Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PENGARUH TERAPI REMINISCENCE TERHADAP FUNGSI KOGNITIF LANSIA DI UPT PSTW BONDOWOSO Dewi, Sofia Rhosma
The Indonesian Journal of Health Science 2018: Edisi Khusus, September: The Indonesian Journal Of Health Science
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.142 KB) | DOI: 10.32528/ijhs.v0i0.1544

Abstract

Pada masa tua banyak sekali masalah yang terjadi, salah satunya adalah fungsi kognitif. Penurunan fungsi kognitif pada lansia belum mendapatkan penanganan yang maksimal. Salah satu bentuk terapi untuk fungsi kognitif lansia adalah terapi Reminiscience. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh terapi Reminiscience terhadap peningkatan fungsi kognitif lansia di UPT PSTW Bondowoso Penelitian ini adalah penelitian pra eksperimental dengan pendekatan pre ? post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah 81 lansia yang tinggal di UPT PSTW Bondowoso. Responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 20 lansia yang diambil dengan purposive sampling dengan kriteria inklusi lansia yang kooperatif, mudah diajak berkomunikasi dan bersedia menjadi responden.. Penelitian dilakukan selama bulan Maret 2018. Responden terbagi dalam 4 kelompok. Setiap kelompok melakukan terapi Reminiscience selama 90 menit setiap sesi dan dalam dua minggu dilakukan tiga sesi untuk masing- masing kelompok. Fungsi kognitif lansia diukur dengan menggunakan MMSE sebelum dan sesudah tindakan. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon. Hasil uji wilcoxon menunjukkan p value 0.09 lebih kecil dari ? 0.05 sehingga H0 ditolak artinya ada pengaruh terapi Reminiscience terhadap peningkatan fungsi kognitif lansia. Terapi ini direkomendasikan sebagai salah satu terapi yang dapat dilakukan dalam upaya mempertahankan fungsi kognitif lansia. Kata kunci : lansia, fungsi kognitif, terapi reminiscience
STATUS NUTRISI LANSIA DAN RISIKO JATUH PADA LANSIA Dewi, Sofia Rhosma
The Indonesian Journal of Health Science Vol 11, No 1 (2019): The Indonesian Journal Of Health Science
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.33 KB) | DOI: 10.32528/ijhs.v11i1.2234

Abstract

Malnutrisi pada lansia dapat menyebabkan gangguan fungsi otot, gangguan kognitif, penurunan massa tulang, dan peningkatan morbiditas. Gangguan fungsi otot dan penurunan massa tulang akan mempengaruhi fungsi motorik lansia yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan fungsi postur tubuh yang menjadi salah satu prediktor jatuh pada lansia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status gizi lansia dan risiko jatuh di UPT PSTW Jember. Penelitian ini adalah korelasional yang dilakukan dengan pendekatan cross sectional. Ada 77 responden dalam penelitian ini dari total 140 lansia di UPT PSTW Jember. Responden diambil secara purposive sampling. Data yang diambil menggunakan MNA untuk status gizi dan TUG untuk risiko jatuh, data dianalisis dengan menggunakan uji korelasi spearman. Analisis statistik menunjukkan nilai p 0,081 yang berarti tidak ada korelasi yang signifikan antara status gizi lansia dan risiko jatuh. Turunnya usia lanjut dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti gangguan sensorik, perubahan patologis, riwayat jatuh dan lingkungan
Health Behavior of Essential Hypertension Patients in Public Health Center in Waingapu Yosephina E. S. Gunawan; Sofia Rhosma Dewi
JURNAL KESEHATAN PRIMER Vol 3 No 1 (2018): JKP (Jurnal Kesehatan Primer)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/jkp.v3i1.247

Abstract

Background: Hypertension is a chronic condition that requires management that can provide long-term effects through lifestyle modification. Lifestyle modification in patients with hypertension can be observed through the health behavior of hypertensive patients. Methods: This study was a descriptive analytic study with a survey method that aimed to determine the health behavior of primary hypertensive patients in the work area of ​​Waingapu Health Center in 2017. This study involved 45 respondents who were taken with simple random sampling technique from a total population of 122 people. Data were collected through questionnaires and then analyzed by descriptive statistical tests. Results: The results of this study were 4 articles found in the database showed that there was an effect of yoga therapy in lowering blood pressure of hypertensive patients. Conclusion: Mature age supported by a high enough education can form a good attitude about hypertension which is then manifested through a healthy behavior.
Management of Hypertension in the Elderly in Jember with the approval of the Self Transcendence Theory Sofia Rhosma Dewi
JURNAL KESEHATAN PRIMER Vol 3 No 2 (2018): JKP (Jurnal Kesehatan Primer)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/jkp.v3i2.256

Abstract

Background: Hypertension is one of chronic disease in elderly. Conventional treatment of hypertension using drugs are not always show positive outcome. Nurse as a health practitioner need to find out another aspect to enhance elderly health status. One of them is through holistic care with spiritual care as their core. This research is conduct to find out the effect of transcendence spiritual care to the health status of elderly with hypertension. Methode: It’s a quasy experimental research with 46 respondents taken by simple random sampling. The data was taken by using SF 12 questionnaire to find out health perception and by measuring respondent’s blood pressure at the beginning and at the end of research. Result and Analysis: The result show that there is significant difference between health perception among experimental group before and after treatment (p = 0,000 for physical and mental health). There is no significant difference between health perception among control group before and after treatment (p = 0,347 for physical health and p = 0,295 for mental health). There is significant difference among health perception among expertimental and control group after treatment (p = 0,000 for physical health and p = 0,004 for mental health). Blood pressure measurement show significant difference for sistolic blood pressure (p = 0,000) but not for diastolic blood pressure p = 0, 157) among experimental group before and after treatment. In control group, sistolic and diastolic blood pressure show no significant difference (p = 0,153 for sistolic blood pressure p = 0,317 for diastolic blood pressure).
The Impact of Living Arrangement to Elderly Nutritional Health Status in Jember Sofia Rhosma Dewi
JURNAL KESEHATAN PRIMER Vol 7 No 1 (2022): JKP (Jurnal Kesehatan Primer)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31965/jkp.v7i1.601

Abstract

Introductions: Nutrition has an important role in maintaining the elderly’s health status. The living arrangement is one of the external factors affecting access to food. This study aims to determine the impact of living arrangements on the nutritional status of the elderly. Method: It is a correlational study with a cross-sectional approach. A total of 103 elderly were involved through a consecutive sampling technique. A questionnaire and MNA were used to collect the data, and a chi-square test was used to answer the hypothesis. Result: Statistical analysis results p-value of 0.000 smaller than α 0,05 with RR 11,458 95% confidence interval. Analysis: This means that the living arrangement impacts the elderly nutritional status, and the elderly who live alone are at 11,458 greater risks of experiencing malnutrition than the elderly who live with their families. Discussion: Being engaged with the family provides social support for them. Social interaction needs to be improved so that the elderly will create a positive coping mechanism, enjoy the taste of the food, and have a better quality of life.
KECERDASAN EMOSIONAL REMAJA DI SMPIT AL-GHOZALI Adinda Hibatul Khoir Khosazi; Edo Tri Handoko; Nabilatulbalqis; Nafilatulbalqis; Sofia Rhosma Dewi; Shinta Puspita Sari
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 3 No. 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v3i2.5045

Abstract

Kecerdasan emosional ialah keterampilan individu yang bisa memahami perasaannya dan sekitarnya, kemampuan stimulus dalam diri, bertahan terhadap frustasi, dorongan hati, serta kemampuan mengolah emosi dalam diri maupun dengan lingkungan sekitar. Faktor internal dan eksternal merupakan faktor-faktor yang bisa memengaruhi tingkat kecerdasan emosional pada masa remaja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kecerdasan emosional remaja di SMPIT Al-Ghozali Jember. Pada artikel ini memakai metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskripsi analitik dengan Survey Research. Jumlah anggota keseluruhan dalam penelitian ini sejumlah 329 orang, dengan pengambilan sampel sebesar 115 remaja di SMPIT Al-Ghozali Jember menggunakan metode pengambilan simple random sampling. Pengambilan data menggunakan angket Schutte Emotional Intelligence Scale (SEIS) yang memuat 30 pernyataan positif (favorable) dan 3 pernyataan negatif (unfavorable). Penilaian kriteria kecerdasan emosional pada artikel ini dibedakan menjadi dua, ialah tinggi =100-165 rendah =33-99. Pada hasil penelitian ini diketahui frekuensi kecerdasan emosional remaja dengan nilai tinggi ialah sebesar 107 responden (93,04%) dan tingkat kecerdasan emosional rendah sebesar 8 responden (6,96%).  Kesimpulan dari penelitian ini ialah kecerdasan emosional remaja di SMPIT Al-Ghozali Jember diketahui frekuensi kecerdasan emosional remaja dengan nilai tertinggi adalah sebesar 107 responden (93.04%). Data tersebut menunjukkan tingkat kecerdasan emosional dengan nilai tinggi merupakan kecerdasan emosional yang paling dominan bagi remaja di SMPIT Al-Ghozali Jember sehingga remaja dapat mengoptimalkan berpikir positif pada saat menangani situasi dan menangani tekanan yang terjadi di dalam hidupnya.
PENGARUH TERAPI REMINISCENCE TERHADAP FUNGSI KOGNITIF LANSIA DI UPT PSTW BONDOWOSO Sofia Rhosma Dewi
The Indonesian Journal of Health Science 2018: Edisi Khusus, September: The Indonesian Journal Of Health Science
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/ijhs.v0i0.1544

Abstract

Pada masa tua banyak sekali masalah yang terjadi, salah satunya adalah fungsi kognitif. Penurunan fungsi kognitif pada lansia belum mendapatkan penanganan yang maksimal. Salah satu bentuk terapi untuk fungsi kognitif lansia adalah terapi Reminiscience. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh terapi Reminiscience terhadap peningkatan fungsi kognitif lansia di UPT PSTW Bondowoso Penelitian ini adalah penelitian pra eksperimental dengan pendekatan pre – post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah 81 lansia yang tinggal di UPT PSTW Bondowoso. Responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 20 lansia yang diambil dengan purposive sampling dengan kriteria inklusi lansia yang kooperatif, mudah diajak berkomunikasi dan bersedia menjadi responden.. Penelitian dilakukan selama bulan Maret 2018. Responden terbagi dalam 4 kelompok. Setiap kelompok melakukan terapi Reminiscience selama 90 menit setiap sesi dan dalam dua minggu dilakukan tiga sesi untuk masing- masing kelompok. Fungsi kognitif lansia diukur dengan menggunakan MMSE sebelum dan sesudah tindakan. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon. Hasil uji wilcoxon menunjukkan p value 0.09 lebih kecil dari α 0.05 sehingga H0 ditolak artinya ada pengaruh terapi Reminiscience terhadap peningkatan fungsi kognitif lansia. Terapi ini direkomendasikan sebagai salah satu terapi yang dapat dilakukan dalam upaya mempertahankan fungsi kognitif lansia. Kata kunci : lansia, fungsi kognitif, terapi reminiscience
STATUS NUTRISI LANSIA DAN RISIKO JATUH PADA LANSIA Sofia Rhosma Dewi
The Indonesian Journal of Health Science Vol 11, No 1 (2019): The Indonesian Journal Of Health Science
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/ijhs.v11i1.2234

Abstract

Malnutrisi pada lansia dapat menyebabkan gangguan fungsi otot, gangguan kognitif, penurunan massa tulang, dan peningkatan morbiditas. Gangguan fungsi otot dan penurunan massa tulang akan mempengaruhi fungsi motorik lansia yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan fungsi postur tubuh yang menjadi salah satu prediktor jatuh pada lansia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status gizi lansia dan risiko jatuh di UPT PSTW Jember. Penelitian ini adalah korelasional yang dilakukan dengan pendekatan cross sectional. Ada 77 responden dalam penelitian ini dari total 140 lansia di UPT PSTW Jember. Responden diambil secara purposive sampling. Data yang diambil menggunakan MNA untuk status gizi dan TUG untuk risiko jatuh, data dianalisis dengan menggunakan uji korelasi spearman. Analisis statistik menunjukkan nilai p 0,081 yang berarti tidak ada korelasi yang signifikan antara status gizi lansia dan risiko jatuh. Turunnya usia lanjut dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti gangguan sensorik, perubahan patologis, riwayat jatuh dan lingkungan
THE EFFECT OF CUPPING THERAPY ON THE SCALE OF PAIN IN ADVANCED AGE WHO EXPERIENCED JOINT PAIN IN JEMBER Istiadhatul Magfiroh; Wahyudi Widada; Sofia Rhosma Dewi
International Journal of Islamic and Complementary Medicine Vol. 1 No. 1 (2020): International Journal Islamic Medicine
Publisher : International Islamic Medicine Forum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.448 KB) | DOI: 10.55116/IJIM.V1I1.4

Abstract

Joint inflammation characterized by swelling of the joints, redness, heat, pain and movement disorders. Arthralgia causes the elderly to have difficulty in carrying out activities that are burdening the joints of the body. Wet cupping therapy is a complementary therapy that has a working principle of vacuum, injury and blood-sucking in certain areas so it can cure the disease. This study was to identify the effect of cupping therapy on pain intensity in elderly patients with arthralgia in Bangsalsari Jember. It was a quasy experiment research with pretest-posttest with control group approach. The sample in this study was 30 elderly then divided into two groups, i.e. 15 elderly in the wet cupping therapy group and 15 elderly in the warm compress group. It used purposive sampling. The average pain intensity before moist cupping therapy was 7.47, and after wet cupping therapy 5.53. While the moderate pain intensity before warm compress was 7.00 and after warm compress 5.73. Wilcoxon test results moist cupping therapy obtained P- value 0.001 means there are significant differences before and after the wet cupping therapy. Whi le Wilcoxon test results, warm compress got P-value 0.001 means there are substantial differences before and after the warm compress. Mann Whitney test result obtained P-value 0.383 means there is no significant difference of effect between the treatment group and the control group. There is an effect of cupping therapy and warm compress on pain intensity. Elderly can use wet cupping therapy as an alternative treatment to decrease joint pain intensity arthralgia.
Analisis Determinan Status Nutrisi pada Lansia yang Tinggal di Komunitas (Studi Kasus Lansia di Kabupaten Jember) Sofia Rhosma Dewi; Kiki Aprilia Pertiwi; Intan Mahrisa
The Indonesian Journal of Health Science Vol 14, No 1 (2022): The Indonesian Journal of Health Science
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/ijhs.v14i1.7515

Abstract

Latar Belakang dan Tujuan: Malnutrisi merupakan masalah yang sering terjadi pada lansia dan berdampak besar terhadap status kesehatan lansia. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor determinan status nutrisi lansia yang tinggal di Kabupaten Jember. Metode: Penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan pendekatan cross sectional. Responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang dijadikan sebagai lansia binaan oleh mahasiswa FIKES Unmuh Jember sepanjang tahun 2021 sebanyak 170 orang. Responden ditentukan dengan metode total sampling. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini meliputi status nutrisi lansia sebagai variabel dependen. Variabel independen yang diteliti meliputi usia, jenis kelamin, status pernikahan, pengaturan tempat tinggal, riwayat penyakit kronis, pendapatan, fungsi kognitif, tingkat kemandirian IADL, depresi dan BMI. Instrumen yang digunakan adalah MNA, MMSE, Lawton IADL yang dimodifikasi dan kuisioner data demografi. Untuk mengetahui faktor determinan malnutrisi lansia peneliti menggunakan uji statistic regresi logistic berganda. Hasil: Variabel independen yang berpengaruh terhadap status nutrisi lansia adalah variabel usia (p value 0,000); status pernikahan (p value 0,020); jenis kelamin (p value 0,019); pendapatan keluarga (p value 0,026); pendidikan (p value 0,000); kemandirian dalam pelaksanaan IADL (p value 0,001); indek massa tubuh (p value 0,002); dan fungsi kognitif dengan (p value 0,003). Kemandirian dalam melakukan IADL memiliki nilai eksponen 45,879. Artinya lansia yang mandiri dalam pelaksanaan IADL akan memiliki status nutrisi lebih baik 45,879 kali dibanding lansia yang tidak mandiri dalam pelaksanaan IADL. Simpulan dan Implikasi: Mempertahankan status fungsional dan fungsi otonomi pada lansia sangat penting untuk dilakukan untuk menciptakan suasana makan yang menyenangkan dan mengoptimalkan status nutrisi pada lansia.