This study aims to discuss the role of pastoral counseling for adolescents who experience fatherlessness in building a positive self-concept using a qualitative descriptive research method, namely exploring and photographing social situations that are thoroughly, broadly, and deeply examined on social or humanitarian issues. The absence of a father from childhood to adolescence will be a bad experience because the father figure represents God in terms of protection and guidance. A self-concept built without clear leadership and direction will result in negative behavioral attitudes in adolescents. Pastoral counseling is a way of shepherding youth to be guided and directed towards an upbeat personality so that they have self-confidence and self-esteem and can solve their problems, which in the future can become physically, psychologically, and morally healthy teenagers. AbstrakPenelitian ini bertujuan membahas peran konseling pastoral untuk remaja yang mengalami fatherless dalam membangun konsep diri yang positif dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, yaitu mengekplorasi dan memotret situasi sosial yang diteliti secara menyeluruh, luas, dan dalam terhadap masalah sosial atau kemanusiaan. Ketidakhadiran ayah pada masa anak-anak sampai remaja akan menjadi pengalaman buruk karena figur ayah yang mewakili Tuhan dalam hal perlindungan dan pimpinan. Konsep diri yang dibangun tanpa kepemimpinan dan arahan yang tidak jelas dan tidak ada, akan menghasilkan sikap perilaku negatif anak remaja. Konseling pastoral merupakan cara menggembalakan remaja untuk dibimbing diarahkan menuju pribadi yang positif sehingga memiliki rasa percaya diri, penghargaa diri, mampu menyelesaikan masalahnya sendiri yang pada kemudian hari bisa menjadi remaja yang sehat secara fisik, psikis, dan moral.