Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Nilai gula darah 2 jam post prandial pada pasien Diabetes Melitus tipe II dengan kecepatan pengunyahan terkontrolBlood sugar level 2 hours postprandial in patients with type II diabetes mellitus with controlled mastication speed Maghfira Indriawati Iswiningtyas; Kartika Indah Sari; Riani Setiadhi
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 3, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v3i1.21448

Abstract

Pendahuluan: Diabetes melitus tipe II merupakan penyakit metabolik akibat tidak pekanya jaringan tubuh terhadap insulin yang disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, salah satunya adalah pola makan, mulai dari jumlah, jenis, maupun kebiasaan mengunyah. Kecepatan pengunyahan mempengaruhi tingkat obesitas serta faktor risiko dari penyakit diabetes melitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai gula darah 2 jam postprandial pada pasien rawat jalan kasus diabetes melitus tipe II di RSUD Kota Bandung dengan kecepatan pengunyahan terkontrol. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan teknik purposive sampling. Penelitian dilakukan dengan melihat nilai gula darah 2 jam postprandial setelah memberikan makanan porsi diet khusus pasien diabetes melitus tipe II yang dikunyah dengan kecepatan 40 kali kunyahan dalam satu menit. Hasil: Sebanyak 16 dari 20 responden mengalami penurunan nilai gula darah dengan rentan 0-150 mg/dL dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dan 4 sisanya mengalami kenaikan nilai gula darah dengan rentan 0-50 mg/dL. Simpulan: Nilai gula darah 2 jam postprandial pada penderita diabetes melitus tipe II di RSUD Kota Bandung dengan kecepatan pengunyahan terkontrol mengalami penurunan pada 16 dari 20 responden.Kata kunci: Diabetes melitus tipe II, kecepatan pengunyahan, nilai gula darah 2 jam postprandial ABSTRACTIntroduction: Type II diabetes mellitus is a metabolic disease due to the lack of sensitivity of the body's tissues to insulin caused by an unhealthy lifestyle, one of which is eating patterns, ranging from the number, type, and mastication habit. Mastication speed affects the level of obesity and risk factors for diabetes mellitus. This study was aimed to determine the blood sugar level of 2 hours postprandial in outpatients with type II diabetes mellitus cases in Bandung Regional Public Hospital with controlled mastication speed. Methods: The type of research used was descriptive with purposive sampling technique. The study was conducted by observing the blood sugar level of 2 hours postprandial after giving a particular diet portion of type II diabetes mellitus patients who chewed at 40 times in the mastication speed in one minute. Results: A total of 16 of the 20 respondents experienced a decrease in their blood sugar level with susceptible 0-150 mg / dL compared to the previous month, and the remaining 4 respondents experienced increases in their blood sugar values with susceptible 0-50 mg / dL. Conclusion: Blood sugar level of 2 hours postprandial in patients with type II diabetes mellitus in Bandung Regional Public Hospital with controlled mastication speed decrease in 16 of 20 respondents.Keywords: Type II diabetes mellitus, mastication speed, blood sugar level 2 hours postprandial
Tekstur makanan: sebuah bagian dari food properties yang terlupakan dalam memelihara fungsi kognisi? (Food texture: a part of the food properties that ignorable for maintaining cognitive function?) Kartika Indah Sari; Winny Yohana
Makassar Dental Journal Vol. 4 No. 6 (2015): Vol 4 No 6 Desember 2015
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.608 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v4i6.236

Abstract

Tekstur makanan adalah hasil dari respon tactile sense terhadap bentuk rangsangan fisik ketika terjadi kontak antara bagian di dalam rongga mulut dan makanan. Penelitian pada hewan dan manusia mengungkapkan bahwa aktivitas mastikasi mempengaruhi fungsi kognisi di hipokampus, suatu regio pada sistem saraf pusat yang penting untuk learning dan spasial memory. Artikel ini bertujuan membahas beberapa hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan tekstur makanan, mastikasi dan fungsi kognisi. Aktivitas mastikasi merupakan aktivitas yang sangat kompleks yang merupakan kegiatan sensoris motoris. Gangguan terhadap fungsi mastikasi mempengaruhi morfologi hipokampal dan hipokampus melalui kemungkinan proses degenerasi, terutama pada manula. Penelitian-penelitian yang membahas topik ini masih terus berlangsung. Disimpulkan bahwa tekstur makanan yang padat atau keras dapat memelihara kemampuan learning dan memory, namun ingestion tekstur makanan lunak dalam jangka waktu yang lama kemungkinan akan mempengaruhi kemampuan learning dan memory melalui kemungkinan hubungan dengan neurogenesis hipokampal.
Evaluasi Perencanaan Pondasi Sumuran Pada Jembatan Bo’u Lahomi Nias-Barat Yustinus Y.P Gulo; Nurmaidah; Kartika Indah Sari
JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING BUILDING AND TRANSPORTATION Vol. 7 No. 1 (2023): JCEBT MARET
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jcebt.v7i1.8571

Abstract

Jembatan Bo’u Lahomi-Nias Barat adalah jembatan yang berbentang 11,80 m. Bangunan bawah jembatan terdiri dari abutment dan pondasi. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui daya dukung pondasi sumuran dan faktor keamanan terhadap beban yang bekerja. Selain data-data lapangan, analisis ini memerlukan uji parameter tanah di laboratorium. Parameter yang di uji adalah berat jenis (Gs), analisa saringan kadar air, density, kuat geser (directshear) tanah di lapangan. Berdasarkan hasil analisis daya dukung pada pondasi sumuran di dapatkan bahwa nilai kapasitas daya dukung tiang kelompok pondasi sumuran 2510,78 Ton dan beban maksimal yang bekerja pada pondasi 1550,40 Ton, dengan hasil analisis tulangan yang di gunakan pada pile cap didapatkan tulangan lentur 10 D 22, tulangan bagi 15 Ø 13, dan tulangan geser pada arah X Ø 10 – 140 dan Y Ø 10 – 100 dan analisis penulangan pada pondasi sumuran di dapatkan tulangan pokok 35 D 19-250 dan tulangan spiral Ø 12 – 50 dengan kuat kolom sebesar 7654,153 Ton > Pu = 1550,40 Ton, dengan demikian daya dukung pondasi sumuran pada jembatan bo’u memenuhi syarat dan aman terhadap beban yang di terima
KAJIAN PENGARUH CAMPURAN ASPHALT DENGAN TAMBAHAN BENZOIN TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL Kartika Indah Sari; Rizky Franchitika; Asri Afriliany Surbakti; Nurkhasanah Rina Puspita; Soraya Muthma Innah Nasution
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 4 No. 9: Februari 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Factors that support the development of an area are improving transportation facilities in the form of roads. The aim of improving roads is to facilitate all activities directly related to movement, both people and goods. For this reason, improving the quality of transportation facilities in the form of roads currently needs attention. Efforts to improve road quality can be carried out by research in the form of variations in pavement layer mixtures with various kinds of added materials. One variation of the mixture that can be used is benzoin (incense resin). Benzoin is a forest product that has similar physical properties to asphalt. With this research, it is hoped that the addition of benzoin will affect the results of the Asphalt Concrete-Binder Course mixture when viewed from the Marshall characteristics. This research method uses the Marshall Method and the Marshall test procedure follows SNI 06-2489-1991 with reference to the 2018 General Specifications. The research results show that the optimum asphalt content obtained for each variation is: Normal Asphalt (5.55%), Asphalt with 5% benzoin added (5.45%), Asphalt with 10% benzoin added (5.35%) and Asphalt with 15% benzoin added (5.25%). Next, test values were obtained after optimum asphalt content for all parameters, namely stability, flow, VIM, VMA, VFB, Marshall Quotient and residual stability values for all variations. And the final research results, that the use of 15% benzoin additives in asphalt mixtures cannot be used because the Marshall residual stability value does not meet the 2018 General Specifications.