Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Analysis of Metabolite Levels, Secondary Minerals and Aloe Vera Formulation from Kalimantan Indonesia Fahmi Said; Ida Rahmawati; Neny Setiawaty Ningsih
Medical Laboratory Technology Journal Vol. 8 No. 1 (2022): June
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Analis Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.951 KB) | DOI: 10.31964/mltj.v0i0.417

Abstract

Products from natural ingredients such as aloe vera must be high quality and meet standardization aspects. Determination of secondary metabolites and mineral levels is part of the standardization of natural product products. The dosage formula needs to be optimized to get the best formula based on evaluating the physical properties of the gel preparation. This study aimed to analyze the highest mineral and metabolite content between aloe vera from South Kalimantan and West Kalimantan, as well as the optimum formula for aloe vera gel based on its physical properties. The research method used is to perform sample preparation, extraction, analysis of minerals and secondary metabolites by spectroscopy. The data were analyzed descriptively, and the results showed that the content of iron, calcium, and zinc originating from West Kalimantan was 0.314 mg/g; 93.42 mg/g; 0.059 mg/g, while South Kalimantan 0.064 mg/g, 53.24 mg/g, 0.032 mg/g. The total phenolic, flavonoid, and anthraquinone levels from West Kalimantan were 0.512%, 1.31%, respectively, 2.28%, while those from South Kalimantan were 0.321%, 1.12%, 1.14%. The best formula for aloe vera gel is formula three, which has a darker color and meets the requirements of the physical properties of the gel. This study concludes that the highest mineral content in aloe vera comes from West Kalimantan, the highest secondary metabolite content also comes from West Kalimantan. And the best formula is the third formula with 20% natural dyes. Suggestions for further research are to examine the mineral content and secondary metabolites of aloe vera in various places in Indonesia so that the best aloe vera can be known.
HUBUNGAN RASA PERCAYA DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN MUTU HASIL BELAJAR MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN PROGRAM STUDI KESEHATAN GIGI BANJARMASIN Fahmi Said
Jurnal Skala Kesehatan Vol 6 No 1 (2015): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.105 KB) | DOI: 10.31964/jsk.v6i1.30

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara rasa percaya diri dengan mutu hasil belajar, hubungan antara motivasi berprestasi dengan mutu hasil belajar dan hubungan antara rasa percaya diri dan motivasi berprestasi dengan mutu hasil belajar mahasiswa Politeknik Kesehatan Banjarmasin pada Program Studi Kesehatan Gigi Banjarmasin.Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian korelasional. Data diperoleh dari 102 orang mahasiswa Program Studi Kesehatan Gigi. Pengumpulan data dilakukan dengan angket kemudian dianalisis dengan tehnik analisis korelasi sederhana dan regresi ganda.Dari hasil penelitian ditemukan bahwa rasa percaya diri, motivasi berprestasi dan mutu hasil belajar mahasiswa Program Studi Kesehatan Gigi Banjarmasin tinggi. Selanjutnya terdapat hubungan positif dan signifikan antara rasa percaya diri dengan mutu hasil belajar, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan mutu hasil belajar. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara rasa percaya diri dan motivasi berprestasi dengan mutu hasil belajar.Dari penelitian ini ditemukan pula hubungan rasa percaya diri dan motivasi berprestasi terhadap mutu hasil belajar mahasiswa Program Studi Kesehatan Gigi Banjarmasin sebesar 11,6 % yang berarti masih ada 88,4 % pengaruh unsur-unsur lain yang mempengaruhi mutu hasil belajar mahasiswa Program Studi Kesehatan Gigi Banjarmasin.    Kata-kata Kunci     : Rasa Percaya Diri, Motivasi Berprestasi, Mutu Hasil Belajar,                                    Mahasiswa.
PERBEDAAN pH SALIVA ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH MENGKONSUMSI MINUMAN RINGAN (Studi pada Siswa Kelas II dan III Madrasah Ibtidaiyah Zam-Zam Zailani Banjarbaru Kalimantan Selatan Tahun 2014). Ida Rahmawati; Fahmi Said; Sri Hidayati
Jurnal Skala Kesehatan Vol 6 No 1 (2015): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.872 KB) | DOI: 10.31964/jsk.v6i1.31

Abstract

Seperti  diketahui bahwa makanan maupun minuman ringan menjadi kegemaran baik bagi orang tua terlebih lagi anak-anak mengandung sejumlah besar gula yang bila dikonsumsi terlalu sering akan menyebabkan karies. Hal ini sependapat dengan Wieke dan Susy (2008) yang menyatakan bahwa rasa manis merupakan rasa yang paling disukai kebanyakan orang terutama anak-anak. Sumber rasa manis ini dapat diperoleh dari sukrosa yang dikonsumsi dalam bentuk gula dan sering digunakan untuk makanan dan minuman terutama minuman ringan. Tingginya angka karies pada siswa kelas II dan III Madrasah Ibtidaiyah Zam_zam Zailani  Banjarbaru Kalimantan Selatan Tahun  2014  dengan rata-rata DMF-T  6.43.Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya perbedaan pH saliva antara sebelum dan sesudah mengkonsumsi minuman ringan antara lain mengukur pH saliva sebelum mengkonsumsi minuman ringan. serta menganalisis perbedaan pH saliva antara sebelum dan sesudah mengkonsumsi minuman ringan.Jenis penelitian ini eksperimen dengan menggunakan metode observasi. Jumlah responden  dalam penelitian ini 63 responden. Analisis data menggunakan program SPSS dengan uji Paired Samples T Test.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan nilai pH saliva sebelum mengkonsumsi minuman ringan dan sesudah mengkonsumsi minuman ringan mengalami penurunan nilai rata-rata pH saliva sebesar 1,20 dengan nilai Sig. = 0,000 atau p < 0,05. Oleh karena p < 0,05, maka dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima atau ada perbedaan pH saliva antara sebelum dan sesudah mengkonsumsi minuman ringan. Sehingga disarankan Perlu adanya penyuluhan dari petugas kesehatan gigi kepada siswa guna  memotivasi dan mengarahkan agar mengurangi konsumsi minuman ringan yang mengandung aspartam dan segera untuk berkumur-kumur. Kata Kunci : pH saliva, minuman ringan 
Gambaran kondisi klinis rongga mulut pada penderita tb parudi kecamatan cerbon kabupaten barito kuala Provinsi kalimantan selatan metty amperawati; fahmi said; endang suryana
Jurnal Skala Kesehatan Vol 7 No 1 (2016): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.268 KB) | DOI: 10.31964/jsk.v7i1.167

Abstract

Mulut mempunyai resisten tinggi terhadap invasi kuman tuberculosis, kemungkinan tersebar lesi tuberculosis di dalam mulut merupakan akibat penyebaran secara hematogen kuman-kuman yang berasal dari suatu focus di suatu tempat di dalam tubuh. Dalam beberapa kasus tentang keterlibatan rongga mulut pada pasien TB ditemukan diantaranya : ulserasi, nodul,, granuloma, dan proliferasi mukosa juga gingivitis dan periodontitis yang lebih parah pada individu yang menderita tuberkulosis. Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui Kondisi Klinis Rongga Mulut pada Penderita TB Paru di Kecamatan Cerbon Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan. Manfaat penelitian adalah Sebagai input pengelola program untuk melakukan upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut terutama penderita TB paru. Rancangan penelitian adalah bersifat deskriptif, Sampel penelitian diambil secara total sampling adalah seluruh penderita TB paru di Kecamatan Cerbon Kabupaten Barito Kuala sebanyak 40 orang, Hasil penelitian dan Kesimpulan Penderita TB Paru di Kecamatan Cerbon Kabupaten Barito Kuala didapatkan OHI-S Buruk, DMF-T tinggi, Kondisi Klinis Jaringan lunak Rongga Mulut didapatkan 5% periodontitis, 10% penyakit gingivitis dan 2,5% nodul. Saran pada petugas kesehatan gigi lebih meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya kebersihan gigi dan mulut pada penderita penyakit sistemik terutama TB paru.
Perancangan Alat Peningkatan Kadar Fluor Air Sungai Menggunakan Metode Kontak Bebatuan Mengandung Fluor Di Desa Mekar Sari Kecamatan Tatah Makmur Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan Ida Rahmawati; Fahmi Said; Abdul Haris
An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Vol 8, No 2 (2021): AN-NADAA JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (DESEMBER)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/ann.v8i2.5663

Abstract

Kandungan fluoride dalam air yang dikonsumsi masyarakat Desa Mekar Sari Kecamatan Tatah Makmur Kabupaten Banjar masih dibawah rekomendasi WHO (2004) minimal 0,5 mg/l dan Peraturan Menteri Kesehatan RI 492/2010 maksimal 1,5 mg/l. Dari survey pendahuluan yang dilakukan terhadap kandungan air sungai Tatah Makmur menujukkan kandungan fluorida sebesar 0,08 mg/l. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar fluorida air sungai terolah setelah dilakukan kontak bebatuan mengandung fluoride. Jenis penelitian adalah eksperimen dengan teknik pengolahan data secara deskriptif. Eksperimen dilakukan pada air sungai dengan cara dilakukan pengolahan pendahuluan sampai kekeruhan kurang dari 5 NTU. Selanjutnya air terolah diresirkulasi ke dalam suatu peralatan fluor increase portable untuk merekayasa kontak air terolah dengan bebatuan mengandung fluorida. Variasi pada penelitian ini terdiri dari variasi lama resirkulasi 6 jam, 12 jam, 24 jam, 48 jam, dan 72 jam; tebal bebatuan 10 cm, 20 cm, 30 cm, 40 cm, dan 50 cm, batuan fluor yang digunakan berukuran 1-2 cm. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu air terolah yang dilewatkan pada batuan fluoride yaitu peningkatan tertinggi pada batu dengan tebal 50 cm menunjukkan kandungan fluor dari 0,08 mg/l (awal) menjadi 0,24 – 0,69 mg/l dan peningkatan terendah pada batu dengan tebal 10 cm dari 0,08 mg/l (awal) menjadi 0,31 – 0,0,56 mg/l. Saran untuk dapat menerapkan teknologi pengayaan fluor dalam air sungai Tatah Makmur perlu dilakukan uji coba lanjutan pada jenis batuan fluor yang lain.
PERBEDAAN MENYIKAT GIGI METODE FONE’S DAN METODE BASS TERHADAP SKOR DEBRIS PADA MURID KELAS III DAN IV SEKOLAH DASAR NEGERI GAMBUT 11 Rusmila Wati; Fahmi Said; Emilda Sari
JURNAL TERAPIS GIGI DAN MULUT Vol. 1 No. 2 (2020): JURNAL TERAPIS GIGI DAN MULUT
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis dari 10 orang murid kelas III dan IV yang diperiksa kebersihan gigi dan mulutnya menyatakan kebersihan gigi dan mulut 10 orang murid SDN Gambut 11 sebesar 3,067 yang dikategorikan buruk. Kesehatan gigi dan mulut erat kaitannya dengan kebersihan gigi dan mulut. Debris merupakan bagian yang menetukan kebersihan gigi seseorang. Menyikat gigi merupakan salah satu bentuk pencegahan untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan menyikat gigi metode fone’s dan metode bass terhadap skor debris pada murid kelas III dan IV SDN Gambut 11. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian One Group Pretest Posttest. Sampel penelitian berjumlah 56 murid, dengan teknik pengambilan sampel total sampling dengan uji statistik menggunakan uji Independent Sample t-Test. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan rerata skor debris sebelum menyikat gigi metode fone’s 2,06 dan sesudah menyikat gigi 0,16 sedangkan rerata skor debris sebelum menyikat gigi metode bass 1,80 dan sesudah menyikat gigi 0,32. Setelah dilakukan perhitungan menggunakan uji Independent Sample t-Test didapatkan hasil yang signifikan ρ= 0,004 sehingga lebih kecil dari pada α= 0,05. Kesimpulan dari penelitian ada perbedaan menyikat gigi metode fone’s dan metode bass terhadap skor debris pada murid kelas III dan IV SDN Gambut 11. Saran dari penelitian ini diperlukan kerjasama dari pihak sekolah dengan petugas kesehatan seperti peningkatan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut dan bekerjasama dengan orang tua murid untuk melakukan pengawasan dirumah terhadap kesehatan gigi dan mulut anak.
HUBUNGAN PENGETAHUAN PETUGAS KESEHATAN TENTANG INFEKSI SILANG DENGAN PENATALAKSANAAN PENCEGAHAN INFEKSI DI PUSKESMAS GUNTUNG MANGGIS KOTA BANJARBARU Lailatus Sa’adah; Fahmi Said; Siti Salamah
JURNAL TERAPIS GIGI DAN MULUT Vol. 2 No. 1 (2021): JURNAL TERAPIS GIGI DAN MULUT
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infectious diseases related to health services are one of the health problems in various countries in the world, including Indonesia. Judging from the origin of the infection, it can come from the community (Community Acquired Infection) or the health service environment or clinic. The highest case data in 2019 & 2020 at the Guntung Manggis Health Center were ISPA 3070 patients, cough and cold 1728 patients, pharyngitis 1314 patients, skin diseases 121 patients, & scabies 112 patients, these incidence rates indicate that health workers are susceptible to infection and contracting a disease. The purpose of this study was to determine the relationship between the knowledge of health workers about cross infection with the management of infection prevention at the Guntung Manggis Public Health Center, Banjarbaru City. The research method is an analytical survey with a cross sectional approach design. Sampling by purposive sampling with a total of 30 health workers from 43 populations. Collecting data using questionnaires and observation. The results showed that most of the knowledge of cross-infection was in the good category (60%) and the management of infection prevention was in the appropriate category (83.3%). Based on the Chi-Square test resulting in a p value of sig (2-sided) = 0.001 in the test, it can be concluded that the p value (probability value) of the test (p = 0.001 < = 0.05). The conclusion of this study is that there is a relationship between the knowledge of health workers about cross-infection and the management of infection prevention. It is recommended that this research can be input, especially for health workers and health service providers.Keywords: Knowledge-Health Officer-Cross-Infection
PENGARUH PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP RETENSI PENGETAHUAN MENYIKAT GIGI PADA ANAK USIA 6-8 TAHUN DI MIN 14 BANJAR MARTAPURA Gusti Aprilisa Nurhuda; Waljuni Astu Rahman; Fahmi Said
JURNAL TERAPIS GIGI DAN MULUT Vol. 2 No. 2 (2021): JURNAL TERAPIS GIGI DAN MULUT
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: The proportion of people's behavior over 3 years old in brushing their teeth every day is 96% but 4-5.6% are doing dental behavior at the right time. One of the efforts to improve health (promotive) is counseling. Of the 10 children sampled for the preliminary study, it was found that 3 children had good knowledge, 3 children had moderate knowledge, and 4 children had less knowledge about teeth. This study aims to determine the effect of media use counseling on the development of dental knowledge in children aged 6-8 years at MIN 14 Banjar Martapura. This type of research is analytical research. This research design is a quasi-experimental. This research is a pretest-posttest design. The sampling technique used was purposive sampling with a population of 141 children with a sample of 63 children. The result of dental knowledge research is 6.22 pretest and posttest 1 is 7.46. Knowledge retention is 7, posttest 1 is 7, and posttest 2 is 7,36. Test the effect using Wilcoxon with a value of p = 0.000 and a value of a = 0.05 which means p <a. The conclusion of this study is that there is an effect of counseling using hand puppet media on the retention of dental knowledge in children aged 6-8 years at MIN 14 Banjar Martapura. Suggestions for conducting counseling, for further researchers need to add other media as a comparison of media that may also affect the development of teeth. Keywords: Knowledge Retention-Hand Puppet