presiden Joko Widodo telah menggagas program yang merupakan visi dan misinya dalam memimpin Indonesia yang disebut dengan Nawa Cita yang artinya sembilan agenda. Nawa Cita sendiri merupakan pemaparan lebih terperinci dari semangat dan cita-cita Bung Karno yang dikenal dengan istilah Trisakti. Setelah hampir dua tahun memegang kendali pemerintahan dapat Kita saksikan bersama ada beberapa program pemerintah yang dapat dikatakan cukup berhasil mengejawantahkan poin-poin dalam Nawa Cita, namun banyak pula yang harus dibenahi karena belum cukup bisa mewujudkan visi dari agenda Nawa Cita menjadi sebuah program yang berdampak konkret pada rakyat Indonesia. Dalam hal ini Penulis menyoroti poin ke delapan dari Nawa Cita yaitu melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum berbasis nasional. Sejauh masih belum jelas detailnya karakter bangsa yang seperti apa yang ingin dibentuk pada mental anak bangsa, oleh karena itu langkah pemerintah pun terlihat masih gamang dalam penataan kurikulum untuk mewujudkan misi “merevolusi karakter bangsa”, Program Bela Negara yang dianggap sebagai bentuk implementasinya baru sebatas konsep dan belum ada aturan baku dalam pelaksanaannya, oleh karena itu perlu secara lebih serius dan komprehensif Kita merumuskan program yang tepat untuk mewujudkan visi yang mulia ini. Menurut persfektif Penulis perlu paradigma baru dan sudut pandang baru dalam mewujudkan konsep membentuk karakter bangsa, karena menurut banyak study dan penelitian justru keluarga lah yang berperan besar dalam pembentukan karekter individu, sementara pendidikan di sekolah hanya bersifat endorsment dari proses pembentukan karakter dalam lingkungan keluarga. Oleh karena keluarga adalah unit kecil dari sebuah society atau masyarakat secara regional, maka pendekatan kultural haruslah ditempatkan pada posisi utama yang dilakukan pemerintah selain melakukan pembenahan kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah. Pendekatan Kultural pada sisi informal inilah yang akan lebih “menyentuh” segmen keluarga dibandingkan pendidikan formal, sehingga setiap orang tua dalam setiap keluarga memiliki pengetahuan yang cukup untuk bisa secara tepat memberikan “pola pendidikan” yang bisa membentuk karakter generasi selanjutnya sesuai dengan koridor Nawa Cita, karena keluargalah ujung tombak dari pembentukan karakter individu. Ini adalah PR besar untuk bangsa ini, terutama bagi para akademisi dan pendidik untuk bisa merumuskan formula yang tepat dan paripurna kepada pemerintah. Sehingga pemerintah bisa memiliki panduan yang akurat dalam mengeksekusi visi dan misi nya dalam membentuk sumber daya manusia yang lebih unggul, sehingga pada akhirnya bisa menjadikan bangsa ini lebih prosfektif dan lebih kompetitif secara global.
Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membentuk Karakter Jujur dan Tanggung Jawab Uswatun Hasanah; Ribut Prastiwi
ASANKA: Journal of Social Science And Education Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/asanka.v2i2.3192

Abstract

One of the impacts of globalization is the lack of optimal moral value not only among the people but also in the world of politics and education. This study aims to determine the implementation of civic education in shaping the honest character and responsibility of students. This research is a qualitative descriptive research. The subjects studied were school principals, civic teachers and students. This study uses data collection techniques in the form of observation, interviews and documentation. The results of the study indicate that the implementation of civic education in shaping the honest character and responsibilities of students included three aspects, namely planning, implementation and evaluation.
INTERNALISASI IDEOLOGI PANCASILA MELALUI LAGU KEBANGSAAN UNTUK MENCEGAH MEMUDARNYA NASIONALISME Uswatun Hasanah
Jurnal IKA PGSD (Ikatan Alumni PGSD) UNARS Vol 8 No 2 (2020): DESEMBER
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/pgsdunars.v8i2.846

Abstract

Perkembangan zaman yang semakin maju berdampak positif dan negatif untuk bangsa kita. Salah satu dampak negatifnya adalah memudarnya rasa nasionalisme generasi penerus bangsa. Untuk mencegah atau meminimalisir memudarnya rasa nasionalisme bangsa kita mulai dari hal kecil yaitu melalui lagu kebangsaan. Pada kenyataannya musik atau lagu selalu menyertai dalam segala aktivitas kita, karena dengan mendengarkan musik atau lagu dapat menjadikan perasaan lebih senang. Akan tetapi realitanya generasi muda sekarang lebih suka lagu luar negeri daripada lagu kebangsaan. Hal ini salah satu contoh memudarnya rasa nasionalisme generasi muda kita. Tujuan dari internalisasi ideologi Pancasila melalui lagu kebangsaan adalah melalui lagu diharapkan dapat mempengaruhi perilaku dan sikap generasi muda untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila. Dengan menanamkan nilai Pancasila diharapkan dapat membenahi moral generasi untuk mencegah memudarnya rasa nasionalisme. Nasionalisme sangat penting untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila merupakan ideologi bangsa dan merupakan jati diri bangsa Indonesia. Dalam pelaksanaan internalisasi ideologi Pancasila ada beberapa tahapan yaitu penanaman nilai Pancasila, penumbuhan jiwa Pancasila, pengembngan nilai Pancasila, dan pemantapan jiwa Pancasila pada generasi muda. Agar dapat terealisasi semua itu peran dari pendidikan, keluarga dan pemerintah sangat penting mengingat pentingnya nilai Pancasila untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat dan memperkuat nasionalisme dan patriotisme generasi penerus bangsa.
Socialization of Utilize Study Depent On Animal Stick Media For Learning To Account in Elementary School Kareng Kidul Probolinggo Ribut Prastiwi Sriwijayanti; Uswatun Hasanah; Iwing Ade Miranda; Adelia Meira Widirini Prayogi; Wulan Agustin
GANDRUNG: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022): GANDRUNG: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/gandrung.v3i2.2055

Abstract

The Abdimas activity is aimed at Parents in Elementary School Karen Kidul Probolinggo, who is generally affected by the Covid-19 pandemic so the study in their school with online. The existence of this Abdimas activity is to help their parents to learn their children in the house. Abdias activities Based on the collection of information on learning Mathematics 1stClass In Kareng Kidul Elementary School, Probolinggo Regency, Found problems namely : (1) Students still not control count a sum,(2) In the process of learning Teachers still do not use Media that can be Help in clarifying Students understanding of the subject. the conclusion of Animal Stick media addition Can suggest (1) Teachers have to understand Well guide Media products Animal Stick (3) product development further You would better get off update image A contrasting ornament of fine more.
Nilai Moral Pancasila Untuk Membangun Bangsa Di Era Globalisasi Uswatun Hasanah; Maulitha Yuraida Rachman; Iwing Ade Miranda; Irfan Aminullah; Wulan Agustin; Adelia Meira Widirini Prayogi
Jurnal Pendidikan, Sains Dan Teknologi Vol. 1 No. 4 (2022): Jurnal Pendidikan, Sains Dan Teknologi
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47233/jpst.v1i2.405

Abstract

Writing this article aims to describe and explain the role, implementation and actualization of the values contained in each point of Pancasila in the era globalization in order to strengthen morals to build and advance the nation. In writing, this research was studied using qualitative methods or descriptive approaches in order to obtain discussion literature study obtained from various sources. After being the analysis, it is found that globalization is a thing that has an impact on changes in the order of people’s lives. In this case, Pancasila has a role to receive new incoming information so that the Indonesian nation, especially the younger generation, does not lose their identity, because the younger generation is expected to be able to continue the struggle in building and advancing the nation. With this it is necessary to instill Pancasila values to rebild and advance the nation.
DAMPAK PEMBELAJARAN JARAK JAUH TERHADAP INTERAKSI SOSIAL PADA ANAK Uswatun Hasanah; Dzaky Isyuniandri; Diana Muniro
Abdi Pandawa: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2022): Strategi Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Menuju Era Pasca Pandemi
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengabdian masyarakat ini bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pembelajaran jarak jauh berdampak pada interaksi sosial anak. Hal ini bermula ketika Indonesia dikejutkan adanya virus covid-19, yang mengharuskan anak untuk melakukan pembelajaran jarak jauh dari sekolah, hal ini dapat berdampak pada interaksi sosail anak. Tujuan peneliti, untuk mengetahui dampak pembelajaran jarak jauh terhadap interaksi sosial pada anak dan bagaimana hasil setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan. Metode yang digunakan: menguraikan cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah, diantaranya: a) Pendidikan Masyarakat, misalnya penyuluhan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman serta kesadaran para ibu atau orang tua agar bisa mengetahui dampak pembelajaran jauh terhadap inteaksi sosial, b) Pelatihan, dengan kegiatan mengumpulkan anak-anak dengan dibatasi dan protokol kesehatan yang ketat, untuk menumbuhkan semangat belajar dan berinteraksi sosial antar sesama teman dan orang tua, serta menghilangkan sikap individualisme. Hasil dari metode dalam menyelesaikan masalah tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran jarak jauh ini berdampak pada interaksi sosial anak seperti: anak cenderung bersikap individualisme dan acuh tak acuh terhadap mata pelajaran dan sesama temannya, anak lebih sering menyendiri daripada berkumpul bersama keluarga, komunikasi anak dan daya pikir berkurang, kesukaan anak dalam membaca dan menulis cenderung menurun, anak lebih suka bermain di kamar daripada bersama keluarga, dan anak gampang bosan ketika diajak bicara oleh saudara atau ibu bapaknya. Pemecahan masalah dari dampak tersebut setelah diadakannya penyuluhan dan pelatihan hasilnya: para ibu atau orang tua merasa sadar dan tugas dan tanggung jawab mereka terhadap anak harus lebih ekstra dan lebih mendampingi lagi, anak lebih banyak menghabiskan waktu belajar dan bermain bersama teman-teman dan orang tuanya, anak lebih ceria dan banyak melakukan aktivitas, dan anak lebih banyak berinteraksi daripada sebelum diadakan pelatihan dan penyuluhan
Implementasi Model Project Based Learning Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa-Siswi Kelas IX Di SMP Nurul Islam Uswatun Hasanah; Ribut Prastiwi Sriwijayanti; Diana Muniro
Jurnal Pendidikan Sosial Dan Konseling Vol. 1 No. 2 (2023): Juli - September
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47233/jpdsk.v1i2.59

Abstract

The difficulties of class IX students in understanding the subject matter at the Nurul Islam Junior High School can reduce learning motivation when learning time in class and assignments are given by teacher. In this case, it is caused by the school environment, the friends itself, bored feeling, personal and family problems, and the setting of rest time is the trigger too. So, increasing learning motivation of students in class IX need something new namely implementing the Project Based Learning model. The model is expected to be a solution to the student for understanding the subject matter, do not feel bored or bored in learning, active during learning and practicing independence in class. The method that is used is descriptive qualitative by describing the data in the form of narrative and detail based on facts in the field. The results of this study are the implementation of the Project Based Learning model with the results that is game "Snakes and Ladders" effective in increasing the learning motivation and understanding of class IX students, this is proven when students can explain the subject matter properly, are active and enthusiastic when playing the game.
Implementasi Nilai-Nilai Religius Pancasila Dan Wawasan Pancasila Dalam Sekolah Berbasis Pesantren Uswatun Hasanah; Ludfi Arya Wardana; Hamdan Amrullahc
Jurnal Pendidikan Sosial Dan Konseling Vol. 1 No. 2 (2023): Juli - September
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47233/jpdsk.v1i2.60

Abstract

Pancasila is the ideology of the Indonesian nation. Religious values are a manifestation of attitudes that demonstrate a quality of life that is inseparable from religious teachings. As long as Pancasila is viewed as something positive and remains distant from endangering the Indonesian nation, it is considered to be in line with religious norms. The integration of religious values from Pancasila with Pancasila's perspective in pesantren-based schools provides significant benefits for students. They not only receive a strong religious education but are also equipped with a solid understanding of national unity, becoming agents of change that bring harmony to society. The Pancasila perspective serves as guidance in responding to social dynamics, being open to criticism, and serving as a common point, focus, and goal for fostering collective awareness of the national system. This research aims to describe the implementation of religious values from Pancasila and the Pancasila perspective in pesantren-based schools. Pesantren is a traditional educational institution with distinctive characteristics that combine religious and general education. Pancasila, as the foundation of the Indonesian state, emphasizes religious values and national perspectives that complement each other. In this context, pesantren can play a role as an educational institution that bridges the gap between religious and general education, producing individuals who are well-integrated into national life.
Penguatan Wawasan Kebangsaan peserta didik di MTs. Raudlatul Hasaniyah melalui Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Alifah Yulia Putri; Uswatun Hasanah; Ludfi Arya Wardana
Jurnal Pendidikan Sosial Dan Konseling Vol. 1 No. 2 (2023): Juli - September
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47233/jpdsk.v1i2.68

Abstract

This research was conducted in order to find out how the development of the National Insight of students at MTS Raudlatul Hasaniyah through Citizenship Education Learning. The subjects in this study were students. The method used in this study is a qualitative approach using data collection techniques from observation, documentation and interviews. This research shows that apart from the students themselves, the teacher's role is also very important in strengthening nationalism. So as to create Citizenship Education learning activities to strengthen National Insight. In implementation, students must play an active role such as asking questions, concluding learning outcomes, and giving opinions. The teacher only helps if there are obstacles, except if students have delays in thinking / have special needs the teacher will motivate students to learn. Strengthening National Insight can also be seen from the development of attitudes and character of students during learning takes place. Like when paying attention to the material and the activeness of asking questions. Lack of literacy is an inhibiting factor at MTS Raudlatul Hasaniyah. The solution that can be done by the teacher is to guide students in learning and direct practice in implementing Strengthening National Insights.
Implementasi Nilai – Nilai Karakter Dalam Kegiatan Pengembangan Diri Siswa Di SMP Taruna Dra. Zulaeha Leces Kabupaten Probolinggo Fiana Agustin; Uswatun Hasanah; Ribut Prastiwi Sriwijayanti
Jurnal Pendidikan Sosial Dan Konseling Vol. 1 No. 2 (2023): Juli - September
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47233/jpdsk.v1i2.75

Abstract

This study aims to describe the implementation of character values ​​in student self-development activities at SMP Taruna Dra. Zulaeha Lecess, Probolinggo Regency. The research method uses a descriptive qualitative approach. The data in this study were obtained through observation, interviews and documentation. After this data is collected, then qualitative data analysis is carried out. The results of the research show that character values ​​in the self-development of students at SMP Taruna Dra.Zulaeha Leces have been going well. It has been shown that there are a number of students who have achieved a lot of character values ​​in self-development activities through self-development talents achieved by students at schools, both at the Problnggo Regency level, the East Java Province level and even at the National level during 2022. The vice-student teacher has giving encouragement to students in student self-development activities, providing guidance to students in developing achievements, rewarding students who have succeeded in developing achievements. There are several students who do not know about Student Self-Development at SMP Taruna Dra.Zulaeha Leces, namely the student named Zafira Yuri Wardani. With the encouragement and enthusiasm of the teachers, Zafira Yuri Wardani succeeded in participating in self-development activities at school. Zafira Wardani succeeded in getting achievements from the English Club at the Probolinggo Regency level.