Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Profitabilitas dan Efisiensi Usaha Ternak Ayam Broiler di Tasikmalaya Jawa Barat Agus Santosa; Unang Atmaja
Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi Vol 3, No 1 (2002): Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi
Publisher : Agribusiness Department, Faculty of Agriculture, UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jdse.v3i1.4945

Abstract

The key of the Indonesian government as far as the livestock sector is concerned is the expansion of the poultry industry, in particular the broiler industry. Policy maskers see the broiler industry as an important source of animal protein since in comparison with cattle poultry are efficient converters of feed grains into meat.  The research area is Tasikmalaya, as is considered to be a potential broiler production area that develops better among regions in the West Java. This study is focused on broiler business pattern, both partnership and autonomous, using the profitability and efficiency to measure the tingkat of comparative advantage. Policy Analysis Matrix (PAM) based on primary data were constructed for the different pattern of production system. Scale of production was also taken into account. The larger were farmers who exerted more than 2000 heads per production cycle. The study find that broiler production in Tasikmalaya is an efficient industry and can exist without any protection. The partnership and the larger farmers enjoy more profit relative to the autonomous and the smaller ones. Tingkats of efficiency and profitability are influenced by production factor prices of feed and DOC as well as broiler. Other finding is that government plant to set 80% imported tariff on chicken leg quarter (broiler part) can not avoid yet to makes the domestic product of broiler less competitive in the domestic market. Key Words: efficiency, profitability, competitive advantage.
Penentuan Komoditas Unggulan Sub Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura di Setiap Kecamatan Kabupaten Tasikmalaya Yayu Setiani; Unang Unang; Betty Rofatin
Jurnal Agristan Vol 3, No 2 (2021): Jurnal Agristan
Publisher : Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/agristan.v3i2.3693

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi komoditas tanaman pangan dan hortikultura basis, komoditas prioritas pengembangan dan komoditas yang dapat diunggulkan di 39 wilayah masing-masing Kecamatan Kabupaten Tasikmalaya,. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan menganalisis nilai LQ dan analisis Shift Share. Hasil penelitian berdasarkan 5 komoditas dengan sebaran terbanyak di setiap kecamatan, menunjukkan bahwa komoditas tanaman pangan dan hortikultura yang menjadi basis di wilayah Kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya adalah padi (tersebar di 22 kecamatan), pisang (tersebar di 15 kecamatan), belimbing, durian, dan kangkung (tersebar di 14 kecamatan). Komoditas tanaman pangan dan hortikultura yang menjadi prioritas pengembangan utama yaitu padi (tersebar di 22 kecamatan), belimbing, durian, kangkung dan kacang panjang (tersebar di 14 kecamatan yang berbeda). Kemudian untuk komoditas tanaman pangan dan hortikultura yang menjadi unggulan yaitu padi (tersebar di 13 kecamatan), jagung, kedelai dan jambu biji (tersebar di 8 kecamatan), dan nangka (tersebar di 7 kecamatan).
Hubungan Karakteristik Petani dengan Tingkat Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Almira Giovanni; Hendar Nuryaman; Unang Atmaja; Dedi Darusman
Jurnal Agristan Vol 4, No 1 (2022): Jurnal Agristan
Publisher : Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/agristan.v4i1.3674

Abstract

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah merupakan salah satu inovasi teknologi pertanian yang bertujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas beras, menjaga kesehatan dan kelestarian lingkungan tumbuh tanaman padi dan lingkungan kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik petani padi sawah, tingkat penerapan teknologi PTT padi sawah, dan mengetahui hubungan antara karakteristik petani dengan tingkat penerapan PTT padi sawah. Metode penelitian menggunakan survei, analisis data secara deskriptif-kuantitatif untuk karakteristik petani dan tingkat penerapan PTT padi sawah, sedangkan untuk hubungan antara karakteristik petani dengan tingkat penerapan PTT padi sawah menggunakan uji konkordansi Kendall W dan uji korelasi Rank Spearman. Penelitian dilakukan di Desa Pamarican, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis pada 31 petani dari 312 petani yang menerapkan PTT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik petani berada pada kategori cukup baik, aspek umur dikategorikan produktif, aspek pendidikan formal dikategorikan rendah, aspek pendidikan non formal dikategorikan sedang, aspek pengalaman usahatani dikategorikan cukup berpengalaman, aspek luas lahan dikategorikan sedang. Tingkat penerapan PTT padi sawah berada pada kategori sedang, komponen teknologi dasar dikategorikan cukup sesuai, sedangkan komponen teknologi penunjang dikategorikan sesuai. Secara simultan terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik petani dengan tingkat penerapan PTT padi sawah dengan derajat keeratan 0,660 artinya hubungannya tinggi atau kuat. Terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan non formal, luas lahan dan pengalaman usahatani dengan tingkat penerapan PTT padi sawah. Sedangkan umur dan pendidikan formal tidak terdapat hubungan dengan tingkat penerapan PTT padi sawah.
Development of Local Food Processing for Stunting Prevention in the Early Life of Toddlers in Karanganyar Village, Kawalu District, Tasikmalaya City, Indonesia Unang Unang; Yana Listyawardhani; Januar Arifin Ruslan; Enok Sumarsih
Asian Journal of Community Services Vol. 2 No. 10 (2023): October 2023
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/ajcs.v2i10.6388

Abstract

In Indonesia, stunting continues to be a significant nutritional issue, particularly for young children. Failure to give children the nourishment they need during their crucial early growth and development stages is one of the causes. The activity aims to help mothers and cadres create local food processing to meet their nutritional needs and stop and lessen stunting. Community service occurs in Karanganyar Village, Kawalu District, Tasikmalaya City. The distribution of questionnaires to gauge the level of community knowledge before and following the exercise is one of the activities, along with counseling and training on regional food processing. Following this practice, the posyandu cadres' expertise and abilities changed, making them more equipped to prepare tasty and nutrient-dense snacks from local food sources.