Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Program Kemitraan Masyarakat Kelompok Pekerja di Rumah Sakit Umum Bali Royal Wijaya, Made Indra; Pradnyawati, Luh Gede; Putra, I Made Aditya Mantara
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Maju Vol 4 No 01 (2023): Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Maju Volume 04 Nomer 01 Tahun 2023
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jpmim.v4i01.2331

Abstract

Sepanjang tahun 2022, kasus covid-19 masih dilaporkan terjadi di Bali, tetapi jumlah kasus dan tingkat keparahannya sudah tidak meng-khawatirkan lagi seperti tahun-tahun sebelum-nya. Bali sudah terbuka untuk wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan inter-nasional. Pariwisata mulai bangkit dan pereko-nomian pun berangsur-angsur pulih. Berbagai kegiatan, yang dikenal dengan sebutan MICE (meeting, incentive, conference, and exhibitti-on), marak diseleng-garakan di Bali. MICE akan terus berlangsung hingga puncaknya pada pertemuan G20. Ubud, sebagai salah satu des-tinasi wisata di Bali, mulai bangkit. Tujuan program kemitraan masyarakat ini adalah mem-persiapkan Rumah Sakit Umum Bali Royal untuk membuka klinik wisata (travel clinic), yaitu dengan memberdayakan kelompok peker-ja sesuai dengan latar belakang mereka. Mitra pengabdiam masyarakat adalah kelompok pekerja, yang meliputi kelompok klinis dan non klinis. Kelompok klinis meliputi dokter umum, perawat, dan apoteker; sedangkan kelompok non klinis terdiri dari staf administrasi dan pemasaran. Mula-mula dilakukan telusur lapangan, telusur dokumen, dan wawancara ke-lompok pekerja untuk mendapatkan gambaran umum tentang pelayanan terhadap wisatawan yang sedang berjalan, sehingga masukan atau saran yang diberikan sesuai dengan keadaan di lapangan. Dari analisis situasi tersebut didapat-kan bahwa praktik kedokteran pariwisata belum mengacu pada standar internasional. Selain itu, kelompok pekerja juga belum paham tentang kode etik rumah sakit sebagaimana yang ditetapkan oleh Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (KODERSI). Berdasarkan hasil analisis tersebut, selanjutnya dilakukan bimbingan teknis kesehatan pariwisata dengan mengacu pada kerangka keilmuan yang dipub-likasikan oleh The National Travel Health Network and Centre (NaTHNaC) bagi kelompok pekerja klinis dan KODERSI bagi kelompok pekerja non klinis.
Ketahanan Pangan Keluarga Balita Stunting Melalui Peternakan Ayam Buras dan Ikan Lele Wijaya, Made Indra; Pradnyawati, Luh Gede; Putra, I Made Aditya Mantara
Jurnal Inovasi Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 4 No 1 (2024): JIPPM - Juni 2024
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jippm.446

Abstract

Artikel ini mendokumentasikan dan menganalisis keberhasilan pemberdayaan keluarga melalui peternakan ayam buras dan lele di Desa Bayung Gede, Kintamani, Bali, dengan fokus pada keluarga yang memiliki balita yang menderita stunting. Melalui pendekatan partisipatif, keluarga dipilih dan dilatih untuk menjalankan kegiatan peternakan di pekarangan rumah menggunakan teknik peternakan ayam buras dan lele dengan gentong. Hasilnya menunjukkan peningkatan produksi telur serta pertumbuhan ikan lele yang signifikan, memberikan sumber protein hewani yang berkualitas dan terjangkau bagi keluarga. Selain itu, terlihat perubahan positif dalam kondisi kesehatan dan gizi balita yang menderita stunting. Partisipasi aktif keluarga, dukungan pemerintah daerah, dan kolaborasi antarpihak menjadi faktor kunci dalam keberhasilan program ini. Artikel ini memberikan kontribusi bagi pemahaman lebih lanjut tentang potensi pemberdayaan keluarga dalam meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan keluarga di wilayah pedesaan.
Edukasi dan Pelatihan Konsultasi Praperjalanan pada Staf Medis RSUD Bali Mandara Wijaya, Made Indra; Pradnyawati, Luh Gede; Putra, I Made Aditya Mantara
Jurnal Inovasi Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 4 No 1 (2024): JIPPM - Juni 2024
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jippm.447

Abstract

Pelatihan konsultasi praperjalanan yang dilaksanakan pada 3 Februari 2024 di RSUD Bali Mandara bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan staf medis dalam memberikan konsultasi kesehatan pra-perjalanan. Pelatihan ini diikuti oleh 10 peserta, yang terdiri dari 3 dokter dan 7 perawat. Kurikulum yang digunakan dalam pelatihan ini didasarkan pada standar body of knowledge dari the International Society of Travel Medicine, yang meliputi topik-topik penting seperti penyakit infeksi global, protokol vaksinasi, dan strategi pencegahan kesehatan selama perjalanan. Metode pengajaran melibatkan workshop interaktif, seminar, dan simulasi praktik. Hasil evaluasi melalui pretest dan post-test menunjukkan peningkatan bermakna dalam pengetahuan dan keterampilan peserta. Artikel ini membahas keberhasilan pelatihan tersebut, termasuk metode dan hasil yang dicapai, serta rencana untuk evaluasi penerapan pengetahuan dalam praktik klinis di masa mendatang. Evaluasi tersebut diharapkan dapat memberikan wawasan lebih lanjut untuk meningkatkan dan menyempurnakan program pelatihan ini, yang akan terus berkontribusi pada peningkatan layanan kesehatan pra-perjalanan di RSUD Bali Mandara.
BARRIERS TO STUNTING PRIMORDIAL PREVENTION THROUGH PROSPECTIVE BRIDE’S ADVISORY SERVICE: A QUALITATIVE STUDY USING SOCIAL ECOLOGICAL MODEL Wijaya, Made Indra; Komang Triyani Kartinawati; Luh Gede Pradnyawati; I Gusti Ngurah Made Bayuningrat; Tanjung Subrata; I Made Pariartha; A.A. Gede Indraningrat; Made Dharmesti Wijaya; Kartika Sari
Muhammadiyah International Public Health and Medicine Proceeding Vol. 3 No. 1 (2023): PROCEEDING MUHAMMADIYAH INTERNATIONAL PUBLIC HEALTH AND MEDICINE CONFERENCE - T
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61811/miphmp.v3i1.355

Abstract

Since the Faculty of Medicine and Health Sciences, University of Warmadewa, launched community-oriented medical education (COME), the stunting prevalence in Gianyar Residence decreased from 12.1% (2018) to 11.1% (2019). In 2021, it decreased to 5.1% which was lower than Bali province (10.9% in 2021) and much less than the Republic of Indonesia (24.4%). The PentaCOME (Pentahelix Community-Based Medical Education) project, the modification of COME, was the collaboration of the Indonesian Ministry of Education, Culture, Research, and Higher Education, the Warmadewa University, as well as PT. Sido Muncul is implemented to further lower stunting prevalence via the “Stunting Primordial Prevention Through Prospective Brides Advisory Service” initiative in Payangan District. The present study was intended to figure out barriers to implementing such initiatives. This is a qualitative study using in-depth interviews and focus group discussions (FGDs) in obtaining data. Purposive sampling was used to select informants who represented academicians (3), businessmen (2), community (9), government (3), and media (3) (i.e., Penta helix components). Twenty in-depth interviews and two FGDs involving academician, community, government, and media were conducted during the 1 September 2022 – 15 October 2022 period. Two coders transcribed and coded independently. The social-ecological model was used to categorize the codes. Informants described that they never heard about the ELSIMIL application (ELSIMIL stands for Electronic Siap Nikah dan Hamil which means ‘prepared to get married and pregnant application’) at the personal level. The “No pregnancy, no marriage” motto (i.e., social pressure to get pregnant before marriage among Balinese) was found a barrier at the interpersonal level. At the institutional level, key informants stated the prospective bride’s advisory service and ELSIMIL application campaign were not adequate. At the community level, the family support team community has been established, however, they could not fulfill their function properly due to the “no pregnancy, no marriage” motto. At the policy level, the traditional village assembly (i.e., “Majelis Desa Adat”) has not issued regulations regarding the prospective bride’s advisory service.  A lack of cross-sector collaboration was also reported as a barrier to this initiative. A well-planned promotion could socialize ELSIMIL application among prospective brides. Advocacy to the traditional village assembly might diminish the “no pregnancy, no marriage” motto. Pentahelix collaboration needs to be established to achieve the “zero stunting for golden generation” goal.
Correlation between Gender and Occupation with Severity of Stress, Depression, and Anxiety during the COVID-19 Pandemic Apsari, Putu Indah Budi; ATWN, Anak Agung Sagung; Suryanditha, Putu Arya; Widhidewi, Ni Wayan; Wijaya, Made Indra
Muhammadiyah Medical Journal Vol 5, No 2 (2024): Muhammadiyah Medical Journal (MMJ)
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/mmj.5.2.83-88

Abstract

Background: Mental health was a severe problem among tourism workers during the COVID-19 pandemic. Purposes: This study aimed to determine the correlation of gender and occupation with the level of depression, anxiety, and stress during the COVID-19 pandemic. Methods: This research used a cross-sectional analytic study to recruit subjects grouped into tourism and non-tourism workers. This research took place in Bali province during the July-August 2023 period. Level of depression, anxiety, and stress score was assessed using Depression, Anxiety, Stress Score (DASS) questionnaires by the Google form sheet and analyzed by Chi-square test with SPSS version 27. Result: A total of 138 subjects consisting of 32 (23.2%) males and 106 (76.8%) females, 127 (92.0%) tourism workers, and 11 (8.0%) non-tourism workers. There was a positive correlation between occupation and level of depression, anxiety, and stress, while there was no significant correlation found in gender. Conclusion: Occupation in the tourism sector correlated with the severity of stress, depression, and anxiety during the COVID-19 pandemic.
AGING AND PUBLIC POLICY: SHAPING INCLUSIVE HEALTHCARE SYSTEMS FOR THE ELDERLY IN GIANYAR REGENCY, BALI Wijaya, Made Indra
Muhammadiyah International Public Health and Medicine Proceeding Vol. 4 No. 1 (2024): PROCEEDING MUHAMMADIYAH INTERNATIONAL PUBLIC HEALTH AND MEDICINE CONFERENCE - F
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61811/miphmp.v4i1.617

Abstract

The rapid aging of the global population presents significant challenges for public policy, requiring comprehensive strategies to meet the diverse needs of the elderly. This study focuses on the elderly population in Gianyar Regency, Bali, analyzing their healthcare access, usage patterns, obstacles, and satisfaction levels. The research aims to assess healthcare access and utilization among the elderly, identify barriers they face, and evaluate their satisfaction to inform the development of inclusive health policies. A cross-sectional study was conducted with 500 elderly participants from various sub-districts in Gianyar Regency. Data were collected through structured interviews and surveys, covering demographics, healthcare access, utilization, barriers, and satisfaction. Descriptive and inferential statistics were employed for analysis. Most elderly individuals prefer community health centers (puskesmas) for healthcare, citing trust and accessibility. However, transportation, financial constraints, and mobility issues hinder regular visits. A significant correlation was found between demographic factors (age, gender, living arrangements) and healthcare access and satisfaction. Elderly individuals living alone often delay or avoid seeking care due to limited support. High satisfaction with puskesmas highlights their key role in elderly care. The findings align with regional trends in Southeast Asia and offer insights for policymakers. Addressing barriers and enhancing puskesmas services can improve healthcare for the elderly in Gianyar and similar regions. Policymakers should focus on expanding puskesmas, improving transportation, and strengthening financial support to ensure accessible and inclusive healthcare for the elderly, promoting healthy aging.
KAJIAN PROGRAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DI DESA TEGAL KERTA, KOTA DENPASAR DENGAN PENDEKATAN SOCIAL ECOLOGICAL MODEL Gosa, I Putu Dhananjaya Dharsila; Wijaya, Made Indra; Pratiwi, Anny Eka
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.43207

Abstract

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang berdampak jangka panjang terhadap pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak. Desa Tegal Kerta, Kota Denpasar, menjadi salah satu wilayah yang ditetapkan sebagai prioritas percepatan penurunan stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas program percepatan penurunan stunting di wilayah tersebut dengan pendekatan Social Ecological Model (SEM). Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan desain studi kasus. Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh pelaku program dan keluarga yang memiliki balita. Sampel dipilih secara purposive sebanyak 18 partisipan yang terdiri dari ibu balita, kader posyandu, bidan desa, petugas gizi puskesmas, dan kepala desa. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD), observasi lapangan, dan telaah dokumen. Analisis data dilakukan dengan pendekatan tematik. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi stunting sebesar 5,77% dari 416 balita pada September 2024. Faktor utama yang berkontribusi terhadap stunting adalah rendahnya literasi gizi ibu (70%), kurangnya konsumsi protein hewani (62%), keterbatasan akses layanan kesehatan (55%), dan pengaruh budaya keluarga dalam pola makan anak (48%). Intervensi edukasi gizi melalui posyandu berhasil meningkatkan pengetahuan ibu tentang MPASI, dengan perubahan pola makan pada 68% ibu balita. Program kebun gizi juga meningkatkan konsumsi sayur dan buah pada 42% rumah tangga. Simpulan: Intervensi berbasis komunitas yang terintegrasi dalam SEM efektif dalam mempercepat penurunan stunting. Diperlukan penguatan kapasitas kader, kebijakan desa berbasis gizi, dan kolaborasi lintas sektor untuk keberlanjutan program.
KAJIAN WELLNESS TOURISM DI RSU ARI CANTI UBUD MENGGUNAKAN SOCIAL-ECOLOGICAL MODEL Isnardy, Kezia Epiphany Milagro; Wijaya, Made Indra
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.44482

Abstract

Wellness tourism berkembang pesat di Indonesia, terutama di Bali, yang memiliki kekayaan budaya dan tradisi pengobatan. Perkembangan pelayanan tersebut didukung dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya meningkatkan kesehatan. RSU Ari Canti Ubud merupakan salah satu rumah sakit yang berupaya mengembangkan wellness tourism. Namun, ditemukan beberapa tantangan dalam mengembangkan wellness tourism seperti kurangnya promosi, ketergantungan masyarakat pada BPJS, serta rendahnya pemahaman terhadap manfaat kesehatan tradisional masih menjadi hambatan. Selain itu, belum ada penelitian komprehensif menenai persepsi pasien dan tenaga medis terhadap kualitas layanan wellness tourism yang tersedia. Penelitian ini merupakan studi deskriptif kualitatif berbasis Social Ecological Model (SEM). Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan delapan informan, termasuk tenaga medis dan pasien. Penelitian dilakukan di RSU Ari Canti Ubud, Bali, pada November-Desember 2024. Teknik purposive sampling dan snowball sampling digunakan untuk memilih informan yang memiliki hubungan dengan wellness tourism. Pendekatan SEM dalam wawancara disesuaikan untuk menggali faktor yang mempengaruhi wellness tourism di setiap level model tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wellness tourism di RSU Ari Canti masih terbatas pada Poli Kesehatan Tradisional. Faktor individu, interpersonal, organisasi, komunitas, dan kebijakan memengaruhi perkembangannya, Kendala utama meliputi keterbatasan anggaran, minimnya sosialisasi layanan, serta rendahnya minat masyarakat. RSU Ari Canti memiliki potensi sebagai pusat wellness tourism, tetapi diperlukan strategi promosi yang lebih baik, edukasi kepada masyarakat dan tenaga medis, serta dukungan kebijakan agar layanan kesehatan tradisional lebih diterima dan berkembang.
The Importance of Husband Support in Exclusive Breastfeeding: A Cross-Sectional Study Prabandari, Anak Agung Sagung Mirah; Krishnandita, Maria; Yunanda, Suyasa Adryan; Wijaya, Made Indra
Bali Medical and Wellness Journal Vol. 1 No. 1 (2024): Bali Medical and Wellness Journal
Publisher : PT BMW Journal Sejahtera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71341/bmwj.v1i1.10

Abstract

Introduction: Despite the significant benefits of breastfeeding, the proportion of exclusive breastfeeding in Indonesia remains low. Husbands, being one of the closest persons to breastfeeding mothers, might be an appropriate target for breastfeeding promotion. This study aims to investigate husband support in exclusive breastfeeding. Methods: A cross-sectional study was conducted in the working area of Dawan II Community Health Center from October to December 2018. Data was collected using questionnaires given to mothers with babies aged 6-24 months who had a husband. Analysis was performed using chi-square test and logistic regression on SPSS version 21. Results: The proportion of exclusive breastfeeding was 55.8%. Chi-square test revealed that husband support has a significant association with exclusive breastfeeding, with a PR of 3.6 (p<0.001; 95%CI= 1.48-8.73). Other associated variables were mother's educational level and parity. Multivariate analysis confirmed the association of husband's support with exclusive breastfeeding (AOR=14.22; p=0.004). Conclusion: Husband support is crucial in exclusive breastfeeding, and husbands should also be targeted for health promotion regarding exclusive breastfeeding.
Analysis of children's dietary factors in the first 1000 days of life with the incidence of stunting in Gianyar Regency Pradnyawati, Luh Gede; Juwita, Dewa Ayu Putu Ratna; Wijaya, Made Indra
Science Midwifery Vol 13 No 3 (2025): August: Health Sciences and related fields
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/midwifery.v13i3.2011

Abstract

Background: 1000 days period first life, which begins since moment conception until child 2 years old, is the most critical period for repair development physical and cognitive child. Stunting, or short stature, is a nutritional problem that persists in Indonesia, alongside underweight and overweight/obesity. Public especially parents who are less good in effort fulfillment need nutrition in the “golden period” become factor emergence problem nutrition. Objective: To analyze the factors of children's dietary patterns in the first 1000 days of life with the incidence of stunting in Gianyar Regency. Method: Study done with using research design case control for know analysis of factors influencing children's dietary patterns during the first 1000 days of life and the incidence of stunting in Gianyar Regency. Results: Material food source carbohydrates that are often consumed by toddlers both in the stunting group and group not stunting is white rice and porridge. Sources of protein that are often consumed by stunting groups and groups not stunting is meat chicken and eggs chicken. Based on results analysis, frequency eat source vegetables, it is known type material frequent foods consumed in the stunting group is spinach and carrots. While those that are often consumed group not stunting is spinach, carrots, and mustard greens green. Conclusion: With focus on optimization intake carbohydrates, protein, and vegetables during 1000 days of life, it is expected prevalence of stunting in the Gianyar Regency can lowered in a way significant, ensuring generation upcoming grow healthy and optimal.