Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Analysis of Metabolite Levels, Secondary Minerals and Aloe Vera Formulation from Kalimantan Indonesia Fahmi Said; Ida Rahmawati; Neny Setiawaty Ningsih
Medical Laboratory Technology Journal Vol. 8 No. 1 (2022): June
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Analis Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.951 KB) | DOI: 10.31964/mltj.v0i0.417

Abstract

Products from natural ingredients such as aloe vera must be high quality and meet standardization aspects. Determination of secondary metabolites and mineral levels is part of the standardization of natural product products. The dosage formula needs to be optimized to get the best formula based on evaluating the physical properties of the gel preparation. This study aimed to analyze the highest mineral and metabolite content between aloe vera from South Kalimantan and West Kalimantan, as well as the optimum formula for aloe vera gel based on its physical properties. The research method used is to perform sample preparation, extraction, analysis of minerals and secondary metabolites by spectroscopy. The data were analyzed descriptively, and the results showed that the content of iron, calcium, and zinc originating from West Kalimantan was 0.314 mg/g; 93.42 mg/g; 0.059 mg/g, while South Kalimantan 0.064 mg/g, 53.24 mg/g, 0.032 mg/g. The total phenolic, flavonoid, and anthraquinone levels from West Kalimantan were 0.512%, 1.31%, respectively, 2.28%, while those from South Kalimantan were 0.321%, 1.12%, 1.14%. The best formula for aloe vera gel is formula three, which has a darker color and meets the requirements of the physical properties of the gel. This study concludes that the highest mineral content in aloe vera comes from West Kalimantan, the highest secondary metabolite content also comes from West Kalimantan. And the best formula is the third formula with 20% natural dyes. Suggestions for further research are to examine the mineral content and secondary metabolites of aloe vera in various places in Indonesia so that the best aloe vera can be known.
KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN KUPU-KUPU DI KAWASAN WISATA AIR TERJUN IRENGGOLO KEDIRI Tutut Indah Sulistiyowati; Ida Rahmawati
STIGMA: Jurnal Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unipa Vol 11 No 02 (2018)
Publisher : FMIPA : Universitas PGRI Adi Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/stigma.vol11.no02.a1658

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai keragaman kupu-kupu di kawasan Wisata Air Terjun Irenggolo Kediri pada bulan Februari hingga Juli 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan database tentang keragaman dan kelimpahan kupu-kupu di kawasan Wisata ini. Metode yang digunakan untuk mengkoleksi kupu-kupu adalah dengan metode VES. Kupu ditangkap menggunakan jaring serangga dan dikoleksi menggunakan kertas papylote. Semua spesies diidentifikasi di laboratorium zoology dan dikonsultasikan pada ahli. Data keragaman kupu dianalisis menggunakan indeks Shanon Winner. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 35 spesies kupu dengan total jumlah 1.622 individu. Berdasarkan analisis kuantitatif, disimpulkan bahwa meskipun kekayaan individu tinggi, namun derajad kemelimpahan masing-masing spesies rendah. Adapun spesies yang derajad kelimpahannya cukup adalah Hasora taminatus (14,5) dan Chilades pandava (16,5). Untuk menjaga kelestarian jenis kupu dan menjaga kemelimpahannya, perlu dilakukan edukasi kepada pengunjung agar tetap menjaga keberadaan tumbuhan liar di kawasan wisata Air Terjun Irenggolo Kediri. Kata kunci: Keanekaragaman kupu, media belajar
Identifikasi Jenis Tumbuhan dari Famili Asteraceae Di Kawasan Wisata Irenggolo Kediri Ida Rahmawati; Tutut Indah Sulistiyowati
STIGMA: Jurnal Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unipa Vol 14 No 01 (2021)
Publisher : FMIPA : Universitas PGRI Adi Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/stigma.14.01.3614.40-47

Abstract

Irenggolo is a waterfall tourism area located in the Wilis Mountains. This area has a fairly good diversity of flora, one of which is Asteraceae family. This family has very divers in members. Research on Asteraceae plants in this area never been carried out. The purpose of this study was to determine the type of plants from the Asteraceae family that live in the Irenggolo Kediri. Methode for sampling using Visual Encounter Survey technique in four different areas. Observation results obtained 13 species of plants from Asteraceae family with three tribes, that are Sphagneticola trilobata, Galinsoga parviflora, Crassocephalum crepidioides, Cosmos sulphureus, Tagetes erecta, Sonchus wightianus, Conyza bonariensis, Ageratum conyzoides, Dahlia pinnata, Bidens pilosa, Zinnia elegans, Chromolaena odorata, serta Eupatorium capillifolium.
PERBEDAAN pH SALIVA ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH MENGKONSUMSI MINUMAN RINGAN (Studi pada Siswa Kelas II dan III Madrasah Ibtidaiyah Zam-Zam Zailani Banjarbaru Kalimantan Selatan Tahun 2014). Ida Rahmawati; Fahmi Said; Sri Hidayati
Jurnal Skala Kesehatan Vol 6 No 1 (2015): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.872 KB) | DOI: 10.31964/jsk.v6i1.31

Abstract

Seperti  diketahui bahwa makanan maupun minuman ringan menjadi kegemaran baik bagi orang tua terlebih lagi anak-anak mengandung sejumlah besar gula yang bila dikonsumsi terlalu sering akan menyebabkan karies. Hal ini sependapat dengan Wieke dan Susy (2008) yang menyatakan bahwa rasa manis merupakan rasa yang paling disukai kebanyakan orang terutama anak-anak. Sumber rasa manis ini dapat diperoleh dari sukrosa yang dikonsumsi dalam bentuk gula dan sering digunakan untuk makanan dan minuman terutama minuman ringan. Tingginya angka karies pada siswa kelas II dan III Madrasah Ibtidaiyah Zam_zam Zailani  Banjarbaru Kalimantan Selatan Tahun  2014  dengan rata-rata DMF-T  6.43.Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya perbedaan pH saliva antara sebelum dan sesudah mengkonsumsi minuman ringan antara lain mengukur pH saliva sebelum mengkonsumsi minuman ringan. serta menganalisis perbedaan pH saliva antara sebelum dan sesudah mengkonsumsi minuman ringan.Jenis penelitian ini eksperimen dengan menggunakan metode observasi. Jumlah responden  dalam penelitian ini 63 responden. Analisis data menggunakan program SPSS dengan uji Paired Samples T Test.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan nilai pH saliva sebelum mengkonsumsi minuman ringan dan sesudah mengkonsumsi minuman ringan mengalami penurunan nilai rata-rata pH saliva sebesar 1,20 dengan nilai Sig. = 0,000 atau p < 0,05. Oleh karena p < 0,05, maka dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima atau ada perbedaan pH saliva antara sebelum dan sesudah mengkonsumsi minuman ringan. Sehingga disarankan Perlu adanya penyuluhan dari petugas kesehatan gigi kepada siswa guna  memotivasi dan mengarahkan agar mengurangi konsumsi minuman ringan yang mengandung aspartam dan segera untuk berkumur-kumur. Kata Kunci : pH saliva, minuman ringan 
Intervensi Media Promosi Kesehatan Melalui Kesenian Banjar Untuk Meningkatkan Kesehatan Ibu Dan Anak Di Kalimantan Selatan Syaifullah kholik; Fathurrahman fathurrahman; Ida rahmawati
Jurnal Skala Kesehatan Vol 7 No 1 (2016): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.187 KB)

Abstract

RPJM bidang kesehatan 2015-2019 lebih mengutamakan pada upaya promotif dan preventif, dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Salah satu pendekatannya adalah dengan kegiatan promosi kesehatan. Dalam promosi kesehatan, seni tradisional dapat digunakan sebagai media untuk memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat. Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel melalui program promosi kesehatan 2015 telah melaksanakan kegiatan pengembangan model intervensi budaya berupa kesenian tradisional Banjar untuk peningkatan cakupan program kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini dilaksanakan di lima Kabupaten, yaitu Kabupaten Batola, Banjar, Tapin, Tanah Bumbu, dan HSU. Kegiatan intervensi kesenian daerah berupa Jepin Cerita, Damarwulan, Madihin, dan Mamanda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan melalui pentas kesenian daerah Banjar terhadap pengetahuan masyarakat tentang KIA. Desain penelitianini adalah One Shot Case Study, yaitu dengan cara memberikan intervensi kepada suatu kelompok masyarakat (audience) berupa pertunjukan kesenian daerah Banjar Madihin, Mamanda, Jepin Carita, Damarwulan, dan lain-lain. Setelah pertunjukan selesai, dilakukan penilaian (posttest) terhadap audience dengan cara wawancara dan angket (kuesioner). Intervensi dilakukan oleh Tim Promosi Kesehatan Kabupaten bekerja sama dengan Even Organizer (EO,)sedangkan evaluasi (posttest) dilakukan oleh Tim Dosen Poltekkes Banjarmasin. Data diolah dan dianalisis secara kualitatif dan deskriptif. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kesenian tradisional Banjar yang paling sering disaksikan responden adalah Madihin.Pertunjukan kesenian sebagai media intervensi promosi kesehatan cukup menarik bagi responden untuk disaksikan. Tingkat penerimaan pesan kesehatan oleh responden pada pertunjukan kesenian tradisional cukup baik. Hal ini didukung dengan data bahwa 90% responden dapat menyebutkan kembali pesan-pesan kesehatan yang disampaikan pada pertunjukan kesenian tersebut. Pada saat melakukan pertunjukan disarankan agar pesan kesehatan dikemas secara “utuh” agar audience lebih mudah memahami pesan tersebut.Pertunjukan kesenian tradisonal yang memuat pesan kesehatan sebaiknya didokumentasikan dalam bentuk rekaman/video agar bisa diputar ulang dan disaksikan oleh masyarakat di tempat-tempat fasilitas pelayanan kesehatan. Perlu penelitian lebih lanjut untuk dapat menentukan model intervensi kesenian tradisional Banjar yang sesuai untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Kata Kunci : Media Promkes ; Kesenian Banjar; KIA
Pengaruh Kumur-Kumur Larutan Daun Binahong ( Adredera Cordofolia Ten Stennis ) Terhadap Penyembuhan Gingivitis Pada Siswa SMP 13 Cempaka Banjarbaru Danan Danan; Siti sabatul Habibah; ida rahmawati
Jurnal Skala Kesehatan Vol 10 No 2 (2019): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.379 KB) | DOI: 10.31964/jsk.v10i2.221

Abstract

DIFFERENCE OF MODERATE AND HARD-BRISTLED TOOTHBRUSH IN PREVENTING PLAQUE AMONG SCHOOL CHILDREN Karsum Udin; Bedjo Santoso; Ida Rahmawati; Emilda Sari; Dedy Dedy
Proceedings of the International Conference on Applied Science and Health No. 2 (2017)
Publisher : Yayasan Aliansi Cendekiawan Indonesia Thailand (Indonesian Scholars' Alliance)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Oral health is very important, some oral and dental problems occur because we do not maintain oral hygiene and teeth. Plaque is a major etiologic factor of caries and periodontal disease. Efforts to prevent plaque buildup is called plaque control, by mechanical, chemical and natural, mechanical ventilation is a tooth brush. In general, the bristles are soft, moderate, and hard. Aims: This research aims to know the differences using a moderate and hard-bristled toothbrush against plaque. Methods: This is a quasi-experiment with pretest-post-test control group design between the bristles medium and hard bristles using independent test T-test. Conclusion: There is a difference of tooth brushing plaque by using the medium tough and hairbrush medium tough hairbrush and hairy on the students of class VII B and VII C in Public Junior High School 3 Banjarbaru. The use of hard bristled toothbrushes is better 72.22% than the use of medium toothbrushes is only 47.37%. But a hard hairy toothbrush can cause gums to drop (recession gingival) if done continuously. 
EFEKTIVITAS HEARING CONSERVATION PROGRAM TERHADAP PENCEGAHAN PENINGKATAN AMBANG DENGAR DI INDUSTRI MANUFAKTUR Ida Rahmawati; Yuliani Setyaningsih; Ekawati Ekawati
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) Vol 6, No 5 (2018): SEPTEMBER
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.934 KB) | DOI: 10.14710/jkm.v6i5.22092

Abstract

Increased hearing threshold is acute or chronic hearing loss caused by noise exposure that it can reduce the ability of auditory sense function. The hearing threshold in people can be detected by doing an audiometric test to determine hearing ability in certain intensity. Based on preliminary studies, one manufacturing industry in Semarang, Central Java has implemented the Hearing Conservation Program, one of the efforts to control the potential noise hazards. The aim was determine the relationship between the effectiveness of the Hearing Conservation Program implementation with an increased hearing threshold for workers. The research design was descriptive analytic with cross sectional approach. The sampling technique used a total sampling of 26 respondents who were workers in the work area with noise>85 dBA, and had done audiometry tests. The research instruments used were questionnaires and observation sheets from the National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) in A Practical Guide to Effective Hearing Conservation Programs in the Workplace with publication number 90-120 Appendix A, namely OSHA Noise Standard Compliance Checklist. Statistical analysis using the Rank Spearman. The results was no relationship age (p-value 0.607), and work period (p-value 0.162), and disease history (p-value 0.282) increase threshold in manufacturing industry workers. The application of the Hearing Conservation Program in the manufacturing industry in this case includes an effective one with a work <5% that is equal to 0.38%. Researchers to conduct safety briefings on workers who are in a very high work area and provide benefits for personal protective equipment while working.
Gel Ekstrak Buah Naga Super Merah (Hylocereus Costaricensis) dan Ubi Jalar Ungu Sebagai Alternatif Pewarna (Discloting Solution) Alami Plak Gigi Fahmi Said; Ida Rahmawati; Triwiyatini Triwiyatini
An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Vol 8, No 2 (2021): AN-NADAA JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (DESEMBER)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/ann.v8i2.5754

Abstract

Plak gigi merupakan lapisan tipis yang tidak berwarna, tidak mudah dilihat dan merupakan penyebab karies gigi. Untuk melihat plak gigi diperlukan Disclosing solution. Salah satu kandungan bahan alami yang telah diteliti efeknya dalam mewarnai plak adalah betasianin, yang terkandung dalam buah naga super merah (Hylocereus costaricensis) dan Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas var Ayamurasaki). Tujuan penelitian ini untuk memformulasi ekstrak gel buah naga. Penelitian dilakukan dengan melakukan ekstraksi buah naga, memformulasi dalam bentuk gel, mengujian sifat fisik gel, uji toksisitas dengan larva udang, dan mengukur indeks plak pada 40 responden, 20 orang responden di Jurusan Teknik Laboratorium Medik Poltekkes Banjarmasin dan 20 orang responden di Jurusan Teknik Laboratorium Medik Poltekkes Semarang. Hasil Penelitian terlihat bahwa plak skor rata rata pada perlakuan buah naga sebesar 2,6470 sedikit lebih besar dibandingkan plak skor pada perlakuan dengan ubi ungu yaitu sebesar 2,5165. Kesimpulan analisis Independent t test, ditemukan mean different (selisih rata-rata) sebesar 0,13050, dengan diketahui nilai t hitung sebesar 0,517,  p value (nilai probabilitas) dari uji tersebut menunjukkan  p = 0,608, sehingga lebih besar dari α 0,05 atau   (p = 0,608> α 0,05) artinya tidak ada perbedaan efektivitas antara ekstrak gel buah naga dan ekstrak gel ubi jalar ungu. Saran untuk identifikasi plak skor menggunakan kedua ekstrak gel tersebut karena sama-sama dapat mendeteksi plak skor dan berbahan dasar alami tidak menggunakan bahan-bahan kimia
Komunitas Daring Literasi Kesehatan Indonesia (LEKSIA) Sebagai Sarana Tular Nalar di Masa Pandemi COVID-19 Dwi Putri Sulistiya Ningsih; Violita siska Mutiara; Mika Oktarina; Ida Rahmawati
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 20, No 2 (2022)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v20i2.6338

Abstract

Revolusi industri 4.0 dan pandemi COVID-19 memaksa manusia untuk melakukan perubahan dan adaptasi kebiasaan baru. Tsunami informasi kesehatan mengakibatkan banyaknya informasi dan berita-berita hoaks yang tersebar di media sosial, sedangkan indeks literasi Indonesia masih jauh tertinggal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi efektif menggunakan media sosial Komunitas Daring Literasi Kesehatan Indonesia (Leksia) terhadap penyebaran informasi kesehatan di masyarakat. Metode penelitian menggunakan riset evaluasi dengan pendekatan audit komunikasi media sosial dan aplikasi pesan instan sebagai media tular nalar kepada warganet. Setiap harinya berbagai informasi dibagikan mulai dari hari senin sampai sabtu. Selain itu terdapat juga kegiatan pengabdian, penyuluhan dan perlombaan yang diadakan diluar dari kegiatan rutin. Rekrutmen relawan dilakukan untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat dari berbagai profesi yang ingin menjadi bagian dari komunitas. Hasil penelitian adalah proses komunikasi komunitas Leksia melalui media sosial instagram dan whatsapp sudah sesuai dengan kaidah-kaidah komunikasi. Konten-konten yang sudah terjadwal setiap hari dan dispesifikasi dengan jelas sehingga tidak tercampur antara satu topik dengan topik yang lainnya. Monitoring dan evaluasi belum optimal. Kontribusi berupa rekomendasi kepada komunitas online diharapkan meningkatkan komunikasi dua arah untuk menarik kepercayaan publik dan melakukan monitoring dan evaluasi secara periodik terhadap konten-konten yang dibagikan agar tidak melanggar UU ITE.