Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Education of Natural Immunomodulator Based on TOGA in Abeli District, Kendari City Sahidin Sahidin; Adryan Fristiohady; Muhammad Hajrul Malaka; Sunandar Ihsan; Asniar Pascayantri; Nurkhalis Bintang Astiasal; Muhammad Ramadhan
Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2021): Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat
Publisher : Progran Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (788.748 KB) | DOI: 10.35311/jmpm.v2i2.39

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan biodiversitas yang tinggi sehingga kaya akan berbagai tanaman obat yang sangat potensial untuk dikembangkan namun belum dikelola dan dimanfaatkan secara optimal. Tanaman obat dapat meningkatkan kekebalan tubuh, karena bersifat pencegahan (preventif) dan promotif melalui kandungan metabolit sekunder contohnya seperti gingiro pada jahe dan santoriso pada temulawak yang mampu meningkatkan system kekebalan tubuh. Sosialisasi penggunaan tanaman obat keluarga untuk mewujudkan masyarakat sehat di Kelurahan Abeli ini bertujuan untuk meningkatkan system kekebalan tubuh dan imunitas m asyarakat kelurahan Abeli. Kegiatan ini memiliki tahapan persiapan dan pelaksanaan. Persiapan dilakukan dengan mempersiapkan lahan dan bibit dari tanaman obat keluarga (TOGA). Tahapan pelaksanaan dilakukan dengan melakukan Penanaman TOGA dan memberikan pengetahuan melalui sosialisasi kepada masyarakat dan mahasiswa. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan mampu meningkatkan imunitas tubuh dan dapat mencegah penyebaran COVID-19.
FORMULATION OF HERBAL HARD CANDY CONTAINS RED GINGER (Zingiber officinale var. rubrum) EXTRACT Nur Illiyyin Akib; Wa Baane; Adryan Fristiohady
Jurnal Farmasi UIN Alauddin Makassar Vol 4 No 1 (2016): Jurnal Farmasi
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jurfar.v4i1.2238

Abstract

Red ginger rhizome (Zingiber officinale var. Rubrum) contains alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, and triterpenoid that potentially as antibacterial and also gingerol, shogaol, and zingeron are efficacious as antioxidant. Red ginger used as a flavour of hard candy because the essential oils gives characteristic and ginger scent, and also the oleoresin gives spicy ginger flavor. This research aims to find the best formula of hard candy through the hedonic test includes organoleptic, water content, ash content, and hardness. This research used four formulas that are K (without red ginger extract), A (extract of 1%), B (extract of 1.75%), and C (extract of 2.5%). Hedonic test data analyzed by Kruskal-Wallis test shows the addition of red ginger extract make significant effect on organoleptic properties (color, scent, texture, and flavor). The results of water content test of  K, A, B, and C formulas respectively are 0.0023; 0.0086; 0.0054; and 0.0045%. The results of ash content test are 0.0031; 0.0039; 0.0049; and 0.0072%. The results of hardness test are 16.8; 6.8; 10.1; and 19.3 Kgf. The best formula is A that organoleptic characteristic (color, scent, flavor, and texture) are most preferred by panelists then result the tests of characteristics are accordance with quality requirements
Uji Aktivitas Antiinflamasi In Vitro Etlingera elatior (Jack) R.M. Smith dengan Metode Stabilisasi Membran Sel Darah Merah Adryan Fristiohady; Wahyuni Wahyuni; Fadhliyah Malik; Nurjeddah Fariane; Muhammad Ilyas Y.; Mentarry Bafadal; Sahidin F.
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol 18 No 2 (2020): JIFI
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/jifi.v18i2.731

Abstract

Wualae (Etlingera elatior (Jack) R. M. Smith) is plant that traditionally used as traditional medicine in Southeast Sulawesi. It contains fl avonoids, tannins, and terpenoids that act as anti-infl ammatory. The studyaims to investigate the anti-infl ammatory activity of ethanolic extract of wualae by stabilizing human red bloodcell (HRBC) membrane. Hemolysis and stability due to oxidative induction and hypotonic solutes are used asmeasures of anti-infl ammatory activity. The positive controls used in this study were diclofenac sodium withvarious concentrations of 250 ppm; 500 ppm; 750 ppm; 1000 ppm; 1250 ppm; and 1500 ppm. Sample wasalso having similar identical concentration. According to the results of stability and hemolysis percentage ofE. elatior fruit ethanol extract to HRBC were 57,75% and 42,25% (250 ppm), 66,71% and 33,29% (500 ppm),74,10% and 25,90% (750 ppm), 75,72% and 24,28% (1000 ppm), 79,87% and 20,13% (1250 ppm), and 84,89%and 15,11% (1500 ppm). Compared with diclofenac sodium stability and hemolysis percentage were 62,61%and 37,39% (250 ppm), 66,71% and 33,29% (500 ppm), 71,02% and 28,98% (750 ppm), 72,10% and 27,90%(1000 ppm), 73,94% and 26,06% (1250 ppm), 76,63% and 23,37% (1500 ppm). These data suggest that the ethanolic extract of wualae is potentially have activity as anti-infl ammatory.
Efek Imunomodulator Ekstrak Etanol Spons Xestospongia Sp. Terhadap Aktivitas Fagositosis Makrofag Pada Mencit Jantan Galur Balb/C Adryan Fristiohady; Wahyuni Wahyuni; Fadhliyah Malik; Mesi Leorita; Muhammad Ilyas Yusuf; Hendra Febriansyah; Sahidin Sahidin
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 5 No. 01 (2019): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v5i01.38

Abstract

Imunomodulator merupakan bahan yang dapat mengembalikan ketidakseimbangan sistem imun. Spons Xestospongia Sp. diduga mengandung senyawa-senyawa aktif yang berperan sebagai agen imunomodulator. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol Spons Xestospongia Sp. terhadap aktivitas fagositosis makrofag. Sebanyak dua puluh empat ekor mencit jantan galur Balb/C umur 2-3 bulan dengan berat badan 20-30 gram dibagi ke dalam 6 kelompok. Kelompok pertama mendapat pemberian ekstrak etanol Spons Xestospongia Sp. 100 mg/kgBB, kelompok kedua mendapat pemberian ekstrak etanol Spons Xestospongia Sp. 200 mg/kgBB, kelompok ketiga mendapat pemberian ekstrak etanol Spons Xestospongia Sp. 300 mg/kgBB dan kelompok keempat mendapat pemberian ekstrak etanol Spons Xestospongia Sp. 400 mg/kgBB. Kelompok kontrol positif mendapat ekstrak Phyllanthus niruri Linn. (Stimuno®) 0,13 mg/gBB dan kelompok kontrol negatif mendapatkan Na-CMC 0,5%. Ekstrak diberikan secara peroral sejak hari pertama hingga ketujuh. Pada hari kedelapan masing-masing mencit diinjeksikan bakteri Staphylococcus aureus (SA) 0,5 mL secara intra peritoneal. Aktivitas sel makrofag dihitung dari apusan cairan peritoneum mencit. Peningkatan dosis ekstrak etanol Spons Xestospongia Sp. meningkatkan jumlah aktivitas fagositosis makrofag dari 24,25 % (Na-CMC), 34,25% (100 mg/kgBB), 47,00% (200 mg/kgBB), 59,50 % (300 mg/kgBB) dan 62,75% (400 mg/kgBB). Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol Spons Xestospongia Sp. memiliki potensi sebagai imunomodulator pada dosis 300 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB dengan efektivitas yang tidak berbeda bermakna dengan kontrol positif (Stimuno®) dalam meningkatkan aktivitas fagositosis sel makrofag berdasarkan hasil uji statistik post hoc TUKEY (sig. > 0,05).
Review Jurnal: Pemanfaatan Etosom Sebagai Bentuk Sediaan Patch Rina Andriani; Irmayani Jubir; Vica Aspadiah; Adryan Fristiohady
Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian Vol. 8 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/farmasains.v8i1.5386

Abstract

Etosom merupakan suatu sistem pembawa berupa vesikel yang lunak dan elastis dengan komponen utama yaitu fosfopilid, etanol dengan konsentrasi yang cukup tinggi (20-45%), dan air. Etosom memiliki kemampuan dalam meningkatkan penetrasi obat lebih jauh ke dalam kulit dikarenakan adanya kandungan fosfolipid dan etanol. Etosom juga dapat menghantarkan obat hingga mencapai sirkulasi sistemik sehingga sangat cocok digunakan sebagai sistem pembawa yang diformulasikan kedalam bentuk sediaan, salah satunya sediaan patch transdermal. Penggunaan etosom dalam sediaan patch transdermal dapat meningkatkan kemampuan penetrasi, permeabilitas dan bioavailabilitas dari suatu obat. Review ini memberikan informasi mengenai pemanfaatan etosom sebagai bentuk sediaan patch.
POTENSI ANTIOKSIDAN DAN FOTOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL DAUN JAMBU METE (Annacardium occidentale Linn.) SECARA IN VITRO Fitria Nurcahyani; Adryan Fristiohady; Wahyuni; Nasrudin; Suryani; Nur Illiyyin Akib; Loly Subhiaty Idrus; Agung Wibawa Mahatva Yodha
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol. 10 No. 4 (2025): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63071/h7ckzq31

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dan ABTS, serta mengkaji potensi tabir surya alami dari ekstrak metanol dan fraksinya dari daun jambu mete (Anacardium occidentale L.) pada konsentrasi 12,5; 25; 50; dan 100 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol memiliki aktivitasantioksidan yang kuat dengan nilai IC 50 sebesar 71,94 ± 5,41 ppm (DPPH) dan 89,24 ± 1,49 ppm (ABTS). Fraksi n-heksana menunjukkan aktivitas antioksidan kategori sedang dengan nilai IC 50 sebesar 131,64 ± 5,39 ppm (DPPH) dan 124,20 ± 2,08 ppm (ABTS). Fraksi etil asetat juga menunjukkan aktivitas sedang, dengan nilai IC 50 sebesar 193,65 ± 3,86 ppm (DPPH) dan 128,82 ± 1,59 ppm (ABTS). Fraksi air menunjukkan aktivitas sedang dengan nilai IC 50 sebesar 115,53 ± 12,63 ppm (DPPH) dan 107,98 ± 1,22 ppm (ABTS). Sebagai perbandingan, vitamin C sebagai kontrol positif menunjukkan aktivitas antioksidan yang sangat kuat, dengan nilai IC 50 sebesar 11,68 ± 5,92 ppm (DPPH) dan 15,40 ± 3,09 ppm (ABTS). Nilai Sun Protection Factor (SPF) dari ekstrak metanol sebesar 4,24 ± 0,00, dikategorikan sebagai perlindungan sedang. Persentase penghambatan eritema menunjukkan bahwa ekstrak dan fraksi etil asetat memiliki potensi sebagai tabir surya (sunblock), sedangkan fraksi n-heksana dan fraksi air memberikan perlindungan ekstra. Namun, tidak ada ekstrak maupun fraksi yang memenuhi kriteria perlindungan terhadap pigmentasi kulit.
POTENSI RADICAL SCAVENGING DAN AKTIVITAS ANTI-INFLAMASI MELALUI PENGHAMBATAN NITRIC OXIDE DARI MADU HUTAN ASAL KABUPATEN KONAWE Hariana; Adryan Fristiohady; Wahyuni; La Ode Muhammad Fitrawan; Loly Subhiaty Idrus; Agung Wibawa Mahatva Yodha
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol. 10 No. 4 (2025): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63071/fr4myn94

Abstract

Madu hutan dikenal sebagai produk alami yang kaya akan berbagai senyawa bioaktif, seperti flavonoid dan fenolik, yang memiliki aktivitas antioksidan dan antiinflamasi. Kabupaten Konawe, yang terletak di Sulawesi Tenggara, merupakan salah satu wilayah potensial penghasil madu hutan. Namun, informasi ilmiah mengenai aktivitas biologisnya masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi aktivitas penangkap radikal bebas dan efek antiinflamasi dari madu hutan asal Konawe melalui uji in vitro. Aktivitas antioksidan dianalisis menggunakan metode DPPH dan ABTS, sedangkan aktivitas antiinflamasi dievaluasi melalui uji stabilisasi membran eritrosit (HRBC), inhibisi denaturasi protein albumin serum sapi (BSA), dan inhibisi produksi nitric oxide (NO). Hasil penelitian menunjukkan bahwa madu hutan Konawe memiliki nilai IC50 sebesar 71,69 ± 2,73 mg/L pada uji DPPH dan 58,90 ± 9,11 mg/L pada uji ABTS, yang mengindikasikan aktivitas antioksidan sedang hingga kuat. Pada uji stabilisasi membran, madu ini menunjukkan tingkat stabilisasi sebesar 90,31 ± 0,03% pada konsentrasi 100 mg/L, sementara pada uji denaturasi protein menghasilkan nilai IC50 sebesar 48,37 ± 0,42 mg/L. Uji inhibisi produksi NO menunjukkan nilai IC50 sebesar 6,65 ± 2,38 mg/L, yang dikategorikan sangat kuat. Analisis statistik menggunakan uji t independen menunjukkan perbedaan yang signifikan (p < 0,05) antara madu hutan Konawe dan kontrol positif pada seluruh parameter yang diuji. Secara keseluruhan, hasil ini mendukung potensi madu hutan Konawe sebagai sumber alami antioksidan dan antiinflamasi yang menjanjikan.