Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pelatihan Pembuatan Yoghurt dan Pemasaran Online Pada Kelompok PKK Banjar Tohpati Desa Kesiman Kertalangu Denpasar Anak Agung Gede Indraningrat; Made Dharmesti Wijaya; Ida Ayu Agung Idawati
ABDI: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 3 No 2 (2021): Abdi: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/abdi.v3i2.142

Abstract

Kelompok ibu PKK Banjar Tohpati merupakan organisasi wanita yang menjadi bagian Desa Kesiman Kertalangu. Terjadinya pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat Bali termasuk bagi kelompok ibu PKK Banjar Tohpati khususnya dari segi kesehatan dan ekonomi. Berdasarkan hasil diskusi, mitra ingin memiliki pengetahuan tentang cara pembuatan makanan sehat yang murah dan mudah serta memiliki kandungan gizi yang tinggi untuk menjaga imunitas selama masa pandemi COVID-19. Mitra juga mengharapkan makanan yang dibuat dapat memberikan manfaat ekonomi bagi mitra. Berdasarkan permasalahan mitra ini dan hasil diskusi disepakati untuk melakukan pemberdayaan kelompok ibu PKK Banjar Tohpati untuk membuat yoghurt sebagai panganan sehat karena telah terbukti secara ilmiah memberikan manfaat kesehatan dan cukup mudah dibuat. Selain itu, yoghurt dapat menjadi produk yang dapat dipasarkan dan memberikan manfaat ekonomi bagi mitra. Metode yang digunakan dalam PKM ini adalah focus group discussion melalui pemaparan tentang konsep gizi sehat disertai dengan pelatihan pembuatan yoghurt. Mitra mendapatkan penyuluhan dari sisi ekonomi tentang cara membuat memasarkan produk dengan metode promosi online. Pengusul telah memfasilitasi mitra dengan alat dan bahan pembuatan yoghurt sebagai modal awal untuk memulai usaha dan bantuan hidup dasar untuk meringankan dampak pandemi COVID-19. Hasil evaluasi pre dan post test menunjukkan peningkatan nilai sebesar 38 point atau 44.2%. Hal ini mengindikasikan bahwa mitra paham akan konsep gizi sehat dan pemasaran online. Hasil monitoring dan evaluasi menunjukkan mitra sudah mampu secara mandiri membuat prodiuk yoghurtnya sendiri dan sudah memasarkan dilingkungan tempat tinggal mereka. Mitra juga mampu memasarkan yoghurt menggunakan media sosial seperti WhatsApp dan Facebook.
AMPLIFIKASI DAN IDENTIFIKASI MUTASI PADA FRAGMEN 0,5 KB GEN rpoB ISOLAT 134 Mycobacterium tuberculosis MULTIDRUG RESISTANT DENGAN METODE NESTED POLYMERASE CHAIN REACTION Made Dharmesti Wijaya; I Nengah Wirajana; Sagung Chandra Yowani
Jurnal Kimia (Journal of Chemistry) Vol. 8, No. 2 Juli 2014
Publisher : Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas Udayana (Program of Study in Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Udayana University), Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.907 KB) | DOI: 10.24843/JCHEM.2014.v08.i02.p04

Abstract

Research has been conducted to amplify and identify mutations in the rpoB gene fragment, 0,5 kb, from the isolate 134 Mycobacterium tuberculosis multidrug resistance (MDR). Amplification was performed using the method nested polymerase chain reaction (nested PCR) while sequencing was conducted in one direction using forward inner primer. Nucleotide sequence obtained was translated into amino acids using MEGA4 program. Amplification of M.tuberculosis rpoB gene fragment, 0,5 kb, was successfully carried out and sequenced. Alignment result by using MEGA4 program showed that there had been missense mutations in the rpoB gene. It had two amino acids changes to rpoB protein, they were glutamic acid to aspartic acid at codon 418 and glutamine to arginine at codon 510.
PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK BANJAR LEBAH DESA SUMERTA SEBAGAI KADER SADAR GIZI DALAM MENJAGA SISTEM IMUN TUBUH UNTUK MENGHADAPI PANDEMI COVID-19 Anak Agung Gede Indraningrat; Made Dharmesti Wijaya; Dewa Ayu Putri Sri Masyeni
Buletin Udayana Mengabdi Vol 19 No 3 (2020): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.837 KB)

Abstract

Good and sufficient nutritional intakes are prerequisite to build a strong immune system against infectious diseases especially during the pandemic of COVID-19 that spread out widely since the early year of 2020. Currently socialization about COVID-19 have been emphasized on the preventive aspects such as washing hand with soap properly, using face mask and applying social distancing. However, these preventive aspects have not much focused on nutritional aspects. In order to build awareness of society on good nutritional intakes, this community service focused to build a group of cadres in collaboration with the women group (PKK) of Banjar Lebah Desa Sumerta Denpasar. The method of socialization was conducted via face to face meeting by still applying health protocols such as using face mask, washing hand with soap and physical distancing. Evaluation of the community service activity showed that cadres have displayed significant understanding about good nutritional intakes as indicated by increasing of post-test grades to 35% compared to the initial pre-test grades. These cadres were also successfully made yoghurt as the example of nutritional foods that can be consumed daily. In the future, these cadres were expected to actively socializing the importance of good nutritional intakes for their neighbourhood especially during the pandemic of COVID-19. Keywords: COVID-19, nutritional awarness, pandemic
PEMBERDAYAAN PKK BANJAR TOHPATI DESA KESIMAN KERTALANGU SEBAGAI KADER DALAM MENDUKUNG GERAKAN MASYARAKAT CERDAS MENGGUNAKAN OBAT Made Dharmesti Wijaya
Buletin Udayana Mengabdi Vol 19 No 3 (2020): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.445 KB)

Abstract

Swamedikasi atau pengobatan sendiri tanpa resep dokter telah dilakukan secara luas oleh masyarakat untuk mengobati berbagai penyakit ringan seperti sakit kepala, demam, batuk pilek, dan lainnya. Namun dalam pelaksanaannya, sering terjadi kesalahan pengobatan karena diagnosis sendiri yang kurang tepat, kesalahan dosis/cara pakai, informasi yang bias dari iklan obat, dan sebagainya. Tata laksana swamedikasi yang tidak rasional dapat menimbulkan dampak negatif seperti efek terapi yang tidak tercapai maupun munculnya efek obat yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, dilakukan kegiatan PKM kepada mitra yang merupakan kelompok PKK Banjar Tohpati, Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur mengenai Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat) yang meliputi cara memilih dan mendapatkan obat dengan benar, menggunakan obat secara rasional, serta cara menyimpan dan membuang obat dengan baik dan benar. Metode yang digunakan adalah focus group discussion, penyuluhan dan pemutaran video terkait Gema Cermat, serta pelatihan penggunaan obat sediaan khusus seperti tetes mata, salep mata, injeksi insulin, dan suppositoria. Hasil pre-test dan post-test menunjukkan peningkatan pengetahuan kader mengenai Gema Cermat sebesar 20%, dari nilai rata-rata 64 saat pre-test menjadi 80 saat post-test. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam program Gema Cermat ini diharapkan dapat membantu pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat dalam penggunaan obat secara benar.
Gambaran Penyebab Stunting pada Balita 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Susut 1 Bangli Ayu Usha Vedaswari Widnyana; Made Dharmesti Wijaya; Luh Gede Pradnyawati
AMJ (Aesculapius Medical Journal) Vol. 2 No. 1 (2022): June
Publisher : Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.946 KB)

Abstract

Abstract [Overview of the Stunting Determinants in 24-59 Months Toddlers in Puskesmas Susut 1 Bangli] Stunting is when a toddler has shorter height than the standard height for their age due to chronic malnutrition. Indonesia is ranked third for highest prevalence of stunting in Southeast Asia. Furthermore, Bangli is the regency with the second highest stunting prevalence in Bali Province, Indonesia (28,4%). Based on survey at Puskesmas Susut 1 Bangli, there are 66 toddlers with stunting in August 2020. Maternal, child, parenting, and family socio-economic are factors that could contribute to stunting. This study aims to describe the causes of stunting in toddlers aged 24-59 months in the working area of Puskesmas Susut 1 Bangli. A descriptive qualitative method was used with 10 main informants and 15 supporting informants. Primary data from in-depth interviews and observation, as well as secondary data from toddlers’ documents were obtained. The data were analyzed by interactive analysis and presented in narrative text. The results of this study indicate that the factors that may be associated with stunting incidence are maternal and parenting factors. The low education of mothers and insufficient diet given by the mothers or guardians seemed to be stunting determinants from maternal and parenting factors. Meanwhile, no abnormalities are found in the childs’ and family socio-economic factors. In conclusions, the factors that influence the stunting incidence in this study are low maternal education and insufficient diet.
BARRIERS TO STUNTING PRIMORDIAL PREVENTION THROUGH PROSPECTIVE BRIDE’S ADVISORY SERVICE: A QUALITATIVE STUDY USING SOCIAL ECOLOGICAL MODEL Wijaya, Made Indra; Komang Triyani Kartinawati; Luh Gede Pradnyawati; I Gusti Ngurah Made Bayuningrat; Tanjung Subrata; I Made Pariartha; A.A. Gede Indraningrat; Made Dharmesti Wijaya; Kartika Sari
Muhammadiyah International Public Health and Medicine Proceeding Vol. 3 No. 1 (2023): PROCEEDING MUHAMMADIYAH INTERNATIONAL PUBLIC HEALTH AND MEDICINE CONFERENCE - T
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61811/miphmp.v3i1.355

Abstract

Since the Faculty of Medicine and Health Sciences, University of Warmadewa, launched community-oriented medical education (COME), the stunting prevalence in Gianyar Residence decreased from 12.1% (2018) to 11.1% (2019). In 2021, it decreased to 5.1% which was lower than Bali province (10.9% in 2021) and much less than the Republic of Indonesia (24.4%). The PentaCOME (Pentahelix Community-Based Medical Education) project, the modification of COME, was the collaboration of the Indonesian Ministry of Education, Culture, Research, and Higher Education, the Warmadewa University, as well as PT. Sido Muncul is implemented to further lower stunting prevalence via the “Stunting Primordial Prevention Through Prospective Brides Advisory Service” initiative in Payangan District. The present study was intended to figure out barriers to implementing such initiatives. This is a qualitative study using in-depth interviews and focus group discussions (FGDs) in obtaining data. Purposive sampling was used to select informants who represented academicians (3), businessmen (2), community (9), government (3), and media (3) (i.e., Penta helix components). Twenty in-depth interviews and two FGDs involving academician, community, government, and media were conducted during the 1 September 2022 – 15 October 2022 period. Two coders transcribed and coded independently. The social-ecological model was used to categorize the codes. Informants described that they never heard about the ELSIMIL application (ELSIMIL stands for Electronic Siap Nikah dan Hamil which means ‘prepared to get married and pregnant application’) at the personal level. The “No pregnancy, no marriage” motto (i.e., social pressure to get pregnant before marriage among Balinese) was found a barrier at the interpersonal level. At the institutional level, key informants stated the prospective bride’s advisory service and ELSIMIL application campaign were not adequate. At the community level, the family support team community has been established, however, they could not fulfill their function properly due to the “no pregnancy, no marriage” motto. At the policy level, the traditional village assembly (i.e., “Majelis Desa Adat”) has not issued regulations regarding the prospective bride’s advisory service.  A lack of cross-sector collaboration was also reported as a barrier to this initiative. A well-planned promotion could socialize ELSIMIL application among prospective brides. Advocacy to the traditional village assembly might diminish the “no pregnancy, no marriage” motto. Pentahelix collaboration needs to be established to achieve the “zero stunting for golden generation” goal.
PKM Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat, Pelatihan Pembuatan Kompos, dan Literasi Pasar Modal pada PKK Kelurahan Sesetan Made Dharmesti Wijaya; Anak Agung Gede Indraningrat; Ida Ayu Agung Idawati
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 3 No. 3 (2024): September 2024
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan obat yang rasional dalam pengobatan sendiri atau swamedikasi adalah bagian yang krusial untuk mendapatkan luaran terapi yang diinginkan. Namun, belum semua masyarakat memiliki pemahaman yang baik tentang hal tersebut, termasuk mitra pada Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini yaitu kelompok ibu-ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kelurahan Sesetan, Denpasar Selatan. Pada diskusi awal, mitra menyatakan bahwa mereka memiliki pemahaman yang terbatas mengenai swamedikasi yang rasional sehingga membuat mitra menjadi ragu dalam melakukan swamedikasi, serta terkadang melakukan kesalahan-kesalahan yang tidak disadari saat melakukan swamedikasi terhadap diri sendiri maupun keluarganya. Mitra juga membutuhkan pelatihan terkait pengolahan sampah-sampah daun dan canang yang membludak terutama ketika hari raya besar seperti Galungan dan Kuningan. Selain itu, mitra juga memerlukan pelatihan mengenai pasar modal, terutama terkait dengan investasi saham sebagai alternatif investasi keluarga. Oleh karena itu, PKM ini memberikan penyuluhan kepada mitra kelompok PKK tentang Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat) yang mencakup penggunaan obat secara rasional dalam swamedikasi, penggunaan antibiotik yang benar, cara penyimpanan dan pembuangan obat yang benar, serta cara penggunaan obat dalam bentuk sediaan khusus. Mitra juga diberikan pelatihan pendaur-ulangan sampah organik menjadi kompos dan pelatihan literasi pasar modal. Metode yang diterapkan meliputi focus group discussion atau diskusi kelompok terarah, penyuluhan dan pemutaran video tentang Gema Cermat, pelatihan daur ulang sampah organik, serta pelatihan pasar modal. Hasil evaluasi berdasarkan nilai pretest dan posttest menunjukkan adanya peningkatan pemahaman mitra terhadap materi-materi yang telah disampaikan, dengan rata-rata nilai 54/100 pada pretest menjadi 90/100 pada posttest. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan PKM ini telah berhasil meningkatkan pemahaman mitra mengenai Gema Cermat, daur ulang sampah organik, serta literasi pasar modal.