Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Faktor Risiko Kejadian Dispepsia di Wilayah Kerja Puskesmas Amahai Wiwi Rumaolat; Sunik Cahyawati
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12, No 2 (2021): April 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf12214

Abstract

Dyspepsia is the name for a syndrome in the form of pain or discomfort in the gut, nausea, bloating, vomiting, belching, feeling full quickly, and the stomach feeling full / full. This study aims to determine the factors associated with the incidence of dyspepia in the work area of the Amahai Public Health Center, Amahai District, Central Maluku Regency in 2019. The design of this type of research uses an observational research method with a case-control research design. The study ampel size was 68 cases and 68 controls. In being collected from medical record documents, then the Odd ratio is calculated. The results showed that there was a relationship between the incidence of dyspepsia with knowledge (OR = 4.696), diet (OR = 6.714); and there was no relationship between the incidence of dyspepsia and attitude (OR = 0.860). Key words: knowledge; attitude; dietary habit; the incidence of dyspepsia ABSTRAK Dispepsia merupakan sebutan untuk suatu sindroma berupa nyeri atau rasa tidak nyaman pada ulu hati, mual, kembung, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, dan perut merasa penuh/begah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dispepia di wilayah kerja Puskesmas Amahai Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah pada tahun 2019. Desain jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional dengan rancangan penelitian case-control. Ukuran ampel penelitian adalah 68 kasus dan 68 kontrol. Dalam dikumpulkan dari dokumen rekam medik, selanjutnya dilakukan penghitungan Odd ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara kejadian dispepsia dengan pengetahuan (OR = 4,696), pola makan (OR = 6,714); dan tidak ada hubungan antara kejadian dispepsia dengan sikap (OR = 0,860). Kata kunci: pengetahuan; sikap; pola makan; kejadian dispepsia
Korelasi Antara Asupan Energi dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan di Desa Haria Syaerifah Hidayati Waliulu; Wiwi Rumaolat
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12, No 2 (2021): April 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf12216

Abstract

The incidence of stunting can increase the risk of illness and death as well as impaired motor and mental abilities. The report of Puskesmas Porto Haria, shows that in the village of Haria in 2018, there were 2.33% of children in the short category and 1.71% of very short under five, while in 2019, 2.33% of children in the short category and very short toddlers. short as much as 1.71%. This study aims to analyze the relationship between energy intake and the incidence of stunting in toddlers aged 24-59 months. The study design was cross-sectional. Data collection was carried out using instruments in the form of a questionnaire and a food intake recall form within 24 hours. The results of the analysis showed that low energy intake was 33 toddlers, and enough energy intake was 18 toddlers. The results of hypothesis testing showed the value of p = 0.002, so it can be concluded that there is a significant relationship between energy intake and the incidence of stunting. Key words: energy intake; incidence of stunting; toddler ABSTRAK Kejadian stunting dapat meningkatkan risiko kesakitan dan kematian serta terhambatnya kemampuan motorik dan mental. Laporan Puskesmas Porto Haria, menunjukkan bahwa di desa Haria pada tahun 2018, balita dalam kategori pendek sebanyak 2,33% dan balita sangat pendek sebanyak 1,71%, sedangkan pada tahun 2019, balita dalam kategori pendek sebanyak 2,33% dan balita sangat pendek sebanyak 1,71%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara asupan energi dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan. Desain penelitian adalah cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen berupa kuesioner dan formulir Recall asupan makanan dalam 24 jam. Hasil analisis menunjukkan bahwa asupan energi rendah sebanyak 33 balita, dan asupan energi cukup sebanyak 18 balita. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai p = 0,002, sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara asupan energi dengan kejadian stunting. Kata kunci: asupan energi; kejadian stunting; balita
FAKTOR–FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMENORHEA PRIMER PADA SISWI MA AL-IKHLAS KAIRATU Wiwi Rumaolat
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 10, No 3 (2020): Agustus 2020
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/10301

Abstract

The problem of human waste disposal is a major problem because of human waste (feces) is a source of multi-complex disease spread. The research design used in this study was a pre-experimental study. From a total of 81 respondents, the results showed that the pre-test showed that respondents with good knowledge were 23 people (28.4%) and respondents with sufficient knowledge were 58 people (71.6%). Meanwhile, the post-test results of good knowledge were 73 people (90.1%), and respondents with sufficient knowledge were 8 people (9.9%). Based on the results of the nonparametric Wilcoxon test who experienced a decrease in knowledge by 3 people and whose knowledge increased as many as 53 people and their knowledge remained as many as 25 people with a significant value of 0.000. From the result of this research can be this study shows that there is a significant change in the level of knowledge before and after the interview. Keywords : latrine; health education ABSTRAK Masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah yang pokok karena kotoran manusia (feces) adalah sumber penyebaran penyakit multikompleks. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pra eksperimental. Dari total 81 responden didaptkaan hasil bahwa pre test menunjukan bahwa responden dengan pengetahuan yang baik sebanyak 23 orang (28,4%), dan responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 58 orang (71,6%) sedangkan post test di dapatkan bahwa pengetahuan responden yang baik sebanyak 73 orang (90,1%), dan responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 8 orang (9,9%) berdasarkan hasil uji nonparametrik Wilcoxon yang mengalami penurunan pengetahuan sebanyak 3 orang dan yang pengetahuannya meningkat sebanyak 53 orang dan yang pengetahuannya tetap sebanyak 25 orang dengan nilai 0,000 (P < 0,05). Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perubahan tingkat pengetahuan yang bermakna sebelum dan sesudah intervensi. Kata kunci: jamban; health education
Gambaran Deteksi Dini Kanker serviks pada WUS di RSUD Piru Dewi Susanti; Wiwi Rumaolat; Ayu Lestari
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 8 (2018): Nomor Khusus Hari Kesehatan Nasional
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik8hkn22

Abstract

Kanker serviks dan upaya pencegahannya masih merupakan masalah yang menarik perhatian para professional kesehatan. Dalam hal ini penting dilakukan upaya pencegahan terhadap penyakit seperti kanker serviks karena kanker serviks merupakan jenis kanker yang dapat dicegah dan di deteksi secara dini sehingga sangat diperlukan sosialisasi dan skrining terhadap penyakit ini. Bertujuan untuk mengetahui gambaran deteksi dini kanker serviks dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam asetat (IVA) dan Pap Smear di RSUD Piru. Rancangan ini dimaksudkan untuk menganalisis gambaran tentang deteksi dini kanker serviks pada WUS Di RSUD Piru. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 12 orang. Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu Sebagian besar WUS yang dating melakukan pemeriksaan pap smear dan IVA di RSUD Piru memiliki umur 36-45 tahun, tingkat pendidikan yang terbanyak adalah SMU/SMK, Sebagian besar WUS memiliki pengetahuan yang cukup, Usia WUS saatmenikah yang paling terbanyak antara umur 20-30 tahun, Untuk paritas yang paling bnyak adalah 2-4 orang anak, Media masa dan internet merupakan sumber informasi yang sering digunakan, dan penghasilan WUS yang paling banyak adalah ≥ Rp. 1.925.000 Kata kunci: pap smear; IVA test
Antibacterial Activity Test of Methanol Extract Rambutan Leaf (Nephelium lappaceum L.) The Origin of Waimital Village Against Staphylococcus aureus Wiwi Rumaolat
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 10, No 2 (2020): Mei 2020
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik10204

Abstract

Various treatments using natural ingredients that can be selected as a solution to overcome the disease. One of the many plants used as traditional medicine is the rambutan plant (Nephelium lappaceum L.), which is used as an antibacterial. This study aims to examine the presence of antibacterial activity in methanol extract of rambutan leaves (Nephelium lappaceum L.) against Staphylococcus aureus, determine differences in antibacterial activity at various concentrations, as well as knowing the chemical components found in rambutan leaves. An antibacterial activity test was carried out using the diffusion method of the wells. Antibacterial activity is characterized by the formation of a clear zone around the wellbore called the inhibition zone. This study used four treatments namely 5%, 20%, 50%, and 75%, and Chloramphenicol as a positive control and sterile aqua dest as a negative control. The results showed that rambutan leaf extract at a concentration of 5% was 0 mm, a concentration of 20% was 16 mm, a concentration of 50% was 21 mm, a concentration of 75% was 26 mm, whereas for control (-) was 0 mm, control (+) is 30 mm. This research proves that the Rambutan Leaves (Nephelium lappaceum L.) Extract Methanol has antibacterial activity against Staphylococcus aureus because it has chemical compounds, including tannin, flavonoids, and saponins, with an effective concentration of 75%. Keywords: Rambutan Leaves; Antibacterial; Staphylococcus aureus; Wells Diffusion Method. ABSTRAK Beragam pengobatan dengan menggunakan bahan alam yang dapat dipilih sebagai solusi mengatasi penyakit. Salah satu dari sekian banyak tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional adalah tumbuhan rambutan (Nephelium lappaceum L.), yang dimanfaatkan sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya aktivitas antibakteri pada ekstrak metanol daun rambutan (Nephelium lappaceum L.) terhadap Staphylococcus aureus, mengetahui perbedaan aktivitas antibakteri pada berbagai konsentrasi, serta mengetahui komponen kimia yang terdapat pada daun rambutan. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan dengan metode difusi sumuran. Aktivitas antibakteri ditandai dengan terbentuknya zona bening disekitar lubang sumuran yang disebut zona hambat. Penelitian ini menggunakan 4 perlakukan konsentrasi yaitu 5%, 20%, 50%, dan 75%, serta Kloramfenikol sebagai kontrol positif dan aquadest steril sebagai kontrol negatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak daun rambutan pada konsentrasi 5% adalah 0 mm, konsentrasi 20% adalah 16 mm, konsentrasi 50% adalah 21 mm, konsentrasi 75% adalah 26 mm, sedangkan untuk kontrol (-) adalah 0 mm, kontrol (+) adalah 30 mm. Penelitian ini membuktikan bahwa Ekstrak Metanol Daun Rambutan (Nephelium lappaceum L.) memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus karena memiliki senyawa kimia antara lain tannin, flavonoid dan saponin dengan konsentrasi efektif adalah 75%. Kata kunci: daun rambutan; antibakteri; Staphylococcus aureus; metode difusi sumuran
Hubungan Merokok dengan Kejadian Hipertensi di Desa Kamal Kecamatan Kairatu Barat Kabupaten Seram Bagian Barat Sunik Cahyawati; Wiwi Rumaolat; Abd. Rijali Lapodi
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 9, No 3 (2019): Agustus 2019
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik9317

Abstract

Introduction: Hypertension is one of the causes of premature death in people in the world. Objective: to analyze the relationship between smoking and the incidence of hypertension in Kamal Village, Kairatu Barat District, West Seram District. Methods: The study design was cross-sectional. Data were collected through interviews and blood pressure measurements, then analyzed using the Pearson correlation test and Spearman correlation test. Results: The results of data analysis showed that there was a relationship between the number of cigarettes and the incidence of hypertension (p-value = 0.000), there was a relationship between the length of smoking and the incidence of hypertension (p-value= 0.008) and there was no relationship between the type of cigarette and the incidence of hypertension (p-value = 0.519). Conclusion: The incidence of hypertension is related to the number of cigarettes and duration of smoking. Keywords: hypertension; number of cigarettes; duration of smoking ABSTRAK Pendahuluan: Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian dini masyarakat di dunia. Tujuan: menganalisis hubungan antara merokok dengan kejadian hipertensi di Desa Kamal, Kecamatan Kairatu Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat. Metode: Desain penelitian ini yaitu cross-sectional. Data dikumpulkan melalui wawancara dan pengukuran tekanan darah, lalu dianalisis menggunakan uji korelasi Pearson dan uji korelasi Spearman. Hasil: Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada hubungan antara jumlah batang rokok dengan kejadian hipertensi (p-value = 0,000), ada hubungan antara lama merokok dengan kejadian hipertensi (p-value = 0,008) dan tidak ada hubungan anatara jenis rokok dengan kejadian hipertensi (p-value = 0,519). Kesimpulan: Kejadian hipertensi berhubungan dengan jumlah batang rokok dan lama merokok. Kata kunci: hipertensi; jumlah batang rokok; lama merokok
Factors That Influence Non-Compliance with Lung TB Patients in OAT Consumption in Bula Health Center Wiwi Rumaolat
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 10, No 3 (2020): Agustus 2020
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik10304

Abstract

Lung TB is an infectious disease caused by a bacterial form (bacilli) known as Mycobacterium tuberculosis Zopf. based on the WHO Global TB Report 2018, it is estimated that the incidence of pulmonary TB in Indonesia reaches 842 thousand cases with a mortality rate of 107 thousand cases. This study aims to find out what factors are associated with non-compliance of pulmonary TB patients in consuming OAT in Bula Health Center in 2020. This study uses a quantitative approach with a cross-section research design. Sampling is done by total sampling where the total sample size is 35 people, research instruments using questionnaires and data processed by SPSS program, and data analysis using chi-square with a significance level of 0.0. The results in this study are obtained a significant relationship between non-compliance with knowledge (p = 0.025), there is no significant relationship between non-compliance with education (p = 0.455), drug side effects (p = 0.815), and the role of PMO (p = 0.711). From these results, it can be concluded that knowledge can influence non-compliance of pulmonary TB patients in consuming OAT while education, side effects of drugs, and the role of PMO does not affect non-compliance of pulmonary TB patients in consuming OAT. Keywords: pulmonary tuberculosis; non-compliance ABSTRAK Penyakit TB Paru merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri berbentuk (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis Zopf. Berdasarkan WHO Global TB Report 2018, diperkirakan insiden TB paru di Indonesia mencapai 842 ribu kasus dengan angka mortalitas 107 ribu kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor–faktor apa saja yang berhubungan dengan ketidakpatuhan pasien TB Paru dalam mengkonsumsi OAT di Puskesmas Bula Tahun 2020. Penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan penelitian cross-sectional, teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dimana jumlah sampel sebanyak 35 orang, Instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner dan data diolah dengan menggunakan program SPSS. Untuk menganalisis data peneliti menggunakan chi-square dengan tingkat kemaknaan 0,0. Hasil dalam penelitian ini yaitu diperoleh ada hubungan yang singnifikan antara ketidakpatuhan dengan pengetahuan (p=0,025), tidak ada hubungan yang singnifikan antara ketidakpatuhan dengan pendidikan (p=0,455), tidak ada hubungan yang signifikan antara ketidakpatuhan dengan efek samping obat (p=0,815), dan tidak ada hubungan yang singnifikan antara ketidakpatuhan dengan peran PMO (p=0,711). Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi ketidakpatuhan pasien TB Paru dalam mengkonsumsi OAT sedangkan pendidikan, efek samping obat dan peran PMO tidak mempengaruhi ketidakpatuhan pasien TB Paru dalam mengkonsumsi OAT. Kata kunci: TBC paru-paru; ketidakpatuhan
Hubungan Perilaku dengan Kejadian Varicela pada Anak Usia 2-4 Tahun di Desa Sepa Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah M. Dahlan Sely; Wiwi Rumaolat; Abdul Rijali Lapodi
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 11, No 3 (2021): Agustus 2021
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik11310

Abstract

Chickenpox disease or in medical terms called varicella is an infection caused by the varicella-zoster virus. The purpose of this research is to find out the behavioral relationship with the occurrence of varicella in children aged 2-4 years in the village of Sepa, Amahai District, Central Maluku Regency. This research used a descriptiveanalytic survey design in which this researcher aims to look for the relationship of knowledge, attitudes, and actions with the occurrence of varicella in the village Sepa data collection are done by interview method using a questionnaire tool. The population of this research was all mothers who have 2-4 years old children in Sepa village with 34 children. Sampling in this study used a total sampling method so that the sample of this study was 34 children. Data were analyzed Chi-square test. The results based on the results of the study, that there is no relationship between knowledge and the incidence of varicella p-value of 0.510 (>0.05), there is no relationship between attitude and varicella occurrence p-value of 0.500 (>0.05), there is no relationship between the action with the occurrence of varicella value of p-value 0.241 (>0.05). In the village of Sepa, Amahai sub-district, Central Maluku district, this was due to the varicella occurrence in the village of Sepa due to other factors not examined in this study. Keyword : knowledge; attitude; action; varicellaABSTRAK Penyakit cacar air atau dalam istilah medis disebut varicella adalah infeksi yang disebabkan virus varicella zoster. Tujuan Penetitian ini untuk mengetahui hubungan perilaku terhadap kejadian vericella pada anak usia 2-4 tahun di desa Sepa Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah. Penelitian menggunakan rancangan survei deskriptif analitik dimana peneliti ini bertujuan untuk mencari hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan dengan kejadian vericella di desa sepa pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dengan menggunakan alat bantu kuesioner. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak usia 2-4 tahun di Desa Sepa dengan jumlah 34 orang anak. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode total sampling sehingga Sampel penelitian ini adalah sebanyak 34 orang anak.  Data dianalisis menggunakan uji Chi-square. Hasil berdasarkan hasil penelitian, bahwa Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian penyakit varicella nilai p value 0,510 (>0,05), tidak ada hubungan antara sikap dengan kejadian varicella nilai p value 0,500 (>0,05), tidak ada hubungan antara tindakan dengan kejadian varicella nilai p value 0,241 (>0,05) di Desa Sepa, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, hal ini disebabkan karena kejadian varicella di Desa Sepa disebabkan oleh faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.Kata kunci: pengetahuan; sikap; tindakan; varicella
HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KUALITAS HIDUP PENDERITA KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUANO SELATAN KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT Aulia Debby Pelu; Wiwi Rumaolat; Naba Naba
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 7 (2017): Nomor Khusus Hari Kesehatan Nasional
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.391 KB)

Abstract

Kusta adalah suatu penyakit menular, menahun dan disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae) yang menyerang saraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya kecuali susunan saraf pusat Tanda dan gejala kusta yang tidak diobati diantaranya adalah munculnya kecacatan pada tangan, kaki, wajah, telinga sehingga kecacatan ini bagi sebagian orang nampak menakutkan dan menyebabkan penderitanya dijauhi, Kecacatan yang dialami memberikan dampak fisik maupun psikis pada responden, dampak fisiknya adalah berkurangnya kemampuan fungsional tubuh yang mengalami kecacatan, sedangkan dampak psikisnya adalah munculnya permasalahan konsep diri pada pasien. Tujuan penelitian ini adalah Untuk Menganalisis hubungan konsep diri dengan kualitas hidup penderita kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Buano Selatan Kecamatan Waisala Kabupaten Seram Bagian Barat. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian Deskritif analitik dengan menggunakan pendekatan Cros Sectional study. Sampel yang digunakan sebanyak 30 responden Pengumpulan data dilakukan dengan lembar Kuisioner dengan cara wawancara langsung. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan komputer program microsoft excel dan program statistik (SPSS) versi 24 dengan uji Mann Whytney dan kemaknaan _ = 0,05. Dari hasil analisis bivariat terdapat hubungan konsep diri dengan kualitas hidup penderita kusta (p= 0,002). Kata kunci: Konsep diri, Kualitas Hidup
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG Arthritis Gout TERHADAP PENGETAHUAN PENDERITA DI DESA WAKASIHU KECAMATAN LEIHITU BARAT KABUPATEN MALUKU TENGAH Wiwi Rumaolat
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 11, No 2 (2021): Mei 2021
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik11201

Abstract

Pain due to gout arthritis can cause immobility, social and psychosocial disorders in the elderly. This study aims to analyze the effect of health education on gout arthritis on the knowledge of patients in Wakasihu Village, West Leihitu District, Central Maluku Regency. This study applied a one group pretest-posttest design without a control group. The intervention given was health education for people with gout arthritis. Before the provision of health education, most of the sufferers had a low level of knowledge (73.3%), while after the provision of health education, most of the patients had a good level of knowledge (76.7%). The Wilcoxon test results show p-value = 0.000, so it was interpreted that there is a difference in the level of knowledge between before and after the provision of health education. Furthermore, it was concluded that health education had an effect on the knowledge of gout arthritis sufferers in Wakasihu Village, West Leihitu District, Central Maluku Regency. Keywords: gout arthritis; health education; knowledge ABSTRAK Nyeri akibat gout arthritis dapat menyebabkan immobilitas, gangguan sosial, dan psikososial pada lansia. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan tentang gout arthritis terhadap pengetahuan penderita di Desa Wakasihu Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah. Penelitian ini menerapkan one group pretest-posttest design tanpa kelompok kontrol. Intervensi yang diberikan adalah pendidikan kesehatan kepada penderita gout arthritis. Sebelum pemberian pendidikan kesehatan, sebagian besar penderita memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori kurang (73,3%), sedangkan sesudah pemberian pendidikan kesehatan, sebagian besar penderita memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori baik (76,7%). Hasil uji Wilcoxon menunjukkan p-value = 0,000, sehingga diinterpretasikan bahwa ada perbedaan tingkat pengetahuan antara sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan. Selanjutnya disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan berpengaruh terhadap pengetahuan penderita gout arthritis di DesaWakasihu Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah. Kata kunci: gout arthritis; pendidikan kesehatan; pengetahuan